Anda di halaman 1dari 16

NUsa

Informatif, Edukatif, Inspiratif

NUsa/Edisi ke-12 Mei 2013

Tabloid

Maarif NU Tuban

Harga Rp 5.000,-

Bum i Wali Bertabur Karaoke


i s i d E 2 1
KIlas Peristiwa: Banom NU Kerjasama dengan BLKI Laporan Pendukung: Menjaga Kesenian Tradisional Tuban dari Kepunahan Pendidikan:

Ajarkan Tradisi Keagamaan Secara Serius

Petilasan: Berdakwah setelah Kalahkan Belanda email: tabloidnusa@yahoo.co.id

ISSN : 2303-2154

Lahirkan NUsa dengan Tekad dan Dedikasi


NUsa yang kini genap berusia satu tahun, tak ubahnya dengan bayi yang baru lahir. Tiap hari harus dirawat, disuapi, dimandikan dan jika badannya panas (sakit) harus dibawa ke dokter. Jika sampai hari ini masih bertahan hidup, maka itu tidak lepas dari andil dan kerja keras dari orang-orang yang selama ini menyayangi dan mencintai tabloid yang kelahirannya dibidani LP. Maarif NU Tuban ini. Siapa mereka?
Nama lengkapnya M. Zaenal Arifin, S.Pd.I, lahir 28 September 1987 dan tinggal di Panyuran Palang. Di NUsa dia sering dipanggil Mas Bro. Lajang yang sehari-harinya berposisi sebagai Staf Kesekretariatan LP. Maarif Tuban ini M.Zaenal Arifin menjabat sebagai Sekretaris Redaksi sekretaris redaksi Tabloid NUsa. Andil besar yang dia berikan ke NUsa, selain mengurusi surat menyurat, dialah yang menghandel proses percetakan NUsa. Tidak itu saja, dia pulalah yang paling aktif berkomunkasi dengan sekolah-sekolah di bawah LP Maarif yang berlangganan Tabloid NUsa. Dia berprinsip, orang harus ikhlas dalam melaksanakan suatu pekerjaan tanpa memandang seberapa besar keuntungan (materi) yang didapat.
Drs. Mahfud, M.Pd Penanggungjawab

02

Dari Redaksi
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tahun

Akhmad Zaini Pimpinan Redaksi

Di jajaran redaksi, Mohammad Syihabuddin merupakan salah satu crew senior. Dia bergabung dengan NUsa sejak pertama kali menggelar rapat di rumah Pimpinan Redaksi NUsa Akhmad Zaini. Lahir di Desa Karangagung Timur Palang Tuban, 5 April 1983, dia sekarang menjadi Redaktur NUsa. Beberapa laporan Utama NUsa telah lahir dari tanggannya. Begitu juga dengan M. Syihabuddin tulisan Aswaja, hampir selalu Redaktur merupakan hasil pemikirannya. Penguasaan Syihab tentang NU memang lumayan bagus. Ini tidak lepas dari keberadaanya sebagai aktivis NU Tuban. Selain di NUSa, dia juga pernah menjadi sekretaris PC. IPNU Tuban (2010-2012). Saat ini, di PCNU dia sebagai anggota Lajnah Talif waa Nasr pada divisi pengembangan sastra dan karya ilmiah anak muda. Pada tahun 2010, dia pernah dinobatkan sebagai empat dari Duta NU Jatim.

Seperti halnya S y i h a b , S u w a n d i adalah orang yang terlibat sejak awal pendirian Ta b l o i d NUsa. Lajang kelahiran 10 Mei 1988 ini Suwandi memiliki bakat Koord. Iklan yang menonjol dalam mencari iklan. Atas dasar itu, dia diberi tanggung jawab sebagai Koordinator Iklan. Sudah banyak iklan yang terpasang di NUsa, merupakan hasil loby dan kerja kerasnya. Selain mencari iklan, Suwandi yang beralamat di Desa Sukolilo, Bancar ini juga aktif menulis. Beberapa laporan telah dia buat, beberapa berita tentang Banom NU juga telah dia tulis. Dia sangat berharap warga NU Tuban memberikan dukungan moral dan material terhadap tabloid NUsa.

Diajak bergabung di NUsa, langsung diminta untuk menangani pemasaran. Inilah perbedaan yang mencolok pada diri Dholiful Hadi.SP.d. dibanding dengan crew NUsa lain. Pemuda kelahiran Desa Socorejo 10 Nopember 1984 ini memang diajak bergabung ke NUsa ketika tabloid ini berikhtiar untuk memperbaiki pemasaran. Hadi memang terlihat memiliki bakat marketing; semangat, ulet dan kreatif. Maklum, Dholiful hadi Koord. Pemasaran selain kuliah, selama ini dia juga membantu orang tuanya berbisnis. Kini, selain fokus di pemasaran, Hadi juga mulai ikut membikin laporan serta berita untuk NUsa. Kemampuannya menulis ternyata juga lumayan. Edy Suprayogi, bergabung ke NUsa agak belakangan, tepatnya Agustus 2012. Ketua IPNU Rengel ini menjadi wartawan plus pemasaran di wilayah Rengel. Ketika awal-awal dia bergabung, dia begitu bersemangat memasarkan NUsa di wilayah Rengel. Event-event yang melibatkan banyak orang, seperti pengajian Ahad Pagi dan pengajian rutin di lingkungan NU dia datangi. Hasilnya lumayan, NUsa cukup banyak laku di wilayah Rengel. Alumnus Manbail Futuh Edy Suprayogi dan STITMA ini sekarang juga diserahi Wartawan tugas tambahan, yakni menggarap pemasaran di wilayah Plumpang, Grabagan dan Soko.

Sama dengan Mas Bro, dia juga menghabiskan hari-harinya sebagai Staf Kesekretariatan LP Maarif Tuban. Baru saja menikah, alumnus STITMA ini memiliki nama lengkap Habiburrahman. Di NUsa, Habib memegang posisi keuangan. Dialah Habib yang mengatur sirkulasi Bendahara keuangan di NUSa, terutama membuat anggaran honorarium untuk penulis di NUsa. Selain mengurusi keuangan, Habib yang belakangan mulai merintis usaha ini juga mengurusi pendistribusian NUsa Peduli ke beberapa sekolah yang mendapatkan giliran. Dia pulalah yang biasanya menyiapkan foto dan membuat laporan tentang proses penyaluran bantuan tersebut.

Berkarakter serius, M. Wakhid Qomari, S.Pd yang saat ini berposisi sebagai Redaktur NUsa bersama Syihab, tercatat sebagai orang yang hadir di saat NUsa mengalami masa kritis dan masuk rumah sakit, yakni ketika NUsa akan memasuki edisi kedua. Saat itu, kendati telah terbentuk struktur kepengurusan, NUsa terancam gulung tikar karena beberapa pengurus tidak aktif. Atas rekomendasi M. Ainul Yaqin (wakil ketua STITMA), Pemimpin Redaksi NUsa Akhmad Zaini mengajaknya bergabung ke NUsa. Ajakan tersebut diterima dengan baik olehnya. Dan dari detik itulah, lajang kelahiran Bojonegoro, 29 Desember 1987 itu M. Wakhid Qomari Redaktur memberikan dedikasi yang tinggi terhadap NUsa. Wakhid yang saat ini tinggal di Kaliuntu, Jenu memiliki harapan NUsa akan menjadi bagian dari masyarakat Tuban yang mampu menyuguhkan berbagai informasi yang informatif, edukatif dan inspiratif.

Kehadirannya di NUsa bersamaan dengan Wakhid. Alumni Unirow ini memiliki nama lengkap Ahmad Suaidi Muharrom. Penampilannya kalem, potongan tubuhnya jeking, namun di balik semua itu, lajang yang senang dipanggil Kangaidi ini memiliki bakat besar dalam hal artistik dan tata letak (lay out) tabloid. Di tangannya, perwajahan NUsa menjadi cakep seperti sekarang ini. Selama bekerja, tidak banyak perkataan yang dia keluarkan. Namun, tangannya selalu bergerak mencari bentuk-bentuk lay out yang menawan. Berasal dari Lamongan, Kangaidi bergabung di komunitas Kostra, Lembaga Ahmad Suaidi M Loyout Kebudayaan Tuban (LKT), memiliki harapan, ke depan, Tabloid Nusa bisa menjadi wadah dokumentasi, saluran karya warga nahdliyin yang mau menulis dan membaca, serta sebagai wadah informasi dalam berbagai informasi.

Kalem dan dewasa. Itulah kesan yang kuat dari diri wartawan NUsa yang satu ini. Namanya cukup singkat Suantoko. Kesehariannya, dia ngantor di Unirow sebagai salah satu staf kantor dan bergabung di komunitas Kostra, Lembaga Kebudayaan Tuban (LKT). Dia memiliki perhatian cukup besar dalam masalah-masalah antropologi. Karena itu, begitu mendapat tugas meliput situs dan makam-makam wali di Tuban untuk rubrik Petilasan, dia mengerjakannya dengan sepenuh hati. Hasil liputannya cukup bagus dan dinanti kehadirannya oleh banyak pembaca NUsa. Belakangan, Suantoko mendapat tugas khusus untuk mencari bahan dan menulis tentang serbaserbi dunia Islam yang dimuat di rubrik Mozaik Islam. Dia berharap, ke depan, NUsa tidak hanya sebatas menjadi media Informatif, Edukatif, dan Inspiratif, tetapi menjadi kebutuhan masyarakat. Dialah satu-satunya crew perempuan Tabloid NUsa. Nama lengkapnya Siti Halimah. Kehadirannya di NUsa karena ajakan dari pengelola NUsa agar dia mau bergabung. Cewek yang juga aktivis Pers Mahasiswa Unirow kelahiran 22 Nopember 1991 ini diharapkan bisa menghiasi rubrik Muslimah yang ada di Tabloid NUsa. Belakangan, karena sibuk menyelesaikan penulisan skripsi, Halimah kurang produktif membuat tulisan. Dia berjanji, begitu pembuatan skripsi kelar, dia akan aktif kembali. Dia merasa, banyak pengalaman yang dia peroleh semenjak bergabung dengan NUsa. (*)

Suantoko Wartawan

Siti Halimah Wartawan

Susunan Redaksi
Penanggugjawab : Drs. Mahfud, M. Pd (ketua LP Maarif NU Tuban), Pemimpin Redaksi : Akhmad Zaini, Sekretaris Redaksi : M. Zainal Arifin, Keuangan : Habiburrahman. Redaktur : Moh. Syihabuddin, Wakhid Qomari Staf Redaksi: Suantoko, Haliemah, Layout : Ahmad Suaidi Muharrom. Pemasaran: Dholiful Hadi (Koordinator), Abd. Rohim, Shodiqin dan Anshori (Perwakilan Tuban Selatan) Edy Suprayogi (Perwakilan Rengel, Soiko, Plumpang). Iklan: Suwandi. Redaksi menerima sumbangan tulisan dalam bentuk artikel, esai, cerpen, puisi, opini, features, reportasi budaya, dan foto peristiwa sesuai dengan misi Tabloid NUsa. Naskah maksimal 800 kata (1.05 halaman spasi 1.15 font 12 ) bisa dikirim via email atau langsung datang ke kantor redaksi. Redaksi berhak mengedit kiriman tulisan selama tidak mengubah isi.

Alamat Redaksi : Kompleks Kantor LP. Maarif NU Tuban Jl. Manunggal 10-12 Telp. 081 216 994 822 email : tabloidnusa@yahoo.co.id

Tahun
Mengenang Perjuangan Almarhum K.H Wahab

Demi NU, Ceraikan Istri


Setahun lalu, Allah SWT telah memanggil KH. Wahab ke sisi-Nya. Banyak torehan sejarah yang beliau tinggalkan untuk warga NU. Hingga ajal menjemput, beliau masih aktif mengurusi organisasi berhaluan ahlussunahwaljamaah ini.
ama KH Wahab dikenal di lingkungan NU. Ini tidak lain karena selama hidup, beliau banyak mengabdikan diri di NU. Banyak perjuangan yang beliau lakukan yang layak dijadikan contoh oleh generasi penurur, khususnya generasi muda NU. KH Wahab adalah tipe orang yang selalu aktif dan konsisten dalam memperjuangkan NU. Dedikasinya dalam dalam berorganisasi sangat tinggi. Selain mengurusi NU, kebiasaan KH Wahab adalah sowan (bertamu) ke rumah para kiai. Hampir semua kiai di pulau Jawa (sampai ke Banten) dan Madura pernah dikunjunginya. Kebiasaan itu dimaksudkan agar beliau selalu mendapatkan ilmu agama yang cukup dan mendapatkan pengalaman tentang ajaran agama Islam. Perjuangan KH. Wahab lahir pada 14 Pebruari 1926, di Desa Rayung, Kecamatan Senori. Dulu sebelum beliau menggunakan nama Wahab, asalnya bernama Muhammad. Tetapi semenjak beliau berangkat haji, akhirnya berganti nama menjadi Wahab. Wahab sebelum menjadi kiai kondang di NU, ia hanya anak orang yang tidak mampu. Tiap hari aktifitasnya membantu orang tuanya di sawah. Untuk jenjang pendidikannya, pertama dilalui dengan sekolah formal di SR (sekolah rakyat), sekolah formal di jaman Belanda. Dari pendidikan formal tersebut, ia mendapatkan ijasah SR. Setelah menempuh pendidikan formal, tepatnya sekitar umur 16 tahun, akhirnya ia memutuskan untuk berpetualang dan menuntut ilmu dari pesantren ke pesantren, dari kiai satu ke kiai lainnya. Bapak ketika masih muda memang sangat suka sekali berkunjung ke ndalemnya para kiai. Itu dimaksudkan untuk belajar ilmu agama kepada mereka. Selain ke rumah kiai, bapak juga sering bermain ke pesantren-pesantren, mulai dari daerah Banten hingga sampai Madura. Itu dilalunya dengan hanya berjalan kaki, kata Ilyas, putranya KH. Wahab. Setelah berpetualang menuntut ilmu, beberapa tahun kemudian tokoh yang juga akrab dipanggil Mbah Wahab ini memutuskan untuk ikut mondok di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Entah berapa lama KH Wahab mondok di Kajen tidak ada yang tahu, karena dulu Wahab muda memang suka berpindahpindah tempat. Mungkin bapak mondoknya itu tidak sampai bertahan lama, karena sosok orangya itu suka berpetualang dan berpindah-pindah dari daleme kiai satu ke kiai lainnya, imbuh pria lulusan UNSURI (sekarang STITMA Tuban) ini. Selain sebagai seorang santri dan mempunyai kesenengan sowan ke rumah KH Wahab pernah menikah dengan sembilan perempuan dan dikaruniai tiga belas anak. Salah satunya termasuk Ilyas. Ilyas merupakan anak dari isteri kedua. Meski memiliki sembilan isteri, tetapi wahab terkenal tidak pernah bekerja. Berhari-harinya ia hanya mengurusi NU. Dari mana ia mencukupi keluarganya, orang lain juga tidak ada yang tahu. Karena ia juga termasuk sosok orang yang tidak pernah mengeluh pada orang lain. KH. Wahab dulu merupakan aktifis di NU, di PCNU Tuban ia juga pernah menjabat sebagai mutasyar. Apalagi di tingkatan bawah beliau sangat aktif sekali. Kebetulan beliau itu orangnya juga sangat merakyat dan enteng bicaranya, maka dari itu tidak heran apabila banyak orang yang suka padanya, ungkap KH Kholilurrahman, suriyah PCNU Tuban. Aktif di PCNU Tuban KH. Wahab tidak hanya mengabdikan dirinya di NU yang ada ditingkatan bawah saja. Namun ia juga mengabdikan dirinya untuk ikut aktif di PCNU Tuban. Sejak dulu ketika Tuban terbagi dua pimpinan cabang NU yakni PCNU Tuban Selatan dan PCNU Tuban utara, ia juga selalu aktif di NU. Hingga sampai NU di Tuban ini merujuk kembali menjadi satu pimpinan cabang, ia juga tetap aktif mengurusi di NU. Meski Mbah Wahab sudah sepuh, tetapi ketika ada acara NU di manapun ia selau hadir dan tidak pernah ketinggalan. Itulah Mbah Wahab! Orangnya selalu semangat kalau mengurusi NU, tambah Kiai Kholil. Selain aktif di NU, ia juga kerap berdakwah. Niat berdakwah karena ia hanya ingin berbagi ilmu dengan orang lain. Selain itu ia juga sebagai panutan oleh orang banyak di sekitarnya. Mbah Wahab itu tidak pernah mengeluh pada orang lain. Tetapi orang lain sering sekali mengeluh pada Mbah Wahab terkait masalah-maslah yang dihadapi oleh oran itu, kata salah satu keponakannya. Sebelum meninggal dunia, beliau berpesan kepada anak-anaknya agar selalu memegang dan memelihara NU. Jangan sampai tidak menghidupi NU, karena NU ini merupakan ajaran dari para ulama-ulama, ungkap keponakannya itu. (wandi)

Tokoh Inspiratif
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

03

MENGENANG: Foto KH. Wahab ketika menjadi komandan. kiai, di zaman penjajahan ia juga pernah menjabat sebagai komandan hisbulloh di Surabaya. Hisbulloh adalah pasukan khusus yang di bawah naungan NU untuk memerangi para tentara sekutu yang berada di Indonesia, khususnya yang melakukan penyerbuan di wilayah Surabaya. Setelah sekutu bisa dipukul mundur dan negara Indonesia merdeka, KH Wahab sempat ditawari untuk menjadi tentara Indonesia oleh pemerintah. Namun tawaran itu ditolak, karena beliau merasa berangkatnya berasal dari organisasi. Setelah menjadi komandan hisbulloh di Surabaya, lalu ia memutuskan untuk kembali ke Tuban tepatnya di daerah Singgahan. Mulai dari situlah akhirnya ia berjuang dan mengabdikan dirinya ke NU. Dulu sebelum Wahab kembali ke Singgahan NU di daerah Singgahan dan sekitarnya sangat sedikit sekali pengikutnya. Tetapi semenjak KH Wahab datang di Singgahan dan memutuskan untuk menetap, sedikit demi sedikit ia mengenalkan NU di sekitar wilayahnya. Hingga meluas ke Kecamatan Parengan sampai ke kecamatan Kenduruan. Bapak pernah mentalak isterinya, gara-gara isterinya itu tidak mau ditinggal. Karena ketika itu bapak mau merintis MWC NU di Kecamatan Parengan. Mau tidak mau isterinya juga tetap dicerai, ungkap Ilyas. TERSISA: Salah satu Putra KH. Wahab (Ilyas) saat menunjukkan koper peninggalan KH. Wahab.

04

Laporan Utama
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tahun

DI BALIK KOTA TUBAN: Tulisan bumi wali yang terpasang pada dinding yang ada di Jalan Basuki Rahmat (kiri) dan salah satu bangunan karaoke yang ada di Tuban.

Tuban Bumi Wali kini telah dikenal sebagai brand image Kabupaten Tuban. Brand ini sangat beralasan dipasang karena fakta memang menunjukkan kalau di kabupaten ini banyak bertaburan ratusan makam wali Allah. Namun ironis, di kabupaten ini usaha Karaoke sangat menjamur. Sepanjang perjalanan SurabayaSemarang, hanya di Tuban-lah usaha karaoke paling marak bertaburan.

Bumi Wali Bertabur Karaoke


asalnya berwarna kuning sekalipun. Sebagaimana diketahui bahwa warna hijau identik Islam. Warna hijau merupakan simbul dari kemakmuran dan kesuburan, dalam arti bahwa warna hijau akan memberikan kesejukan dan kesejahteraan bagi warga Tuban. Aura kewalian kota Tuban juga bisa nampak dari berjajarnya Asmaul Husnah di sepanjang jalan propinsi dan jalan sekitar alun-alun. Papan-papan nama itu dilekatkan di tiang-tiang lampu jalan, yang setiap hari bisa dilihat dan dibaca oleh warga yang sedang lewat. Semakin terasa kewaliyannya, kini semakin dipermudahnya akses menuju ke makam Sunan Bonang dan semakin diperbaikinya fasilitas yang ada di makam Sunan Bonang itu. Alhasil, istilah Tuban Bumi Wali semakin tertancap pada benak masyarakat Tuban yang melihat wajah Tuban secara kasat mata. Dari serentetan fakta yang terkumpul ini, maka maklumlah kalau kita seolah terbius dan terhipnotis, sehingga merasa seolah-olah Kabupaten Tuban telah menjadi sebuah Kabupaten hijau yang telah suci dan telah menjunjung tinggi kehadiran para waliyullah. Padahal suasana paradoks masih sangat mudah terjumpai. Minuman toak masih sangat akrab dengan masyarakat di kabupaten ini. Sangat mudah kita menemukan sekumpulan orang yang duduk dipinggir jalan sembari mimum toak. Yang lebih memprihatinkan lagi, bumi para wali ini masih tertaburi tempat-tempat karaoke yang sangat identic dengan dunia malam. Mendengar kata usaha karaoke di Kabupaten Tuban, sekilas pasti langsung teringat gadis-gadis bahenol, para lelaki necis berduit, tempat yang berkerlap-kerlip, musik yang menggema, dan seterusnya. Ya, begitulah asumsi masyarakat pada umumnya. Karaoke diidentikkan sebagai tempat hiburan yang mempertemukan pasangan-pasangan tanpa ikatan pernikahan bernyanyi-nyanyi dan bergembira ria di dalam ruangan. Dari anak kecil sampai orang tua, dari tukang becak sampai para pegawai, dari warga pesisir sampai warga pegunungan semua mempunyai asumsi yang sama untuk mengartikan tempat karaoke. Seorang santri yang duduk di bangku salah satu SLTA di Jenu pernah menulis essay yang berisi tentang keprihatinannya terhadap keberadaan Kabupaten Tuban yang ditempati banyak pondok pesantren di berbagai daerah, namun juga dipenuhi tempat-tempat karaoke yang diartikannya sebagai tempat kemaksiatan. Memang, apa yang dianggap masyarakat kebanyakan tidak bisa dipungkiri, karena realita telah menunjukkan hal itu. Bangunan usaha karaoke selalu tertutup. Haris, seorang warga yang biasa ke luar-masuk tempat-tempat karaoke itu, bercerita bahwa tempat-tempat karaoke itu dibangun dengan desain dibagi menjadi beberapa kamar kedap suara. Di dalam setiap kamar itu ada fasilitas sofa beserta seperangkat sound system, baik yang manual maupun yang digital. Kalau ingin melakukan pemesanan, pengunjung tinggal memilih kamar yang mana dan dengan ditemani wanita yang mana serta berjumlah berapa. Para pengunjung tinggal memilih. Asalkan duit yang dibawa banyak, dia bisa memilih kamar yang terbaik dengan ditemani banyak wanita yang cantik dan seksi. Mau wanita 10 orang, ya keturutan, ungkap Haris, salah satu warga Tuban yang sudah pernah ke salah satu karaoke. Ayik, salah satu warga Tuban yang mempunyai kebiasaan sama dengan Haris, menuturkan kalau harga perkamar rata-rata 50 ribu dan per wanita rata-rata 100 ribu per jam. Tetapi biaya itu bisa lebih, bergantung dari kualitas kamar dan wanita yang diminta menemani pengunjung itu. Namun, baik Haris maupun Ayik tidak sepakat kalau dikatakan para pengunjung karaoke itu melakukan hubungan badan di dalam ruangan itu. Yang mereka lakukan di dalam kamar itu adalah menyanyikan lirik lagu bersama untuk mengisi musik yang berbunyi tanpa suara lirik lagunya. Tapi, kalau sekedar cium-ciuman sambil minum minuman keras dan yang lain-lain, itu biasa, ungkapnya. Menurut Haris kalau pengunjung menginginkan sesuatu yang lebih, dalam hal ini semisal hubungan badan, maka akan ada tawar-menawar ulang antara pengunjung dan wanita yang menghiburnya. Tempatnya juga tidak di dalam ruang karaoke, tapi di luar. Entah di hotel atau di mana saja, tuturnya. Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan-Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban Sunaryo, S.Pd, sebagai pihak yang berwenang memberikan ijin usaha, kepada NUsa pernah menyatakan kalau dirinya sangat mendukung ikon Tuban sebagai Bumi Wali. Dia pun telah mensosialisasikan hal ini ke dalam dan ke luar Kota Tuban. Namun, soal usaha karaoke tersebut dia mengaku tidak bisa melarang. Alasannya, secara definisi dan secara hukum usaha karaoke itu tidak melanggar. Ada perda nomor 16 tahun 2001 tentang rekreasi dan hiburan umum yang melindunginya, tegas Sunaryo. (wakhid)

ermula dari 2011 yang lalu, sejak KH. Fathul Huda menduduki kursi Bupati Tuban, ikon Tuban dirubah dari Tuban Akbar menjadi Tuban Bumi Wali. Semenjak itu pula wajah kewalian Tuban diwujudkan di manamana. Ikon Tuban sekarang adalah Tuban Bumi Wali agar masyarakat mengikuti amalan-amalan para wali. Masak sudah bumi wali masih ada perzinahan, perjudian dan minum minuman keras? tutur Bupati pada suatu ketika ketika diwawancarai NUsa. Bertolak dari apa yang disampaikan Bupati, sekarang bisa dilihat bahwa semua tata ruang kota didominasi warna hijau. Pohon-pohon dicat hijau. Bangunan-bangunan kini banyak yang berganti warna menjadi hijau, bahkan yang

SEPI DI SIANG HARI: Tampak dari depan bangunan karaoke yang ada di Tuban.

Tahun

Laporan Utama
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Jadi kita sebagai masyarakat tidak bisa main hakim sendiri, semua itu ada prosesnya dan yang paling penting bagi masyarakat seharusnya jangan sampai terjerumus ke dalam dunia tersebut. Jangan sampai tempat itu menjadi salah satu ajang transaksi sabu-sabu atau narkoba.

Tertutup dan tak Kooperatif P

05

Harus Ada Ikhtiar Mengurangi


empat karaoke di bumi wali memang sangat marak. Bagi sebagian warga Tuban, hal tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri. Apalagi sampai disalahgunakan oleh para penikmat setia karoke. Bisa saja tempat itu tidak hanya sebagai caf dan karaoke saja, melainkan sebagai tempat transaksi narkoba maupun sabu-sabu. Terbukti sering terjadi kriminalitas di daerah sekitar karaoke tersebut. Rais Syuriah PC NU Tuban KH Kholilurrahman, sebagai tokoh agama di Tuban hanya berharap jangan sampai tempat karaoke dijadikan pusat maupun sumber-sumber kemaksiatan. Sebab, dia menyadari kalau masyarakat lain yang merasa terganggu dan para penegak hukum tidak bisa langsung membrantas begitu saja. Sebab bangsa Indonesia ini menganut azas Pancasila. Jadi kita sebagai masyarakat tidak bisa main hakim sendiri, semua itu ada prosesnya dan yang paling penting bagi masyarakat seharusnya jangan sampai terjerumus ke dalam dunia tersebut. Kita harus mengawasi betul perkembangan dunia karaoke, jangan sampai tempat itu menjadi salah satu ajang transaksi sabu-sabu atau narkoba. Toh sebenarnya kalau sering ke tempat dunia hiburan seperti itu, juga sangat rawan merusak hubungan rumah tangga orang, katanya. Aparat kepolisian dan pemerintah, lanjut Kiai Kholil, harus mengawasi betul perkembangan karaokekaroke yang ada di Tuban. Jangan sampai tempat tersebut merusak moral bangsa. Jadi kalau bisa setiap saat tempat-tempat tersebut harus diawasi dan dipantau. Alangkah baiknya bagi penegak hukum di Tuban ini juga harus berperan aktif dalam menangani kasus-kasus penyelewengan yang ada di tempat karaoke tersebut. Dia mengusulkan agar pemerintah berusaha mengurangi tempat hiburan seperti karaoke. Secara terpisah, H. Ahmad Alam Farid, pengasuh pondok pesantren Nahdlotut Tholibin Al-Islamin (NTI) Jatirogo juga berpendapat bahwa seharusnya Tuban itu bersih dari tempat dunia hiburan seperti karaoke itu. Alasannya jelas, karena Tuban ini sudah menjadi ikon kotanya sebagai bumi wali. Akan sangat ironis jika di Tuban masih saja banyak tempat maksiat tersebut. Hal semacam itulah yang tidak relevan dengan ikon Tuban bumi wali. Apa semboyan tersebut hanya sekedar tulisan saja, seharusnya sudah saatnya Tuban bumi wali ini bersih dari tempat-tempat yang berpotensi menjadi ajang kemaksiatan. Karena tempat-tempat tersebut sangat meresahkan warga yang ada di Tuban. Apalagi tempat karoke itu sampai disalahgunakan, maka kemaksiatan dan bahaya kriminalitas juga akan bertambah, tutur menantu KH. Faqih Sarang, Rembang ini. Dia juga menambahkan, kalau bisa pemerintah Tuban secara perlahan-lahan menutup tempat karaoke tersebut. Caranya bisa saja menaikkan pajak perizinan maupun operasionalnya. Dengan maksud agar bisa membentengi adanya kemarakan tempat karaoke tersebut. Selanjutnya pemerintah juga tidak boleh memberikan izin baru kepada pengusaha karaoke yang mau membuka usaha maupun yang memperpanjang perizinan karaoke. Disamping itu wakil rakyat yang duduk kursi DPRD Tuban juga harus responsif dan proaktif dalam mengawasi perkembangan karaoke-karaoke tersebut. Kalau bisa di Tuban ini perbanyak pondok pesantren, agar masyarakat Tuban bisa terbentengi dari hal-hal maksiat tersebut. Selain itu perda yang mengatur tentang dunia hiburan tersebut, seharusnya diperketat. Syukur-syukur perdanya itu berisi pemberantasan tempat karaoke-karaoke itu. Jadi Insya Allah bumi Tuban ini bisa menjadi aman dan tentram. Dan semboyan Tuban Bumi wali juga bisa terwujud, tegas pria yang biasa dupanggil Gus Farid tersebut. (suwandi)

erubahan brand Tuban yang dulunya Tuban Akbar menjadi Tuban Bimi Wali ternyata sedikit pun tidak mengurangi jumlah tempat karaoke. Saat tim NUsa mencoba untuk mengetahui informasi lebih jauh tentang perihal karaoke, ternyata tidaklah mudah. Kesan tertutup yang selama ini terlihat memang benar, semua diatur bagaimana tidak ada informasi yang keluar sehingga sekian banyak yang kami datangi hanya security yang bisa ditemui. Security salah satu tempat karaoke terbesar yang mengaku bernama Edi mengatakan tugasnya hanya mengurus keluar masuk mobil tamu dan tidak tahu semua kegiatan di dalamnya. Pemilik Glamour ini orang Surabaya dua dan orang Tuban satu. Kalau namanya saya tidak tahu. Managernya siapa juga tidak tahu, namanya juga tidak tahu. Tugas saya hanya di luar, imbuhnya dengan wajah tegang. Karena tidak kooperatifnya satu tempat, maka kami mencoba untuk mengetahui dari tempat karaoke terbesar lainnya. Hal yang sama tertutup namun dengan nada yang sopan juga kami dapatkan. Saya security baru mas di sini jadi kurang begitu tahu, kalau ladiesnya (sebutan untuk pegawai perempuan di dalam) sekitar 17. Kebanyakan dari luar kota seperti Bandung dan Bojonegoro, ungkap petugas yang bernama Sigih ini. Ketidakpuasan kami semakin bertambah hingga kami menemukan kost para ladies. Kamar-kamar masih tertutup rapat seperti membungkus dan menyembunyikan kelelahan malam minggu itu. Hanya seorang ibu beserta anaknya dan satu ladies yang mengaku bernama Fita asli Tuban nampak begitu capek berbaring di tempat tidurnya yang mau menemui kami. Itu pun kami harus duduk di depan pintu kamar karena seakan ia tidak ingin jauh dari kasur sebagai penghilang capeknya. Saat kami tanya terkait penghasilan, mungkin juga sangat menggiurkan untuk seorang wanita yang hanya bekerja 6 jam tiap harinya. Tidak heran memang mereka yang rumahnya jauh mampu membayar kost Rp 700 ribu perbulan. Rata-rata penghasilannya Rp 2, 5 juta tiap 2 minggu . Itu bisa lebih kalau pas dapat tamu banyak. Tergantung berapa tamu yang minta ditemani nyanyi, ungkap Fita Keberadaan tempat karaoke di bumi wali ini memang masih menjadi kontroversial di kalangan masyarakat. Di satu sisi masyarakat sekitar ada yang tidak merasa terusik namun di sisi lain ada yang merasa kurang nyaman. Mereka yang tidak setuju dengan menjamurnya karaoke di Tuban mempertanyakan, apakah dengan sebutan Bumi Wali, layak kabupaten ini tetap membiarkan begitu nyamannya tempattempat karaoke beroperasi? (hadi/suwandi)

Karaoke Dilindungi Undang-Undang


harfiah sendiri tidak mengarah pada sesuatu yang negatif. Karaoke menurutnya berasal Sama dengan pendirian usaha- dari kata kara dan oke. usaha yang lain, Kara berasal dari bahasa kalau pengusaha Jepang yang artinya hampa dan oke yang artinya karaoke itu memiliki syarat orkestra. Dari kedua morfemik ini diartikannya bahwa ada yang kami berikan, ya kami musik yang berbunyi tetapi beri ijin. Gratis tidak ada suara liriknya. Ya, bukannya keminter, tapi karaoke itu artinya ya mengisi lirik lagu ke dalam musik yang berbunyi, jelasnya. Dan hal yang demikian, menurut Sunaryo bisa dilakukan di mana saja. Entah di rumah atau di mana pun. Kalaupun ada sesuatu negatif yang dipersepsikan masyarakat pada usaha karaoke, semisal hubungan badan, Sunaryo mengatakan bahwa hal seperti itu bisa dilakukan di mana saja. Tidak usah di karaoke. Kalaupun orang itu sudah mempunyai sifat buruk, di rumah pun banyak yang melakukan hal itu (hubungan badan, red.), tuturnya. Namun, sebagai pihak yang memberikan ijin usaha

unaryo, S.Pd, kepala bidang Pariwisata dan Kebudayaan-Dinas Perekonomian dan Pariwisata kabupaten Tuban yang mempunyai wewenang memberi ijin usaha hiburan, mengatakan bahwa secara hukum usaha karaoke itu tidak melanggar. Ada peraturan daerah yang melindunginya, yakni perda nomor 16 tahun 2001 tentang Rekreasi dan Hiburan Umum (RHU). Dan menurut penuturan Sunaryo Sunaryo munculnya tempattempat hiburan karaoke itu sejak 2004, sehingga berdirinya berbagai usaha karaoke itu 3 tahun setelah perda nomor 16 itu ditetapkan. Jadi tidak ada masalah dalam hal hukum pendirian usaha hiburan karaoke itu, ungkap Sunaryo. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa syarat pendirian usaha hiburan itu adalah memiliki IMB, HO dan NPWP. Sama dengan pendirian usaha-usaha yang lain, kalau pengusaha karaoke itu memiliki syarat yang kami berikan, ya kami beri ijin. Gratis, tuturnya. Lagi pula, menurut Sunaryo definisi karaoke secara

TEMPAT:Sebuah kost para ladies (atas) dan salah satu bangunan karaoke yang ramai pengunjung. itu, Sunaryo mengaku telah melakukan berbagai pembinaan. Dari 11 usaha karaoke di Kabupaten Tuban yang sudah dilegalisasikan oleh bidang kerjanya, Sunaryo telah menyuruh semua pekerja karaoke berpakaian rapi. Berbaju lengan panjang, berjas dan bercelana panjang, tegasnya. Jika ada yang melanggar, dia tidak segan memberikan sanksi. (wakhid)

Menjaga Kesenian Tradisional Tuban dari Kepunahan


Seorang budayawan muda Tuban pernah mengungkapkan sebuah pernyataan di dalam sebuah diskusi bahwa sekarang masyarakat semakin tidak mengetahui kesenian tradisi asal Tuban, misalnya: tari Sandur, Miyang, Gacar dll. Coba sekarang tanya tetangga kita atau temanteman kita, apa mereka mengenal Sandur? tanya seniman muda. Benarkan demikian?

06

Laporan Pendukung
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tahun

Sistem Pendidikan Harus Dirubah

JAGA TRADISI: Kelompok orang dan anak-anak yang masih melestarikan kesenian sandur saat pertunjukan beberapa waktu yang lalu. anggap telah tidak dikenali masyarakat lagi. Sandur masih ada senimannya. Kami mempunyai datanya, tuturnya. Kesenian Jidoran juga masih ada kelompok-kelompoknya. Bahkan kini telah berkembang dan digabungkan dengan musik kosidah atau rebana, imbuhnya. Intinya, dia menyatakan bahwa kesenian tradisi masih dikenal oleh banyak masyarakat Tuban. Sesuai data yang dimiliki kantornya, jumlah kelompok seniman tradisi yang telah terorganisasi dengan baik (artinya: telah memiliki visi, misi, AD/ART, dan struktur yang jelas) mencapai 102 kelompok dengan jumlah anggota total 1.981 orang. Menurut Sunaryo jumlah ini hanyalah kelompok seniman yang telah terorganisir dengan baik dan telah terdata di kantornya. Namun, pada kenyataannya, masih banyak kelompok-kelompok seniman tradisi yang belum terdaftar di kami. Mereka masih berupa kelompok-kelompok kesenian yang belum terorganisasi dengan baik, makanya masih belum terdaftar di kantor kami, jelas Sunaryo. Namun, dia juga tidak mengingkari bahwa kini terjadi penurunan tingkat ketertarikan kawula muda terhadap kesenian tradisi itu. Hal ini disebabkan oleh tingkat perkembangan teknologi yang semakin massif. Para kawula muda kini lebih nyaman dan menikmati menonton televisi dengan suguhan program musik modern dari pada kesenian tradisi. Karena itu, menurut Sunaryo harus ada usaha filterisasi dari masyarakat. Berbeda dengan atasannya, Sumardi, kasi seni dan budaya berpendapat kawula muda yang mayoritas terserap di lingkungan pendidikan semakin tidak tertarik dengan kesenian tradisi karena sistem pendidikan nasional yang menjadi akar persoalannya. Menurutnya, kesenian kini telah dinomor-sekiankan oleh sistem pendidikan nasioanal. Sistem pendidikan nasional Indonesia, menurutnya, lebih mementingkan materi-materi yang mengacu pada intelektualitas siswa dari pada materi-materi yang berusaha untuk mengonsep olah rasa, pikir, hati dan raga para siswa. Kini semakin berkembang anggapan orang tua, wes awakmu ora usah olahra-

erbeda dengan seniman muda tadi, Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan-Dinas Perekonomian dan Pariwisata kabupaten Tuban Sunaryo, S.Pd mengungkapkan kelompok seniman yang telah terorganisir dengan baik ke dalam berbagai organisasi dan telah terdata di lembaga kedinasan yang dipimpinnya masih banyak. Dia menyangkal kalau kesenian semacam Sandur dan Jidoran di-

Sunaryo, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tuban

ga, tidak usah menari tidak apa-apa yang penting nilai Matematika, bahasa Indonesia dan bahasa Inggrismu bagus. Lah kalau sudah demikian siapa yang patut dipersalahkan? tegasnya. Sumardi menyesalkan sistem pendidikan nasional yang kurang memperhatikan kesenian daerah. Menurutnya, hal yang dititik beratkan oleh sistem pendidikan nasional Indonesia hanya untuk mengolah kecakapan otak kiri, berorientasi pada daya intelektualitas dan mengesampingkan kecakapan otak kanan dan tengah. Padahal, menurutnya kecakapan otak kanan dan tengah tidak kalah pentingnya dengan kecakapan otak kiri. Pengolahan otak kanan dan tengah menurutnya bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan olah rasa, fikir, hati dan raga. Dengan mengolah keempat aspek tersebut maka anak akan semakin peka terhadap lingkungan dan semakin bijaksana, daripada hanya cerdas ilmu eksak dan mengabaikan aspek emosional sama sekali. Kalau ingin mencari siapa yang patut dipersalahkan, dia mengatakan bahwa berbagai pihak bertanggung jawab akan hal itu. Pemerintah harus mendorong perubahan sistem pendidikan nasional untuk lebih memperhatikan kesenian dan kebudayaan daerah. Orang tua harus tidak takut lagi akan kemerosotan nilai anak-anaknya yang tertarik dengan kesenian dan kebudayaan daerah. Para siswa juga harus sadar diri bahwa kesenian dan kebudayaan adalah sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan kemampuan dirinya agar bisa terjun di tengahtengah masyarakat dengan baik. Hanya dengan cara seperti inilah maka kesenian dan kebudayaan daerah akan semakin tertancap dalam benak masyarakat. Meskipun menyadari akan menurunnya minat kawula muda terhadap kesenian daerah, Sunaryo tetap optimis gairah kawula muda terhadap kesenian daerah semakin tumbuh. (wakhid) modifikasi menjadi hadrah, rebana, dan lain-lain. Hal itu dilakukan agar kesenian Jidoran tidak mati. Walaupun kemasannya berbeda, tetapi isi dan makna dalam kesenian itu tetap sama. Anak-anak muda sekarang lebih suka kesenian modern. Oleh karena itu, kita berusaha mengenalkan kesenian, terutama Jidoran kepada anak-anak sejak dini. Alhamdulillah walaupun sedikit, anak-anak sudah mulai tertarik, baik Rebana, Hadrah, dan Jidoran itu sendiri, tambah Pranoto, generasi termuda dalam kesenian Jidoran Bejagung. Kesenian-kesenian tradisional memang sudah seharusnya mengalami pembaruan, agar kesenian tersebut tidak punah. Di samping itu, peran era digital yang sudah menguasai anak muda, kian memperparah situasi dan nasib kesenian tradisional. Hal itu, dikarenak a n kesenian tradisi lebih sulit dipelajari dibandingkan dengan menatap monitor media elektronik selama berjamj a m . (antok)

Menjaga Kesenian Tradisional Tuban dari Kepunahan

radisi-tradisi leluhur yang masih memiliki yoni (kekuatan) di dalam masyarakat Tuban adalah Sandur, Gemblak, dan Jidoran. Namun kekuatan yang ada dalam kesenian tradisi semacam itu berbalik arah dengan kenyataan sekarang. Belakangan kesenian tradisi kurang mendapatkan tempat dalam masyarakat, karena beberapa situasi. Hal itu dikarenakan seni tradisi seperti Sandur, Jidoran, dan Gemblak, tidak mudah untuk dipelajari. Selain itu, waktu mempelajarinya juga relatif lama. Apalagi kalau harus mengikuti pakem yang telah ada. Salah satu kesenian tradisional yang kurang mendapatkan perhatian kaum muda adalah Gemblak. Kesenian Gemblak merupakan kesenian mirip dengan wayang orang. Cerita-cerita yang diangkat seputar sejarah dan mitos, seperti: Ratu Lembu Amisseno dari Kediri, Ande-ande Lumut, Dewi Sekartaji, Mbantaretna, Mbok Randa Dadapan, Sejarah Kerajaan Majapahit sampai Pajajaran, dan lain-lain. Keberadaan kesenian Gemblak di Tuban, salah satunya terdapat di Dusun Bawi Wetan, Desa Hargoretno, Kecamatan Kerek, Tuban. Kesenian Gemblak Bawi Wetan, satu-satunya kesenian Gemblak yang masih bertahan sampai sekarang. Akan tetapi, kesenian tersebut mengalami pasang surut akhir-akhir ini.

Berubah Ikuti Perubahan Zaman

Hal itu, dikarenakan pengaderan kaum muda yang sulit. Menurut Tarmudi sebagai pemimpin Kesenian Gemblak Bawi Wetan, anak-anak muda lebih tertarik mempelajari seni musik modern daripada harus menjadi panjak Gemblak. Peralatan gamelan yang digunakan untuk mengiringi Gemblak sama halnya dengan iringan Ketoprak dari Jawa Tengah. Tetapi yang membedakan terletak pada sandangan (kostum) yang digunakan. Kostum Gemblak seluruhnya terbuat dari kulit, lanjutnya. Sarbini sebagai dalang Gemblak menambahkan, Gemblak Bawi Wetan sudah ada dalam kurun waktu empat generasi dan diteruskan secara turuntemurun. Begitu juga dengan kostum yang digunakan dalam pementasan sudah berumur empat generasi. Saat ini, Sarbini khawatir kalau Gemblak tidak dapat eksis. Sebab, pemain Gemblak rata-rata orang dewasa. Tidak ada kaum muda yang mau mempelajarinya. Saya takut kalau Gemblak, cunthel (hilang), tidak ada yang meneruskan, ungkap Sarbini. Sisi yang lain, keberadaan Gemblak kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Hal itu, dikarenakan sekolah-sekolah modern tidak mau mengajarkan tradisi leluhurnya. Sekolah-sekolah modern lebih mengutamakan kesenian asing dan bahasa asing. Sedangkan kesenian bangsa sendiri dan bahasa lokal mendapatkan porsi yang sedikit di sekolah. Siswa sekarang kalau disuruh bahasa Jawa Krama, tidak mau. Apalagi disuruh nggemblak. Siswa sekarang

lebih bangga kalau memegang gitar, tambah Sarbini. Kesenian Sandur juga bernasib sama. Kesenian Sandur yang mengangkat lakon liku-liku anak petani mencari ngengeran (juragan) dan seluk-beluk pertanian seperti: babat, unduh-unduh, besik, dan panen, kini kesulitan mendapatkan pemain untuk mementaskan pakem Sandur. Akibatnya ada terobosan yang diwacanakan yaitu kesenian Sandur Kontemporer. Suhariyadi sebagai pelaku seni dan pengamat seni di Tuban mengatakan, jika Sandur ingin tetap eksis, maka harus mengikuti zamannya. Sebenarnya secara temporal, Sandur pun sudah mengalami perubahan. Apabila dipelajari, kaca mata hitam yang dipakai oleh salah satu pemain Sandur, itu adalah perubahan karena zaman yang berbeda. Padahal, Sandur sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dan itu belum ada kaca mata hitam. Kendang dan gong bumbung sebenarnya adalah penambahan berdasarkan waktu yang berbeda, supaya Sandur tetap eksis dan diminati masyarakat pada zamannya, ungkap Suhariyadi. Berbicara kesenian, memang sudah seharusnya melihat sasaran siapa yang menikmatinya. Begitu halnya dengan seni-seni yang lain. Kesenian musik Jidoran pun kini sudah beranak cabang. Menurut Sarbini selaku sesepuh pemain Jidoran di Bejagung, jidoran merupakan kesenian asli, pakemnya pun berasal dari wali, tetapi supaya Jidoran tetap bisa dinikmati masyarakat sebagai media dakwah, Jidoran masa kini sudah di-

DALANG: Mbah Sarbini, dalang gemblak Dusun Bawiwetan Kerek.

Tahun

Pendidikan
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013
banyak yang tidak bisa mengoperasikan HP dan internet, sehingga mereka sering dibohongi anaknya. Guru pun tidak bisa mengontrol dengan ketat. Karena orang tua dan guru tidak bisa mengontrol mereka dan wawasan keagamaan mereka tidak cukup matang untuk membentengi diri mereka sendiri, akhirnya banyak siswa yang kedapatan menyimpan gambar-gambar maupun video-video porno. Dan ini beberapa tahun ke depan akan merambah ke madrasah ibtidaiyah. Di beberapa MI juga sudah ditemukan penyimpangan-penyimpangan siswasiswinya yang membawa HP. Ini kalau sejak dini anak tidak dibekali dengan ilmu agama dan tidak pula membiasakan kehidupan berkarakter agama, maka ini akan sangat berbahaya bagi masa depan Bangsa, jelas Abdul Ghofur. Di samping alasan itu, ada beberapa hal lain yang melatarbelakanginya. Di antaranya, Kiai Fatkhur Rozi, kiai setempat yang mendukung MI Ar-Rohim, meminta agar pendidikan agama menjadi perhatian utamanya; guru-guru MI Ar-Rohim pun para alumnus pondok pesantren yang telah matang wawasan agamanya; serta Abdul Ghofur sendiri telah mondok bertahun-tahun di beberapa pondok pesantren, salah satunya di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang. Oleh karena beberapa alasan itu, dia sangat getol mengonsep MI Ar-Rohim sebagai madrasah yang berkarakter keagamaan yang kuat. Untuk menggaungkan karakter agama di MI-nya, Abdul Ghofur memprogramkan berbagai kegiatan keagamaan harian, seperti: tepat setengah 7 sampai setengah 8 pagi, anakanak dibiasakan membaca Juz Amma bersama-sama, baik bil ghoib maupun bin nadhor; setelah membaca Juz Amma, anak-anak dibimbing menghafal Aqidatul Awam sampai selesai, kemudian menghafal Asmaul Husna dan ditutup dengan sholat Dhuha bersama-sama. Kegiatan ini telah rutin dijalankan setiap hari.

Ajarkan Tradisi Keagamaan Secara Serius


Madrasah era sekarang banyak yang kegandrungan dengan materi umum. Bahkan, karena saking gandrungnya, materi-materi agama yang berfungssi untuk menata karakter dan akhlak murid sangat terabaikan, kalau tidak boleh dikatakan terabaikan sama sekali.

Konsep MI Ar-Rohim Bentengi Murid dalam Era Globalisasi

adrasah Ibtidaiyah Ar-Rohim Belikanget-Tambakboyo merupakan pengecualian dari fenomena tersebut. Suasana agamis sangat kental di sekolah yang sejuk dan nyaman ini. 99 Asmaul Husna menghias di dinding gedungnya. Saat NUsa berkunjung ke sana, Nampak seorang guru sedang duduk memimpin para siswa-siswi untuk mengaji jus amma bil ghoib di aula madrasah. Suara mereka yang beriring-iringan terdengar merdu di telinga. Di tengah perkumpulan siswa-siswi yang sedang duduk berderet mengaji itu, ada seorang

laki-laki yang sedang mengawasi para siswa-siswi itu. Dialah sang Kepala Madrasah, Abdul Ghofur, SH. Saat ditemui, dia bercerita banyak tentang MI yang dipimpinnya sejak 2007 silam ini. Dia menyatakan dengan tegas bahwa MI Ar-Rohim ini sengaja diarahkannya untuk membentuk murid yang mumpuni dalam bidang agama. Alasan utama yang melatar belakangi usahanya itu adalah karena sesuai dengan realitas yang menjadi perhatiannya dan yang sedang berkembang di zaman globalisasi ini, di mana teknologi komunikasi sudah berkembang begitu pesatnya, wawasan dan kehidupan yang berkarakter keagamaan di berbagai sekolah dan madrasah sudah banyak yang ditinggal. Sekarang banyak murid di tingkat SLTP, baik MTs maupun SMP, yang sudah memiliki HP dan bisa mengoperasikan internet. Mereka bisa mengakses berbagai hal dengan alat-alat komunikasi itu. Namun, hal itu tidak diimbangi dengan kontrol yang baik. Orang tua

Pelajaran Umum Tetap Diajarkan Meskipun pelajaran dan karakteristik keagamaan yang sangat ditonjolkan di MI Ar-Rohim ini, materi umum tetap diajarkan layaknya di madrasah-madrasah yang lain. Jupriyanto, S.Pd, guru (DPK) yang ada di MI Ar-Rohim, menegaskan bahwa brand madrasah yang dikenal sebagai lembaga pendidikan yang berusaha mengarahkan dan mengajari siswasiswinya ilmu agama, tidak berarti ilmu umum ditinggalkan. Pelajaran umum tetap diajarkan sebagaimana semestinya. Terbukti pada 2008 siswa MI Ar-Rohim mampu meraih nilai tertinggi tingkat Kecamatan Tambakboyo dalam Ujian Nasional (UN). Dulu pernah muncul isu di masyarakat bahwa belajar di madrasah hanya diisi mengaji saja dan materi umum dikesampingkan. Karena umum dikesampingkan, maka alumnus madrasah tidak bisa melanjutkan ke SMP negeri. Isu itu mengakibatkan masyarakat kurang berminat menyekolahkan anak mereka di madrasah. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa belajar di MI bisa melanjutkan belajar ke SLTP, baik MTs maupn SMP yang ada di mana pun, Abdul Ghofur mendatangkan seorang kiai dalam suatu acara untuk memberikan mauidhoh hasanah dan meminta sang kiai untuk meluruskan dan meyakinkan masyarakat kembali akan penting menyekolahkan anak mereka di madrasah. Kini total siswa MI Ar-Rohim sebanyak 64 anak. Prestasi dalam Bidang Agama Abdul Ghofur mengatakan MI Ar-Rohim sudah terbiasa meraih juara I atau II dalam lomba membaca tartil Al-Quran di tingkat Kecamatan Tambakboyo. Pada tahun ajaran 2011/2012, siswa MI ArRohim juga pernah meraih juara II lomba Tilawah tingkat Kabupaten Tuban. Bahkan pada tahun ajaran 2012/2013 siswa MI Ar-Rohim mampu menjuarai lomba Hafalan Juz Amma dan Surat Al-Bayyinah tingkat Kabupaten Tuban, (wakhid)

07

Advertorial

IPIEMS Hadir untuk Semua Golongan


memahami soal-soal,ucap salah satu siswa sambil menulis. Dengan visi membentuk generasi cerdas, berahlak mulia, dan memiliki kompetensi global tentunya lembaga pendidikan yang satu ini sangat cocok dengan masyarakat Tuban yang beragam, penuh daya saing dan berkarakter kuat. Dengan menggunakan alat-alat modern serta tenaga profesional yang mengggabungkan tenaga muda dan tua, IPIEMS melayani kelas 4-5-6 SD, 7-8-9 SMP, dan 10-11-12 SMA dengan produk unggulan seperti PROGNAS, PROGRESIF, PROGRESIF UN, INTENSIF UN, INTENSIF SMPTN, BOARDING SCHOOL dan HOME SERVICE EXCELLENT. Dengan program ini, siswa akan memperoleh hal-hal yangg berbeda dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya, seperti pemahaman konsep dasar materi, pengayaan soal latihan, dan pendekatan secara psikologis sehingga siswa mampu cepat dan tepat dalam menyelesaikan soal. Cara tersebut yang menjadi andalan lembaga yang bertempat diadepan salah satu supermarket di Tuban ini, yakni Concept to quick solution IPIEMS. Semoga masyarakat Tuban semakin mempercayai kami untuk membantu masa depan pendidikan anak-anak Tuban menjadi lebih baik. Kami tunggu untuk bergabung dalam pendaftaran yang sudah kami buka pada bulan April. Tidak ada yang mahal disini, ungkap Yuyun.

TUBAN-IPIEMS adalah bimbIngan belajar yang berdiri 44 tahun yang lalu, tepatnya pada 5 0ktober 1969 di kota surabaya. Seiring dengan perkembangannya yang semakin mendapat tempat di hati masyarakat, IPIEMS telah membuka beberapa cabangnya di seluruh Indonesia, termasuk Tuban. Namun, kehadiran IPIEMS di Tuban bukan tanpa hambatan. Sempat ada anggapan bahwa IPIEMS hanya diperuntukan untuk warga Cina saja. Padahal, semua bisa masuk IPIEMS tanpa ada perbedaan golongan atau asal. Jika ingin berkembang, maka IPIEMS adalah pilihan yang tepat,jelas Manager Akademik IPIEMS Yuyun. Wanita energik ini menambahkan, anggapan yang tidak jelas itu sangat tidak benar dan bertolak belakang dengan kenyataan dan keadaan yang ada. IPIEMS sejak awal didirikan dan diperuntukan bagi semua golongan, tidak perduli apa agamanya, dari mana asalnya dan dari kalangan apa. Asal punya tujuan untuk maju dalam pendidikan maka IPIEMS adalah solusi yang tepat untuk meraih impiannya. Sebagai bukti bahwa IPIEMS adalah hadir dalam keberagaman adalah siswasiswi IPIEMS berasal dari beberapa sekolah di Tuban, tak terkecuali dari BAS (Bina Anak Sholeh). Saya sangat senang belajar di IPIEMS karena pengajarnya yang baik dan ramah juga ada quick soluion yang membantu saya begitu cepat

Manfaat Belajar di IPIEMS Kemampuan akademik meningkat Mudah memahami pelajaran di sekolah Belajar menjadi lebih menyenangkan Lebih siap menghadapi evaluasi di sekolah Lebih percaya diri Mudah menguasai konsep pelajaran Wawasan menjadi bertambah Keunggulan IPIEMS dari yang Lain ~ Modul edisi baru sesuai kurikulum Diknas Lahan Parkir yang sangat luas. ~ Soal-soal prediktif sesuai SKL Diknas ~ Staf pengajar yang berpengalaman dan professional ~ Ruang kelas nyaman ber-AC dan suasana belajar menyenangkan (fun learn ing good teaching), tempat terbatas 20 per kelas ~ Waktu bimbingan lebih banyak dengan pilihan waktu fleksibel ~ Evaluasi rutin menggunakan LJK ~ Disediakan waktu dan ruangan khusus untuk konsultasi belajar atau curhat. ~ Dijamin siswa berprestasi dan laporan perkembangan prestasi siswa disampaikan kepada orang tua Terkait semua prestasi yang dapat diraih oleh siswa-siswi IPIEMS, tentunya tak terhingga bila diuraikan satu demi satu. Sebuah lembaga pendidikan yang memang sudah dapat diakui kemampuaanya dalam mencetak generasi-generasi handal di negeri ini, IPIEMS akan selalu konsistent untuk mengabdikan semua kemampuan untuk negara tercinta ini. Bagi IPIEMS, mampu memperbaiki pendidikan adalah salah satu pengabdian yang tak ternilai, tambah Yuyun.(hadi)

FASILITAS: Ruang belajar ber-AC (kiri) dan kanting yang ada di samping gedung

BANYAK: Peserta try out beberapa waktu yang lalu.

08
P

Aswaja
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tawasuth dalam Kehidupan Modern


Sebulan sekali, LTN PCNU Tuban menggelar diskusi rutin mengenai berbagai persoalan kekinian, khususnya yang menyangkut persoalan ke-NU-an. Diskusi tersebut melibatkan banyak aktivis NU dan kader muda NU. Berikut laporannya.
Rasyidin, Islam pun merambah ke seluruh wilayah di sekitar jazirah Arabia, mengobarkan revolusi sosial dan menyiarkan syariat kebenaran beragama. Islam dengan sistematis dan dinamis merobek-robek bekas wilayah Byzantium, meruntuhkan Kekaisaran Sasania, menghancurkan kerajaan Sind, dan memusnahkan kerajaan Goth selamanya di semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal). Beberapa tahun kemudian, dengan berakhirnya khulafaur Rasyidin Islam berada di tangan sistem kekaisaran yang mengadopsi Byzantium dan Sasania. Dinasty bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus (Suriah) cenderung sentralisasi dan lebih menggunakan gaya kemewahan lama Byzantium. Penggantinya, Daulah Abbasiyah (750-1258 M) yang berpusat di Baghdad lebih cenderung mengadopsi gaya Sasania Persia. Di tengah masa-masa itulah muncul berbagai gerakan perlawanan dari dalam Islam yan sumbernya beragam. Ada yang memang didasarkan pada kenyakinan akan hidup asketisme ala Rasulullah dan sahabat, yang kemudian membentuk kelompok sufi, dan ada pula yang dipengaruhi oleh pemikiran lama yang bersumber dari peradaban Yunani, Yudea, India, paganisme dan majusi yang kemudian membentuk kelompok-kelompok sempalan agama. Pada masa-masa itu pula Islam telah tumbuh menjadi kekuatan raksasa militer, pemimpin peradaban dan tehnologi, serta pusat penemuan dan kebudayaan. Aswaja dan Revolusi Sosial Sekarang, 1434 tahun yang lalu Rasulullah saw. telah meninggalkan umat Islam kondisi telah berubah lebih jauh dalam masalah tehnologi, orang sering menyebutnya sebagai zaman modern. Segala kebutuhan manusia telah terpenuhi dengan melimpahnya kekayaan dan tehnologi. Akan tetapi semua itu hanya pepesan kosong, tidak memberikan kekuatan apapun dalam tatanan hidup sebagaimana yang diimpikan (kesejahteraan, kemakmuran, kebahagiaan, dan ketentraman) karena perilaku manusia tidak jauh beda dengan kondisi jahiliyah di zaman Rasulullah SAW. Apa yang dahulu telah ada di zaman kebodohan bangsabangsa maju (waktu itu) telah ada di zaman sekarang. Mulai dari pornografi, materialisasi, dan banalitas telah menggurita dalam kehidupan masyarakat. Hal inilah yang oleh Hamim Thohari disebut dengan jahiliyah kontemporer. Memang secara dhahir manusia menyembah Tuhan, akan tetapi pada hakekatnya mereka menyembah uang, harta, dan kabatan serta kesenangan. Berangkat dari persoalan inilah golongan ahlussunnah waljamaah sebagai bagian dari komponen masyarakat harus memberikan andil untuk melakukan gerakan revolusi sosial yang telah mengalami dekradasi moral dan akhlak. Adalah KH. Ahmad Sidiq Jember, Rois Syuriyah PBNU ( yang telah merumuskan konsep Khittah Nahdliyah sebagai bagian dari bentuk revolusi sosial terhadap tatanan masyarakat baru Islam dalam rangka menghadapi dunia modern dan jahiliyah kontemporer. Kondisi sosial umat Islam saat ini telah dilanda pemikiran ala barat, yang berkiblat pada kekayaan, kemakmuran, dan kesejahteraan yang hasil akhirnya adalah melimpahnya harta benda dan properti. Sekilas pemikiran itu benar, namun secara hakekat telah menjerumuskan manusia pada jurang kebodohan dan ketertutupan iman. Meraka lebih menampilkan Islam sebagai baju, sebagai cap, sebagai label, dan sebagai hiasan

Tahun

ada hakekatnya peranan agama didatangkan di dunia adalah memberikan petunjuk bagi umat manusia, agar mengabdikan dirinya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, sebagai mana disebutkan dalam al-Quran Tidaklah Aku (Allah) menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah Ku. Mengabdikan diri kepada Tuhan tidak an sich ritual vertikal dan sakral yang tak acuh terhadap adanya kondisi di sekitarnya, dalam arti abai terhadap kerusakan kondisi masyarakat, akan tetapi mampu memanifestasikan tindakan pengabdiannya kepada Tuhan dengan wujud memberikan kebaikan pelayanan dan pancaran kesejukkan kepada lingkungannya. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Sesunggunya aku diutus (di muka bumi) untuk menyempurnakan akhlak. Kedatangan Rasulullah SAW. sebagai utusan yang terakhir adalah bukan berangkat dari sebuah peradaban yang tertinggal dan primitif, namun berada dalam kondisi puncak keindahan dan puncak kekayaan ekonomi di zamannya. Beberapa peradaban besar telah tubuh dan berkembang; Byzantium Greko-Romawi, Sasania Persia, Sind di anak benua India, dan Dinasty Tang di Cina, serta tradisi Sastra Arab sendiri telah berkembang pesat dan memberikan kekayaan yang melimpah bagi kehidupan umat manusia. Khusus bangsa Arab Qurays, di mana Rasulullah dilahirkandengan kekuasaannya terhadap jalur emas perekonomian Jazirah Arabia-- telah menjadi bangsa yang kaya dan memiliki segala kemewahan yang glamour. Tarian perut, perzinaan, dan nyanyian erotis sudah menjadi hiburan yang jamak bagi masyarakat Arab. Bahkan untuk menguatkan hegemoni kekayaan ekonominya mereka menciptakan berbagai bentuk Paganisme (arca sesembahan) di sekitar Kabah untuk tempat peristirahatan serta tempat memohon untuk melancarkan usahanya. Dari sinilah kemudian zaman itu disebut sebagai zaman jahiliyah (kebodohan). Jahiliyah bukan karena mereka tidak bisa membaca-menulis, atau tidak mengetahui pengetahuan dan tehnologi, akan tetapi karena perbuatan mereka; akhlak mereka bukan sebagaimana layaknya manusia dan tidak mencerminkan hamba Tuhan. Zaman itu bodoh karena pada masa itu manusia jatuh dalam jurang kenistaan, kebobrokan moral, kerusakan perilaku, ketertutupan hati, kehilangan kesadaran dan kebutaan iman. Lebih jauh dikatakan bahwa zaman jahiliyah merupakan zaman kerusakan tatanan sosial masyarakat. Karena itulah Rasulullah SAW didatangkan untuk melakukan revolusi sosial terhadap tatanan masyakat jahiliyah. Tidak hanya bagi bangsa Arab saja, namun bagi semua bangsa di dunia. Karena Revolusi Islam yang dilakukan Rasulullah bukan merupakan hal yang baru datang, atau sesuatu yang didasarkan pada pemikiran dan gagasan Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib, namun merupakan sebuah misi yang sama dengan para nabi-nabi sebelumnya. Revolusi Islam Tiga puluh tahun pasca wafatnya Rasulullah SAW di tangan para penggantinya yang disebut dengan khulafaur

saja, namun kurang menjadi tindakan yang mampu memberikan perubahan dan meningkatkan ketaqwaan, sebagaimana tujuan manusia diciptakan oleh Tuhan. Di satu sisi sebagian umat Islam saat ini cenderung formalis, yang mengedepankan kekerasan dan kekakuan dalam menerapkan syariat Islam (ekstrim kanan). Dan di sisi lain umat Islam cenderung liberal dan memberanikan diri membongkar tatanan pasti dalam Islam (ekstrim kiri). Kedua kelompok inilah yang menyebabkan Islam lebih terlihat mengalami perpecahan di antara dua sisi yang berlawanan sehingga melupakan agenda revolusi sosial untuk memperbaiki kondisi moral masyarakat. Sebagai bagian dari golongan yang memposisikan diri berada di tengah-tengah ahlussunnah waljamaah telah menempuh sikap untuk tidak membelah di antara keduannya, antara ekstrim kanan dan ekstrim kiri, yang telah diwujudkan dalam bentuk karakter tawasuth. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat al-Baqoro ayat 143,Dan demikianlah, kami telah menjadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia dan supaya Rasulullah saw. menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian .. Karakter Tawasuth Manifestasi karakter Tawasuth (seimbang) dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka melakukan revolusi sosial adalah tercermin dari tindakan warga NU yang sudah terumuskan dalam khittah nahdliyah. Khittah tersebut harus dilakukan dan dilaksanakan sesuai dengan koridor dan kode etik yang berlaku. Adapun pelaksanaannya dapat dikategorikan sesuai dengan bidang kehidupan yang sedang digeluti oleh umat Islam, yaitu aqidah, syariah, akhlak, pergaulan, politik, sosialbudaya, dan dakwah Islamiyah. Dalam bidang aqidah (keyakinan) konsep tawasuth dapat diterapkan dengan landasan sebagai berikut; pertama menyeimbangkan penggunaan dalil Naqli (Nash Quran dan Hadits) dan aqli (Rasio-akal sehat), dalam arti mendahulukan penggunaan Nash daripada akal untuk mendapatkan keseimbangan dalam berfikir. Kedua berusaha sekuat tenaga untuk memurnikan ajaranajaran Islam dari keyakinan-keyakinan di luar Islam. Tindakan permurnian ini bukan dilakukan secara frontal dan ekstrim seperti kelompok puritanisme, namun tetap menjunjung penghormatan terhadap keyakinan lain dan berusaha tidak mencampurkan dengan keyakinan Islam. Sebagaimana firmankan dalam al-Quran Bagi ku agama ku dan bagi mu-lah agama mu. Ketiga tidak tergesa-gesa menjatuhkan vonis musyrik, kufur dan sebagainya atas mereka (golongan lain) yang karena satu dan lain hal belum dapat memurnikan aqidah semurnimurninya. Tidak seperti yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis yang dengan mudah menjatuhkan vonis musyrik dan kafir hanya gara-gara perbedaan imam dan madzhab. Dalam bidang syariah konsep tawasuth dapat dilakukan dengan landasan sebagai berikut; pertama selalu berpegang teguh pada al-Quran dan Hadits, dengan menggunakan metode dan sistem (madzhab) yang dapat dipertanggungjawabkan melalui jalur-jalur (sanad) yang wajar dan menyakinkan serta diakui (mutabar). Kedua pada masalah yang sudah ada kejelasan (sharih) dan kepastian (qothi) dalam nash Quran dan Hadits maka tidak diperkenankan adanya campur tangan pendapat akal, apalagi pendapat yang disertai dengan hawa nafsu dan kepentingan. Ketiga pada masalah yang belum pasti dan belum jelas (dhanniyah), dapat ditoleransi adanya perbedaan pendapat selama masih tidak bertentangan dengan prinsip agama islam (al-Quran dan Hadits). Dari sinilah kemudian melahirkan sebuah konsesus (ijma) dan analogi (qiyas). Dalam bidang akhlak-tasawuf konsep tawasuth harus mengikuti landasan sebagai berikut; pertama tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, dengan riyadloh dan mujadalah menurut cara yang tidak betentangan dengan prinsip-prinsip hukum dan ajaran Islam. Kedua mencegah sikap ekstrimisme dan berlebihan yang dapat menjerumuskan orang kepada penyelewengan aqidah dan syariat agama. Dan ketiga berpedoman bahwa akhlak yang luhur selalu berada di antara dua ujung mengunjung (thathoruf). (syihab)

Tahun

Petilasan
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

09

Berdakwah Setelah Kalahkan Belanda B


andungrejo letaknya sangat strategis. Berada di tlatah (bantaran) Sungai Bengawan Solo. Letaknya yang strategis itu, Bandungrejo dijadikan tempat singgah ataupun pengasingan oleh beberapa tokoh-tokoh kerajaan. Secara turun-temurun, tokoh pertama kali yang menempati Bandungrejo sebagai tempat pertapaan adalah Empu Randu Baya. Menurut Sunoko, tokoh masyarakat Bandungrejo, pertapaan Mpu Randu Baya ini di kemudian hari secara berturut-turut digunakan oleh dua tokoh penyebar Agama Islam sebagai tempat berdakwah di Bandungrejo. Awalnya, Bandungejo sebagai tempat semedi Empu Randu Baya. Waktu itu, Bandungrejo merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari. Sedangkan Empu Randu Baya adalah pembuat keris yang terkenal pada waktu itu. Raja yang bertahta pada masa itu adalah Prabu Kertanegara (1268-1292). Pada masa pemerintahan Prabu Kartanegara, Kerajaan Singasari mencapai kejayaannya. Beliau berhasil menguasai daerah-daerah di luar Jawa, seperti: Pahang, Bali, Sunda, Kalimantan, Bakula Pura, dan Gurun Maluku. Di balik kejayaannya, Kerajaan Singasari mengalami kemunduran dalam pemerintahan. Adanya serangan Jaya Katwang dari Kerajaan Kediri, tidak lama kemudian Kerajaan Singasari runtuh dan Prabu Kartanegara wafat saat diserang tentara Kerajaan Kediri. Selain itu, dikarenakan ekspansi kekaisaran Cina di bawah Kaisar Khubhilaikhan. Hal itu, dikarenakan Prabu Kertanegara telah menghina utusan Kaisar Cina, Meng Khi. Akhirnya Kaisar Cina tidak terima dengan penghinaan Prabu Kartanegara. Menurut catatan sejarah Tujuh Ratus Tahun Tuban karya Soeparmo (1972:114), Kaisar Khubhilaikhan mengirimkan tentara Mongolia sebanyak 20 ribu untuk menyerang Kerajaan Singasari. Ekspansi tentara Mongolia itu terjadi pada awal 1214 aka atau 1292 Masehi, di bawah pimpinan Shihpi, Khausing, dan Ikemase. Namun ketika bala tentara Cina ini tiba, Kerajaan Singasari sudah runtuh. Hal ini lalu dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk membalaskan dendam pada Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri ditaklukkan berkat bantuan tentara Tartar. Akan tetapi, tentara Tartar diusir oleh Raden Wijaya setelah membantunya. Pada waktu pengusiran Tentara Tartar, yang dilakukan oleh Raden Wijaya, Mpu Randu Baya ikut menjadi tawanan Tentara Tartar bersama dengan tawanan dari Daha. Akhirnya beliau meninggal di Cina sebagai tawanan. Terlepas dari kutipan sejarah di atas, Bandungrejo merupakan pintu penyeberangan Sungai Bengawan Solo dari pelabuhan Kambang Putih (Tuban) menuju ke Kota Praja, baik ke Kerajaan Singasari, Kerajaan Kediri, dan Kerajaan Majapahit. Tambangan Karang Lo (dulu rawa) merupakan tempat singgah perahuperahu kecil untuk penyeberangan Sungai Bengawan Solo di Bandungrejo. Letaknya berada di sebelah Timur Makam Islam Bandungrejo, ungkap Sunoko. Letak Bandungrejo yang strategis, memunculkan beberapa polemik. Kerap kali terjadi peperangan. Salah satu perang yang terbesar terjadi pada tahun 1277 Masehi, pada masa Kerajaan Singasari. Perang tersebut diketahui dari dua prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Menurut Sunoko, arti dari prasasti itu sebagai berikut. Biyen ana kene, ana peperangan gedhe. Teka kuthi Tuban damekna peperangan, sahingga panggenan kene dadi panggenan sing becik (Dulu di sini, ada peperangan besar. Dari kota Tuban mendamaikan peperangan, sehingga tempat ini menjadi tempat yang baik). Prasasti tersebut berangka tahun 1255

Rantai Dakwah Sayyid Abdurrahman Abubakar Husni di Bandungrejo

aka. Batu prasasti tersebut dijadikan batu nisan oleh pengelola kompleks Makam Sayyid Abdurrahman Abu Bakar Husni. Dari peristiwa peperangan itulah, kemudian mencatatkan nama Tuban di Bandungrejo, ungkap Sunoko. Untuk menjaga prasasti tersebut, kemudian prasasti itu kami jadikan batu nisan, agar tidak bisa dipindah ke mana-mana. Kalau prasasti itu dipindah, akibatnya bukti sejarah di Bandungrejo tidak ada, tambah Sunoko. Peninggalan lain yang ada di kompleks Makam Bandungrejo yaitu Arca Siwa peninggalan Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389). Arca tersebut diamankan oleh Dinas Purbakala Jawa Timur. Selain arca dan prasasti, peninggalan lain berupa batu segilima atau dikenal batu falakan. Batu tersebut berbentuk segilima dan lancip di atasnya. Namun saat ini, batu tersebut sudah hilang, karena hanyut saat banjir, tambah Sunoko.

DISIMPAN: Arca Ganexa yang masih disimpan di musium kambang putih Tuban.

Pada Masa Sayyid Abudurrahman

ada masa Kerajaan Demak dan Walisonga, Bandungrejo dijadikan tempat pengasingan oleh Wijaya Kusuma. Setelah Sultan Trenggono wafat, terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan Demak. Antara Sunan Prawoto dan Arya Penangsang (Putra Pangeran Sekar). Dari huru-hara itulah, kemudian Wijaya Kusuma dikejar-kejar Arya Penangsang dan akan dibunuh, karena terjadi perselisihan pendapat. Wijaya Kusuma merupakan Bupati Rembang, cucu dari Ratu Kaliyamat, jelas Sunoko. Dari perselisihan itu, kemudian Wijaya Kusuma bersembunyi di Bandungrejo dengan bertapa. Tapa brata yang dilakukan Wijaya Kusuma dikenal dengan tapa wudha sinjang rambut. Dia tidak akan berhenti bertapa sebelum meminum darah Arya Penangsang,tandas Sunoko. Akhirnya terjadi peperangan di Kerajaan Demak. Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Jaka Tingkir (Menantu Sultan Trenggono). Setelah Wijaya Kusuma wafat, Bandungrejo diduduki oleh ulama lain yaitu Karta Wijaya yang berasal dari Cirebon. Fatahillah (Sunan Gunung Jati) putra dari Maulana Ishak, saudara Syekh Maulana Assamarqondi (Sunan Gesikharjo) dan Syekh Asyari (Sunan Bejagung Lor), memiliki keturunan bernama Hasanudin. Kemudian Hasanudin memiliki putra bernama Pangeran Pasarean. Pangeran Pasarean memiliki 3 putra, yaitu Karta Wijaya, Merta Wijaya, dan Wangsa Karta. Saat terjadi perebutan daerah kekuasaan di Demak, Banten melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang merdeka di bawah kepemimpinan Fatahillah. Kemudian Fatahillah menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Sultan Hasanudin (1552-1570). Setelah tahta Kerajaan Banten diserahkan kepada Hasanudin, kemuadian Fatahillah mendirikan kerajaan baru di Cirebon. Masa kepemimpinan tersebut, Kerajaan Cirebon memiliki hubungan baik dengan Kerajaan Mataram. Mataram menghormati Kerajaan Cirebon sebagai kerajaan yang didirikan oleh wali. Karta Wijaya dijadikan senapati Kerajaan Mata-

TERAWAT:Makam Sayyid Abudrrahman Abu Bakar Husni (Wijaya Kusuma). ram, karena hubungan baik di antara dua kerajaan tersebut. Kerajaan Mataram pada masa itu di bawah Kepemimpinan Amangkurat II. Kepemimpinan Amangkurat II dinilai semena-mena oleh Karta Wijaya, karena bujukan kolonial Belanda. Akhirnya terjadi pertentangan antara Karta Wijaya dengan Amangkurat II. Karta Wijaya memilih pergi ke Jawa Timur untuk menyusun kekuatan. Hal itu, dilakukan untuk menggempur Mataram dan kolonial Belanda. Mendengar niat Karta Wijaya yang ingin menghancurkan Mataram, pasukan Mataram beserta Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus-menerus memburu Karta Wijaya sampai ke Surabaya, tambah Sunoko. Strategi yang cerdik dilakukan oleh Karta Wijaya, ketika diburu tentara Belanda. Beliau melarikan diri ke Banten. Pelarian tersebut sambil membuat isu bahwa Karta Wijaya sudah terbunuh di Banten. Tidak hanya itu saja, Karta Wijaya kembali ke Jawa Timur, tetapi membuat markas di Bandungrejo. Markas tersebut merupakan tempat pertapaan Empu Randu Baya dan Wijaya Kusuma. Tempat itu dinilai sangat strategis untuk menggempur pasukan Belanda dan Mataram dari Surabaya yang melewati Bengawan Solo pada tahun 1706 Masehi. Pasukan Belanda dan Mataram akhirnya

dapat ditumpas habis oleh Karta Wijaya dan pasukannya. Setelah peristiwa pembantaian pasukan Belanda itu, kemudian Karta Wijaya bermukim di Bandungrejo. Dulu Bengawan Solo alirannya di sebelah Selatan Makam Mbah Karta Wijaya. Balai Desa Bandungrejo dulunya adalah aliran Bengawan Solo. Dari tahun ke tahun, aliran Bengawan Solo bergeser ke Selatan dan memakan sebagian wilayah Bojonegoro, ungkap Sunoko. Sebagai markas militer, tak pelak, jika di Bandungrejo sering terjadi peperangan pada waktu penjajahan Belanda. Markas Karta Wijaya beberapa kali diserang Belanda. Makanya di Bandungrejo ini banyak sekali makam-makam lama. Belanda pun akhirnya dapat menduduki Bandungrejo untuk dijadikan markas, setelah Karta Wijaya wafat. Bukti yang masih ada kalau Belanda pernah menduduki Bandungrejo adalah peninggalan berupa sumur. Sampai saat ini sumur tersebut masih ada dan berada di halaman depan SD Negeri Bandungrejo, tambah Sunoko, selaku Modin Bandungrejo. Selain gigih berjuang mengusir penjajah, Karta Wijaya juga menyebarkan agama Islam seperti halnya wali-wali yang lain. Beliau adalah generasi penerus dakwah Wijaya Kusuma di kawasan Plumpang dan sekitarnya. Dari kegigihannya tersebut, beliau mendapat gelar Sayyid Abdurrahman Abubakar Husni. Gelar yang sama seperti halnya gelar pewalian Wijaya Kusuma, tambah Modin Bandungrejo. Atas perannya dalam perjuangan mengusir penjajah, cerdik dalam ketatanegaraan, keagamaan, dan kemiliteran, sampai sekarang makam Karta Wijaya acapkali diziarahi oleh beberapa kalangan masyarakat. Kebanyakan peziarah tersebut berasal dari aparatur Negara, terutama kaum militer. Dari peran sentral dalam menyusun strategi kemiliteran, tata negara, dan keagamaan, sampai sekarang beberapa Departemen Agama dan kemiliteran dari beberapa wilayah sering mengadakan studi di tempat tersebut, baik dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta, guna mencocokkan data yang telah ada, tukas Sunoko. (antok)

10 Tahun 1 Kartanu, Antara Identitas Dan Realitas


Wacana
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013
Oleh: Moh. Syihabuddin

epat pada pertengahan April 2013 kemarin proses pemotretan karta Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu) di Kabupaten Tuban telah usai dan berhasil mendata warga Nahdliyin sebanyak 111.906 orang. Data itu merupakan data riil dan bisa dipertanggungjawabkan sebagai data yang paling jelas mengenahi kuantitas warga Nahdliyin Tuban. Kendati ada beberapa desa dan pengurus NU yang gagal melakukan pemotretan dikarenakan hal-hal teknis yang sulit diterima pertanggungjawabannya, semisal tidak tahu atau tidak ada sosialisasi dari jajaran yag lebih tinggi (karena pada kenyataannya beberapa pengurus MWC sudah totalitas melakukan sosialisasi). Melihat kenyataan tersebut ada satu hal penting yang harus diakui bahwa jumlah warga Nahdliyin yang katanya mayoritas perlu dipertanyakan kembali, apakah memang semua orang Islam yang tidak mengaku sebagai anggota Muhammadiyah, HTI, atau yang lainnya, bisa dianggap sebagai warga Nahdliyin; karena alasan mengamalkan amaliyah ahlussunnah waljamaah? Menurut hemat penulis tentu saja tidak bisa semudah itu, dikarenakan NU merupakan organisasi dan membutuhkan keanggotaan yang jelas dengan dibuktikan pada keberadaan kartu anggota. Sebagai jamiyah yang memiliki berbagai peraturan dan anggaran rumah tangga NU harus bisa memiliki data yang jelas mengenahi jumlah anggotanya dan keberadaan anggotanya. Dengan demikian NU tidak bisa langsung mengklaim dan langsung memberikan legitimasi kepada orang Islam yang melakukan dzibaan atau tahlilan tiap minggunya. Satu hal yang perlu menjadi catatan penting, bahwa orang yang memiliki amaliyah nahdliyah namun tidak mau mengikuti pendataan anggota NU pada umumnya merupakan orang Nahdliyin yang memiliki alasan yang sangat politis. Bisa karena perbedaan persepsi pilihan partai dengan pengurus NU, perbedaan pandangan kebijakan organisasi, atau bahkan memposisikan dirinya untuk bisa menentukan pilihan tanpa harus patuh pada intruksi NU secara organisasi. Yang terakhir inilah yang banyak dijumpai, karena dengan tidak terikat dengan NU

mereka bisa mengembangkan intitusi pribadinya atau mengarahkan pilihan pribadinya tanpa harus diganggu oleh keberadaan Jamiyah. Dilematis Kartanu Sejatinya, sebagai organisasi NU harus memiliki kartu anggota untuk memberikan kejelasan identitas kepada anggotanya, agar dalam menentukan kebijakan jamiyah bisa selaras dan langsung bisa mengenah pada sasaran. Sebagaimana fungsinya, kartu anggota memang digunakan untuk memberikan hak khusus Jamiyah kepada anggotanya, khususnya mengenahi program-program sosial-kemasyarakatan organisasi dan berbagai koordinasi lain yang sifatnya memberikan kesejahteraan anggota. Sejauh ini, sejak diadakan lima belas tahun lalu kartanu memang belum maksimal bisa digunakan oleh warga Nahdliyin untuk membuktikan diri sebagai warga NU dan mendapatkan pelayanan khusus dari NU. Masih banyak warga NU yang mempertanyakan keberadaan Kartanu, Buat apa? fungsinya untuk apa? dan tentu ada lagi pertanyaan mendasar yang menjadi kebingungan warga Nahdliyin. Orang yang bertanya demikian inilah rata-rata tidak ikut pemotretan Kartanu dan lebih cenderung merusak tatanan jamaah Nahdliyin. Alih-alih bisa berfikir kritis dan realistis mengenahi keberadaan Kartanu, mereka semakin tidak realistis dan terlihat destruktif mengenahi keberadaannya sebagai anggota Jamiyah. Namun ada juga di beberapa desa banyak dijumpai ibu-ibu awam dan bapak-bapak yang dengan ikhlas dan bangga mengikuti pemotretan Kartanu. Mereka tidak berfikir Untuk apa dan buat apa. Dengan memiliki Kartanu mereka bangga diakui sebagai warga NU dan bangga memilikinya. Mereka adalah orang yang kurang memiliki pemahaman mengenahi jamiyah, namun sadar bahwa dengan memiliki Kartanu mereka sudah termasuk golongan yang sejalan dan selaras dengan para Ulama dan Kiai. Mereka inilah orang-orang yang lugu dan masih perawan dalam tataran kepentingan. Cara berfikirnya sederhana, Saya bangga memilikinya, dan akan membawanya kemana-mana, kata seorang peserta

pemotretan Kartanu di Singgahan. Membandingkan Kartanu Salah seorang teman penulis, ia merupakan warga Nahdliyin yang lahir dari kalangan elit Nahdliyin. Namun karena memiliki potensi dan kurang bisa dikembangkan di NU ia pun dimanfaatkan oleh Muhammadiyah untuk menghidupkan beberapa intitusi pendidikan di Muhammadiyah. Kini ia pun menjadi Muhammadiyah dan menjadi bagian penting dari keberadaan intitusi yang ditempatinya kerja. Akan tetapi sebelum menjadi Muhammadiyah, teman penulis harus menghadapi proses panjang untuk menjadi benar-benar Muhammadiyah. Ia harus memiliki Kartu Anggota Muhammadiyah. Untuk memiliki kartu Muhammadiyah ternyata tidak gampang, ia harus mengurus beberapa berkas yang harus dilengkapi, mulai dari riwayat keluarga, keberadaannya di masyarakat, posisinya terdahulu, latar belakang pendidikan dan yang paling penting harus membayar 25.000 rupiah. Setelah melewati proses tersebut ia pun menjadi Muhammadiyah dan dibaiat untuk setia dan komitmen untuk membesarkan Muhammadiyah. Dan untuk kedepannya tentu saja ia tidak akan kembali lagi ke NU, karena sudah menemukan tempat yang nyaman di Muhammadiyah dan bisa leluasa mengembangkan kreasinya. Dengan demikian jelas, bahwa keberadaan kartu anggota ormas lain me-

miliki fungsi nyata untuk membuktikan diri sebagai anggota jamiyah. Dengan memiliki kartu anggota mereka bisa bekerja di Institusi organisasi, menjadi bagian dari organisasi, dan bisa tumbuh menjadi kader di organisasi. Sehingga secara nominal dan proses pun tidak rugi karena ada keuntungan secara keanggotan. Berbeda dengan keberadaan Kartanu yang masih sebatas identitas saja dan sebatas kontribusi jamaah untuk jamiyah. Adanya masih sebatas bahwa saya adalah NU, belum bisa menjadi fungsi organisasi yang nyata. Kenyataanya, tanpa Kartanu pun mereka juga tetap NU dan dengan percaya dirinya mengakui sebagai NU, sekaligus sebagai upaya jamaah atau anggota NU dalam rangka membantu Jamiyah NU tetap berjalan dan bisa eksis menjalankan program-programnya. Padahal secara nominal, tarif Kartanu (8.000 rupiah) sangat jauh dengan tarif Kartu anggota Muhammadiyah. Membenahi Eksistensi Kendati demikian, adanya Kartanu harus menjadi respon positif dari pengurus NU untuk membenahi struktur Organisasi. Artinya dengan adanya Kartanu maka pengurus NU harus bisa memikirkan bahwa di masa depan Kartanu bisa difungsikan untuk memberikan kenyataan positif kepada warga Nahdliyin. Pengurus NU harus menata secara integral aset-aset NU yang dimilikinya bisa dimanfaatkan secara plus-plus oleh warga NU yang memiliki Kartanu. Wallahualam bisshowaf.(*)

Tahun

Hadits adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada tingkatan sumber hukum di bawah Al-Quran. Berikut ini adalah beberapa hadits yang berkaitan dengan wanita yang dirangkum dari berbagai sumber. Semoga dengan mengetahui dan mengamalkan hadits-hadits ini, kita dapat mejadi orang yang lebih baik. Wallahu Alam Bishawab :)
1. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul Khaththab radhiallahuanhu: Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaikbaik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya, dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jamiush Shahih 3/57: Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.) 2. Ketika Umar ibnul Khaththab radhiallahuanhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam: Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki? Beliau Shallallahualaihi wa sallam menjawab: Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat. (HR. Ibnu Majah no. 1856, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah no. 1505) 3. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bagi lelaki yang ingin menikah: Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung. (HR. AlBukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466) 4. Al Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiallohu anhu dari Nabi Shollallohu alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya: Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya. Maka engkau mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah baik kepada wanita. (HR. Bukhori dan Muslim) 5. Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda: Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai. (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami no. 660, 661) 6. Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana wanita berbuat dengan pakaiannya yang menjulur ke bawah? Beliau bersabda: Hendaklah mereka memanjangkan satu jengkal, lalu ia bertanya lagi: Bagaimana bila masih terbuka kakinya? Beliau menjawab: Hendaknya menambah satu hasta, dan tidak boleh lebih. (HR. Tirmidzi 653 dan berkata: Hadits hasan shahih). 7. Allah Subhanahu Wa Taala berfirman, yang artinya: Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mumin: Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59). 8. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya. (HR. Bukhari & Muslim) kondisi yang akan lebih mendekatkan dirinya dengan Rabbnya adalah ketika ia berada di rumahnya. (HR. Ibnu Khuzaimah; SHAHIH) 10. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat sesuatu) seperti punuk onta yang lemah gemulai. Laknatlah mereka! sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/233)

1 Kumpulan Hadits Tentang Wanita

Muslimah
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

11

Hadits tentang wanita penghuni neraka


1. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita. (HR. Bukhari, no. 3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya) 2. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Aku berdiri di depan pintu syurga, lalu (kulihat) kebanyakkan orang yang masuk kedalamnya adalah orang orang miskin, dan orang orang yang kaya ditahan kecuali penghuni neraka mereka disuruh untuk masuk ke,neraka, dan aku berdiri di depan pintu neraka maka (kulihat) kebanyakkan yang masuk kedalamnya adalah wanita. (H. R Muslim, no. 7113) 3. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita. (HR. Muslim, no. 7118). 4. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syari) maka haram baginya wangi Surga. (HR. Abu Daud, no. 2228, dan Ibnu Majah, no. 2055). Di shohihkan oleh syekh Al Bani dalam shohih sunan abu daud (no. 1928). 5. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Apabila suami mengajak istri keranjangnya (untuk jima) lalu ia tidak memenuhi maka ia dilaknat oleh para malaikat sampai subuh. Dalam riwayat : lalu ia tidur malam sedang suaminya murka maka para malaikat akan melaknatnya sampai subuh. 6. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Tidak boleh bagi perempuan yang beriman dengan Allah dan hari akhirat berpuasa (sunat) sedang suminya bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak mengizinkan (seseorangpun) masuk kedalam rumahnya kecuali dengan izinnya. 7. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam! Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya: Mengapa demikian, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami! (HR. Bukhari) (Edy/sumber dari MRPK. Blogspot.com)

Hadits tentang wanita muslimah


1. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita). (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80) 2. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu merusak mereka. Janganlah menikahi mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi harta-harta mereka itu membuat mereka sesat. Akan tetapi nikahilah mereka berdasarkan agamanya. Seorang budak wanita berkulit hitam yang telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah lebih utama. (HR. Muslim) 3. Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda: Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebaik-baik harta pusaka seseorang? Yaitu wanita shalehah yang menyenangkan jika dipandang, yang taat padanya jika disuruh, yang bisa menjaganya jika ditinggal pergi. (HR. Abu Daud dan al-Hakim dari Umar ra.) 4. Dari Abu Hurairah, Rasulullah: Wanita yang bagaimana yang paling baik? Beliau menjawab: Jika ia dipandang selalu menyenangkan, jika diperintah taat, dan tidak menyelisihinya terhadap perkara yang ia benci bila terjadi pada dirinya (istri) atau hartanya (suami).

Peran Muslimah

Menjaga Bangsa dengan Kelemahlembutan

9. Dari Abdillah bin Masud rodhiyallohuanhu, dari Nabi Shollallahualaihi wa Sallam, beliau bersabda: Sesungguhnya wanita adalah aurat. Sehingga ketika ia keluar rumah, ia akan disambut oleh syaithan. Dan Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.

ehidupan berkembang begitu pesat. Tanpa kita sadari bahwa kaum perempuan ikut andil dalam perkembangannya. Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan penting dalam perjalanan sejarah. Kiprahnya terintegrasi dengan bangsa ini, tidak terpisahkan antara kemajuan yang dialami Indonesia saat ini, karena memang sudah dari jaman penjajahan wanita turut serta aktif dalam pembangunan karakter, khususnya generasi muda. Perempuan dengan kelemah-lembutannya mampu menjaga dan mempertahankan budaya, adat dan istiadat sebagai jati diri bangsa. Sosok keibuannya mampu membuat perempuan memahami sekali bahwa kehidupan itu dinamis dan bersifat fleksibel dalam menghadapi perubahan serta bergerak sesuai perkembangan jaman dengan tetap menjadi perempuan Indonesia. Semodern apapun suatu jaman sebagai mahluk sosial kita tetap harus menghormati adat istiadat dan norma agama yang berlaku. Karena itu penting memahami etika dalam berbangsa bernegara dan bermasyarakat. Bagaimana berbicara, berpakaian, bersosialisasi dan berinteraksi. Wanita harus memahami ini semua sehingga mampu menempatkan diri dengan sebaik-baiknya. Etika terkait keseluruhan dari kepribadian meliputi cara berpakaian, berinteraksi dan berkomunikasi. Seperti menghadiri undangan, diminta datang megenakan pakaian tertentu, namun karena ingin penampilannya beda dengan yang lain lalu memutuskan hadir dengan mengenakan pakaian sesuai seleranya sendiri yang kurang baik dikenakan, mungkin pilihan bajunya tidak keluar dari kaidah kesopanan namun secara etika hal itu kurang baik.

Mendidik dengan Keteladanan

ebagai muslimah kita memiliki 4 sosok muslimah hebat yang karena akhlaknya yang tiada cela dijamin masuk surganya Allah Swt. Keempat wanita tersebut adalah Khadijah, RA., Siti Maryam, Aisyah dan Hajar. Khadijah yang rela mengeluarkan seluruh hartanya demi berjuang di jalan Allah, Maryam yang mampu menjaga kesuciannya dalam ibadahnya terhadap Allah SWT, Asiah mampu memegang teguh keyakinan terhadap Islam sebagai agama kebenaran dari suaminya Firaun, dan Siti Hajar yang begitu tangguh berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah, tak putus asa mencari sumber air demi putranya Ismail. Tugas ibu tidak mudah dalam mendidik dan mengarahkan anak-anaknya menjadi anak yang shaleh. Namun tidak ada satu ibupun yang mengeluh dalam mengasuh anak-anak dan mengantarkan mereka ke gerbang impiannya. Keteladanan muslimah yang baik telah dicontohkan oleh empat wanita hebat dalam Islam, dengan mengikuti perilaku mereka dan berpegang teguh pada Quran dan hadis maka Insya Allah, anak-anak akan menjadi anak yang hebat karena memiliki bunda yang sungguh luar biasa. (nining)

Fakta Mengagumkan di Balik Kabah


CAHAYA: Tampak sebuah cahaya yang bersinar di sekitar kabah.

12

Mozaik Islam
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tahun

abah merupakan kiblat sholat bagi seluruh umat Islam di dunia. Kabah terdapat dalam area Masjidil Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi. Setiap tahunnya, jutaan muslim dari berbagai penjuru dunia datang ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah serta berziarah ke sejumlah tempat bersejarah di sana. Dalam Kabah tidak terdapat benda apa pun. Meskipun demikian, Kabah memiliki arti yang sangat penting bagi umat Islam. Berdasarkan sebuah riwayat, Kabah merupakan bangunan pertama yang diciptakan sejak penciptaan bumi. Kabah memiliki rahasia tersembunyi, bahkan tempat-tempat sekitar Kabah termasuk depan pintu Multazam merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Tidak hanya itu saja, ternyata ada banyak fakta unik di balik kesucian bangunan Kabah. Sedikitnya ada 5 fakta mengagumkan tentang Kabah. Mengeluarkan Sinar Radiasi Planet bumi mengeluarkan semacam radiasi, yang kemudian diketahui sebagai medan magnet. Penemuan ini sempat mengguncang National Aeronautics and Space Administration (NASA) atau Badan Antariksa Amerika Serikat. Temuan ini sempat dipublikasikan melalui internet. Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya. Meski hilang dari dunia maya, keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau radiasi tersebut berpusat di kota Makkah. Sebuah tempat di mana Kabah berada. Yang lebih mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite (tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika para astronot mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih tetap terlihat. Para peneliti muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Kabah di planet bumi dengan Kabah di alam akhirat. Zero Magnetism Area Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama zero magnetism area, artinya apabila seseorang mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali, karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub. Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Makkah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu, ketika mengelilingi Kaah, maka seakan-akan fisik para jamaah haji seperti di-charge ulang oleh suatu energi misterius.

Tekanan Gravitasi Tinggi Kabah dan sekitarnya merupakan sebuah area dengan gaya gravitasi yang tinggi. Ini menyebabkan satelit, frekuensi radio ataupun peralatan teknologi lainnya tidak dapat mengetahui isi di dalam Kabah. Selain itu, tekanan gravitasi tinggi juga menyebabkan kadar garam dan aliran sungai bawah tanah tinggi. Inilah yang menyebabkan Sholat di Masjidil Haram tidak akan terasa panas meskipun tanpa atap di atasnya.Tekanan gravitasi yang tinggi memberikan kesan langsung kepada sistem imun tubuh untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala macam penyakit. Tempat Ibadah Tertua Pembangunan Kabah telah dilakukan sejak zaman Nabi Adam AS. Ada pula sumber yang menyebutkan, Kabah telah dibangun semenjak 2000 tahun sebelum Nabi Adam diturunkan ke bumi. Pembangunannya pun memerlukan waktu yang lama karena dilakukan dari masa ke masa. Menurut sebagian riwayat, Kabah sudah ada sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, karena sudah dipergunakan oleh para malaikat untuk tawwaf dan ibadah. Ketika Adam dan Hawa terusir dari Taman Surga, mereka diturunkan

ke muka bumi, diantar oleh malaikat Jibril. Peristiwa ini terjadi pada 10 Muharam. Kabah Memancarkan Energi Positif Kabah dijadikan sebagai kiblat oleh orang yang sholat di seluruh dunia, karena orang sholat di seluruh dunia memancarkan energi positif apalagi semua berkiblat kepada Kabah. Jadi dapat dibayangkan energi positif yang terpusat di Kabah. Selain itu, Kabah menjadi pusat gerakan salat sepanjang waktu, karena diketahui waktu salat mengikuti pergerakan matahari. Itu artinya, setiap waktu sesuai gerakan matahari selalu ada orang yang sedang salat. Jika sekarang seseorang di Indonesia melakukan sholat Dhuhur, demikian pula wilayah yang lebih barat akan memasuki waktu Dhuhur dan seterusnya atau dalam waktu yang bersamaan orang Indonesia sholat Dhuhur orang yang lebih timur melakukan sholat Ashar demikian seterusnya. Memandang Kabah dengan ikhlas akan mendatangkan ketenangan jiwa. Aturan untuk tidak mengenakan topi atau kepala saat beribadah haji juga memiliki banyak manfaat. Rambut yang ada di tubuh manusia dapat berfungsi sebagai antena untuk menerima energi positif yang dipancarkan Kabah. (Antok/disarikan dari http://saudi-tauhid-sunnah.blogspot.com)

Pesantren Salaf Harus Dipertahankan


Assalammualaikum warohmatullah wabarokaatuh
llah Maha Besar, Allah Maha Bijaksana dan Allah Maha Tahu. Dengan segala kebesarannya itu, Allah menciptakan perkambangan jaman yang begitu pesat dan jauh berbeda dengan jaman sebelumnya. Setiap detik, setiap menit dan setiap tahaun ada saja hasil kreasi manusia, baik yang memiliki nilai manfaat lebih dominan, maupun madhorotnya yang justru lebih dominan. Sebagai orang NU yang berfaham Ahlus Sunah wal Jamaah, tentu kita harus selalu hati-hati dan waspada menyikapi perkembangan jaman, yang sering disebut sebagai globalisasi. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang NU adalah menjaga dan mempertahankan keberadaan pondok pesantren dengan model salaf. Nilai yang diajarkan pada pesantren salaf akan mampu menjadi filter dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin gencar hadir di tengah masyarakat. Secara umum ada empat pilar yang menjadi nilai dalam pesantren salaf. Empat pilar itu adalah ilmul ulama (ilmunya ulama), biadlil umaro (pemimpin yang adil), bisakhowatil aghnia (dermawannya orang-orang kaya) serta biduail fuqoro (doa para fuqoro). Empat pilar itulah yang harus senantiasi dijadikan oleh santri dan orang-orang NU dalam menghadapi

Tausiyah

era perkembangan jaman. Dengan berpedoman kepada empat pilar tadi, maka umat Islam tidak akan mudah tergiur dan terombang-ambing oleh produk globalisasi yang tidak sesuai dengan kandungan ahlus sunah wal jamaah. Maka, santri harus berpedoman pada hal itu, saat nanti berada dan mengamalkan ilmu di tengah masyarakat. Secara eksplisit, ancaman yang paling nyata terhadap NU dalam era saat ini adalah banyaknya orang-orang yang justru apatis terhadap golongan ulama. Untuk menangkal itu, sudah selazimnya seorang ulama harus mampu berpendirian dan memiliki sikap sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam. Sebaliknya, seorang pemimpin harus juga tetap meminta nasehat dan arahan dari ulama. Dalam sebuah maqolah khoirul ulama alladhina la yatuunal umaro wa khoirul umaroalladhina yatuunal ulmaa. Sebaik-baiknya ulama adalah yang tidak mundak-munduk ke pejabat, dan sebaikbaiknya pejabat adalah yang selalu meminta nasehat kepada ulama. Hal itu harus selalu dipegang oleh semua orang NU. Sebagai orang NU, kita tentu prihatin dengan keberadaan pondok pesantren salaf yang beberapa di antaranya mulai banyak terkikis. Hal itu merupakan dampak dari perkembangan jaman yang memang sulit terbendung. Banyak pesantren yang tadinya getol mempertahankan nilai salaf, akhirnya luntur terkikis karena dampak globalisasi. Banyak indikasi yang mengarah

kepada hal itu, antara lain banyak pesantren salaf yang saat ini mulai mengendorkan kajian kitab kuning, hanya lantaran mengikuti perkembangan jaman. Kajian kitab kuning dengan model salaf intensitrasnya banyak berkurang lantaran menyesuaikan kebutuhan pendidikan formal santri. Dampaknya adalah, output santri era sekarang banyak yang jauh berbeda dengan satri dulu, termasuk pemahaman kitab kuning. Secara tersamar, yang mau menghancurkan NU itu banyak. Untuk itu orang NU harus tetap solid dan bersatu di tenagh globalisasi jaman. Caranya, salah satunya adalah tetap mempertahankan keberadaan pesanren salaf. Namun begitu, orang NU harus mengikuti perkembangan jaman, tentu dengan tetap menyeleksi hal-hal yang tidak sesuai dengan faham ahlus sunah wal jamaah. Orang NU jangan pernah menganggap globalisasi sebagai sebuah ancaman. Globalisasi merupakan konsekuensi logis dari era perkembangan jaman yang harus tetap dihadapi. Jalan tengahnya adalah, nilai salaf harus selalu disejajarkan dengan pendidikan formal yang saat ini banyak dicanangkan oleh pemerintah. Dengan kata lain, pendidikan formal tetap penting, namun tetap, dalam prosesnya nilai-nilai salaf harus senantiasa diprtahankan dan dijadikan pedoman. Itu penting, agar keaslian faham ahlus sunah wal jamaah tetap terjaga dan dijalankan oleh orang NU, di mana pun dan kapanpun jamannya. Sekolah formal itu penting, namun

KH. Fatchurrohman Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin Al-Islamiyyin, Kebonharjo Jatirogo
nyantri di pesantren juga jauh lebih penting. Langkah mensejajarkan keduanya (pendidikan formal dan pesantren Salaf) adalah jalan terbaik pada era globalkisasi seperti saat ini agar orang NU tidak mudah tergoda oleh dampak negatif yang dimunculkan oleh globalisasi.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarakataatuh.

PW Monitoring UAMNU di Cabang


TUBAN KOTA- Ada sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dalam penyelenggaraan Ujian Akhir Madrasah NU (UAMNU) PC LP Maarif NU Tuban tahun pelajaran 2012/2013 kali ini. Yakni, adanya program monitoring dari PW LP Maarif NU Jawa Timur pada pelaksanaan UAMNU di seluruh pimpinan cabang. Tim monitoring adalah pengurus PC yang ditugaskan memonitor ke PC yang lain (sistem silang). Di Tuban, petugas yang mendapat mandat PW adalah H. Muhammad Jalaludin dari PC LP Maarif NU Surabaya dan Muhtadi dari PC LP Maarif NU Lamongan. Datang sekitar pukul 8 pagi, mereka ditemani Habiburrahman (staf Maarif NU Tuban) untuk berkunjung ke lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung di bawah panji PC LP Maarif NU Tuban. Di antara lembaga pendidikan yang dikunjungi 2 petugas monitoring ini adalah SMK YPM 12 Tuban, MTs Maarif NU Tuban dan MI Salafiyah Kholidiyah Plumpang. Dari ketiga lembaga yang dikunjungi ini, hanya MI Salafiyah Kholidiyah yang sedang melaksanakan ujian. SMK YPM 12 dan MTs Maarif NU sudah selesai menyelenggarakan UAMNU. Memang untuk yang tingkat SLTP dan SLTA sudah selesai. Sedang yang MI masih berlangsung, terang Habib pada

Tahun

Bilik Maarif
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

13

Hari Kartini dengan Jalan Sehat


PALANG- Hari Kartini sangat bermakna bagi MI Al-Hidayah Gesikharjo-Palang. Hal ini nampak dari cara pengurus madrasah memperingati hari yang sangat bersejarah bagi para wanita itu. Pertengahan bulan lalu (20/04) MI yang letaknya berdekatan dengan makam Syekh Asmorokondi ini mengadakan acara jalan sehat bagi seluruh pengurus, dewan guru dan siswasiswinya. Tidak hanya mereka saja, para siswa PAUD dan RA Al-Hidayah, serta wali murid dan masyarakat Gesikharjo pun turut serta meramaikan acara jalan sehat itu. Ratusan peserta jalan sehat memenuhi halaman MI Al-Hidayah pagi hari itu. Setelah diberangkatkan oleh H. Rohmat, pengurus madrasah, para peserta jalan sehat berjalan mengular dari halaman MI Al-Hidayah. Di akhir acara, panitia membagikan hadiah ke peserta. Nur Hadi, S.Pd.I, salah seorang guru yang juga menjadi panitia, mengatakan total hadiah yang diundikan dalam acara jalan sehat itu sebesar 2 juta rupiah. Hadiah utamanya sepeda, ungkapnya. Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa acara jalan sehat ini sebagai puncak acara peringatan Hari Kartini, karena pada hari sebelumnya juga telah diadakan lomba menghias tumpeng, sebagai rangkaian acara sebelumnya.(wakhid)

PANTAU LANGSUNG: Petugas monitoring yang datang di MI Salafiyah Kholidiyah Plumpang yang saat itu sedang melaksanakan ujian. NUsa. kaget, tapi mereka senang. Kami kaget Ada beberapa hal yang dipertanyakan karena tidak ada konfirmasi terlebih dadi setiap lembaganya oleh tim monitor- hulu dari PC Maarif NU Tuban. Tapi, ing itu, yakni tentang kendala pelaksan- sebenarnya sudah lama kami mempuaan UAMNU. Di samping kendala yang nyai keinginan seperti ini. Dikunjungi dihadapi, tim monitor juga menanyakan orang tua kami. Selama ini kami kan septentang perkembangan lembaga setiap erti punya orang tua, tetapi tidak pernah tahunnya. dikunjungi orang tua kami, tutur Ilyas, Menanggapi adanya program baru ini, Guru MI Salafiyah Kholidiyah, dengan semua lembaga yang dikunjungi merasa nada bercanda. (wakhid)

MA Salafiyah Jatirogo Juara IV


Dalam Lomba Debat Bahasa Inggris se-Karesidenan Bojonegoro
TUBAN KOTA- Seperti mimpi mendapat rembulan. Itulah perasaan yang dirasakan ketiga siswa MA Salafiyah Jatirogo. Mereka tidak pernah menyangka mampu menjadi juara IV dalam lomba debat Bahasa Inggris (Maarif Inter Senior Debating Championship 2013) tingkat SLTA se-karesidenan Bojonegoro yang diadakan oleh CEDEC (Community of English Development and Education Center)-PC LP Maarif NU Tuban pada Senin (01/04/2013) di Aula Pertemuan STITMA Tuban. Mereka adalah satu-satunya tim dari madrasah di ligkungan Maarif Tuban yang mampu menjadi juara. Taufiqurrohman, ketua tim MA Salafiyah As-Syafiiyah-Jatirogo, menyatakan bahwa dia dan 2 temannya yang lain (Heni Fuadah dan Nur Kholifah) merasa bangga mampu menjadi Juara IV dalam lomba debat yang diikuti 28 tim asal SLTA negeri meupun swasta dari berbagai daerah di Kabupaten Tuban, Lamogan dan Bojonegoro itu. Mereka harus rela di posisi IV setelah ditumbangkan oleh tim 1 asal SMA Negeri I Tuban dalam perebutan Juara III. Kami bangga menjadi Juara IV. Lawan-lawan kami dari SLTA negeri

KOMPAK: Panitia dan dewan Guru.

Hadapi Unas Gelar Istighosah Kubro


SOKO- Hawa dingin dan hujan lebat pada 12 April lalu tidak menghambat pelaksanaan istighosah kubro untuk menghadapi Ujian Nasional tahun 2013 di Masjid Baiturrohim Kecamatan Sokosari Tuban. Kegiatan tahunan tersebut diselenggarakan oleh PAC IPNU-IPPNU Soko. Meskipun guyuran hujan, tapi alhamdulillah undangan masih menyempatkan diri untuk berpartisipasi dalam acara ini. Kami sangat bersyukur, ungkap Ketua Panitia Zaenal Musrifin. Dalam momentum ini, kegiatan yang melibatkan seluruh Pelajar SLTPSLTA, khususnya yang kelas 3, se-Kecamatan Soko ini diisi dengan acara istighosah dan doa bersama. Tujuannya adalah agar Ujian yang akan mereka ikuti beberapa waktu berikutnya bisa berjalan lancar. Ini adalah bentuk solidaritas antar pelajar agar selalu mengingat Allah dengan memyerahkan segala upaya dan kekuatan pada-Nya. Dan kegiatan ini adalah kultur NU yang harus dilestarikan, tutur Ketua PAC IPNU Soko Ahmad Andoko. Kegiatan tahunan ini juga dihadiri oleh Ketua Tanfidzidiyah MWC NU Soko Kiai Syafaat dan Kiai Asad. (edy)

BERPOSE BERSAMA: Siswa yang meraih juara IV lomba debat bahasa Inggris bersama dewan guru MA Salafiyah Jatirogo. maupun swasta yang ada di kabupaten Tuban dan Lamongan. Dan kami mampu mengalahkan mereka. Ini adalah pengalaman yang luar biasa karena saya menjadi tahu kemampuan teman-teman dari SMA negeri. Biasanya kami hanya ikut lomba di lingkungan MA, ungkap Taufiqurrohman. Sedangkan M. Gangsar, waka kesiswaan yang ikut mendampingi tim dari madrasahnya, mengatakan bahwa MA Salafiyah Jatirogo telah mempersiapkan tim untuk mengikuti berbagai lomba bahasa Inggris dengan matang. Di madrasah kami ada pembimbingan rutin berbahasa Inggris dalam Intensive English Course yang diikuti oleh 45 siswa. Dari jumlah itu, ada 20 anak yang siap diikutkan dalam berbagai lomba Bahasa Inggris, ungkap Gangsar. Bahkan tim yang dibawanya ini bukan tim inti. Karena itu, dia tidak merasa kesulitan untuk mempersiapkan siswanya yang ikut dalam lomba debat Bahasa Inggris di PC LP Maarif NU Tuban itu. Kami hanya butuh 3 hari untuk membimbing tim secara intensif. Dan bimbingan 3 hari itu kami lakukan di pondok As-Saadah. KH. Muhammad Najib adalah pengasuhnya serta dia pula yang menjadi Kepala MA Salafiyah As-Syafiiyah Jatirogo, ujar Gangsar. (wakhid)

Training Motivasi untuk Pelajar SLTP/SLTA


RENGEL- Guna membantu siswasiswi SLTP dan SLTA menghadapi ujian nasional (UNAS) akhir April lalu, IPNU IPPNU Rengel mengadakan kegiatan Training of Motivation (TOM) Road to UNAS 2013. Dengan bertemakan Membuka Tabir Rahasia Spiritual Diri, Menuju Suksesnya Prestasi, acara ini digelar di gedung MTs Al-Maarif Kecamatan Rengel pada Minggu (07/04) yang lalu. Inilah trobosan awal kami untuk tahun ini agar para punggawa dan peserta didik mampu menjadi insan yang siap mental dan fisik untuk menghadapi segala hal dalam hidupnya tanpa canggung seperti menghadapi UNAS tahun ini, ungkap Ketua Panitia Rahmatullah. Kegiatan yang dibuka oleh Kepala MTs Al-Maarif Zaenal Maskuri, S.Pd ini, dihadiri oleh tokoh NU dan Banomnya, sebagian dewan guru, serta undangan seluruh kelas 3 dan perwakilan SLTPSLTA se-Kecamatan Rengel. Selain itu, seorang motivator handal dari PC IPNU Tuban Musyafak didatangkan. Dalam kesempatan itu, Musyafak menunjukkan berbagai gambar dan memutar film motivasi dengan tujuan agar para pelajar yang hadir termotivasi untuk membangkitkan potensi diri mereka dan membuat mereka kembali pada hakikat sebagai manusia yang mamapu membentuk rasa percaya diri mereka. Anak-anakku, ingat ujian bukan sebuah tujuan tapi sebuah proses! pesan ketua MWC NU Rengel Kiai Dawanhuri dalam sambutannya. (edy)

DOA: Para pelajar ikut istighosah.

14

Kilas Peristiwa
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

Tahun

HUT Ke-3, Adakan Jalan Sehat


JENU- Peringati Hari Ulang Tahunnya yang ke-3, pengurus Wisata Rohani (ngaji rutin Jumat pagi) masjid Baiturrohman Jenu pertengahan bulan lalu (21/04) mengadakan acara jalan sehat. Acara itu diikuti oleh ribuan peserta, dari warga Kecamatan Jenu dan para siswa-siswi lembaga pendidikan (di tingkat MI-MA) yang bernaung di bawah panji MWC LP Maarif NU Jenu. Camat Jenu Drs. Kasmuri memberangkatkan peserta jalan sehat dari lapangan Jenu pada pukul 07.00 WIB. Berduyun-duyun peserta berjalan menuju Desa Sekardadi, Jenggolo, kemudian ke Beji dan kembali lagi ke lapangan Beji. Untuk mengamankan jalannya acara itu, panitia bekerja sama dengan Polsek Jenu. M. Ismail Sholeh, ketua panitia, menuturkan total hadiah yang disediakan untuk para peserta jalan sehat itu sebesar 4,5 juta rupiah, dengan hadiah utama TV berwarna. Selain jalan sehat, panitia juga membuka stan untuk pengobatan gratis bagi warga Kecamatan Jenu. Agar seimbang. Biasanya setiap Jumat kita kan membenahi masalah rohani. Dengan acara jalan sehat ini, kita mau membenahi masalah jasmani juga. Katanya Mensana korporisano, tutur Ismail. (wakhid)

Jenu Juara Umum Porseni IV


Mambail Futuh Sumbangkan 5 Emas
TUBAN KOTA- Pagi itu (Sabtu/13/04) 19 kontingen siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban berbaris di lapangan GOR Tuban. Kehadiran mereka adalah untuk mengikuti upacara pembukaan Porseni IV tingkat MI se-Kabupaten Tuban yang diadakan oleh Kemenag Kabupaten Tuban. Sekjen Panitia Nur Alam, M.Ag mengatakan ada 12 cabang olahraga dan seni yang diperlombakan dalam kegiatan yang diikuti 650 siswa ini. Yakni, atletik, bulu tangkis, tenis meja, catur, bola voli, MTQ, pidato Bahasa Arab, pidato Bahasa Indonesia, pidato Bahasa Inggris, kaligrafi, puisi dan lukis. Setelah semua lomba usai digelar, muncul sebagai juara umum Kontingen Jenu dengan meraih 6 emas dan 4 perak. Sedangkan posisi runner up dicapai oleh Kontingen Soko dengan mendapat 5 emas, 1 perak dan 3 perunggu. Ketua KKMI Kecamatan Jenu M. Ainul Yaqin mengatakan bahwa ke-6 emas yang didapatkan itu diraih oleh para siswa dari lembaga Maarif NU. MI Manbail Futuh mendapat 5 emas dan MI Manbail

PEMBUKAAN: Bupati Tuban H. Fatkhul Huda sedang membuka porseni, menggunting pita sebagai simbol dimulainya porseni. Huda mendapat 1 emas, terang Ainul. Sebagai ketua KKMI Jenu, dia tidak menyangka kalau Jenu akan menjadi juara umum, sebab yang biasa mendapatkan juara umum, adalah madarasah dari wilayah Tuban selatan, seperti Plumpang dan Rengel. Semua ini tidak terlepas dari kerja sama dari pengurus KKMI Jenu, jelasnya. Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kemenag Tuban M. Muhlisin Mufa menuturkan para juara I akan dikirim dalam Porseni Tingkat Propinsi Jawa Timur yang akan dilaksanakan pada 11-13 Juni 2013 di Blitar. Muhlisin berharap ada bibit-bibit atlet dan seniman dari siswa MI yang ada di Tuban yang mampu mewakili Tuban di kancah perlombaan tingkat Propinsi dan bahkan nasional. Kalau di tingkat siswa MI belum ada. Tapi, kalau di tingkat guru, kemarin 2 guru kami mampu menjuarai lomba tingkat nasional. Oleh karena itu, kami berharap nanti ada siswa MI kami yang mampu menjadi juara tingkat nasional, harap Muhlisin. (wakhid) Dari juara yang terjaring nanti akan diambil yang terbaik, dan yang terbaik itu akan dibina dan digembleng untuk dipersiapkan mengikuti lomba MTQ di tingkat Jawa Timur, jelas Kesra Tuban Mahmudi. Agenda penyeleksian di tingkat Kabupaten ini ditekankan pada aspek tilawah, hifdil, fahmil, syarhil, makalah dan khat. Dan aspek-aspek inilah yang nantinya diagendakan memiliki pembimbingnya sendiri-sendiri. Para pembimbing di LPTQ Kabupaten Tuban meliputi: Drs. Ali Fauzi, H. Nasikhin (Qori Internasional), Umi Kulsum (Kemenag Tuban), KH. Mashudi, Drs. Anwar, Drs. Askhabul Yamin, Mujib M.Si, Mudhofir,S.Kom dan Choirul Muqim S.Ag. Umi Kulsum, sebagai salah satu pembimbing LPTQ Tuban, mengharapkan dengan adanya penyeleksian dan pembinaan tersebut nantinya akan muncul sosok bibit yang berbakat di bidang MTQ dan mampu membawa nama baik Kabupaten Tuban di tingkat Propinsi Jawa Timur. Mudah-mudahan nanti para juara di tingkatan Kabupaten Tuban ini bisa mewakili Tuban di ajang lomba MTQ di tingkatan Propinsi, harap Umi dengan optimis. (suwandi)

HADIAH: Panitia membagi hadiah.

Kilas Foto

SEREMPAK: Warga masyarakat Tuban yang ikut MTQ (kiri) dan salah satu peserta MTQ dari Montong, Bapak Achmad Barokah.

Tuban Siapkan Wakil ke MTQ Jatim


TUBAN KOTA- Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kabupaten Tuban melakukan penyeleksian putra daerah terbaik Tuban dengan menyelenggarakan kegiatan lomba MTQ tingkat Kabupaten Tuban pada 4 April yang lalu di Masjid Agung Tuban. Sekitar 300 peserta ikut dalam lomba tingkat Kabupaten Tuban ini. Setelah lomba usai, para juara akan mendapatkan pembinaan lagi sampai Mei mendatang. Panitia menuturkan para juara yang telah terjaring dalam lomba tingkat Kabupaten ini akan dibina dan diseleksi lagi, dengan lebih ketat. Kemudian, mereka yang lolos seleksi tahap akhir pada awal Mei nanti akan dikirim untuk mengikuti lomba MTQ tingkat Propinsi Jawa Timur pada 17-25 Juni di Surabaya. Kami mencoba membuat agenda penyeleksian pada peserta juara MTQ tingkat Kecamatan pada 2012 yang lalu

LUAR: Monitoring yang dilakukan di Kec. kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Pelatihan Jurnalistik di SMANDA


JENU- Usaha OPS SMANDA, salah satu organisasi kesiswaan yang ada di SMA Manbail Huda-Kaliuntu, untuk mematangkan wawasan jurnalistik anggotanya terus dilakukan. Jumat (26/04) lalu, di sekolah tersebut dilaksanakan pendidikan jurnalistik. Agar pelatihan berjalan efektif, peserta pelatihan hanya dibatasi 13 orang. Ketua Umum OPS SMANDA Zaenal Abidin mengatakan jumlah peserta pelatihan ini sengaja dibatasi pada mereka yang berminat memperdalam ilmu jurnalistik saja. Kami lebih suka peserta sedikit, tapi benar-benar berkomitmen pada OPS SMANDA. Daripada peserta banyak, tapi tidak sungguh-sungguh, jelas Abidin. Untuk mengukur tingkat kemantapan hati peserta pelatihan terhadap OPS SMANDA, panitia mengagendakan acara Simulasi Membuat Berita. Pada acara FOKUS: Peserta diklat jurnalistik sedang mendengarkan penjelasan materi jurnalistik oleh redaktur NUsa.

CEDEC: Para Juara, Tim CEDEC, Panitia Lomba Debat usai penutupan.

NASKAH: Staf LP. Maarif NU Tuban saat menyiapkan naskah ujian yang lalu.

ini peserta dibagi ke dalam 2 kelompok. Setiap kelompok diminta meliput sebuah kejadian yang disimulasikan oleh beberapa siswa SMA Manbail Huda. Hasilnya, setiap kelompok mampu menulis berita yang cukup baik. Penilaian itu disampai-

kan oleh Pembina OPS SMANDA yang kini juga menjadi redaktur NUsa M. Wakhid Qomari, S.Pd. Berita yang ditulis cukup menarik hati saya. Ada angle yang diangkat dalam 2 berita itu, tutur Wakhid. (wakhid)

Tahun

Lebih Siap karena Ahad Krida


RENGEL- Tahun ini merupakan tahun yang memprihatinkan bagi warga Rengel yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo. Luapan air menenggelamkan sebagian besar Desa yang berada di sekitarnya, seperti Desa Karangtinoto, Kanorejo, Tambakrejo, Tawangsari bahkan Sawahan. Mereka ikut tergerus luapan air sungai yang ketinggiannya mencapai atap rumah. Melihat kondisi tersebut, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Anshor (PAC GP Anshor) dan IPNU-IPPNU Kecamatan Rengel tergugah bersama membentuk Posko Peduli Banjir. Posko yang difungsikan untuk melayani para korban banjir ini ditempatkan di rumah pengurus MWC NU Rengel Kiai Jazuli. Kegiatan dalam menjaga sebuah kebersamaan ini adalah langkah kami untuk membantu masyarakat yang sedang kesusahan agar beban mereka menjadi lebih ringan, kata ketua panitia Peduli Banjir M. Khoirul Syifa dari Anshor Rengel. Kegiatan yang melibatkan tenaga pemuda dan pelajar di Kecamatan Rengel ini dalam rentang waktu 3 hari (1013/04) mampu menggalang dana sebesar 1,5 juta, ratusan kerdus mie instan dan minyak goreng. Bantuan yang telah terkumpul itu disalurkan bertahap pada hari terakhir (13/04) sore kepada 300 kepala keluarga (KK) yang berada di Desa Tambakrejo, Ngadirejo, Karangtinoto dan Kanorejo. (edy) BLKI TUBAN: 75 peserta palatihan kerja yang berasal dari banom NU yang dilepas dan akan disalurkan ke perusahaan atau instansi yang ada di Tuban .

Kilas Peristiwa
NUsa/Edisi ke-12/Mei 2013

15

Banom NU Kerja Sama dengan BLKI


Bekali Ketrampilan, Harapkan Warga NU Mandiri
TUBAN-Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) cabang Tuban pada 10 April yang lalu melepas peserta pelatihan kerja sebanyak 75 orang di aula BLKI Tuban. Peserta yang berasal dari IPNU, IPPNU, Ansor, Fatayat dan Muslimat serta warga nahdliyin lainnya itu, berasal dari jurusan tata rias, prosesing, menjahit, listrik dan otomotif motor. Pelatihan ini merupakan kerjasama antara BLKI dengan Banom-Banom NU. Banom NU Tuban sengaja merekomendasikan warga nahdliyin (khususnya para pemuda NU) yang belum punya keahlian dan pekerjaan, agar mengikuti pelatihan kerja. Dengan pelatihan tersebut, diharapkan warga nahdliyin lebih mandiri dan mampu mengurangi angka pengangguran pada warga NU. Acara ceremonial pelepasan peserta pelatihan kali ini dihadiri KH. Kholilurrohman, rois syuriah PC NU Tuban. Dalam sambutannnya, Kiai Kholil mengharapkan kepada para peserta agar ke depan lebih bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dia juga mengimbau kepada para pemuda NU agar setelah usai mengikuti pelatihan jangan sampai berhenti di tengah-tengah jalan, artinya harus bisa memanfaatkan ilmunya di dalam bermasyarakat. Para peserta mengakui sangat senang megikuti pelatihan kerja di BLKI Tuban. Selama pelatihan dua bulan, mereka digembleng dengan berbagai pengalaman. Kami sangat senang dan terimakasih kepada NU, para pengurus maupun pengajar BLKI Tuban, karena telah memberikan pengetahuan dan pelatihan yang sangat berguna bagi kami, ujar Nasrun peserta pelatihan dari Sucorejo-Jenu. Teguh staf BLKI Tuban mengatakan kalau pihaknya akan berusaha menyalurkan peserta pelatihan ke perusahan-perusahan atau instansi yang ada di Tuban. Kebetulan BLKI Tuban sudah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan yang ada di Tuban, Lamongan, Bojonegoro dan Gresik, tandasnya. (wandi)

Jaga Eksistensi, Fatayat Ngaji Rutin


POSKO: PAC Anshor dan PAC. IPNUIPPNU mengumpilkan kiraman bantuan.

Seminar Anti NAPZA IPNU-IPPNU

TUBAN KOTA- Dalam rangka memperingati hari lahir IPNU ke-59 dan IPPNU ke-58, Pimpinan Cabang IPNUIPPNU Tuban telah menggelar acara sarasehan dan kontrak pelajar NU anti NAPZA di kantor PC NU Tuban pada Minggu (31/03) yang lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan pandangan para generasi muda NU yang berada di berbagai lingkungan agar tidak terjerumus pada pemakaian NAPZA. Acara yang diikuti sekitar 300 peserta yang berasal dari kalangan pelajar tingkat SLTP sampai perguruan tinggi dan para santri dari berbagai pondok pesantren yang tergabung dalam anggota PAC IPNU-IPPNU se-Kabupaten Tuban itu, berjalan lancar. Wakil Bupati Tuban Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si datang langsung untuk menunjukkan dukungannya. Dalam pelaksanaan kegiatan diskusi dan seminar tentang NAPZA, panitia mendatangkan nara sumber dari Polres Tuban,

RENGEL- Agar eksistensi kegiatannya selalu nampak ke permukaan, PAC Fatayat NU Rengel secara istiqomah menjalankan kegiatan pengajian rutin Rabu Legi. Kegiatan terakhir terjadi pada 17 April lalu di rumah Nyai Faizin, depan pegadaian Kecamatan Rengel. Sekitar 500 jamaah, dari 16 ranting Fatayat yang ada di Kecamatan Rengel, datang dalam acara rutin itu. Meskipun suasana panas, semangat para jamaah untuk mendukung acara itu tetap tinggi. Mereka tetap duduk berdesak-desakan di dalam rumah yang tidak terlalu luas itu. KH. Mubarok, pengasuh ponpes AlFalah, datang untuk mengisi ngaji kitab Irsyadul Ibad. Alhamdulilah, rutinan ini tetap bisa berjalan semarak. Terima kasih kepada mbak-mbak dan ibu-ibu muda NU yang BAPPEMAS Kabupaten Tuban dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban. Kapolres Tuban menguraikan bahaya pengguna NAPZA terhadap hukum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dinas kesehatan Kabupaten Tuban menguraikan bahayanya pengguanaan NAPZA terhadap gangguan kesehatan tubuh manusia. Sementara, nara sumber dari BAPPEMAS lebih condong menjelaskan bahaya pengguna NAPZA ketika dalam kehidupan dimasyarakat. (wandi)

RABU LEGI: PAC Fatayat NU Rengel ketika mengikuti kegiatan pengajian rutin Rabu Lagi beberapa waktu yang lalu. masih bersemangat hadir dalam kegiatan rutinan ini, kata Nyai Ainul Al-Busthomi, ketua PAC Fatayat Rengel dalam sambutannya. Kegaiatan yang sudah berjalan secara teratur sekali dalam sebulan ini bertujuan untuk mensyiarkan Islam dalam tradisi NU. Selain itu, acara tersebut juga untuk mempererat rasa ukhuwah islamiyah warga NU. Selain mengaji kitab, acara itu juga diwarnai dengan acara penggalangan dana untuk para korban bencana banjir bengawan solo. (edy) CERAMAH: Hj. Elfi NiMah Hamidah Hamid S. Ag. M.Pd.I memberikan ceramah kepada warga Muslimat NU Tuban.

Serukan Anggota Gaungkan IHM NU Tuban


TUBAN KOTA- Ketua PC Muslimat NU Tuban Hj. Siti Sarofah Sumari, mengajak semua anggota IHM (Ikatan Hajjah Muslimat) NU menggaungkan nama IHM NU Tuban dengan cara menghadiri majelis-majelis talim dan mengajak para tetangga mereka yang sudah pergi haji, yang akan dan yang belum berangkat haji untuk mengikuti berbagai kegiatan IHM NU. Fastabiqul khoirot. Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan, tegasnya saat memberikan sambutan pada kegiatan rutin dan pengajian umum di Kantor PC Muslimat NU Tuban pada Senin pertengahan April lalu. Ratusan anggota IHM NU Tuban hadir di acara tersebut. Acara ini diisi dengan pengajian umum yang disampaikan oleh Hj. Elfi Nimah Hamidah Hamid S. Ag, MPd.I dari Ponpes Al Asyariyah Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang. Dalam ceramahnya, menantu Nyai Hj. Munzidah Wahab tersebut mengajak para jamaah IHM NU Tuban secara istiqomah untuk menghadiri pertemuan rutin IHM dan mengajak para tetangga mereka untuk mengikuti kegiatan positif itu. (wakhid)

ANTI NAPZA: Pengurus dan anggota IPNUIPPNU saat mengikuti acara sarasehan dan kontrak pelajar.

PENTAS: Siswa-siswi Pondok Pesantren Nahdlatut tholibin Al-Islamiyah sedang pentas teater beberapa waktu yang lalu.

PP NTI Syiarkan Islam Lewat Teater dan Hadrah


Harapkan Dakwah Lebih Inovatif
JATIROGO Pondok Pesantren Nahdlatut Tholibin Al-Islamiyyin (PP NTI) Desa Kebonharjo Kecamatan Jatirogo memiliki cara tersendiri dalam melakukan syiar agama. Salah satu cara yang sering dilakukan selama ini adalah dengan mengadakan pementasan teater dan hadroh. Seperti pada Minggu (21/4) lalu, pondok pesantren yang terkenal dengan Kelapa Bercabang-nya itu menghelat pementasaan teater dan hadrah di Desa Karangasem. Dengan tajuk Melukis di Atas Pelangi, kelompok teater dari MTs Ulumiyah yang bernama Sungai Tak Berujung berhasil mementaskan satu judul naskah teater Di Bawah Rindang Kelapa Bercabang. Sedangkan hadrah ditampilkan oleh group rebana Layyinul Qulub, juga berasal dari MTs Ulumiyah. KH. Achmad Alam Farid menuturkan kalau syiar Islam melalui pementasan seni masih cukup efektif. Saya kira syiar bisa melalui jalan apapun. Seperti yang kami lakukan dewasa ini, bersyiar melalui pentas seni. Jadi, masyarakat akan disuguhi sebuah hiburan yang di dalamnya terdapat nialai-nilai ajaran Islam, jelas Kiai yang pernah menimba ilmu di Yaman ini. Secara eksplisit, alumnus Pondok Pesamntren Lirboyo Kediri ini mengungkapkan umat Islam harus selalu melakukan inovasi dan pembaharuan dalam melakukan syiar agama. Itu penting, lantaran karakter masyarakat zaman sekarang berbeda jauh dengan masyarakat zaman dahulu. Dia menilai, masyarakat zaman sekarang cenderung lebih individualis serta kritis, terutama menyangkut persoalan privasi. Untuk itu, pihaknya berharap inovasi syiar Islam melalui dawah dengan menggunakan model pementasan seni bisa menjadi terobosan baru untuk melakukan penyebaran nilai agama kepada masyarakat umum. Masyarakat sekarang cenderung lebih kritis dari pada masyarakat dulu. Apalagi itu menyangkut privasi, termasuk dalam beribadah. Mereka cenderung kurang respek ketika kita terang-terangan berceramah. Nah, dengan kondisi itu, saya kira syiar atau dawah melalui pentas seni bisa menjadi terobosan yang sangat bagus, ujarnya. Sementara itu, H. Kaswadi, Kepala Sekolah MTs Ulumiyyah, sangat mendukung cara syiar seperti ini. (wandi)

ama aslinya Mudiono, sekretaris Desa Semanding, Kecamatan Semanding ini akrab dipanggil ustad Hikayah. Sebagai perangkat desa, pria kelahiran Tuban, 15 Juni 1970 ini dulu dikenal memiliki jiwa yang tegas dan keras. Namun, karakter buruk itu sekarang tidak nampak lagi. Karena hidayah dari Allah SWT, suatu ketika dia merasa bersalah atas segala perbuatan yang telah dia lakukan. Kemudian dia berfikir bagaimana menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Setelah kesadaran itu datang, Mudiono mulai mengaji ke beberapa kiai. Sudah berbagai kiai dia datangi, tapi ketidaknyamanan selalu dia dapatkan saat proses mendalami ilmu agama itu. Akhirnya takdir membawanya bertemu dengan Kiai Rozak dari PenambanganSemanding. Pertemuan inilah yang akhirnya membuat kenyamanan hati Mudiono. Selang waktu 3 bulan bersama Kiai Rozak, dia mengaku kemampuan mengajinya berubah cepat menjadi lebih baik. Dorongan dan bimbingan Kiai Rozak sangat dia rasakan. Setelah dinilai cukup matang, dia akhirnya diminta kiainya untuk belajar berdakwah. Awalnya hanya di daerah Semanding saja, kemudian dia diminta untuk berdakwah di desa-desa sekitar Semanding. Saya sangat senang dan bersyukur, karena sudah kenal dengan Gus Rozak. Saya menganggap Gus Rozak ini seperti sosok malaikat bagi saya. Berkat bantuan dia lah, akhirnya saya bisa berubah seperti ini dan mudahmudahan masyarakat sekitar Semand-

Berubah Karena Hidayah

Sosok & Sisi Lain

Advertorial

ing mau menerima saya menjadi sosok orang yang baik, meski belum baik seluruhnya,ungkap Mudiono. Ditanya tentang aktifitasnya selain menjabat sekretaris desa, Mudiono mengatakan bahwa aktifitasnya sehari-hari hanya mengajar ngaji di masjid dekat rumahnya dan memberikan tausiyah-tausiyah keliling di daerah sekitar Semanding. Alhamdulillah sekarang saya sudah dipercaya oleh masyarakat daerah sekitar Semanding. Mudah-mudahan semua ini adalah berkah bagi saya, tuturnya. (suwandi)

Beriklan di NUsa, Sekaligus Beramal


Dana Masuk Bulan April
RUTIN: Tim Nusa Peduli memberikan dua bingkisan ke dua Siswa MI Islamiyah Podang.
1. Anggun Busana 2. reShare Rabbani Tuban 3. Muslim Store 4. Prosentase iklan 5. Saldo April

TARIF PEMASANGAN IKLAN


HALAMAN BELAKANG (WARNA) Satu halaman penuh Rp. 5.000.000,- Setengah halaman Rp. 2.500.000,Seperempat halaman Rp. 1.500.000,Seperdelapan halaman Rp. 750.000,HALAMAN TENGAH (WARNA) Satu halaman penuh Rp. 3.000.000,Setengah halaman Rp. 1.500.000,Seperempat halaman Rp. 750.000,Seperdelapan halaman Rp. 400.000,HALAMAN DALAM (HITAM-PUTIH) Satu halaman penuh Rp. 1.500.000,Setengah halaman Rp. 750.000,Seperempat halaman Rp. 400.000,Seperdelapan halaman Rp. 200.000,Harga tersebut adalah untuk sekali pemuatan/ penerbitan. Bila dikehendaki lebih dari satu kali, maka biaya pemasangan iklan bisa dibicarakan lebih lanjut.

Rp 100.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 71.000 Rp. 2.009.800

Jumlah Rp 2.330.800 Disalurkan Rp 200.000

Saldo Dana NUsa Peduli

Rp 2.130.800

Berbagi ke MI Islamiyah Podang Singgahan


SINGGAHAN-Santunan NUsa Peduli pada edisi XII ini diberikan Siswa MI Islamiyah Podang Singgahan yang bernaung di LP. Maarif NU Cabang Tuban. Santunan yang berupa dua bingkisan itu diberikan kepada M. Andika Hafidzul Riza kelas II dan Ahmad Abdul Kharis kelas IV. Kedua siswa yang memdapat santunan NUsa peduli itu berasal dari keluarga tidak mampu, akan tetapi mempunya semangat belajar yang tinggi. Bahkan, Andika meraih rengking satu pada semester 1 lalu. Andika semenjak kedua orang tuanya bercerai, ikut dengan nenek dari ibunya yang saat ini bekerja di Surabaya. Sedangkan Kharis telah menjadi yatim, semenjak ditinggal ayahnya. Sang ibu hanya sebagai buruh tani di daerah tersebut. Saat ditanyai cita-citanya, Andika ingin menjadi dokter sedangkan Kharis ingin menjadi polisi Kami sebagai kepala sekolah sangat senang sekali dengan kehadiran team dari Tabloid Nusa ini yang mempunyai program NUsa Peduli. Program ini sangat membantu dalam memberikan motivasi siswa untuk lebih giat belajar agar tercapai cita-citanya, ujar M. Ansorin S.Pd.I. Dia berharap NUsa yang sudah menginjak 1 tahun , lebih aspiratif, inovatif dan kreatif sehingga Nusa benar-benar menjadi Tabloid warga NU dan tetap Eksis. Dia juga berharap NUsa bisa tampil beda serta dicintai warga NU Tuban umumnya dan khususnya lembaga-lembaga yang ada di naungan LP. Maarif NU Tuban. (habib)

(Dua juta seratus tiga puluh ribu delapan puluh ribu delapan ratus rupiah)

Yang berminat hubungi :


Soko (Halimah 089650634224), Rengel, Plumpang, (Edy Suprayogi 085645482091), Grabagan (Nur Hadi 085730109359), Widang (Wahid 085732383845), Semanding (Lilik 085730251919), Tuban (Rohim 085856375793), Palang (Arif 085733443384), Merakurak (Abdul Munir 081230085550), Bangilan (Shodiqin 085731398757).

Iklan : 085 235 629 884 / 085 655 421 941 (Wandi) Pemasaran : 085 645 950 597/085232272723 (Hadi) NUsa Peduli : 085 853 740 466 (Suantoko) Agen Kecamatan:

Anda mungkin juga menyukai