Anda di halaman 1dari 2

Teknik Pembuatan Kompos Berbahan Dasar Jerami

Kompos merupakan hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos mampu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk menggunakan kompos cenderung lebih berkualitas dibanding tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, lebih enak dan yang pasti lebih sehat. Hal yang paling melimpah untuk dijadikan kompos adalah jerami. Dalam setiap ton kompos jerami memiliki kandungan hara setera dengan 41 kg urea, 6 kg SP36, dan 89 kg KCl atau sama dengan total NPK 136 kg. Dan untuk kompos yang dihasilkan dari satu hektar lahan (5,04 ton) setara dengan 206,64 kg urea, 30,24 kg SP36, dan 448,56 kg KCL. Tentunya jumlah ini cukup untuk dikembalikan lagi ke lahan sawah sebagai pupuk dan pastinya dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Sungguh luar biasa, bukan!

KEUNGGULAN KOMPOS : Mudah. Cara pembuatannya sangat mudah sekali. Semua bahan bisa diperoleh di tempat. Hanya aktibatornya yang perlu dipesan dulu. Cara ini juga tanpa pencacahan, jadi tidak perlu mesin pencacah atau parang. Murah. Biaya pembuatannya sangat murah. Bahan-bahan dan alat pendukung lainnya pun bisa menggunakan bahan lain yang lebih murah, jika ada. Manfaat. Kompos ini tidak diragukan lagi memiliki banyak manfaat. Insya Allah. WAKTU PENGOMPOSAN Waktu pengomposan sebaiknya segera setelah panen, yaitu waktu pada saat penyiapan bibit padi hingga sebelum penanaman bibit. Pada saat penyiapan bibit, kompos jerami juga disiapkan. Setelah kompos matang dalam waktu kira-kira satu bulan, kompos bisa segera disebarkan di petak sawah bersamaan dengan pengolahan tanah. LOKASI PENGOMPOSAN Lokasi pengomposan dilakukan di petak sawah yang akan diaplikasi atau dipetak dimana jerami tersebut dipanen. Lokasi sebaiknya dipilih dekat dengan sumber air, karena pembuatan kompos

membutuhkan banyak air. Lokasi juga dipikirkan untuk kemudahan saat aplikasi. Jika petak sawah cukup luas, sebaiknya dibuat di beberapa tempat yang terpisah ALAT DAN BAHAN YANG DI PERLUKAN : Alat : Bahan : 1. Jerami Padi 2. Aktivator (EM4) 3. Gula 4. Kapur (dolomit) 5. Pupuk kandang secukupnya (jika di perlukan) 6. Air TAHAPAN PEMBUATAN KOMPOS JERAMI 1. Siapkan jerami padi yang telah di potong2, lalu masukkan jerami tersebut kedalam bak yang telah di siapkan. 2. Taburkan kapur (dolomit) secukupnya hingga merata, jika ada tambahkan sedikit pupuk kandang kedalam tumpukan. 3. Larutkan 1 botol EM4 kedalam 1 ember air dan 1/2kg gula pasir (untuk 1 ton jerami) 4. Siram 1 ember campuran larutan pada permukaan jerami sampai merata. 5. tambahkan air secukupnya pada jerami padi sampai dalam keadaan lembab (jangan terlalu basah). 7. Aduk seluruh bagian jerami hingga merata. 8. Tutup tumpukan tersebut menggunakan terpal agar terlindung dari sinar matahari. 9. lakukan pengamatan setiap minggu selama 1 bulan, apabila jerami kering tambahkan air secukupnya dan jangan terlalu banyak. Ciri-ciri kompos yang telah matang :

1. Sabit/parang (jika diperlukan) 2. Bak/tempat pembuatan. 3. Ember untuk tempat air. 4. Plastik penutup (terpal) 5. Cangkul/garu

Jerami berwarna coklat kehitam-hitaman, lunak dan mudah dihancurkan, suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan, tidak berbau menyengat, dan volume menyusut hingga setengahnya.

Kompos jerami yang sudah memiliki ciri-ciri demikian berarti sudah cukup matang dan siap diaplikasikan ke sawah. Kompos jerami diaplikasikan di tempat di mana jerami tersebut diambil.

Anda mungkin juga menyukai