Anda di halaman 1dari 2

Untuk seseorang yang senyumannya sangat manis

Aku bingung memulainya dari mana ?. ketika aku bertanya kepada burung, dia pun hanya geleng- geleng kepala. Lalu ku coba menyapa angin barangkali ia tahu apa yang aku rasakan saat ini. Dia malah pergi begitu saja, tidak menghiraukanku. Ketika kebingunganku memuncak, ada hati yang berbisik. Kamu barangkali sedang jatuh cinta. Sontak aku kaget,,, kenapa aku bias jatuh cinta kembali, sementara dahulu aku kapok dengan cinta. Siapakah gerangan yang membuat hatiku menggeliat kembali dari tidur panjangnya ? Itukah engkau,,, yang namanya pun sampai saat ini tidak kukutahui. Yang terbayang hanya paras cantikmu, ang aku hafal hanya senyuman manismu, gula pun kalah jauh. Itu yang membuatku hingga saat ini tidak pernah nyenyak dalam tidur. Ada rasa yag berbeda ketika engkau tidak ada. Ada rasa yang berbeda ketika engkau hadir. Mengapa ? Boleh kah kiranya aku jujur pada diri sendiri ? Atau bolehkah aku jujur kepadamu. Karena ketika hati berkata lain lalu mulut mengatakan yang lain pula berarti aku telah memunafikan diriku. Biarkan aku jujur pada hatiku dan hatimu tentang rasa ini. Aku ingat awal pertama melihatmu. Maka langsung saat itu juga aku terpana, detak jantungku serasa berhenti sejenak. Karena perasaan ini ? perasaan yang membuat aku kehabisan kata untuk menjelaskannya. Aku tidak berani mengungkapkannya secara langsung, ketika menulis inipun jari jemariku bergetar, susah untuk ku atur ritme gerakannya. Saking aku gugup dan salah tingkah. Aku ingin jujur kepada teteh tentang satu hal. Tapi aku ingin minta maaf sebelumnya jika aku terkesan lancing dan berani. Maaf, semaaf- maafnya. Tapi ini demi kebaikanku, paling tidak setelah aku tahu jawabnnya maka rasa penasaran ini akan berhenti sampai disini. Paling tidak setelah aku jujur mengatakan apa adanya sedikit beban mengganjal dihatiku bisa berkurang. Aku ingin jujur sejak kemarin- kemarin, tapi lidahku tiba- tiba kelu. Entah apa alasannya ? yang jelas mulut ini tidak bisa mengatakan apa yang aku rasakan. Jadi biarlah tulisan ini mewakili isi hatiku yang sebenarnya.

Sebenarnya bila kutulis apa yang

kurasa, selembar kertas kusam

ini tidak mampu

menampungnya. Namun biarlah, ini hanya sebagian perasaanku saja. biarlah yang lainnya aku simpan di peti hatiku hingga suatu saat teteh lah yang membukanya. Ijinkan aku mengurai kata- kata terakhir,,,biarlah orang berkata apa tentang perkataanku, namun ini tulus dari relung qalbuku,,,,, ijinkan aku bilang Ich Liebe Dich*.

* Ich liebe dich = Aku cinta kamu ( bahasa jerman )

Catatan : Surat ini hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada yang tersakiti hatinya atau meras tersanjung,, panitia mohon untuk diikat ya takut ada yang terbang !. Tidak ada maksud lain, ini hanya sebagai hiburan semata. Jangan anggap ini main- main ya,,, he he .. surat ini ditulis di UPI.net pada hari Jumat tanggal 19 Oktober 2012 jam 16.33 ( di jam saya ) di kelas B.

Anda mungkin juga menyukai