Anda di halaman 1dari 5

Nama: Luciama Ayu Lestari NPM : 1006672655 Karakteristik Masyarakat dan Prinsip Pengorganisasian Masyarakat Fenomena yang terjadi

pada masa sekarang ini adalah terjadinya elevasi angka urbanisasi di Indonesia.Masyarakat merupakan salah satu fokus dari keperawatan kommunitas karena setiap keunikan yang dimilikinya. Keunikan ini akan membebtuk sebuah ciri khas pada populasi, kelompok tau komunitas tertentu. Selain itu, kumpulan dari komunitas ini perlu untuk terlibat di dalam sebuah pengambilan keputusan untuk meningkatkan status kesehatan mereka. Maka perlunya prinsip-prinsip yang mereka ketahui, pegang dan aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bagaimana cara untuk mengorganisasikan masyarakat dalam upaya untuk meningkatakan kesadaran mereka untuk dunia kesehatan. Menurut WHO (1974) mendefinisikan komunitas atau masyarakat sebagai suatu pengelompokan sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografi dan kesamaan nilai-nilai dan tujuan. Hal ini yang membuat adanya pengelompokan masyarakat seperti yang terjadi di perkotaan. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat dengan tingkat keheterogenitasan yang tinggi apabila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Hal ini dapat digambarkan dengan elevasi angka urbanisasi yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makasar dsb. Menggarisbawahi mengenai keheterogenitasan maka akan merujuk kepada sift-sifait dan karakteristik masayarakat perkotaan itu sendiri. Pada umumnya kriteria dari adanya masyarakat menurut Levy (1952) dalam Soerjono Soekanto (1984) adala sebagai berikut ; 1. Jangka kehidupan kelompok adalah lebih lama dari individu 2. Kelompok tersebut mampu untuk mendapatkan anggota-anggota barunya paling tidak melalui reproduksi seksual 3. Sistem tersebut menyatu dalam mendukung suatu sistem aksi yang bersifat umum. 4. Sistem aksi tersebut harus dapat bersifat mandiri

Sedangkan menurut Effendi (2009) karakteristik dari masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut ; Masyarakat desa Hubungan keluarga masyarakat sangat kuat Masyarakat madya Hubungan keluarga kuat , namun hubungan masyarakat mulai mengendur Adat istiadat masih dihormati , namun sudah terpengaruh oleh kebudayaan luar Timbulnya rasionalitas dalam berfikir Timbul lembaga formal pendidikan dalam masyarakat Tingkat buta huruf menurun Masyarakat modern Hubungan antar manusia didasari atas kepentingan pribadi Hubungan antar masyarakat dilakukan dengan saling mempengaruhi Tidak percaya dengan hal yang seperti itu Pendidikan sudah tinggi Berlakunya hokum tertulis

dan

Hubungan didasarkan kepada kepala adat sebagai organisasi sosial Percaya dengan kekuatan gaib Tingkat buta huruf relative tinggi Berlaku hokum tidak tertulis yang isinya dimengerti dan difahami oleh masyarakat Tidak ada lembaga pendidikan khusus dan masih mewarisi ilmu dari nenek moyang Sistem ekonomi sebagian besar ditunjukan untuk kebutuhan keluarga dan sisanya dijual di pasar . dan kegunaan uang masih terbatas Semangat gotong royong masih kuat

Hokum tertulis mendampingi Ekonomi sudah maju hokum tidak tertulis Ekonomi lebih mengarah Tingkat buta huruf sangat kepada produksi pasaran dan sedikit bahkan dapat dikatakan penggunaan uang semakin tidak ada meningkat Gotong royong sudah Sikap gotong royong mulai menurun dan semua dilandasi menghilang dan semua oleh upah dilandasi oleh upah dan kepentingan pribadi

Untuk mengatur semua masyarakat tersebut dibutuhkannya pengorganisasian masyarakat yang baik dan tepat guna untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pengorganisasi masyarakat atau komunitas adalah proses yang terjadi di dalam lingkungan komunitas atau masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuan, menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut, serta berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan gotong royong (Effendy , 2009). Pada prinsipnya , organisasi masyarakat mengacu kepada 2 teori yakni teori sistem sosial dan perubahan sosial .

a. Teori sistem sosial Pada teori sistem sosial , para ilmuan menetapkan bahwa komunitas atau masyarakat sebagai sistem sosial memiliki kesamaan, batasan, organisasi, keterbukaan dan adanya hubungan timbal balik di dalamnya. selain itu , komunitas menurut teori ini juga berhubungan dengan agregat dan sektor kehihupan sebagai subsistem. Agregat di sini berarti kelompok yang memiliki karakteristik khusus seperti usia, pekerjaan, status, kondisi ekonomi, suku, dll. Sedangkan sektor kehidupan yang dimaksud adalah seperti pendidikan , ekonomi, sosial, budaya, dll. b. Teori perubahan sosial Kurt Lewin pada tahun 1950 mengemukakn teori perubahan sosial yang mengalami fase-fase yang terdiri dari; 1. Unfreezing phase : menguraikan nilai dan keyakinan yang ada di masyarakat tertentu 2. Changing phase : mengidentifikasi dan menginternalisasi nilai dan keyakinan serta kebiasaan yang baru 3. Refreezing phase : mengintegrasikan antara nilai dan keyakinan yang lama dengan yang baru Pada pengimplementasiannya terdapat elemen-elemen yang terkait dengan

pengorganisasian dalam masyarakat yakni : 1) karakter dari sistem aksi; 2) tempat; 3) permasalahan; 4) karakter masalah; 5) karakter sistem target; 6) perkembangan struktur organisasi; 7) peran dari pekerja professional; dan 8) sponsor dari proyek yang akan dijalankan (Kramer , 1983). Pengorganisasian masyarakat memiliki aspek-aspek yang harus dimiliki di dalamnya antara lain proses, masyarakat, dan berfungsinya masyarakat. Definisi proses di sini adalah proses yang terjadi secara sedar tetapi mungkin pula tidak sadar yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengorganisasian masyarakat. Masyarakat sendiri diartikan sebagai kumpulan kelompok besar yang memiliki batasan geografis atau yang tinggal bersama di suatu daerah tertentu.

Sedangkan berfungsinya masyarakat adalah bagaimana masyarakat dapat melakukan fungsinya dengan baik seperti membuat rencana kerja yang dapat diterima oleh masyrakat. Prinsip merupakan hal yang sangat penting utnuk keberlangsungan dari pengorgansasian masyarakat. Hal yang fundamental ini harus dipertahankan selama penyelenggaraan pengorganisasian masyarakat, terlebih lagi untuk masyarakat perkotaan . prinsip tersebut antara lain : 1) keberpihakan; 2) pendekatan holistic; 3) pemberdayaan; 4) HAM; 5) kemandirian; 6) keberlanjutan; 7) partisipatif; 8) keterbukaan; 9) tanpa kekerasan; dan 10) kesetararaan. Modelmodel dalam pengorganisasian masyarakat yang dapat diimplementasikan antara lain ; Model Social planning Konsep - Pengumpulan data Pengambilan keputusan Social action Konfrontasi-konflik Peran perawat - Pengumpul informasi Fasilitator Pengimplementasi program Aktivis

- Penyelesaian masalah - negosiator Pengembangan masyarakat - pelibatan masyarakat - edukator Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya perbedaan yang mencolok antara karakteristik masyarakat yang nberdomisili di kota maupun daerah. Dalam hal pengorganisasian masyarakat sendiri, masyarakat merupakan elemen yang sangat dibutuhkan untu diintegrasikan dengan elemen yang lain. Selain itu, pengimplementasian teori dan model dalam pengorganisasian masyarakat perlu diperhatikan dikarenakan dalam rangka meraih tujuan bersama dengan prinsip pengorganisasian masyarakat. Referensi ; Effendi, F & Makhfuldi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Kramer, R.M & Harry, S. (1983). Reading in Community Organization Practice. 3rd edition. New Zealand: Wellington. Soekanto, S. (1984). Beberapa Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. Jakarta : CV. Rajawali. Swanson, J.M. (1997). Community Health Nursing: Promoting the Health of Aggregats . 2nd edition. USA : W.B Saunder Company.

Anda mungkin juga menyukai