Anda di halaman 1dari 7

J.Alchemy, Vol. 5, No.

1 (Maret 2006), 16-22 ISSN 1412-4092

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS TRIAQUATRISULFANILAMIDNIKEL(II)SULFAT.3HIDRAT


Sentot Budi Rahardjo1, Sayekti Wahyuninsih1 dan Rika NafiDamayanti1
1

Jurusan Kima FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK

Kompleks koordinasi 6 antara nikel(II) dengan sulfanilamid (L) telah disintesis dengan perbandingan mol logam dan mol ligan 1 : 6 dalam methanol-etanol. Berdasar hasil analisis kadar Ni dalam kompleks, hasil pengukuran daya hantar listrik (menunjukkan perbandingan muatan kation : anion = 1 : 1, sulfat tidak terkoordinasi), hasil analisis dengan Differential Thermal Analyser (DTA) (mengindikasikan adanya H2O dalam kompleks) maka dapat diperkirakan bahwa formula kompleks adalah [NiL 3(H2O)3]SO4.3H2O. Adanya pergeseran puncak serapan gugus fungsi N-H primer daerah infra merah mengindikasikan gugus fungsi N-H primer terkoordinasi pada ion pusat Ni 2+. Pengukuran momen magnet menunjukkan kompleks bersifat paramagnetik dengan eff = 2,70 BM.. Pengukuran spektra UV-Vis dalam metanol menunjukkan adanya pergeseran serapan maks dari 400,00 nm dan 685,0 nm untuk NiSO4.6H2O menjadi 396,0 nm dan 675,0 nm untuk kompleks [NiL3(H2O)3]SO4.3H2O. Puncak tersebut menunjukkan transisi 3A2g 3T1g (F) (2) dan 3A2g 3T2g (F) (3) sedang puncak transisi 3A2g 3T1g (P) (1) tidak tampak. Struktur kompleks diperkirakan oktahedral. Kata kunci : Sintesis, kompleks, nikel, sulfanilamid, paramagnetik.

I. PENDAHULUAN Nikel merupakan logam transisi yang dengan ligan dapat membentuk kompleks dengan geometri bervariasi, misalnya dengan naphthaldehyde thiazolyl hydrazones bergeometri tetrahedral (Yilmaz and Cukurovali, 2004), dengan 5(2-Hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline bergeometri square-pyramida (Tripathi, dkk, 2003) dan dengan basa schiff turunan benzil-2,4Dari contoh dinitrophenylhydrazone dengan anilin bergeometri oktahedral (Raman, dkk 2004). kompleks tersebut terlihat bhawa geometri kompleks nikel(II) tergantung pada posisi donor atom ligan dan keruahan ligan. Sulfonamid merupakan obat antimikroba
Korespondensi : Sentot Budi Rahardjo Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta

derivat

paraaminobenzensulfonamida

(Sulfani

lamid) yang digunakan secara sistemik maupun topikal untuk mengobati dan mencegah beberapa penyakit infeksi (Tjay, T. H dan K. Rahardja, 2002) juga dapat berkelakuan sebagai ligan karena mempunyai donor nitrogen, oksigen dan sulfur. Salah satu turunan sulfonamid yaitu benzolamid dengan ion Cu2+ dapat membentuk kompleks [Cu(benzolamid)(NH3)4] yang berstruktur squarepyramida seperti ditunjukkan oleh Gambar 1 (Alzuet dkk, 1998).
O

N NH S

NH2 NH Cu

NH2 NH2

S
O

S
O

NH2

Gambar 1. Struktur kompleks [Cu(benzolamid) (NH3)4] (Alzuet dkk, 1998)

J.Alchemy, Vol. 5, No. 1 (Maret 2006), 16-22 16

Sulfanilamid yang strukturnya ditunjukkan oleh Gambar 2 mempunyai struktur dan gugus fungsi yang mirip dengan benzolamid, hanya saja rantainya lebih pendek daripada benzolamid dan mempunai gugus NH2 di ke dua ujungnya.

spektra UV-VIS kompleks nikel(II)-sulfanilamid terhadap spektra nikel(II) sulfat. Formula kompleks diperkirakan dengan membandingkan kadar Ni dalam kompleks yang diukur dengan SSA dengan persentase secara teoritis. Adanya anion sebagai ligan atau sebagai anion bebas ditentukan dengan membandingkan nilai daya hantar listrik larutan kompleks dan larutan standar. Adanya H2O dalam kompleks Ni(II)-sulfanilamid diperkirakan dari hasil analisis DTA. Sifat magnetik kompleks ditentukaan dari harga momen magnetik yang diukur dengan Magnetic Susceptibility Balance(MSB). Sintesis Kompleks Nikel(II) dengan Sulfanilamid NiSO4. 6H2O (0,263 g; 1 mmol) dalam metanol (10 mL) ditambahkan pada sulfanilamid (1,033 g; 6 mmol) dalam etanol panas (40 mL) secara bertetes-tetes sambil diaduk dengan pengaduk magnet, pengadukan dilanjutkan kemudian dibiarkan semalam. selama 24 jam Endapan yang

O H2N S NH2 O
Gambar 2. Struktur sulfanilamid Karena sulfanilamid mempunyai gugus NH2 lebih dari satu maka kedua gugus tersebut dimungkinkan dapat terkoordinasikan pada ion pusat., keduanya mempunyai peluang yang sama untuk dikoordinasikan pada ion pusat. Gugus NH 2 yang satu dipengaruhi oleh cincin benzena sedang gugus NH2 yang lain dipengaruhi oleh gugus SO2-, gugus yang mana yang akan terkoordinasi pada atom pusat menarik untuk dipelajari. II. METODOLOGI PENELITIAN Bahan :Nikel(II) sulfat heksahidrat, (E. Merck), sulfanilamid (Sigma), metanol p.a (E. Merck), etanol p.a (E. Merck), asam klorida pekat 37% (E. Merck), kalium bromida kering (merck). Alat. e(MSB) Magnetik Susceptibility Sherwood Balanc AUTO Scientific,

terbentuk disaring, dicuci dengan etanol dan dikeringkan dalam desikator. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis sulfanilamid perbandingan telah kompleks dilakukan nikel(II) pada dengan berbagai

mol ligan dan mol logam dalam

berbagai pelarut. Penggunaan pelarut metanol saja menghasilkan endapan putih (ligan) sedangkan jika menggunakan etanol saja nikel(II) sulfat tidak larut secara sempurna. dengan sulfanilamid Sintesis kompleks nikel(II) dilakukan dengan cara

spektrofotometer UV-Vis Double Beam Shimadzu PC 1601, konduktivitimeter Jenway 4071 CE, spektrofotometer serapan atom(SSA) Shimadzu AA6650, spektrofotometer FTIR Shimadzu PC 1821, Magnetic Stirrer Heidholp Germany M 1000, Differential Thermal Analyzer Shimadzu DTA-50, peralatan gelas (seperangkat alat refluks, gelas beker, pipet volum dan gelas ukur) Terbentuknya diindikasikan oleh adanya senyawa kompleks pergeseran serapan

mencampurkan nikel sulfat dan sulfanilamid pada perbandingan mol logam dan mol ligan = 1 : 6 dalam pelarut campuran metanol-etanol (metanol sebagai pelarut logam dan etanol sebagai pelarut ligan) dan dibiarkan selama 24 jam. Penentuan Formula kompleks Penentuan formula kompleks berdasar hasil pengukuran kadar nikel, daya hantar listrik dan

17

J.Alchemy, Vol. 5, No. 1 (Maret 2006), 16-22

analisis thermal.

Hasil pengukuran kadar nikel

menunjukkan perbandingan muatan kation : anion = 1 : 1, hal ini mengindikasikan kedudukan SO 42sebagai anion dan tidak terkoordinasi pada ion pusat. Dengan demikian formula kompleks yang mungkin adalah [NiL3(H2O)3]SO4.nH2O. Analisis Thermal dengan DTA. Hasil analisis DTA NiSO4.6H2O ditunjukkan oleh Gambar 3 sedang hasil analisis DTA kompleks Ni(II)-sulfanilamid ditunjukkan oleh Gambar 4. Pada Gambar 3 terlihat adanya puncak endoterm pada 129,03 0C dan 167,56 0C, hal ini mengindikasikan hilangnya H2O pada NiSO4.6H2O secara bertahap. Demikian pula pada Gambar 4 terlihat adanya dua puncak endoterm pada 118,21 oC

dalam kompleks dengan SSA adalah 8,05 ( 0,09) % sedang kadar nikel dalam beberapa kemungkinan formula kompleks ditunjukkan oleh Tabel 1. Dengan membandingkan %Ni dalam kompleks hasil sintesis dengan %Ni pada berbagai kemungkinan formula secara teoritis pada Tabel 1 maka formula kompleks Ni-sulfanilamid yang paling mungkin adalah NiL3SO4(H2O)3. Pengukuran Daya Hantar Listrik Hasil pengukuran daya hantar listrik larutan senyawa standar dan sampel kompleks dalam metanol ditunjukkan oleh Tabel 2. Dengan membandingkan daya hantar molar larutan kompleks dengan larutan standar pada Tabel

Tabel 1. Beberapa Kemungkinan Formula Kom pleks Nikel(II) dengan Sulfanilamid (Sfl) No 1. 2. 3. 4. 5. Formula Senyawa Kompleks NiL3SO4H2O NiL3SO4(H2O)2 NiL3SO4(H2O)3 NiL3SO4(H2O)4 NiL3SO4(H2O)5 Mr 689,63 707,63 725,63 743,63 761,63 % Ni 8,513 8,297 8,091 7,895 7,709

Tabel 2. Daya Hantar Listrik Larutan Standar dan Senyawa Kompleks dalam metanol No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Metanol CuSO4.6H2O NiSO4.6H2O CuCl2.2H2O NiCl2.6H2O AlCl3.6H2O FeCl3.6H2O NiL3SO4(H2O)3 Larutan
-1

(ohm cm .mol ) 0 4 5 79 60 71 123 3 0,5


-1 -1

Perbandingan Muatan Kation : Anion 1:1 1:1 2:1 2:1 3:1 3:1 1:1

2 terlihat bahwa kompleks Ni(II)-sulfanilamid

dan 167,56 oC yang juga mengindikasikan H2O

Sintesis dan Karakterisasi(Sentot Budhi Rahardjo)

18

dalam

kompleks

Ni(II)-sulfanilamid

diuraikan

pada keadaan spin tinggi, bersifat paramagnetik. Harga momen magnet efektif (eff) kompleks Ni(II) dengan struktur oktahedral pada umumnya berada pada daerah 2,7-3,4 BM (Zdenek S. and Martin Biler, 1998). Misalnya kompleks [Ni(edtp)] 2-(edtp =

secara bertahap yang berarti dalam kompleks Ni(II)sulfanilamid terdapat H2O lebih dari satu molekul. Karaktersitik Kompleks Sifat Kemagnetan Harga momen magnet efektif (eff)

ethylenediamine-tetra-3-propionato) = 3,15 BM (Dusan J. Ranadovic, et al, 1998), kompleks [Ni(tren)]2[Fe(CN)6]. 3H2O (tren = tris(2aminoethyl)amine) dengan momen magnet efektif

kompleks [NiL3(H2O)3]SO4.3H2O = 2,72 0,4 BM, harga ini menunjukkan adanya dua elektron yang tidak berpasangan yang berarti kompleks berada

DTA uV 10.00 Sample Name: Sample Weight: Cell: Atmosphere: Flow Rate: Ni 22.000[mg] Platinum Nitrogen 3[ml/min]

Ni SO4 6 H2O

0.00

-10.00 Peak Heat -20.00 Height


0 67.54x10 C 0 -12.70x10 J/g 0 -2.69x10 uV

Peak Heat Height

0 392.14x10 C 0 -46.19x10 J/g 0 -4.60x10 uV

Peak -30.00 Heat Height Peak -40.00 Heat Height 0.00


0 129.03x10 C 0 -10.10x10 J/g 0 -3.28x10 uV

0 182.45x10 C 0 -7.12x10 J/g 0 -2.98x10 uV 0 145.29x10 C 0 -5.67x10 J/g 0 -2.90x10 uV

Peak Heat Height

[Temperature Program] Temp. Rate Hold Temp. [ C/min ] [ C ] 10.00 100.0 10.00 200.0 10.00 300.0 10.00 400.0 10.00 500.0 10.00 600.0 400.00 500.00

Hold Time [ min ] 0 0 0 0 0 0 600.00

100.00

200.00

300.00 Temp [C]

Gambar 3. Hasil Analisis DTA NiSO4.6H2O yang berupa Grafik Energi (uV) vs Temperatur (oC)

DTA uV Sample Name: Sample Weight: Cell: Atmosphere: Flow Rate: 0.00 Operator:

[Ni(Sfl)3(H2O)3]SO4.nH2O
Ni SFL Rika 20.000[mg] Platinum Nitrogen 3[ml/min] Rika [Temperature Program] Temp. Rate Hold Temp. Hold Time [ C/min ] [ C ] [ min ] 20.00 400.0 0 Peak Heat Height
0 188.91x10 C 0 67.92x10 J/g 0 17.36x10 uV

Peak Heat -50.00 Height Peak Heat Height Peak Heat Height
0 118.21x10 C 0 -149.30x10 J/g 0 -31.95x10 uV 0 167.56x10 C 0 -66.94x10 J/g 0 -22.62x10 uV

0 287.32x10 C 0 -26.28x10 J/g 0 -11.65x10 uV Peak 0 349.63x10 C 0 -303.04x10 J/g 0 -46.07x10 uV

Heat Height

100.00

200.00 Temp [C]

300.00

400.00

Gambar 4. Hasil Analisis DTA Ni(II)-sulfanilamid yang berupa grafik energi (uV) vs temperatur (oC)

19

J.Alchemy, Vol. 5, No. 1 (Maret 2006), 16-22

sebesar 3,25 BM (Zdenek S. and 1998). oktahedral. Spektra Elektronik Dengan demikian

Martin Biler, kompleks

molar () ditunjukkan oleh Tabel 3. Pada Gambar 5 atau Tabel 3 tampak bahwa
maksimum kompleks [NiL3(H2O)3]SO4. 3H2O

[NiL3(H2O)3]SO4.3H2O diperkirakan juga berstruktur

pada daerah serapan sekitar 400 dan 685 nm dengan harga absorptivitas molar () kompleks yang kecil (3,91-12,57 L mol-1 cm-1) mengindikasikan kompleks oktahedral (Cotton and Wilkinson, 1988,

Hasil pengukuran spektra elektronik NiSO 4 dan kompleks Ni-Sulfanilamid ditunjukkan oleh

Tabel 3. Panjang Gelombang maksimum (maks), Absorbansi (A) dan Absortivitas Molar () untuk NiSO4. 6H2O dan [NiL3(H2O)3]SO4. 3H2O. No 1. Kompleks NiSO4. 6H2O maks (nm) 400,00 685,0 396,00 675,0 (cm-1) 25.000 14.598,5 25.252,5 14.814,8 A 0,0077 0,0034 0,0132 0,0041 7,70 3,40 12,57 3,91

2.

[NiL3(H2O)3]SO4. 3H2O

Gambar 5 sedang harga panjang gelombang maksimum (maks), absorbansi (A) dan absortivitas

744-745). Sedikitnya pergeseran panjang gelombang maksimum dari 400,0 nm (NiSO 4.6H2O) menjadi

Gambar 5. Spektra Elektronik (a) NiSO4.6H2O dan (b) Ni-Sulfanilamid

a ab

Tabel 4. Energi transisi 3A2g 3T1g (F) (2) dan 3A2g 3T2g (F) (3) pada kompleks [NiL3(H2O)3]SO4.3H2O. Senyawa Kompleks [NiL3(H2O)3]SO4.3H2O Puncak Transisi 3 2 maks (nm) 396,00 675,0 (cm-1) 25.252,5 14.814,8 Energi Transisi (kJ.mol-1) 302,06 177,2

Sintesis dan Karakterisasi(Sentot Budhi Rahardjo)

20

NH 2

396,0 nm (Ni-Sulfanilamid)

dan dari 685,0 nm

(NiSO4.6H2O) menjadi 675,0 nm (Ni-Sulfanilamid) mengindikasikan ligan sulfanilamid merupakan ligan lemah. Hal ini dimungkinkan karena adanya pengaruh gugus aromatik C6H5NH2 yang menjadi -H H -N

H-N-H

NH2

donor

yang

lemah

daripada

amina

alifatik

H2O
Ni
2+

mengakibatkan ikatan logam dan nitrogen menjadi lemah (Thompson, et al, 1998:). Harga energi transisi 3A2g 3T1g (F) (2) dan 3A2g 3T2g (F) (3) ditunjukkan oleh Tabel 4. Transisi 3A2g 3T1g (P) (1) tidak tampak karena berada diluar jangkauan spektrofotometer UV-Vis Energi transisi kompleks [NiL3(H2O)3] SO4.3H2O lebih kecil daripada energi transisi kompleks [Ni(NH3)6]2+ (328,9 kJ mol-1, Sharpe, 1992: 482) yang berarti sulfanilamide lebih lemah daripada amoniak. Harga 10 Dq diperkirakan dari harga perbandingan 3 (25.000 cm ) dan 1 (9000 cm )
-1 -1

SO4..nH2O OH2

H2O

NH2

Gambar 6. Perkiraan Struktur [NiL3(H2O)3]SO4.3H2O

pada

kompleks

[Ni(H2O)6]2+

(2,78).

Dengan

membandingkan 3 dan 1 untuk kompleks Ni(II)sulfanilamid dengan 2,78 diperoleh harga 1 atau 10 Dq (0) sebesar 9090,9 cm-1 (1100 nm). Dengan demikian energi transisi 10 Dq kompleks Ni(II)sulfanilamid adalah 9090,9 cm-1 x 1 kJ.mol-1/ 83,6 cm-1 = 108,7 kJ mol-1. Perkiraan Struktur Berdasar data formula kompleks Ni(II)sulfanilamid, menunjukkan daya SO42hantar sebagai listrik anion kompleks dan tidak {perbandingan muatan kation dan anion 1 : 1 yang terkoordinasi pada atom pusat Ni(II)}, pengukuran DTA (menunjukkan adanya molekul H2O lebih dari satu) maka struktur kompleks [NiL 3(H2O)3]SO4. 3H2O diperkirakan seperti ditunjukkan oleh Gambar 6 di bawah ini.. DAFTAR PUSTAKA

Alzuet G. J. Casannova, S. Gracia, Grandia, A. Guiterez Rodriques, and C. T. Sapuran, 1998, Copper Complexes Modelling The Interaction Between Benzolamid and Cu substituted Carbonic Anhydrase, Crystal Structure of [Cu(bz)(NH3)4] Complexes, Inorganic Chimica Acta. Vol. 273, 334 338. Cotton F. H and Wilkinson, Geofrfrey, 1988, Advanced Inorganic Chemistry, fifth edition, John Willey and sons Inc. New York. Dusan J. Radanovic, Sandra Ianelli, Giorgio Pelosi, Zoran D. Matovic, Sladjana Tasic Stojanovic, Bodie E. Douglas, 1998, Some Haxadentat Ni(II)-Edta-Type Complexes Containing Five-Membered Diamine Rings. The Molecular And Crystal Structure Of The Trans (O5) Isomer Of Barium (Ethylenediamine-N, N-Diacetato- N, NDi-3-Propionato) Nickelate(II) Hexahydrate, Trans (O5)-Ba[Ni(Eddadp)]. 6H2O, And Strain Analysis Of Edte-Type Chelates In Relation To Their Octahedral Distortion, Inorganic Chimica Acta, Vol. 278, 66 75. Raman, Ravichandran S. and C. Thangaraja, 2004, Copper(II), Cobalt(II), Nickel(II) and

21

J.Alchemy, Vol. 5, No. 1 (Maret 2006), 16-22

yang digunakan.

H-N-H

Zinc(II) Complexes of Schiff base Derived from benzil-2,4-dinitrophenylhydrazine with aniline, Indian Academy of Sciences, J. chem Sci, Vol 116, No.4, 215 219. Thompson, A. M.W.C, Bardwell, P.A Jeffery J.C and Ward, M.D, 1998, Complexes of the teerdentat N-donor Ligand 6-(2aminophenyl)-2,2-bipyridine) : Crystal Structure of Mononuclear [ZnL2][PF6]2 and Tetranuclear [{CuL(MeCN)}4(4 PO4)] [PF6]5 Containing an Unusual 4 Bridging Phosphate Ion, Inorganic Chimica acta, Vol.267, 239 247. Tjay, T. H dan K. Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efekefek Sampingnya, edisi kelima, PT. Gramedia, Jakarta.

Triphati, K.V. Sharma, A. Chaturvedi and T.C Sharma,2003, Complexation Behavior of 5(2 Hydroxyphenyl)-3-phenylpyrazoline with Some Metallic Moreties, Communication Polish J. Chem, Vol 77, 109 115. Yilmaz and A. Cukurovali, 2004, Cobalt(II), Copper(II), Nickel(II) and Zinc(II) Complexes of Naphthaldehyde Thiazolyl Hydrazones, Polish J. Chem, Vol 78, 663 672. Zdenek, S.and Martin Biler, 1998, The Complexes of Iron(II,III)and Copper(II) or Nickel(II) with Cyanide as Bridging Ligand , Acta Universitatis Pai Ackianae Olomucencis Facultas Rerum Naturalium, Chemica, Vol 37.

Sintesis dan Karakterisasi(Sentot Budhi Rahardjo)

22

Anda mungkin juga menyukai