Anda di halaman 1dari 10

0

LAPORAN PENGUKURAN INKLUSI FLUIDA

Jumlah sampel Kode Jenis sampel

:4 : LO (F1.B dan F1.3), CM 02 Fi, dan CH 16 Fi : Urat kuarsa dan kalsit

Dilakukan untuk Diukur dan dilaporkan oleh

: ... : Iwan Setiawan Laboratorium Fisika Mineral Puslit Geoteknologi LIPI Jl. Sangkuriang, Bandung 40135. Telp.022 2503654, Fax 022 2504593

PENDAHULUAN Sebanyak 4 sampel batuan urattelah diterima pada Agustus 2011, untuk dilakukan observasi dan diukur inklusi fluidanya. Semua sampel ini telah diseleksi dan dipreparasi untuk mendapatkan sayatan poles ganda. Beberapa titik lokasi pengamatan terpilih pada sayatan poles ganda tersebut kemudian diukur dengan menggunakan peralatan Mikrotermometer (peralatan pengukuran inklusi fluida), merek LINKAM THMS 600, di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - Bandung. Semua sampel ini hanya dimaksudkan untuk dipreparasi dan diukur inklusi fluidanya (bila ditemukan) tanpa diikuti oleh analisis dan interpretasi akan hasil pengukuran tersebut (bukan untuk analisis dengan laporan lengkap). Keempat sampel tersebut, memiliki kode sampel:LO (F1.B dan F1.3), CM 02 Fi, dan CH 16 Fi. Wafer sayatan poles ganda batuan urat umunya termineralisasi bijih sulfida dengan tekstur disseminated dan urat-urat tipis bijih sulfida, berwarna abu-abu kecoklatan, kehitaman sampai putih susu, dan sebagian kecil transparan, memiliki rongga-rongga halus, dan memiliki retakanretakan mikro yang terisi mineral lempung berwarna putih. batuan urat ini samar-samar menunjukkan tekstur banding halus, dan memiliki retakan-retakan mikro yang terisi mineral lempung berwarna putih. Inklusi terdapat pada mineral induk kuarsa dan mineral induk kalsit dengan jumlah yang sangat sedikit atau keterdapatannya sangat jarang, terdiri dari inklusi fluida satu fase (monofase) dan fase ganda (bifase) yang kaya akan cairan (water rich). Sedangkan pada beberapa sampel ditemukan pula inklusi fluida satu fase (monofase) kaya uap (vapour rich), yang dapat mengindikasikan gejala boiling. Inklusi berbentuk subhedral-kristal negatif, kadang-kadang menunjukkan tekstur necking dan decripitated, umumnya terbentuk secara sekunder, sedangkan inklusi yang terbentuk primer tidak ditemukan. Inklusi umumnya terbentuk secara sekunder, berukuran sangat halus seperti noktah-noktah kotor mengikuti orientasi tertentu. Sedangkan inklusi yang terbentuk primer ditemukan secara berkelompok namun terisolasi dan terdapat pada zona pertumbuhan kristal induk. Data hasil pengukuran Suhu homogenisasi (Th) dan Suhu pelelehan es (Tm), masing-masing kelompok sampel, berturut-turut disajikan dalam Tabel 1, dan resumenya pada Tabel 2. Sedangkan diagram histogram sampel dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

DESKRIPSI RINGKAS DAN DATA PENGUKURAN LO F1B Wafer sayatan poles ganda batuan urat termineralisasi bijih sulfida memotong batuan tuf lapili tersilisifikasi, yang berwarna abu-abu kehitaman, putih susu kehijau hijauan dan sedikit transparan, memiliki rongga-rongga halus dan memiliki retakan retakan mikro. Mineralisasi bijih sulfida berupa stringer veinlets bijih sulfida Inklusi terdapat pada mineral induk kuarsa dengan jumlah yang sangat sedikit atau keterdapatannya sangat jarang, terdiri dari inklusi fluida satu fase (monofase) dan fase ganda (bifase) yang kaya akan cairan (water rich). Inklusi berbentuk subhedral-kristal negatif, kadangkadang menunjukkan tekstur necking dan decripitated, umumnya terbentuk secara sekunder, sedangkan inklusi yang terbentuk primer tidak ditemukan. Inklusi yang terbentuk secara sekunder menunjukkan cara keterdapatan yang terorientasi pada arah tertentu atau mengikuti zona retakan mikro (microfractures).

Fotomikrografi LO Fi 1B, menunjukkan inklusi kaya air monofase dan bifase yang terbentuk secara sekunder

Hasil pengukuran : Suhu homogenisasi (Th) berkisar antara (152 - 172)oC. Suhu pencairan es (Tm) berkisar antara(1,2 - -1,5)oC dan modus -1,5oC. Salinitas fluida rata-rata 2,73 wt% NaCl eq.

LO F1.3 Wafer sayatan poles ganda batuan urat termineralisasi bijih sulfida, berwarna abu-abu kecoklatan sampai putih susu, memiliki rongga-rongga halus, dan memiliki retakan-retakan mikro yang terisi mineral lempung berwarna putih. Inklusi terdapat pada mineral induk kalsit dengan jumlah yang sangat sedikit atau keterdapatannya sangat jarang, terdiri dari inklusi fluida satu fase (monofase) dan fase ganda (bifase) yang kaya akan cairan (water rich). Inklusi berbentuk subhedral-kristal negatif, kadangkadang menunjukkan tekstur necking dan decripitated. Inklusi umumnya terbentuk secara sekunder, berukuran sangat halus seperti noktah-noktah kotor mengikuti orientasi tertentu. Sedangkan inklusi yang terbentuk primer ditemukan secara berkelompok namun terisolasi dan terdapat pada zona pertumbuhan kristal induk.

Fotomikrografi LO Fi 3, menunjukkan inklusi kaya air monofase dan bifase yang terbentuk secara sekunder

Hasil pengukuran : Suhu homogenisasi (Th) berkisar antara (190 - 206)oC. Suhu pencairan es (Tm) berkisar antara(1,2 - -1,3)oC dengan rata-rata Tm = -1,2oC, dan modus -1,2oC. Salinitas fluida rata-rata 2,43wt% NaCl eq.

CM 02 Fi Wafer sayatan poles ganda batuan urat termineralisasi bijih sulfida, berwarna abu-abu kehitaman, putih susu kehijau hijauan dan sedikit transparan, memiliki rongga-rongga halus. batuan urat ini samar-samar menunjukkan tekstur banding halus, dan memiliki retakan-retakan mikro yang terisi mineral lempung berwarna putih.

Fotomikrografi CM 02 Fi, menunjukkan inklusi kaya air monofase dan bifase yang terbentuk secara sekunder

Inklusi terdapat pada mineral induk kuarsa dengan jumlah yang sedikit atau keterdapatannya jarang, terdiri dari inklusi fluida satu fase (monofase) dan fase ganda (bifase) yang kaya akan cairan (water rich). Inklusi berbentuk subhedral-kristal negatif, kadang-kadang menunjukkan tekstur necking. Inklusi umumnya terbentuk secara sekunder, berukuran sangat halus seperti noktah-noktah kotor mengikuti orientasi tertentu. Sedangkan inklusi yang terbentuk primer ditemukan secara berkelompok namun terisolasi dan terdapat pada zona pertumbuhan kristal induk. Inklusi fluida pada contoh ini hadir bersama-sama dengan inklusi fluida satu fase (monofase) kaya uap (vapour rich), yang dapat mengindikasikan gejala boiling.

Hasil pengukuran : Suhu homogenisasi (Th) berkisar antara (109 - 270)oC dengan rata-rata Th = 269,5oC, dan modus 269,5oC. Suhu pencairan es (Tm) berkisar antara(-1,2 - -2)oC dengan rata-rata Tm = 1,2oC, dan modus -1,2oC. Salinitas fluida rata-rata 0,43% NaCl eq.

CH 16 Fi Wafer sayatan poles ganda batuan urat termineralisasi bijih sulfida memotong batuan tuf lapili tersilisifikasi, yang berwarna abu-abu kehitaman, putih susu kehijau hijauan dan sedikit transparan, memiliki rongga-rongga halus dan memiliki retakan retakan mikro. Mineralisasi bijih sulfida berupa disseminated bijih sulfida.

Fotomikrografi CH 16 Fi, menunjukkan inklusi kaya air monofase dan bifase yang terbentuk secara sekunder

Inklusi terdapat pada mineral induk kuarsa dengan jumlah yang sedikit atau keterdapatannya jarang, terdiri dari inklusi fluida satu fase (monofase) dan fase ganda (bifase) yang kaya akan cairan (water rich). Inklusi berbentuk subhedral-kristal negatif, kadang-kadang menunjukkan tekstur necking dan decripitated. Inklusi umumnya terbentuk secara sekunder, berukuran sangat halus seperti noktah-noktah kotor mengikuti orientasi tertentu. Sedangkan inklusi yang terbentuk primer ditemukan terisolasi.

Tabel 1. Pengukuran Mikrotermometri Inklusi Fluida


Kode sampel CH.16.FI Salinitas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 primer sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder Tm -0,2 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,3 -0,5 -0,7 -3,2 2 CM.02.FI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder sekunder -1,2 -1,2 -1,2 -1,2 -1,2 -1,2 -1,2 -1,2 -1,3 -2 -2 -15 3 LO.FI.3 1 2 3 4 primer primer primer primer -1,2 -1,2 -1,2 -1,3 -4,9 4 LO.FI.1B 1 2 3 sekunder sekunder sekunder -1,5 -1,5 -1,2 -4,2 Th 230,4 211,4 206,7 204,4 316,3 316 315 325,4 316,3 2442 109,2 149 169 179,2 255 269,2 269,5 269,5 150,5 147 162,7 2130 190,8 205,9 191,5 182,8 771 171,5 152,3 171 494,8 Roedder,1984 (%WT NaCl) 1 0,3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,9 1,2 6,1 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,3 3,7 3,7 37,5 2,2 2,2 2,2 2,3 9,7 2,7 2,7 2,2 8,2 -1,5 X -1,40 164,93 164,93 -1,2 X -1,23 192,75 2,43 -1,2 269,5 -1,35 193,62 0,43 MODUS Tm -0,3 Th 316,3 Tm -0,36 rata-rata Th 271,32 Salinitas 0,68

No

Hasil pengukuran : Suhu homogenisasi (Th) berkisar antara (204 - 330)oC dengan rata-rata Th = 316,3 oC, dan modus 316,3oC. Suhu pencairan es (Tm) berkisar antara(-0,2 - 0,7)oC dengan rata-rata Tm = 0,3oC, dan modus -0,3oC. Salinitas fluida rata-rata 0,68wt% NaCl eq.

Histogram suhu pencairan es (Tm)


5

Frekuensi

3 CH.16.FI CM.02.FI 2 LO.FI.3 LO.FI.1B 1

0 -0,2 -0,3 -0,4 -0,5 -0,6 -0,7 -0,8 -0,9 -1 -1,1 -1,2 -1,3 -1,5 -1,6 -1,7 -1,8 -1,9 -2 Suhu pencairan es (Tm)

Gambar 1. Histogram suhu pencairan es yang menunjukkan suhu pencairan yang tinggi (modus -0,3C dan -1,2C).

Histogram suhu homogenisasi (Th)


6 5 4 Frekuensi 3 2 1 0 150 200 250 300 350 400 450 500 550 Suhu Homogenisasi (Th) CH.16.FI CM.02.FI LO.FI.3 LO.FI.1B

Gambar 2. Histogram distribusi suhu homogenisasi yang tinggi dengan modus 200C dan 250 C. Salah satunya memiliki modus pada 316,3C

RINGKASAN Pengukuran keempat sampel telah dilakukan dan seluruhnya memiliki inklusi fluida, walaupun dengan jumlah atau keterdapatan yang sangat jarang. Inklusi fluida umumnya didominasi oleh inklusi fluida kaya cairan (monofase waterrich), dan inklusi fluida bifase. Pada salah satu sampelnya terdapat inklusi fluida yang kaya uap, yang dapat menunjukkan indikasi gejala boiling. Inklusi fluida umumnya berbentuk subhedral-euhedral, terbentuk secara primer dan sekunder. Berdasarkan suhu homogenisasinya, secara umum sampel LO (F1.B dan F1.3), dan CM 02 Fi, berada pada sistem epithermal. Salah satunya (CH 16 Fi)memilki suhu yang tinggi berada pada lingkungan (epi) mesotermal.

Tabel 2. Rekapitulasi data pengukuran keempat sampel Salinitas Roedder, 84: %-Wt. NaCl Rata rata 0,68 0,43 2,43 2,73

No

Kode Sampel

Jumlah inklusi

Pengukuran Tm -0,2 - 0,7 -1,2 - -2 -1,2 - -1,3 -1,2 - -1,5 Th 204 - 330 109 - 270 190 - 206 152 - 172 Tm -0,3 -1,2 -1,2 -1,5

Modus Th 316,3 269,5 x x

1 2 3 4

CH.16.FI CM.02.FI LO.FI.3 LO.FI.1B

9 11 4 3

Bandung, 8 September 2011 Diukur dan dilaporkan,

Iwan setiawan, ST. MT. Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Laboratorium Fisika Mineral

Anda mungkin juga menyukai