Anda di halaman 1dari 4

VII. Persamaan Reaksi 1.

Reaksi pada Inkubator O O H R O Tripsin 2 R CH- C NH2 OH Asam Amino H R - C N CH C N CH -

Protein 2. Reaksi pemanasan untuk merusak enzim tripsin O H O R CH C R C- C NH2 OH NH3+ OAsam Amino Ion dipolar Reaksi jika ditambahkan formalin H O RCC NH3+ OIon dipolar 3. Reaksi Titrasi H R C COOH HOH2C N CH2OH Metil diol

+ 2CH2O

H R C COOH HOH2C N CH2OH Metil diol

Formalin

+ NaOH

H O RCC ONa HOH2C N CH2OH Natrium metil diol

Natrium hidroksida

IX. Pembahasan Praktikum ini titrasi uji formaldehid ini yaitu untuk mempelajari aktivitas enzim dan apa saja yang dapat mempengaruhi aktivitas dari enzim tersebut. Dengan menggunakan protein yaitu gelatin. Sebelum melakukan percobaan larutan gelatin diinkubasi terlebih dahulu larutan gelatin diinkubasi sekitar 38oC. Namun, suhunya harus dijaga konstan jangan sampai naik, karena bila suhunya mencapai lebih dari 50 oC protein akan terdenaturasi. Sehingga akan merusak struktur dari protein itu sendiri. Yang bertindak sebagai enzim adalah tripsin, yaitu enzim yang terdapat dalam tubuh kita yaitu pada air kencing. Sebagai perlakuan, gelatin ditambahkan dengan tripsin, dengan begitu, kita melakukan pemotongan pada rantai polipeptida pada protein. Sama seperti gelatin tadi, maka tripsin pun harus diinkubasi pada suhu 38 oC, hal ini dimaksudkan agar enzim tripsin dapat bekerja secara optimum pada suhu tersebut. Larutan protein yang diinkubasi akan semakin banyak membutuhkan NaOH jika dilakukan penitrasian. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya gugus amino dan karboksil pada asam amino yang terpotong oleh tripsin. Residu asam amino yang terpotong ini akan mengikat NaOH yang dititrasikan kelarutan protein. Penitrasian dengan NaOH pada larutan protein yang ditambahkan dengan tripsin dimaksudkan untuk melihat kecepatan reaksi yang terjadi berdasarkan volume NaOH yang digunakan. Larutan protein bertindak sebagai subtratnya. Jadi, kecepatan reaksi tergantung dengan konsentrasi gelatinnya. Tapi, bila enzim tripsin seolah-olah jenuh dengan subtrat, artinya enzim tidak dapat lagi menampung gelatin. Berdasarkan literatur, seharusnya kecepatan reaksi pada tripsin-gelatin, tergantung pada konsentrasi tripsin-gelatin pula. Sebab apabila tergantung pada konsentrasi gelatin saja, maka penambahan konsentrasi subtrat akan menghasilkan pertambahan kecepatan reaksi yang apabila digambarkan akan merupakan garis lurus.

Oleh karena, reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu, sebagin enzim akan terdenaturasi pada suhu di atas 60oC, maka reaksi antara gelatin-tripsin juga dipengaruhi oleh suhu pada waktu melakukan inkubasi. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi (atau pada saat suhu 38oC) maka akan dapat menaikkan kecepatan reaksi. Volume NaOH yang dititrasi menjadi berkurang seiring dengan pertambahannya waktu dalam inkubasi.

X. Kesimpulan 1. Tujuan tripsin diinkubasi pada suhu 38oC, yaitu agar tripsin dapat bekerja secara optimum pada suhu tersebut. Oleh karena itu, suhu tersebut harus dijaga konstan agar tripsin tidak terdenaturasi. 2. Berdasarkan persamaan Michaelis Menten kecepatan reaksi antara gelatintripsin tergantung pada konsentrasi keduanya. Jika konsentrasi tripsin tetap, maka pertambahan konsentrasi gelatin akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu, tidak akan terjadi kenaikan kecepatan reaksi lagi walaupun konsentarsi gelatin diperbesar. 3. Kecepatan reaksi gelatin-tripsin juga dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu sebelum tripsin terdenaturasi maka akan menaikkan kecepatan reaksi

Anda mungkin juga menyukai