6 0.7 0 0.205 0.215 0.225 Grafik percobaan kedua Column3 Column1 Column2
4.2 Pembahasan Pada percobaankekentalan zat cair kecepatan bola telah mencapai kecepatan akhirnya dan syarat-syarat yang diperlukan berlakunya Hukum Stokes. Dalam praktikum ini dihitung nilai standar deviasi, hal ini dikarenakan padapraktikum ini dilakukan pengukuran dan perhitungan secara langsung denganmasing-masing sebanyak 3 kali. Untuk massa jenis benda yang telah dihitung disini terlihat sekali perbedaanya, dimana pada tiap benda mempunyai jari-jari yang berbeda. Dilihat dari tabel percobaan bola 1-3, diperolehmassa jenis fluida yaitu 1084.375.10-3 kg/m3 dan massa jenis air = 1000 . 10-3 kg/m3 . Dari tabelpercobaan kedua disini kita lihat perdedaan viskositasnya dimana perhitunganantara jarak dan waktu sangatlah berpengaruh pada kekoefisien suatu kekentalanzat cair.Pengaruh gravitasi dibumi juga berpengaruh pada penghitungan visikovitasnya dimana untuk di daerah bandung = 9,78 m/s2 pengukuran dilakukan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kekentalan zat cair (viskositas) mengakibatkan terjadinya perubahan laju atau kecepatan bola. Semakin besar nilai koefisien kekentalan zat cair yang dimasukan kedalamnya. Luas penampang mempengaruhi besar koefisien zat cair. Waktu yang diperlukan benda untuk mencapai titik tertentu tergantung dari berat massa zat tersebut. 5.2 Saran Diharapkan agar mahasiswa dalam melakukan praktikum ini dapat lebih akurat dalam melakukan pengukuran karena keakuratan
pengukuran akan sangat
menentukan nilai perhitungan nilai koefisien kekentalan zat cair maupun nilainilai lainnya serta dapat menjelaskan kekentalan zat cair melalui hukum stokes dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA Foster, Bob.2004. Fisika Untuk SMA kelas I semester 2. Jakarta : Giancoli.1998.Fisika Jilid I Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Kanginan,Marthen. 2004. Fisika Untuk SMA kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga.
1 Latar Belakang Suatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yangdimasukan kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwagesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh,apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batutersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnyasampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu akan mengalamisejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bolakecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki zat cairsehingga kecepatan bola berubah. Hambatan-hambatan itulah yang kitanamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibat kekentalan zat cair itulahyang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastis terhadapkecepatan batu. Seperti apa viskositas atau kekentalan itu ? apa saja yangmempengaruhi viskositas ? dan mengapa terjadi pengurangan laju ataukecepatan bola pada saat dimasukkan dalam zat cair ? Hal inilah yang akan dibahas pada praktikum kali ini .
INTISARI PERCOBAAN Percobaan yang dilakukan adalah untuk memahami mekanika fluida tantang viskositas dan dari hasil percobaan teresebut kita dapat menentukan koefisiean pergeseran zat cair hasil percobaan dan harga hasil koreksi. Suatu benda yang dimasukan ke dalam suatu fluida tanpa kecepatan, maka benda tersebut akan mengalami berbagai gaya. Yaitu gaya grafitasi, gaya archimedes,dan gaya gesekan. Fluida yang rill memiliki internal yang besarnya tertentu disebut sebagai viskositas. Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, yang intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisanyang bersisipan pada fluida sewaktu lapisan-lapisan tersebut melewati yang lainnya.Viskositas yang terjadi pada zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul-molekul. Sedangkan viskositas pada gas muncul dari tumbukan antar molekul-molekul. Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah viskositas pada zat cair .
Koefisien Pergeseran Zat Cair Suatu fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika mengalami tekanan, yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas. Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan yang penting. Gaya ke atas yang timbul pada benda yang tercelup disebabkan adanya tekanan dalam fluida. Demikian pula, fluida akan bergerak atau mengalir karena adanya perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda pada fluida. Semakin kecil luas permukaan benda di mana gaya bekerja akan menyebabkan tekanan yang semakin besar. Oleh karena itu, tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Sedikit berbeda dengan tekanan pada zat padat, tekanan yang dihasilkan oleh fluida menyebar ke segala arah. Sementara pada zat padat, tekanan yang dihasilkan hanya ke arah bawah (jika pada zat padat tidak diberikan gaya luar lain, pada zat padat hanya bekerja gaya gravitasi). Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh gaya gravitasi disebut tekanan hidrostatika. Jika misalnya zat cair diberi tekanan sebesar P, maka setiap bagian zat cair dan dinding bejana mengalami tekanan sebesar P. Jadi, hukum Pascal dapat dinyatakan sebagai berikut: tekanan yang diadakan dari luar kepada zat cair yang ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama rata. Hukum Archimedes dapat dinyatakan sebagai berikut: sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Flluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu disebut viskositas. Viskositas ada pada zat cair maupun gas, dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cait, viskositas terutama disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas,
viskositas muncul dari tumbukan antarmolekul. Menurut wikipedia, viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid terhadap aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas dan dinyatakan dengan simbol (baca: eta). Satuan SI untuk koefisen viskositas adalah Nsm-2 atau pascal sekon (Pa s). Semakin kental suatu fluida, maka koefisien viskositasnya semakin besar, sebaliknya semakin encer suatu fluida, koefisien viskositasnya semakin kecil. Fluida yang bergerak sebenarnya memiliki sifat yang kompleks. Akan tetapi, sejumlah situasi dapat dinyatakan melalui model ideal yang relatif sederhana yang disebut fluida ideal. Ketika fluida berada dalam keadaan bergerak, resultan gaya yang bekerja pada bagian fluida mungkin bernilai nol atau tidak nol, tergantung apakan fluida tersebut bergerak dengan kelajuan konstan atau berubah. Ciri-ciri umum fluida ideal adalah sebagai berikut: a. Tak termampatkan (tidak kompresibel), artinya bahwa fluida ideal tidak akan mengalami perubahan volume (atau massa jenis) ketika mendapatkan pengaruh tekanan. b. Tidak kental (non-viskos), artinya fluida ideal tidak akan mengalami gesekan antara lapisan fluida satu dengan lapisan yang lain maupun dengan dinding saluran akibat gejala viskositas. c. Alirannya tidak bergolak (turbulen), artinya fluida ideal memiliki aliran garisarus (streamline) sehingga tidak ada elemen fluida yang memiliki kecepatan sudut tertentu. d. Alirannya tidak bergantung pada waktu (tunak), artinya kecepatan fluida ideal di setiap titik tertentu adalah konstan, namun kecepatan fluida pada dua titik yang berbeda boleh saja tidak sama. Pada aliran tunak, garis-arus (lintasan yang
dilalui oleh aliran fluida) dalam suatu penampang aliran tampak berlapis-lapis, sehingga aliran tunak disebut aliran laminer (berlapis). Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa, maka massa fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari pipa selama selang waktu tertentu. Jika tidak demikian, maka akan terjadi penambahan atau pengurangan massa pada bagian tertentu di dalam pipa. Dalam hal ini berarti telah terjadi pemampatan atau perenggangan fluida atau dengan kata lain fluida tidak dapat lagi disebut tak termampatkan. Debit adalah volum fluida yang mengalir per satuan waktu. Sekarang kita dapat menyatakan bahwa debit fluida yang memasuki pipa sama dengan debit fluida yang keluar dari pipa. Kalimat ini selanjutnya dikenal sebagai persamaan kontinuitas. Daniel Bernoulli telah membuktikan bahwa semakin besar kecepatan fluida, semakin kecil tekanannya dan begitu juga sebaliknya semakin kecil kecepatan fluida, semakin besar tekanannya. Pernyataan ini selanjutnya dikenal sebagai asas Bernoulli.