Anda di halaman 1dari 3

Menyambut Loka-Karya tentang Penetapan Perkawinan (Itsbat) WNI di Sabah Malaysia Tahun 2011

Perlindungan Hukum Para TKI/TKW di Luar Negeri


Kurang lebih setahun lalu, tepatnya tanggal 24 Juni s/d 26 Juni 2010, para Ketua, Wakil Ketua dan Panitera se wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Kalimantan Timur, dengan didampingi oleh Bapak Tuada Uldilag, Drs. H. Syamsu Alam, S.H., M.H., dan Bapak Dirjen Badilag, Wahyu Widyana, M.A. mengadakan kunjungan muhibah dan studi banding ke Mahkamah Syariah Tawau dan Mahkamah Syariah Negeri Sabah, Kota Kinabalu, Malaysia.

Foto Dirjen Badilag dan beberapa peserta studi banding tahun lalu di depan Mahkamah Syariah Kota Kinabalu

Dalam kunjungan studi banding ini peran Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, di Sabah, sangat mendukung dan menerima kedatangan rombongan dengan sangat respek dan penuh harapan. Tidak kalah respeknya juga adalah Bapak Dirjen Badilag yang menurunkan tulisan bersambung di Website Badilag.net. tentang kunjungan studi banding ini. Setelah usia shalat Jumat di Masjid Jami Negeri Sabah, dalam pertemuan dengan Konjen RI di gedung KJRI Kota Kinabalul, Sabah, Malaysia, salah satu permasalahan yang mencuat dalam pertemuan tersebut adalah permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sektor-sektor informal di Malaysia, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi keluarga para TKI. Tidak sedikit para TKI di sana yang menikah di bawah tangan dan bercerai pun di bawah tangan. Karena lembaga-lembaga hukum KUA dan PA tidak terdapat di sana. Sekalipun Perwakilan Indonesia di luar negeri diberi wewenang untuk mencatatkan perkawinan setelah memenuhi syrat-syarat yang ditentukan. Namun dengan berbagai alasan hal itu tidak dapat terlaksana. Sementara kalau mereka harus pulang ke wilyah hukum Indonesia yang terdekat, seperti Sebatik, Nunukan atau pun Tarakan, mereka harus berpikir dua kali karena akan rugi biaya

dan waktu, apalagi bisa-bisa mereka dipecat oleh majikan tempat mereka bekerja. Akibatnya para TKI tersebut tidak memiliki dokumen kependudukan karena tidak memiliki bukti dari pernikahan dan perceraian mereka. Dan korban terbesarnya adalah para anggota keluarga mereka, terutama anak-anak. Sudahlah mereka tidak memiliki akta nikah atau pun akta cerai, anak-anak pun otomatis tidak memiliki akta kelahiran. Dan ini akan membawa akibat hukum yang akan timbul dan menunggu mereka di kemudian hari. Karena itu Konjen RI Kota Kinabalu, di Sabah, pada waktu itu, mengusulkan kepada MARI agar ke depan persoalan ini dapat terselesaikan dengan kerjasama antara Kedubes RI di Malaysia dengan MARI dan Kementerian Agama, di antaranya dengan mengadakan Sidang Keliling dan Nikah Massal. Rakernas Mahkamah Agung RI Tahun 2010 di Balikpapan juga telah menghasilkan dan

mengamanatkan rumusan yang senada dengan maksud Konjen RI Kota Kinabalu, Sabah, tersebut. Melaluli Rumusan Hasil Diskusi Komisi II Bidang Urusan Lingkungan Peradilan Agama, huruf A angka 11, tanggal 13 Oktober 2010, Komisi II telah menyimpulkan bahwa untuk membantu para TKI/TKW di luar negeri yang menghadapi persoalan hukum di bidang perkawinan perlu dilakukan terobosan (di bidang yurisdiksi) untuk melakukan sidang keliling di Kedutaan Besar RI di luar negeri, termasuk pembiayaannya. Rupa-rupanya terobosan yang dihasilkan Rakernas MARI 2010, di Balikpapan, sebagai hasil studi banding PA se-Kaltim beberapa waktu lalu itu, telah dimulai dan dirintis oleh Konjen RI Kota Kinabalu, di Sabah, dengan menjadikan persoalan ini sebagai Program Kerja mereka di tahun 2011 dalam rangka mengantisipasi dan meminimalisir persoalan hukum keluarga bagi para anggota TKI. Dan sebagai tahap awal, maka dari tanggal 11 Mei 14 Mei 2011, Konjen RI Kota Kinabalu akan mengadakan Loka-Karya tentang Penetapan Perkawinan (Itsbat) WNI di Sabah Malaysia Tahun 2011, dengan mengundang para nara sumber dan peserta yang berkompeten di bidangnya, baik dari Indonesia maupun Sabah, Malaysia, berjumlah keseluruhannya 90 orang. Dari Indonesia misalnya, diundang : Tuada Uldilag; Dirjen Badilag; Direktorat Perlindungan TKI/BHI Kementerian Luar Negeri; Direktorat Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri; Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama; KPTA Kalimantan Timur;, KPA Tarakan; Kadisdukcapil Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan; Kepala KUA Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan; Konsulat RI Tawau, Sabah. Sedang dari Sabah, Malaysia, diundang : Ketua Penolong Pengarah Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sabah; Ketua Bahagian Perkawinan dan Perceraian Jabatan Pendaftaran Negeri Sabah; Perusahaan Pengguna TKI di Sabah; Agensi Pekerjaan di Sabah; Forum Komunikasi Guru Agama Islam Indonesia di Sabah; Perwalian/Pengurus Gereja di Sabah. \ Permasalahan yang akan didiskusikan dalam Loka-Karya ini dibahas dalam dua sesi. Sesi pertama, tanggal 12 Mei 2011, makalah yang dibahas adalah : Permasalahan Perkawinan WNI/TKI di Sabah oleh Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu; Perkawinan Warga Negara Asing di Sabah oleh Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sabah; Pendaftaran Perkawinan Warga Negara Asing di Sabah oleh Jabatan Pendaftaran Negeri Sabah; Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Perkawinan WNI di Luar Negeri oleh Direktur Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri; dan Perlindungan WNI di Luar Negeri oleh Direktur Perlindungan WNI/BHI Kementerian Luar Negeri.

Sesi kedua, tanggal 13 Mei 2011, makalah yang dibahas adalah : Implikasi Perkawinan Bawah Tangan Terhadap Status Hukum Istri dan Anak oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama; Pencatatan Perkawinan WNI di Luar Negeri Pernikahan Massal oleh Dirjen Badan Peradilan Agama Islam MARI. Menurut Konjen RI Kota Kinabalu, Sabah, Hasil dari Loka-Karya ini nantinya akan dipakai sebagai rujukan dalam pelaksanaan Program Kerja KJRI Kota Kinabalu Tahun 2011 pada kegiatan perkawinan massal bagi WNI di Sabah, bulan Juni dan Desember 2011, dalam rangka menjamin kepastian hukum status perkawinan dan perlindungan terhadap hak-hak anak dan istri para TKI. (bersambung, Ruslianyah-Tarakan) Selamat berloka-karya! oleh Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri; dan Penetapan Perkawinan (Itsbat) dan Kaitannya dengan

Anda mungkin juga menyukai