Anda di halaman 1dari 4

Panah Tersenyumlah Bahagialah Pelangi datang setelah Cahaya matahari memanah Hati yang pernah patah Hampir tidak

mungkin berbenah Sungguh ingin sekali menyerah Karena letih dan lelah Dan keluar segala keluh kesah Tapi, hanya sakit yang bertambah Namun lihatlah Ada secercah Ia melihat bunga merekah Di tengah padang pasir memerah Ia bilang kata orang apatah Ia bangkit dengan merendah Berharap jua dengan kepala mengadah Pejam mata percayalah Penting kah apa yang di tuah Biar kata orang apatah Wujudkanlah Dia dan dirinyalah Mampu sekuat mengerah

Tenaga bagai marah Tersimpan menunggu celah Hatinya kuatlah Tak akan ia mengalah Demi janji serapah Hanya dia dan dirinyalah Menentukan arah Sang panah

Namun Memang Memang tak mudah bagiku melepaskan segalanya. Namun yang aku tau hidup harus dengan penuh keikhlasan. Memang susah menerimanya. Namun apa lagi yang tersisa kini kehilangan. Memang tak terasa kelihatannya. Namun sakitnya hati begitu menekan. Memang benar katanya. Namun satu-satunya yang tersisa hanya penyesalan. Memang tau apa aku tanya. Namun harus tau jawaban dengan tanya. Memang mudah membicarakannya. Namun apa terlihat begitu dengan kenyataan? Memang karenanya. Namun aku lah sebagai pemain. Memang aku yang harus menyelesaikannya. Karena akulah yang bermain.

ASA Mungkin benar adamu Mungkin pula telah kau hapus Mungkin tak pernah kau harap Mungkin asamu pupus Mungkin pula tak melintasimu

Namun benarkah? Aku ragu Dirimu sungguhkah? Aku masih belum melihatmu Dimana dirimu adakah? Aku tersudut hati Apa kau melihatku?

Sambut tanganku jika iya Aku menginginkan adamu

Anda mungkin juga menyukai