Oleh :
Kasus ini merupakan kasus nyata yang saya temukan di poliklinik Puskesmas Tiga Dolok, sewaktu pasien datang kontrol Kasus ini merupakan kasus yang menarik,karena etilogi blm jelas dan lebih sebagai sindrom dengan gejala yang melibatkan aktivitas listrik episodik abnormal di otak dan diturunkan. Epilepsi tidak bisa sembuh dengan pengobatan tetapi biasanya dikontrol
Pada kasus ini, perubahan hormon yang dialami pasien ketika beranjak dewasa merupakan masalah penting karena berhubungan dengan frekuensi serangan yang semakin sering timbul.
Hal ini menjadi perhatian khusus karena sebagai dokter kita harus bisa memberi edukasi dan penatalaksanaan yang terbaik kepada pasien, supaya serangan bisa dikontrol semaksimal mungkin mengingat dampaknya yang sangat beresiko terhadap kerusakan saraf pusat (terutama penurunan kognitif) nantinya apabila terus menerus tidak dikontrol.
Data Pasien
Nama
No. RM
: Friska Sidabutar
:-
Data Demografi
Alamat : Negeri Dolok Agama : kristen protestan Suku : Batak Pekerjaan: belum bekerja Bahasa ibu: bahasa batak Jenis kelamin: perempuan
Data Biologik
Tinggi badan: 155 cm
Berat badan: 55 kg Habitus: tidak ada yang spesifik mendukung ke diagnosis misl: konsumsi obat-obat tertentu (-).
Data Klinis
Pasien datang ke puskesmas tiga dolok untuk kontrol pada tanggal 12 Juni 2012 dengan: Keluhan Utama: kontrol kejang dan sariawan Telaah: Sebelumnya pasien sudah pernah kontrol dengan keluhan kejang yang dialami pasien sejak usia 2 tahun-6 tahun, menurut nenek pasien, kejangnya sudah pernah berhenti sejak umur 6 tahun sampai pasien mendapat haid pertama sekitar umur 14 tahun sampai sekarang 18 tahun pasien sering kejang,dengan frekuensi yang semakin sering. Menurut nenek pasien ketika kejang pasien tidak sadar untuk beberapa menit dan akhirnya sadar sendiri setelah beberapa menit tidak sadar
Data klinis
. Selain kontrol pasien juga mengeluhkan sariawan,dengan frekuensi hal ini dialami pasien sejak seminggu terakhir, karena lidahnya sering tergigit sewaktu pasien kejang. Pasien sering membiarkan luka gigitan di lidahnya, sehingga lukanya membuat pasien kesakitan sewaktu makan. Riw. Keluarga menderita penyakit yang sama: (-) RPO : Diazepam, phenobarbital RPT : Meningitis : tidak jelas ensefalitis : tidak jelas kejang demam : tidak jelas
Pemeriksaam Jasmani
Vital sign : Sens TD Nadi RR
Anemis Icteric Cyanosis Dyspnea Edema :Compos mentis : 110/70 mmHg : 72x per menit : 20 per menit :::::-
Pemeriksaan Jasmani
Kepala & Leher: Mata:Pupil isokor 3mm-3mm RC: +/+; Edema palpebra (-) Konjungtiva inf. anemis (-) Mukosa mulut: tampak ulcus dengan tepi meninggi, dasar rata, warna putih kemerahan,di ujung lidah dan kedua bibir jumlahnya 4. bau mulut: +. Oral hygene : buruk Cyanosis: -
Pemeriksaan jasmani
Thorax & Punggung: Jantung : Auskultasi: Kesan: Tidak ada kelainan Paru SP: Vesikuler ST: Kesan: Tidak ada kelainan Abdomen & Pinggang: Tidak ada kelainan
Muskuloskeletal: Extremitas atas: Tidak ada kelainan Extremitas bawah: tidak ada kelainan
pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan Nervus cranialis NI : tidak ada kelainan pada penciuman NII,III : pupil isokor, d: 3mm, RC +/+ NIII,IV,VI: gerakan bola mata N NV : refleks kornea +N NVII : tutup mata +, menyeringai + N, menggembungkan pipi + N NVIII: tidak ada kelainan pendengaran, vertigo N IX,X: uvula medial, refleks muntah +N NXI : angkat bahu simetris + NXII : menjulurkan lidah simetris, fasikulasi -
Diagnosis Banding
1. Sinkop
2. Hipoglikemia
Pemeriksaam Penunjang
Anjuran.. 1. Pemeriksaan laboratorium (untuk melihat adanya kelainan metabolik atau kelainan elektrolit seperti Hipoglikemia,hipernatremia, hipokalemia,uremia, dll. 2. EEG (elektroensefalografi) untuk merekam gelombang otak saat terjadi serangan atau diluar serangan. 3. Head CT-scan: mendeteksiadanya tumor, infark, hematom, dll.
Pemeriksaam Jasmani
Sens:n Compos mentis TD : 110/70 mmHg Nadi: 72x per menit RR: 20 per menit
Status lokalisata
DIAGNOSIS
Diagnosis klinis: Epilepsi (tonik klonik) +apthous stomatitis
EDUKASI
Memberi penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang penyakit dan juga prognosisnya, supaya pasien dan keluarga lebih teratur kontrol.
Anjuran: konsul ke spesialis syaraf.
Ada pertanyaan?
Thank You
THANK YOU
THANK
YOU