Anda di halaman 1dari 28

1 Diketahui : Diameter luar : 100 mm

Diameter dalam : 80 mm
Tegangan ijin : 55 MPa
Ditanyakan : Momen Puntir :
Tegangan permukaan dalam :
Penyelesaian : Inersia Polar (J) = (/32)*(Do^4 - Di^4)
Inersia Polar : 5,798,571.43 mm4
a. Momen Puntir (T) = ( x J)/R
Momen Puntir : 6.38 kN.m
b. Tegangan permukaan dalam () = (T x R) / J
44.00 MPa
2 Diketahui : Putaran (n) : 630 rpm
Daya kanan (P1) : 20 kW
Daya kiri (P2) : 60 kW
Tegangan ijin : 37 MPa
Poros pejal
Ditanyakan : Diameter poros :
Penyelesaian : Torsi (T) = ( 60 . P)/( 2 . N)
Torsi kanan (T1) : 303.03 N.m
Torsi kiri (T2) : 909.09 N.m
(J/R) = T / maks : 8.19 mm3
Diameter (d1) = ((16 x(J/R))/)^(1/3)
d1 : 34.68 mm
(J/R) = T / maks : 24.57 mm3
Diameter (d2) = ((16 x(J/R))/)^(1/3)
d2 : 50.01 mm
Dari perhitungan diatas dipilih diameter kiri sebagai acuan sebesar > 50 mm
3 Diketahui : Panjang poros (l) : 1 m
Diameter poros (d): 50 mm
Poros aluminium pejal diganti poros pipa baja dengan panjang dan diameter luar sama
Kedua poros memiliki momen puntir dan sudut puntir yang sama
G baja : 84 GPa
G aluminium : 28 GPa
Ditanyakan : Diameter dalam poros baja :
Penyelesaian : Momen puntir (T) = (G.J.)/l
T (aluminium) = T (baja)
Jika momen puntir, sudut puntir dan panjang poros sama, maka :
G (Al) * ((/32)*(D^4)) = G (baja) * ((/32)*(D^4 - d^4))
d^4 = (D^4)*(1-(Gal/Gbj))
= 4,166,666.67
d = 45 mm
4 Diketahui : Diameter luar : 50.00 mm
Diameter dalam : 30.00 mm (sepanjang CE)
Panjang AB : 250.00 mm
Panjang BC : 150.00
Panjang CD : 150.00
Panjang DE : 250.00
Torsi di B : 25 N.m (searah jarum jam)
Torsi di D : 15 N.m (berlawanan arah jarum jam)
Torsi di E : 40 N.m (searah jarum jam)
Modulus geser G : 84.00 GPa
Ditanyakan : a. Tegangan geser poros oleh momen puntir
b. Sudut pelintir antara kedua ujung poros
Penyelesaian : Torsi (T)total = T(B) - T(D) + T(E)
= 50 N.m (searah jarum jam)
Inersia polar AC = (/32)*Do^4
= 613,839.29 mm4
Inersia polar CE = (/32)*((Do^4)-(Di^4))
= 534,285.71 mm4
a. Tegangan geser () = (T.R)/J
(AB) = 3.20 MPa
(BC) = 1.28 MPa
(CD) = 1.47 MPa
(DE) = 7.35 MPa
b. Sudut pelintir () = / G
= 0.000088 radian
= 0.01 derajat
5 Diketahui : Diameter poros 1 = 150.00 mm
Diameter poros 2 = 100.00 mm
Daya kerja (P) = 80.00 kW
Putaran (N) = 100.00 rpm
Tegangan ijin = 55.00 MPa
Ditanyakan : Jari-jari lengkung pertemuan kedua poros
Penyelesaian : Rasio perubahan = D1 / D2
=1.50
Inersia polar poros kecil = = (/32)*D(2)^4
= 9,821,428.57 mm4
Torsi (T) = (60*P)/(2.N)
= 7,636,363.64 N.mm
Faktor konsentrasi = ( * J)/(T*R)
K = 1.41
Dari grafik faktor konsentrasi tegangan puntir (Gambar 3.15) diperoleh (2*R/d(2)) = 0,18
Maka jari-jari lengkung pertemuan kedua poros = 0,18 * (d(2)/2)
= 9.00 mm
Poros aluminium pejal diganti poros pipa baja dengan panjang dan diameter luar sama
Dari grafik faktor konsentrasi tegangan puntir (Gambar 3.15) diperoleh (2*R/d(2)) = 0,18
1 Diketahui : Panjang : 100 mm
Lebar : 50 mm
Tegangan ijin : 8.4 MPa
Ditanyakan : a. Momen lentur di sekitar sumbu netral sejajar sisi 50 mm
b. Momen lentur di sekitar sumbu netral sejajar sisi 100 mm
Penyelesaian : Tegangan () = (M*c)/I
Momen lentur (M) = ( * I)/c
Inersia (I) = (b*h^3)/12
Inersia sumbu netral sejajar sisi 50 mm = 4,166,666.67 mm4
Inersia sumbu netral sejajar sisi 100 mm = 1,041,666.67 mm4
a. Momen lentur didekat sumbu 50 mm = (8,4 * 4,17*10^-6)/50
= 700
b. Momen lentur didekat sumbu 100 mm = (8,4 * 1,04*10^-6)/25
= 350
Jadi momen terbesar yaitu 700 N.m di sekitar sisi 50mm
2 Diketahui : Tegangan tarik ijin = 20 MPa
Tegangan tekan ijin= 80 MPa
Ditanyakan : Momen yang diperbolehkan
Penyelesaian :
Luas A (mm2)
y (mm) dari
bawah
A*y
Keseluruhan (100 x 150) 15000 75 1125000
Rongga (50 x 75) 3750 87.5 328125
JUMLAH 11250 796875
Posisi titik berat = ( A*y)/( A) = 70.83
Inersia keseluruhan = (100 * 150^3)/12 = 28125000
A*d^2 = (15.000 *(75 - 70,83)^2 = 260833.5
Jumah Inersia = 28385834
Inersia rongga = (50*75^3)/12 = 1757812.5
A*d^2 = (3750*(87,5-70,83)^2 = 1042083.4
Jumah Inersia = 2799895.9
Jadi untuk penampang irisan seperti gambar, Inersianya = (28,386 - 2,8) x 10^6
= 25585938
= 25,586 x 10^6 mm4
Momen lentur positif menyebabkan balok melengkung ke bawah, jadi bagian bawah menerima tegangan tarik
sedangkan bagian atas mengalami tekan.
Momen bagian bawah = (20 MPa * 25,586 x10^6 mm4) / 70,83 mm
= 7,224.26 N.m
Momen bagian atas = (80 MPa * 25,586 x10^6 mm4) / (150-70,83) mm
= 25,855.26 N.m
Jadi momen lentur yang diperbolehkan maksimum 7,224 kN.m
3 Diketahui : Regangan serat atas = 0.0003 mm/mm
Regangan serat bawah = 0.0006 mm/mm
Modulus Elastis (E) = 200 GPa
Ditanyakan : Tegangan normal bagian gelap
Penyelesaian : Menggunakan hukum Hooke, tegangan () = E *
Bagian atas mengalami tegangan tekan = 200 GPa * 0.0003 mm/mm
= 60 MPa
Bagian bawah mengalami tegangan tarik = 200 GPa * 0.0006 mm/mm
= 120 MPa
Rata-rata tegangan pada bagian gelap = (80 + 40)/2
= 60 MPa
Luas penampang bagian gelap = 150 * 100
= 15000 mm2
Gaya normal yang bekerja = tegangan * luas penampang
= 900000 N
= 900 kN
4 Diketahui : Tegangan tarik ijin : 20 MPa
Tegangan tekan ijin : 40 MPa
Faktor keamanan : 1.5
Ditanyakan : Gaya yang bekerja
Penyelesaian : Reaksi tumpuan A = (1/3)*F
Reaksi tumpuan B = )2/3)*F
Luas A (mm2)
y (mm) dari
bawah
A*y
Bagian Atas (100 x 25) 2500 212.5 531250
Bagian Bawah(200 x 25) 5000 100 500000
JUMLAH 7500 1031250
Posisi titik berat = ( A*y)/( A) = 137.50
Inersia bagian atas ( I )= Io + A*d^2 = (100*(25^3))/12 + (2500*(212.5 - 137.5)^2)
= 130208.33 +
= 14192708.33
Inersia bagian bawah ( I ) = Io + A*d^2 = (25*(100^3))/12 + (5000*(137.5 - 100)^2)
= 2083333.333 +
= 9114583.33
Inersia total = ( I atas) + ( I bawah)= 23307291.67 mm4
5 Diketahui : Momen lentur positif : 11000 N.m
Rasio baja dan beton : 15
Diameter baja : 22 mm
Jumlah baja : 3
Lebar beton : 200 mm
Tinggi beton : 375 mm
Jarak baja dari bawah : 75 mm
Ditanyakan : Tegangan tekan beton =
Tegangan dalam baja =
Penyelesaian : Luas baja = (/4)*D^2 = 380 mm2
Luas baja keseluruhan = 1141 mm2
Posisi sumbu titik berat dengan kesetimbangan momen beton dan baja
(Luas beton)*(panjang lengan) = (Luas baja)*(panjang lengan)
(200 * x)*(x/2) = (15*3*380)*(300-x)
100 x2 = 17100*(300-x)
x2 = 51300 - 171x
x2 + 171x - 51300 = 0 a =
b =
c =
x1 = (-b + (b^2 - 4ac)^0.5)/2a
= 156.6
x2 = 300 - x1
= 143.4
Inersia kontruksi beton dan baja = (200*(156,6^3))/12 +(200*156,6*((156,6/2)^2))+(15*3*380)*(143.4)^2
= 64001021.77 +
= 607927246.5 mm4
= 0.000607927 m4
Tegangan pada beton () = (M*c)/I = (11000)*(0.1566))/0.000608
= 2833223.684 Pa
= 2.83 MPa
Tegangan pada baja () = (N*M*c)/I = = (15*11000*0.1434)/0.000608
= 38916118.42 Pa
= 38.92 MPa
(8,4 * 4,17*10^-6)/50
N.m
(8,4 * 1,04*10^-6)/25
N.m
mm4
mm4
mm4
mm4
mm4
mm4
Jadi untuk penampang irisan seperti gambar, Inersianya = (28,386 - 2,8) x 10^6
mm4
25,586 x 10^6 mm4
Momen lentur positif menyebabkan balok melengkung ke bawah, jadi bagian bawah menerima tegangan tarik
Momen bagian bawah = (20 MPa * 25,586 x10^6 mm4) / 70,83 mm
Momen bagian atas = (80 MPa * 25,586 x10^6 mm4) / (150-70,83) mm
Bagian atas mengalami tegangan tekan = 200 GPa * 0.0003 mm/mm
Bagian bawah mengalami tegangan tarik = 200 GPa * 0.0006 mm/mm
Pada saat gaya ke bawah,
Bagian bawah mengalami tarik
Inersia bagian atas ( I )= Io + A*d^2 = (100*(25^3))/12 + (2500*(212.5 - 137.5)^2) Tegangan ( ) = (M*c)/I = ((Rva * x )* c)/I
14062500 * I = (1/3* F ) * x * c
F = (3* * I )/ (x * c)
Inersia bagian bawah ( I ) = Io + A*d^2 = (25*(100^3))/12 + (5000*(137.5 - 100)^2) = (3 * 20 * 23307291.67) / (2000 * 137.5)
7031250 = 5085.23 N
Bagian atas mengalami tekan
Tegangan ( ) = (M*c)/I = ((Rva * x )* (225-c)/I
* I = (1/3* F ) * x * (225-c)
F = (3* * I )/ (x * (225-c))
= (3 * 40 * 23307291.67) / (2000 * (225-137.5))
= 15982.14 N
Posisi sumbu titik berat dengan kesetimbangan momen beton dan baja
1
171
51300
Inersia kontruksi beton dan baja = (200*(156,6^3))/12 +(200*156,6*((156,6/2)^2))+(15*3*380)*(143.4)^2
192003065.3 + 351923159.4
(11000)*(0.1566))/0.000608
= (15*11000*0.1434)/0.000608
Pada saat gaya ke atas,
Bagian bawah mengalami tekan
Tegangan ( ) = (M*c)/I = ((Rva * x )* c)/I
* I = (1/3* F ) * x * c
F = (3* * I )/ (x * c)
= (3 * 40 * 23307291.67) / (2000 * 137.5)
= 10170.45 N
Bagian atas mengalami tarik
Tegangan ( ) = (M*c)/I = ((Rva * x )* (225-c)/I
* I = (1/3* F ) * x * (225-c)
F = (3* * I )/ (x * (225-c))
= (3 * 20 * 23307291.67) / (2000 * (225-137.5))
= 7991.071 N
1 a. Tegangan normal = tegangan yang bekerja tegak lurus terhadap bidang pembebanan
b. Momen = hasil kali gaya dengan jarak yang tegak lurus terhadap arah kerjanya
c. Tegangan positif = tegangan yang bekerja pada bidang positif dengan arah positif, atau bekerja pada bidang negatif dengan arah negatif
d. Torsi = momen yang disebabkan oleh gaya puntir dalam sebuah struktur
e. Tegangan utama = tegangan yang hanya memiliki nilai tidak nol untuk tegangan normal saja, sedangkan nilai tegangan gesernya nol
f. Lingkaran Mohr = lingkaran digunakan untuk melukis transformasi tegangan-regangan yang dapat mengetahui tegangan-regangan maksimum/minimum
serta tegangan-regangan geser maksimum dan arah sudut utamanya
g. Regangan geser = perubahan sudut dalam radial dimana mengarah kuadran I dan III bernilai positif, sedangkan ke kuadran II dan IV bernilai negatif
h. Puntiran = gaya yang menyebabkan serat-serat antara suatu penampang lintang dengan penampang lintang yang lain akan mengalami pergeseran
2.a Diketahhui : Tegangan sumbu X (-x) : 140 MPa (negatif)
Tegangan sumbu Y (-y) : 350 MPa (positif)
Tegangan geser (-xy) : 210 MPa (positif)
Ditanyakan : a. Lingkaran Mohr
b. Tegangan maksimum dan minimum
c. Tegangan geser meksimum
d. Sudut utama
Penyelesaian :
b. Tegangan maksimum dan minimum
=
Tegangan maksimum = 105 + 322,68
= 427.68
Tegangan minimum = 105 - 322,68
= -217.68
c. Tegangan geser maksimum
= 322.68
d. Sudut utama
= -0.86
2 = -40.58
= -20.29
3.a Diketahhui : Panjang poros = 1 m
Diameter luar = 50 mm
} { 1 2
2 2
2
1
2
4
,
.
( )
o
o o
o o t
=
+
+
xx yy
xx yy xy
} { max
.
( )
t o o t = +
1
2
4
2 2
xx yy xy
o o
t
u
yy xx
xy
p

=
2
2 tan
350 140
210 2

=
x
2 2
2 , 1
210 . 4 ) 350 140 (
. 2
1
2
350 140
+
+
=
o
Momen puntir baja = 1,5 kali Momen puntir aluminium
Sudut pelintir baja = 0,5 kali Sudut pelintir aluminium
G baja = 84 GPa
G aluminium = 28 GPa
Ditanyakan : Diameter dalam poros baja
Penyelesaian : Momen puntir (T) = (G.J.)/l
T (aluminium) = 3/2 ( T (baja))
= 43 mm
3.b Diketahhui : G baja = 77 GPa
Diameter luar = 30 mm
Diameter dalam = 20 mm
Panjang poros = 1800 mm
Momen puntir (T) = 250 N.m
Ditanyakan : Sudut pelintir untuk
a. poros pejal
b. poros berongga
Penyelesaian : a. Poros pejal
Inersia Polar (J) = (/32)*(Do^4)
= (/32)*(30^4)
= 79553.57 mm4
Torsi
Sudut pelintir
= ((250*1000)N.mm*1800mm)/((77*1000N/mm^2)*(79553,57mm^4))
= 0.073462 radian
= 4.21 derajat
b. Poros berongga
Inersia Polar (J) = (/32)*(Do^4-Di^4)
= (/32)*(30^4-20^4)
= 63839.29 mm4
Torsi
|
|
|
|
.
|

\
|

=
l
d D G
l
D G
St Al
u
t
u
t
2
1
. ) (
32
.
2
3
.
32
.
4 4 4
4
4
3
4
1
|
|
.
|

\
|
=
St
Al
G
G
D d
J G
l T
l
J G
T
.
.
. .
=
=
u
u
J G
l T
l
J G
T
.
.
. .
=
=
u
u
Sudut pelintir
= ((250*1000)N.mm*1800mm)/((77*1000N/mm^2)*(63839,29mm^4))
= 0.091545 radian
= 5.24 derajat
4a. Diketahui : Tegangan tarik ijin = 30 MPa
Tegangan tekan ijin= 75 MPa
Ditanyakan : a. Luas irisan penampang balok
b. Posisi sumbu balok
c. Inersia pada balok
d. Momen lentur tarik
e. Momen lentur tekan
Penyelesaian :
Luas A (mm2) y (mm) dari bawah A*y
Keseluruhan (96 x 48) 4608 48 221184
Rongga (36 x 36) 1296 30 38880
JUMLAH 3312 182304
a. Luas irisan penampang = 4608 - 1296 = 3312 mm2
b. Posisi titik berat = ( A*y)/( A) = 55.04
Inersia keseluruhan = (48 * 96^3)/12 = 3538944.00
A*d^2 = (4608 *(55.04 - 48)^2 = 228379.85
Jumah Inersia = 3767323.85
Inersia rongga = (36*36^3)/12 = 139968.00
A*d^2 = (1296*(55.04-30)^2 = 812594.07
Jumah Inersia = 952562.07
Jadi untuk penampang irisan seperti gambar, Inersianya = (3,77 - 0,95) x 10^6
= 2814761.779
= 2,82 x 10^6 mm4
Momen lentur positif menyebabkan balok melengkung ke bawah, jadi bagian bawah menerima tegangan tarik
sedangkan bagian atas mengalami tekan.
Momen bagian bawah = (30 MPa * 2,82 x10^6 mm4) / 55.04 mm
= 1,534.11 N.m
Momen bagian atas = (75 MPa * 2,82 x10^6 mm4) / (96-55.04) mm
= 5,154.42 N.m
J G
l T
l
J G
T
.
.
. .
=
=
u
u
Jadi momen lentur yang diperbolehkan maksimum 1,534 kN.m
Diketahui : Momen lentur positif : 20000 N.m
Diameter baja : 22 mm
G baja : 200 GPa
G beton : 12.5 GPa
Jumlah baja : 4
Lebar beton : 250 mm
Tinggi beton : 500 mm
Jarak baja dari bawah : 50 mm
Ditanyakan : a. Luas baja
b. Posisi sumbu balok
c. Inersia kontruksi
d. Tegangan tekan beton
e. Tegangan dalam baja
Penyelesaian : Rasio baja dengan beton= (G baja / G beton)
= 16
Luas penampang baja = ((/4)*D^2)
= 380 mm2
a. Luas seluruhnya = 1520 mm2
b. Posisi sumbu titik berat dengan kesetimbangan momen beton dan baja
(Luas beton)*(panjang lengan) = (Luas baja)*(panjang lengan)
(250 * x)*(x/2) = (16*4*380)*(450-x)
125 x^2 = 24320*(450-x)
125 x^2 = 10944000 - 450x
125 x^2 + 450x - 10944000 = 0 a =
b =
c =
x1 = (-b + (b^2 - 4ac)^0.5)/2a
= 294.1
x2 = 500 - x1
= 205.9
c. Inersia kontruksi beton dan baja = (250*(294,1^3))/12 +(250*294,1*((294,1/2)^2))+(16*4*380)*(205.9)^2
= 1059893135 +
= 5271416126 mm4
= 5,27 x 10^-9 m4
Tegangan pada beton () = (M*c)/I = (20000)*(0.2941))/0.000527
= 11161290.32 Pa
= 11.16 MPa
Tegangan pada baja () = (N*M*c)/I = = (16*20000*0.2059)/0.000527
= 125024667.9 Pa
= 125.02 MPa
= tegangan yang bekerja pada bidang positif dengan arah positif, atau bekerja pada bidang negatif dengan arah negatif
= tegangan yang hanya memiliki nilai tidak nol untuk tegangan normal saja, sedangkan nilai tegangan gesernya nol
= lingkaran digunakan untuk melukis transformasi tegangan-regangan yang dapat mengetahui tegangan-regangan maksimum/minimum
= perubahan sudut dalam radial dimana mengarah kuadran I dan III bernilai positif, sedangkan ke kuadran II dan IV bernilai negatif
= gaya yang menyebabkan serat-serat antara suatu penampang lintang dengan penampang lintang yang lain akan mengalami pergeseran
Diketahhui : Regangan sumbu X (-x) : 800 MPa (positif)
Regangan sumbu Y (-y) : 200 MPa (negatif)
Regangan geser (-xy) : 600 MPa (positif)
Ditanyakan : a. Lingkaran Mohr
b. Regangan maksimum dan minimum
c. Regangan geser meksimum
d. Sudut utama
Penyelesaian :
b. Regangan maksimum dan minimum
105 +/- 322.68
Regangan maksimum = 300 + 583,10
= 883.095189
Regangan minimum = 300 - 583,10
= -283.10
c. Regangan geser maksimum
maks/2 = 583.10
maks = 1166.19
d. Sudut utama
= 0.21
2 = 11.86
= 5.93
} { max
.
( )
t o o t = +
1
2
4
2 2
xx yy xy
} {
1 2
2 2
2
1
2
,
.
( )
c
c c
c c
=
+
+
xx yy
xx yy xy
} {
max
.
( )

c c

2
1
2
2 2
= +
xx yy xy
2 2
2 , 1
600 )) 200 ( 800 (
. 2
1
2
200 800
+

=
c
) 200 ( 800
210
2 tan

=

=
c c

u
yy xx
xy
p
((250*1000)N.mm*1800mm)/((77*1000N/mm^2)*(79553,57mm^4))
((250*1000)N.mm*1800mm)/((77*1000N/mm^2)*(63839,29mm^4))
30
mm4
mm4
mm4
mm4
mm4
mm4
mm4
2,82 x 10^6 mm4
Momen lentur positif menyebabkan balok melengkung ke bawah, jadi bagian bawah menerima tegangan tarik
125
450
10944000
c. Inersia kontruksi beton dan baja = (250*(294,1^3))/12 +(250*294,1*((294,1/2)^2))+(16*4*380)*(205.9)^2
3179679404 + 1E+09
MPa (positif)
MPa (negatif)
MPa (positif)
= 300 +/- 583.10
} {
1 2
2 2
2
1
2
,
.
( )
c
c c
c c
=
+
+
xx yy
xx yy xy
} {
max
.
( )

c c

2
1
2
2 2
= +
xx yy xy
2 2
2 , 1
600 )) 200 ( 800 (
. 2
1
2
200 800
+

=
c
) 200 ( 800
210
2 tan

=

=
c c

u
yy xx
xy
p

Anda mungkin juga menyukai