Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu masyarakat memiliki seperangkat keterbatasan dan potensi.

Berdasarkan struktur dan pengalaman sejarahnya, potensi kebudayaan masyarakat Bali :a) memperlihatkan diri sebagai suatu sistem yang penuh vitalitas, selektif dan adaptif; b) merupakan satu sistem yang unik dan identitas yang jelas; c) merupakan perwujudan kebudayaan ekpresif, memiliki landasan etika dan estetika yang kuat; d) memiliki akar dan daya dukung lembaga-lembaga tradisional yang kokoh; e) memperlihatkan kekayaan variasi serta kaya konsepsi-konsepsi yang dapat dipakai sebagai landasan pembangunan (Ardhana, 1991). Prinsip Tri Hita Karana telah menjadi dasar tradisi budaya termasuk keberadaan lembaga / pranata sosial budaya masyarakat Bali yang berupa banjar pakraman, subak, sekaa, pecalang, Lembaga Perkreditan Desa dan sebagainya. Contoh dalam sistem kesatuan hidup di Bali, di samping terdapat krama desa (warga masyarakat) sebagai unsur pawongan dan wewidangan sebagai unsur palemahan, juga dilengkapi dengan Khayangan Tiga identik dengan unsur parahyangan. Pura yang ada di setiap Pura Kahyangan Tiga identik dengan pura teritorial, yang jumlahnya tiga buah sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai

pencipta, pemelihara, dan pemralina (penghancuran/ mengembalikan ke asalnya), yaitu Pura Puseh, Pura Dalem, Pura Desa Bale Agung. Desa Pakraman di Bali adalah contoh komunitas kecil yang diikat oleh rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dengan wilayah yang jelas dan ikatan sistem tempat persembahyangan yang disebut kahyangan tiga. Sebagai sebuah komunitas, Desa Pakraman memiliki unsur-unsur parahyangan yang mencakup lingkungan spiritual-religius; pawongan mencakup unsur personal dan sumber daya manusia; palemahan yang merupakan unsur material dan fisik. Ketiga aspek, yakni parahyangan, pawongan dan palemahan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam implementasinya. Namun, dari aspek kehidupan nyata, dapat dilihat bahwa aspek pawongan memiliki kaitan langsung terhadap keharmonisan hubungan di antara sesama manusia dalam suatu wilayah tertentu. Hal ini disebabkan, tujuan akhir kehidupan jasmaniah sesuai dengan ajaran agama Hindu adalah Jagadhita, yaitu berhasil terwujudnya dharma (perbuatan baik), artha (materi), kama (kesenangan), moksha (kebebasan abadi dengan atman dan manunggal dengan Brahman). Pemerintah memiliki tiga fungsi dalam mensejahterakan masyarakat yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. Fungsi alokasi yaitu semua barang dan jasa disediakan oleh pemerintah sebagai hasil masyarakat dan mengetahui barang dan jasa apa yang diinginkan masyarakat. Fungsi distribusi yaitu pemerintah berupaya menyalurkan pendapatan dan kekayaan kepada masyarakat agar masyarakat
2

menjadi sejahtera. Fungsi stabilisasi yaitu pemerintah dengan kebijakan fiscal perlu mempertahankan untuk mencapai tujuan (Resohadiprodjo, 2001:37-39). Berdasarkan tiga fungsi tersebut pemerintah berhak membantu masyarakat antara lain mendirikan sebuah lembaga keuangan desa dan tentunya bekerja sama dengan Desa Pakraman, sehingga didirikanlah Lembaga Perkredian Desa, yaitu lembaga keuangan milik desa, dimana pengawas internal merupakan badan pengawas yang dibentuk oleh desa. Gubernur sebagai kepala daerah Provinsi Bali melakukan pembinaan dan pengawasan kepada setiap Lembaga Perkredian Desa dengan menugaskan pembinaan umum kepada Badan Pembinaan Umum Provinsi dan Badan Pembinaan Umum Kabupaten/Kota. Serta Gubernur menugaskan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali sebagai pembina teknis dan pengawas internal Lembaga Perkredian Desa. Dengan adanya peran pemerintah dalam Lembaga Perkredian Desa, maka kesejahteraan masyarakat Bali dapat tercapai, terlebih Bali merupakan daerah tujuan pariwisata. Hal ini tidak lain karena pengaruh adat budaya masyarakat Bali yang dibungkus berdasarkan spirit Hindu. Komunikasi dalam suatu organisasi dianggap sangat penting karena memberikan pemahaman bersama, menyamakan presepsi dan pandangan terhadap suatu masalah. Komunikasi organisasi merupakan suatu kegiatan komunikasi yang berlangsung dalam keseluruhan kegiatan proses kerjasama manusia yang tergabung dalam suatu wadah organisasi, sehingga tujuan anggota maupun tujuan dari organisasi dapat tercapai. Kegiatan-kegiatan penyampaian pesan atau informasi dari
3

komunikator kepada komunikan tersebut berlangsung dalam keseluruhan proses kegiatan organisasi tersebut. Komunikasi organisasi tersebut dapat berlangsung secara internal organisasi yaitu antar sesama anggota atau bagian-bagian yang ada dalam wadah organisasi dan berlangsung dengan pihak-pihak external atau diluar organisasi (Devito, 1997:340). Komunikasi dapat juga meliputi komunikasi verbal dan non verbal. Karena tindakan kumunikasi dapat juga dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak lahir, dan tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Penerapan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk menumbuhkan suatu pengertian bersama, serta dapat mempengaruhi orang lain secara halus melalui teknik-teknik komunikasi yang ada. Terlebih dalam proses organisasi yang ada di masyarakat, peranan komunikasi sangatlah penting untuk menciptakan ajaran agama dalam kehidupann sehari-hari. Tiap Lembaga Perkreditan Desa memiliki cara tersendiri dalam

berkomunikasi dengan anggota untuk meningkatkan kualitas kerja pegawainya. Biasanya untuk meningkatkan kualitas kerja dilakukan dengan terjadinya komunikasi internal diantara pengelola/ pengurus (pemimpin dan pegawai), adanya keterbukaan dan kejujuran terutama dalam laporan keuangan, serta tidak membedakan pelayanan kepada anggota (nasabah), nasabah antara Hindu dan non Hindu. Adanya semangat kerjasama di antara pengurus untuk memajukan koperasi dan sebagainya.
4

Pertumbuhan perekonomian sekarang ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan sebagai akibat dari krisis multidimensi sehingga dalam pelaksanaan pembangunan nasional, dimana segenap kemampuan modal dan potensi dalam negeri harus dimanfaatkan dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan di bidang ekonomi. Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dalam bidang ekonomi, maka pemerintah maupun swasta harus bersinergi dalam memajukan perekonomian nasional (Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Kota Denpasar, tt : 1 - 4). Manusia adalah makhluk homo socius (manusia yang hidup dalam kelompok masyarakat) hanya mampu mempertahankan eksistensinya lewat kehidupan bermasyarakat. Artinya, manusia harus melibatkan diri dalam kegiatan

pengembangan kerjasama dan hubungan interdependen (saling bergantung) dengan manusia lain. Di samping itu, manusia harus mengatur dan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya yang diarahkan kepada pencapaian suatu tujuan. Kondisi semacam ini lazim disebut kondisi the organizing animal (Sukanto, dkk, 1995 : 24). Lebih jauh dari pada itu Gibson, dkk (1996 : 48) menyatakan bahwa salah satu tujuan manusia untuk mendirikan organisasi (Lembaga Perkredian Desa) adalah untuk memungkinkan seseorang mencapai hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh orang lain bila dikerjakan sendiri-sendiri. Ini berarti bahwa terwujudnya suasana kerja yang harmonis dalam suatu perusahan amat tergantung dari :

1. Kemampuan pihak manajemen untuk mewujudkan suasana religius dalam kaitannya dengan meningkatan sraddha (keimanan) dan bhakti terhadap Tuhan, baik pada diri karyawan maupun pada diri manajemen (Parahyangan) 2. Kemampuan pihak manajemen untuk mewujudkan hubungan sosial, yakni kerjasama dan harmoni antara sesama manusia, baik di dalam maupun di luar perusahan (Pawongan) 3. Kemampuan pihak manajemen untuk menciptakan suasana dan lingkungan kerja secara fisik yang favorable bagi aktivitas manusia dalam pelaksanaan fungsi dan perannya dalam perusahan (Palemahan) Suasana harmonis hanya dapat terwujud bila ada kerjasama yang baik di antara kedua belah pihak, yaitu antara manajemen dan karyawan. Kerjasama yang baik diperlukan sebagai prasarana bagi kegiatan-kegiatan dalam usaha yang bebas dari pertentangan dan ketegangan. Dengan demikian kedua belah pihak harus

mampu menciptakan suasana komunikasi dan lingkungan kerja yang mendukung tumbuhnya rasa saling ketergantungan. Suasana semacam inilah yang disebut harmoni. Harmoni makin mantap apabila dilandasi nilai-nilai religius. Suasana dan lingkungan kerja dengan ciri-ciri tersebut akan menumbuhkan kegairahan kerja. Pada gilirannya, kegairahan kerja dapat menstabilkan perputaran roda perusahan. Pada akhirnya kegairahan kerja akan sangat menguntungkan kedua belah pihak. Karena hal itu akan memperbesar peluang peningkatan produktivitas dan kualitas. Selanjutnya

dengan kegairahan kerja dapat memperluas cakupan wilayah pihak-pihak yang menikmati hasilnya, seperti masyarakat dan negara. Bila hal tersebut dihubungkan dengan gejala peningkatan frekuensi kasus unjuk rasa karyawan di Bali belakangan ini, orang bisa menginterpretasikannya sebagai tanda sedang berlangsungnya proses pendangkalan komunikasi positif, erosi rasa kerjasama yang kurang harmoni (sense of coorperation and harmony) di antara sesama manusia dalam dunia organisasi bisnis (Lembaga Perkredian Desa). Kondisi ini tidak sejalan dengan jiwa dan etika filsafat Tri Hita Karana sebagaimana telah disebut seperti apa yang diharapkan. Inilah yang disebut masyarakat dalam transisi. Ditinjau dari segi stratifikasi sosial sedang terjadi perubahan nilai (Sosanto, 1979: 100). Oleh karena itu peranan Desa Pakraman sebagai lembaga yang melindungi masyarakatnya dari ritual keagamaan adat dan budaya dituntut untuk dapat mensejahterakan masyarakatnya, maka peranan Lembaga Perkreditan Desa sebagai lembaga keuangan milik desa dapat menunjang kesejahteraan masyarakatnya selain masalah perekonomian, tapi dituntut pula membantu dalam ritual keagamaan, seperti Upacara Panca Yajnya. Yaitu lima persembahan atau korban suci yang tulus ikhlas kepada seluruh isi alam semesta ini, seperti persembahan kepada sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan Dewa Yajnya. Persembahan kepada Pitara atau leluhur disebut dengan Pitra Yajnya. Persembahan kepada pendeta yang disebut dengan Rsi Yajnya. Persembahan kepada sesama manusia disebut dengan Manusa

Yajnya dan persembahan kepada Bhuta Kala disebut dengan Bhuta Yajnya. (2005:47). Untuk menanamkan kepercayaan masyarakat secara umum, para pengelola Lembaga Perkredian Desa disadari ataupun tidak disadari telah menjalankan konsep kepemimpinan Hindu dengan menekankan ajaran yang bersumberkan pada kitabkitab suci Hindu, seperti Niticastra, Sarasamuccaya, Manawadharmacastra dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengkaji masalah tersebut sebagai objek penelitian dengan judul Peranan Komunikasi Internal dalam Meningkatkan kualitas Kerja pada Pegawai Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Mas Ubud Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah : 1) Bagaimanakah eksistensi Lembaga Perkreditan Desa, Desa Adat Mas Ubud Kabupaten Gianyar? 2) Bagaimanakah proses komunikasi pada Lembaga Perkreditan Desa, Desa Adat Mas Ubud Kabupaten Gianyar?

3) Bagaimanaka proses meningkatkan kualitas kerja

pegawai pada Lembaga

Perkreditan Desa, Desa Adat Mas Ubud Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang sudah tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ditetapkan dengan jelas akan menjadi landasan bagi peneliti, dan akan lebih mudah dicapai apabila ada data utama dan data penunjangnya yang memadai serta analisis yang ditampilkan cukup akurat. Jadi dengan demikian tujuan dari pada penelitian ini ada dua yaitu : 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kepada masyarakat umum tentang Peranan Komunikasi Internal Dalam Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Mas Ubud Kabupaten Gianyar, serta menggambarkan secara sistematis penerapan Komunikasi Internal pada Lembaga Perkreditan Desa, sebagai pedoman pelaksanaan oleh instansi-instansi terkait.

1.3.2

Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui situasi komunikasi internal pada Lembaga Perkreditan Desa, Desa Pakraman Mas Ubud Kabupaten Gianyar.
9

2) Untuk mengetahui semangat kerja pada Lembaga Perkredian Desa, Desa Pakraman Mas Ubud Kabupaten Gianyar dengan sistem penerapan komunikasi. 3) Untuk mengetahui peranan komunikasi internal dalam rangka

meningkatkan kualitas kerja pegawai pada Lembaga Perkredian Desa, Desa Pakraman Mas Ubud Kabupaten Gianyar. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Dengan mengetahui tujuan penelitian yang telah dideskripsikan di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini mempunyai manfaat. Adapun beberapa manfaat yang peneliti dapat paparkan sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis (akademis) penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penilaian terhadap sosial budaya khususnya di bidang sistem perekonomian masyarakat Bali yang berlandaskan ajaran Agama Hindu. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, sehingga menjadi penelitian yang lebih sempurna.Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan pada
10

lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi lainnya ataupun lembaga IHDN Denpasar untuk dijadikan acuan dalam memanage sebuah lembaga.Sedangkan bagi masyarakat/ anggota, melalui penelitian ini diharapkan lebih meningkatkan kepercayaannya terhadap Lembaga Perkredian Desa, sehingga Lembaga Perkreditan Desa tersebut semakin eksis dan kesejahteraan masyarakat dapat semakin meningkat pula.

11

Anda mungkin juga menyukai