Anda di halaman 1dari 16

adalah bidang studi yang secara khusus mengkaji segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indra

penglihatan (visual sense). diterapkan dalam bidang seni rupa (KARIKATUR, KOMIK, KARTUN) dan arsitektur, juga dalam kajian yang lepas dari karya seni.

Dalam konteks ini, kata As You Wish! karena sistem logat dan bunyi pelafalannya ditukar tempat kan pada kata As Yo Wis!, makna konotasi nya : ketimbang terus repot berdebat mending tidak terlibat atau melibatkan diri

sama sekali. Prinsip semacam


itu menjadi sikap hidup orang Yogyakarta dalam bermasyarakat dengan tetap

mengutamakan asas
keharmonisan.

kata DJOK DJA diartikan dengan dijok saja (DJOK=dijok, DJA=saja) atau dalam frame bahasa Indonesia dimaknakan sebagai ditambah lagi. Tambah lagi wedang teh nasgithelnya, wedang teh panas legi (gula batu) tur

kenthel.

cerita sebuah obsesi sementara orang yang pernah mencicipi nikmatnya hidup di kota Yogyakarta. Bahwa kembali ke Yogyakarta dan menikmati hari tua di

kota budaya ini selalu


menjadi buah impian dan cita-cita mereka yang

pernah singgah di kalbu


kota Yogyakarta.

wong Jogja itu penuh pikir panjang dan perenungan sebelum melakukan tindakan. Sebab kalau tinggal di Jogja, orang relatif

punya banyak waktu


untuk berpikir dan merenung. Tak jarang,

hasil perenungan panjang


itu hasilnya lebih memuaskan, lebih mantap.

Dalam Absolut Djokdja ,


peran botol tetap dipertahankan dalam mewadahi secuil ke-jogja-an. Dengan imbuhan kata-kata Love Djokdja Absolutely dagadu mencoba

menyampaikan bahwasanya
keindahan Jogja nggak kalah dengan kenikmatan seteguk Vodka yang citarasanya bisa diterima secara internasional.

Mengambil ikon sama


dengan HOW SLOW CAN YOU GO yaitu kura-kura. Dagadu ingin menyampaikan pesan, khususnya bagi orang yang belajar, agar tidak terburu-buru dalam

belajar tapi hasil yang


didapatkan memuaskan.

Kepala berbentuk uang


dapat diartikan bahwa sosok seorang tokoh masyarakat yang gila kekuasaan dan menggunakan money politik untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan. Micropon dengan lidah yang menjulur diartikan bahwa tokoh masyarakat hanya mengobral janji.

Gambar diatas dapat diartikan bahwa gambar satpol PP ( yang aslinya juga rakyat kecil ) diperalat oleh para penguasa untuk memenuhi segala kepentingannya. Dan kerap kali satpol PP bertugas menggusur kawasan para rakyat kecil sehingga sering terjadi bentrok antara keduanya ( sama-sama rakyat kecil ).

seorang atasan yang semena-mena, yang selalu memerintah

bawahannya. Atasan
tinggal enaknya,tanda tangan saja , semuanya di kerjakan bawahannya ( tubuh bawahannya kurus kering ).

Menyindir suasana para anggota parlemen dan presiden saat

mengadakan rapat,
kebanyakan dari mereka tertidur dan seenaknya sendiri bahkan kadang sering terjadi bentrok antar anggota parlemen.

keadaan bencana lapindo


yang sampai sekarang belum tuntas.para pejabat hanya bersenang-senang diatas penderitaan rakyat. Tanpa ada penyelesaian masalah untuk mensejahterakan masyarakat yang terkena bencana lumpur lapindo

??

Anda mungkin juga menyukai