Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN ANEKA KACANG

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH 1. Pola Tanam 1) Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun untuk mencegah hama dan penyakit. 2) Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau sedangkan di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di awal musim hujan. Musim ini berbeda-beda pada masing-masing daerah yang memungkinkan penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun di seluruh nusantara. 3) Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara 50-100 mm/bulan. 4) Di lahan Sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi yang jatuh pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan irigasi 2. Varietas 1) Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas unggul nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll. 2) Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya dan adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang bagus seperti Jerapah, Kancil, dan Tuban. 3) Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha atau 120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %.

3. Penyiapan Lahan 1) Tanah dibajak 2 kali sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan selebar 3-4 meter. 2) Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20 cm yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering. 4. Penanaman 1) Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman. 2) Penanamanjugadapatdilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji per lubang. 3) Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah. 5. Pemupukan 1) Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea, 50 Kg SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan pupuk organik secukupnya 2) Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk bio (rhizonat) saat tanam dan bagian Urea, seluruh TSP dan KCL satu hari sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2 bagian urea pada saat umur tanaman 21-24 HST 3) Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar merata saat pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri kanan barisan tanaman sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit.

4) Pada tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah , diberikan dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan merata pada saat pengolahan tanah akhir. 6. Penyiangandan pembumbunan 1) Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong 2) Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan. 7. Pengendalian Hama dan Penyakit. 1) Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang diawali dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang resisten atau toleran hama penyakit pada daerah setempat. 2) Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara mekanis dengan memungut hama secara manual atau bila serangan di atas ambang ekonomi dilakukan penyemprotan dengan pestisida. 3) Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun (Stmopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat grayak (Prodenia litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata), hama teresbut dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon, (seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin). Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25,35 dan 45 HST.

4) Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (Cercospora sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane, MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 35-45 dan 60 HST. 8. Pengairan 1) Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim kemarau. Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode pertumbuhan awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan umur 75 hari (pemasakan) 2) Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan. 9. Panen dan Pasca Panen 1) Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata-rata umur panen adalah 90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana tanda-tandanya adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Cara panen dilakukan secara manual (dicabut), sebelum panen tanah perlu dibasahi dengan diari agar tidak banyak polong yang tertinggal di dalam tanah. 2) Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan tangan atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu polong disortir dan sisihkan polong muda dan rusak. 3) Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan

4) Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan alas tikar selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim hujan dengan menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji menjadi 10-12 % yang ditandai dengan mudah terkelupasnya kulit biji. 5) Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana (polong dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin pengupas polong (peanut sheller). 6) Penyimpanan Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih, kering tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah karung goni atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah dikemas ditumpuk dengan teratur di atas kayu/rak kayu.

Pohon Industri Kacang Tanah

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU Penerapan teknologi budidaya kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut : 1. Syarat Tumbuh a. Tanah 1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. 2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7 b. Iklim 1) Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln 2) Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 80% dan cukup mendapat sinar matahari c. Tanah 1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. 2) Struktur tanah gembur 3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7 2. Benih dan Varietas 1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan. 2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut.

3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

3. Penyiapan lahan 1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT). 2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau dipinggirkan. 3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 - 5 m 4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu pengolahan tanah: a. pembajakan sedalam 15 - 20 cm, b. kemudian dihaluskan dan diratakan. c. saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m. 4. Cara tanam 1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang. 2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha. 3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha. 4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen, 5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari. 5. Pemupukan 1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

2) Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. 3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik. 6. Mulsa jerami Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa. 7. Penyiangan Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu. 8. Pengairan 1) Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara rendah (54 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari. 2) Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 0C) dan kelembaban udara sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari. 3) Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 50 hari), sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan. 9. Pengendalian hama 1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips.

2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha. 3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih). 10. Pengendalian penyakit 1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines. 2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air. 3) Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. 4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu. 11. Panen dan pascapanen 1) Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2 - 3 hari hingga kulit mudah terbuka. 2) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 10 %.

Pohon Industri Kacang Hijau

TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG 1. Pengolahan tanah Sebelum ditanami lahan perlu diolah secara sederhana yaitu dengan cara dibajak untuk menggemburkan tanah, setelah dibajak dan diratakan maka lahan sudah siap untuk ditanami koro pedang. 2. Benih a. Penanganan benih sebelum ditanam 1) Benih berasal dari hasil panen saat musim tanam sebelumnya. Sebelum dijadikan benih maka biji disortir dipilih yang bagus dan dianggap sehat. 2) Setelah terkumpul biji hasil sortiran, biji dicuci dan di campur dengan rizobium sesuai dosis, selanjutnya dijemur kena sinar matahari langsung. 3) Setelah kering ditaruh diwadah tertutup dan segera ditanam. b. Kebutuhan benih 20 25 kg/ha. 3. Penanaman 1) Jarak tanam ideal 1m x 1m 2) Ditugal dengan 2 biji per lubang 4. Pupuk 1) Pupuk organik dengan dosis 1 ton/ha Diberikan pada saat sebelum tanam sekitar 500 kg, susulan I dosis 250 kg pada saat umur 30 45 hari dan susulan ke II dosis 250 kg saat umur 70 80 hari. 2) Pupuk cair Dosis 3 liter per ha disemprotkan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah tanam selanjutnya di berikan setiap 10 hari sekali sampai menjelang berbunga.

5.

Pemeliharan Disiang setiap ada rumput yang tumbuh disekitartanaman.

6.

Pengendalian OPT Dilakukan penyemprotan dengan pestisida setelah ada gejala serangan, paling utama adalah hama ulat.

7.

Perawatan Buah Untuk menghindari buah yang busuk akibat menempel di tanah, perlu diberi tiang penyangga (anjang-anjang). Bila warna buah sudah kemerahan harus selalu dipantau, begitu warna mulai coklat segera dipetik.

8.

Pasca Panen Kacang Koro Pedang mulai dapat dipetik setelah umur 4,5 bulan, selang 2 -3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen sampai umur 6 bulan.

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG NAGARA 1. Syarat tumbuh : a. Tanah Tanah tekstur lempung sampai lempung berpasir, podsolik merah kuning, latosol, alluvial, gleisol dan organosol dan PH : 5.5 7.5 b. Iklim Temperatur antara 25 - 29C, Curah Hujan tahunan antara 1.500 2.500 mm 2. Benih a. Syarat Benih 1) Bebas hama penyakit, bernas, tidak keriput, seragam dan bersih 2) Daya Tumbuh sama atau > 80 %. b. Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih 40 Kg/Ha c. Varietas : Kacang Tunggak Nagara 3. Penyiapan Lahan a. Di Lahan Lebak. Pengolahan lahan dilakukan dengan memotong rumput rawa dengan menggunakan alat kait, rumput digulung seperti menggulung kasur. Gulungan rumput dibiarkan selama dua minggu sampai kering kemudian dihamparkan kembali sebagai mulsa. b. Di Lahan Rawa yang kurang subur Dilakukan dengan pembabatan semak yang diikuti pembakaran semak. Setelah lahan siap tanam, maka dilakukan penanaman. c. Di Lahan Kering Pengolahan tanah dilakukan dengan 2 (dua) kali bajak dan sedikit satu kali garu

d. Di Lahan Sawah Tadah Hujan Di lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi ditanam tanpa olah tanah, jerami digunakan sebagai mulsa e. Di Lahan Sawah Di lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu diolah, perlu dibuatkan saluran setiap 3 m atau 4 m, dengan kedalaman saluran antara 20 30 cm dengan lebar 25 30 cm. Saluran tersebut berfungsi sebagai putusan bila air berlebih atau digunakan sebagai saluran irigasi apabila diperlukan penambahan air. 4. Penanaman a. Waktu tanam Lahan Rawa : Musim kemarau (bulan mei/Juni) Lahan Lebak : waktu tanam pada musim kemarau, yaitu pada bulan Mei Juni Lahan Sawah : lahan sawah irigasi dan sawah tadah hujan ditanam sesudah padi pada bulan Juni Juli dan pada lahan irigasi terbatas pada bulan Maret/April Lahan Kering : Ditanam setelah tanaman palawija lain atau setelah padi gogo (MK) atau menjelang musim kemarau sekitar bulan Februari/ Maret b. Cara dan jarak tanam 1) Cara tanam yang umum digunakan yaitu ditugal dan disebar. Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi dan kesuburan tanah

2) Pada Lahan Lebak : Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 100 cm. Benih ditanam sedalam 3 5 cm, 2-3 biji per lubang 3) Pada lahan kering : Benih ditaruh pada lubang tugal atau disebar pada bekas alur bajak. Jarak benih dalam alur bajak sekitar 10 15 cm, dengan jarak tanam 44 cm x 15 20 cm, 2 biji per lubang (populasi 125.000 tanaman/hektar) 4) Pada lahan Sawah : ditanam dengan cara ditugal dan jarak tanam 30 cm x 15 20 cm atau 40 cm x 15 20 cm, 40 cm x 10 cm, 1 biji per lubang. Jumlah populasi 250.000 tanaman/hektar 5. Pemeliharaan a. Penyulaman : Penyulaman tanaman yang mati pada umur 7 10 hari setelah tanam b. Pemangkasan pucuk dilaksanakan pada umur 25 30 hari setelah tanam c. Pemupukan 1) Pupuk dasar diberikan setelah tanam dengan dosis per ha; Urea 35 kg, SP-36 70 kg, KCL 35 kg atau NPK 150 kg dan pupuk organik 2.000 kg 2) Dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat 3) Lahan sawah : Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak memerlukan tambahan pupuk secara langsung, cukup berasal dari residu pupuk yang diberikan pada tanaman padi. Jenis tanah alluvial pemupukan dengan 22,5 kg urea = 45 kg TSP + 45 kg KCL/ha dapat meningkatkan hasil 0,17 ton/ha 4) Lahan kering : pada lahan kering respon tanaman terhadap pemupukan berbeda tergantung pada musim dan jenis tanah. Kacang Nagara yang ditanam pada musim kemarau kurang respon dibanding dengan yang ditanam pada musim hujan. Pemupukan 50 kg urea + 100 kg TSP per/ha dapat meningkatkan hasil 20% dibandingkan tanpa pupuk

6.

Pengendalian Gulma 1) Kompetisi gulma merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan hasil,, apabil tidak dilakukan penanggulanga secara tepat. 2) Jenis gulma yang sering dijumpai antara lain : Enchinochoa colona, Amaranthus spinosus, Cyperus kilingia dan Lindrernia anaglis 3) Untuk menekan pertumbuhan gulma cukup dilakukan 2 (dua) kali penyiangan 4) Upaya lain dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman menjadi 320.000 tanaman /ha

7.

Pengendalian Hama dan Penyakit 1. Hama daun, penggerek polong, ulat grayak dan tikus merupakan hama yang dominan menyerang dan menurunkan potensi hasil kacang nagara Untuk mengatasi diupayakan penggunaan pestisida secara bijaksana sistem pemantauan di lapangan Dengan menggunakan pestisida dan pemupukan yang tepat dapat meningkatkan hasil sampai 34%.

2.

3.

8.Panen Ciri tanaman yang siap untuk dipanen adalah : 1) Tanaman telah berumur 2 bulan 2) Polong masak ditandai warna polong putih kecoklatan 3) 85 90 % polong sudah kering 4) Polong hasil panen harus secepatnya dijemur agar lebih kering untuk selanjutnya dilakukan pembijian 5) Pada kondisi cukup kering, masa pengeringan polong hanya dilakukan 2 3 hari 6) Untuk makanan ternak dilakukan antara periode pembungaan dan pembentukan polong

9.

Pasca Panen Polong yang telah dipetik dikumpulkan dan dijemur dibawah terik matahari salama 3 4 hari. Polong yang sudah kering ditandai dengan pecahnya sebagian polong secara otomatis. Pembijian dilakukan dengan memasukkan polong kedalam karung kemudian di pukul-pukul atau diinjak-injak. Kemudian biji dibersihkan dengan cara ditampi atau dengan alat lainnya dengan prinsip pemisahan biji bernas dengan kotoran. Biji yang telah bersih dikeringkan sampai kadar air 14% untuk selanjutnya dilakukan penyimpanan dalam karung, sedangkan untuk benih penyimpanan dilakukan dengan menggunakan kaleng atau drum untuk menghindari serangan hama gudang. Apabila dilakukan penanganan yang baik benih kacang nagara dapat disimpan lebih dari 1 tahun.

Anjuran Teknologi Budidaya Kacang Nagara (secara umum)

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG MERAH 1. Penyiapan lahan Seperti halnya penyiapan lahan untuk tanaman kedelai maupun kacang hijau, pengolahan tanah dilakukan secara optimal, yang umumnya diperoleh dengan dua kali pembajakan dan diikuti dengan perataan tanah. Kacang merah tergolong tanaman yang toleran terhadap kelembaban tanah tinggi, karenanya pembuatan saluran drainase perlu diperhatikan dalam budidaya kacang merah. 2. Penanaman Penanaman kacang merah dilakukan dengan menggunakan tugal, ditanam dua hingga tiga biji perlubang, dan diperjarang menjadi dua tanaman perumpun pada umur sekitar delapan hari setelah tanam. Kacang merah ditanam dengan jarak 40 cm antara barisan dan 10 cm di dalam barisan, atau setara dengan populasi 330.000 hingga 500.000 tanaman per ha. Di New South Wales dan Queensland, kacang merah ditanam dengan populasi tinggi yaitu 500-600 ribu tan / ha (Desborough dan Redden, 1998). 3. Pemeliharaan a. Pemupukan Tanaman kacang merah memiliki bintil akar yang cukup effektif dalam menambat nitrogen udara, walaupun demikian upaya penambahan unsur hara melalui pemupukan masih tetap diperlukan. Dosis pupuk (N, P2O5 dan K2O) disesuaikan dengan status kesuburan tanah yang akan digunakan, namun sebagai pedoman umum dapat mengikuti dosis anjuran pada tanaman kedelai, yaitu Urea sekitar 75 kg, SP-36 100 kg, dan KCL 100 kg per ha, diberikan seluruhnya pada saat tanam, 30 % pada saat tanaman berumur 20 hst dan sisanya diberikan pada saat menjelang berbunga (Keng-Feng, 1994) b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit Tanaman kacang merah dinilai kurang toleran terhadap persaingan dengan gulma karenanya pengendalian gulma perlu mendapatkan

perhatian. Penyiangan disesuaikan dengan populasi gulma dilapang, namun paling tidak dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur 15 dan 25 hst. Beberapa hama dan penyakit dapat menjadi kendala produksi kacang merah. Seperti pada tanaman kacang hijau, hama Trips dan Aphis dapat menyerang kacang merah. Virus merupakan kendala utama. Izuka (1990) mengidentifikasi dan melaporkan paling tidak terdapat enam srain virus yang dapat menjadi kendala produksi kacang merah AzMV (adzuki bean mosaicvirus). BICMV (blckeye cowpea masaic virus) dan AMV (alfafa mosaic virus).Adanya infeksi awal virus AzMV dilaporkan dapat menurunkan hasil hingga 43 %. Seperti pada biji kacang hijau, berbagai hama dapat merusak biji kacang merah selama penyimpanan terutama Callosobruchus chinesis dan C. maculatus. Untuk mengatasi kerusakan biji selama penyimpanan, Ishimoto et al. (1996) mengupayakan pembentukan kacang merah transgenic tahan hama-hama penyimpan tersebut. 4. Panen dan prosesing Polong kacang merah masak tidak serempak, karenanya pemanenan dilakukan antara dua hingga tiga kali. Beberapa varietas kacang merah yang dilepas dari Taiwan pada akhir-akhir ini umumnya bertipe determinit dan berumur antara 80-90 hari. Upaya pemuliaan di Taiwan juga diarahkan untuk umur masak polong serempak, sehingga masa panen dapat dilakukan sekaligus. Di Florida Selatan, masa tanam terbaik adalah pada bulan September- Februari, dan tanaman dapat dipanen pada umur 120 hari. Uji coba terhadap beberapa genotype introduksi asal Taiwan dan jepang yang dilakukan di Malang, umur polong masak berkisar antara 60 hingga 70 hari. Polong yang telah masak segera dijemur dan dibijikan. Biji kacang merah memiliki daya tumbuh cukup lama, namun selama penyimpanan harus memperhatikan adanya serangan hama gudang. Karenanya penyimpanan pada tempat tertutup akan cukup baik untuk menghindari kerusakan akibat hama-hama dalam penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai