Apa isunya?
Globalisasi Demokratisasi Otonomi daerah Perubahan iklim global Isu penduduk??
Jumlah
Struktur Persebaran
Kelahiran
Kematian
Migrasi
Determinan fertilitas
Umur Lama menikah Pendidikan Tempat tinggal Pekerjaan Pendapatan Budaya Umur kawin Akses pelayanan dan alat/cara pengendalian kelahiran
Determinan mortalitas
Pendidikan Lingkungan Gizi Perawatan kesehatan Pendapatan Tempat tinggal
Determinan migrasi
Kondisi di tempat asal Kondisi di daerah tujuan Rintangan: jarak, aturan
Transisi Demografi
SP 2000
75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4
SP 2010
75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5-9 0-4
6.00
3.00
0.00
3.00
6.00
15.00 12.00 9.00 6.00 3.00 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00
Laki
Perempuan
Laki
Perempuan
China 1,3 Bi
India 1,2 Bi
US 310 Mn
Indonesia 242 Mn
Brazil
Dari 240 juta jiwa di Indonesia, lebih dari 60% penduduk berusia kurang dari 39 tahun,
2030 (Proyeksi)
2050 (Proyeksi)
Age 0
Umur 0 - 14 15 - 64 > 64 TT DR
Replacement
2000
2050
2100
2150
TFR mengalami penurunan dari 5.6 tahun 2001 menjadi hanya 2.3 pada tahun 2007, dan ditargetkan turun menjadi 2,1 tahun 2014. IMR mengalami penurunanan dai 145/1000 kelahiran tahun 1971 menadi 34/1000 kelahiran pada tahun 2007 AKI /MMR menurun lebih lambat dari 620/100.000 kelahiran hidup menjadi 228 /100.000 kelahiran hidup tahun 2007, dan ditargetkan menjadi 102 tahun 2014.
KUNCI KEBERHASILAN
PEMBANDING
INDONESIA 7.20% 22.40% 70.40% Tinggi Menengah Dasar
Komposisi Pendidikan
Universitas 4.60% 3.20% 1.80%
Diploma I,II,III
TINGGI
19% di 2025
175%
MALAYSIA
20.30% 56.30% 24.30% Tinggi Menengah Dasar
SMK 2010
2006
MENENGAH
44% di 2025
100%
2001 SMA
SMP
DASAR
51.50% 55.50% 63.00%
Menengah
Dasar
60.00%
80.00%
74.0
72.0 70.10 70.59 70.0 68.7 68.0 66.0 64.3 69.57 71.17 71.76 2009
142.2
154.2
123.0
64.0
62.0 60.0
0.0
50.0
43.5
1.71
2.0 1.5
2002
2007
2001
2003
2004
2005
2006
2008
2009
2010
2011
1999
2002
65.8 2004
2005
2006
2007
2008
Kenaikan anggaran pendidikan hingga lebih dari 20 persen mampu meningkatkan kualitas penduduk Indonesia dalam hal pendidikan, sehingga IPM juga meningkat.
30%
40%
60%
70%
80%
90%
20%
50%
0% 1994
22.3 32.8 14.5 16.5
1995
14.5
Tertiary School
23.0 31.7 14.2 16.6
20.9
32.7
15.1
17.7
1997
11.9
19.5
33.1
16.4
19.0
1998
11.5
Secondary School
19.5 33.2 16.3
19.6
1999
11.2
18.7
32.6
17.0
20.5
2000
11.0
18.0
32.3
17.5
21.1
2001
11.7
17.5
33.0
17.1
20.7
2002
9.8
Primary School
16.2
33.4
18.2
22.4
9.6
15.7
33.2
19.0
22.4
9.0
15.3
31.9
20.1
23.7
15.2
32.1
19.5
24.4
15.0
31.0
19.9
25.8
8.6
14.4
30.4
19.8
26.7
8.2
15.0
29.1
20.2
27.5
7.5
14.9
29.3
19.9
28.5
7.3
12.7
29.7
20.6
29.7
2.53
2.48
68
69 68 67 66
1.97 1.80
Years
90 80 70
(per 1,000)
31.0 85
60 50 40 30
25
23
21 19 17 15
Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun lebih baik dibanding APS usia 13-15 tahun
Penduduk miskin umumnya bekerja di sektor pertanian, padahal RT yang bekerja di sektor pertanian cenderung lebih miskin dibandingkan dengan sektor lainnya.
Sumber:
Industri LGA
Konstruksi PHR Transkom Keuangan Jasa
34.5 36.1
35.9 36.8 36.0 34.2 36.8
34.5 36.5
37.9 38.3 37.2 35.0 38.3
36.0 35.7
35.8 35.9 35.8 32.9 36.8
37.1 36.2
35.3 37.4 34.0 33.3 36.8
37.6 36.5
37.4 37.1 33.4 34.1 36.6
37.5 36.5
36.8 37.1 33.7 33.7 37.0
34.8 36.4
37.2 37.8 36.4 34.7 37.7
DKI Jakarta Banten dan Jawa Barat Riau Kalteng, Kaltim Papua Sulteng, Sultra Peningkatan Urbanisasi
PERSEBARAN PENDUDUK
7% 7% 4% 69% 7% 7% 4% 65% 7% 7% 4% 64% 8% 7% 5% 62% 7% 7% 5% 60% 7% 7% 5% 60% 8% 7% 6% 58%
14%
16%
18%
19%
20%
20%
21%
1930 1961 1971 1980 1990 2000 2010 Sumatera Jawa & Madura Kalimantan Sulawesi Lainnya
UU 52/2009
Tujuan dari diterbitkannya UU ini ialah untuk mendorong terwujudnya pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk serta keluarga.
Pemerintah menyadari bahwa pembangunan kependudukan akan memiliki implikasi besar terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan. Di dalam UU No. 52/2009, dijelaskan bahwa untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan berbagai upaya diantaranya pengendalian angka kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB)
40
KB menggunakan paradigma keluarga, dengan tujuan agar setiap keluarga Indonesia mampu menjalankan fungsi keluarga dengan baik sehingga tercapai peningkatan kesejahteraan di masing-masing keluarga.
3. Transmisi Kesehatan
Program KB di Asia Timur 1960an berdampak pada peningkatan kapasitas ekonomi Asia Timur secara cepat. Penelitian Johnson & Lee (1987) membuktikan bahwa pertumbuhan penduduk memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
Keluarga Berencana mengandung unsur kesejahteraan dan keamanan, ditinjau dari aspek alamiah demografi dan aspek dinamis ekonomi, sehingga memiliki peran strategis dalam upaya peningkatan ketahanan nasional. Kebijakan pengendalian penduduk dalam perspektif ketahanan nasional mampu mendorong terwujudnya kesejahteraan dan keamanan secara bersamaan, sesuai tujuan dan cita-cita nasional.
menciptakan
Ketahanan Nasional
Atas dasar itulah pemerintah menyusun berbagai peraturan perundang-undangan sebagai landasan kebijakan pengendalian penduduk
Bonus Demografi terjadi ketika penurunan tingkat fertilitas mengubah struktur penduduk menurut usia, sehingga kebutuhan investasi bagi kelompok usia muda menurun, dan alokasi dana dialihkan untuk investasi pembangunan ekonomi serta kesejahteraan keluarga
Jika pertumbuhan penduduk secara keseluruhan lebih tinggi dibanding pertumbuhan penduduk usia produktif demograhic burden
Sebaliknya, jika pertumbuhan penduduk secara keseluruhan lebih rendah dibanding pertumbuhan penduduk usia produktif demograhic dividend
Jika kita gagal memanfaatkan the window of opportunity, maka kita akan sangat berat memasuki tahapan berikutnya. Belum kaya, sudah menghadapi beban baru.