Anda di halaman 1dari 1

Aspek Keperilakuan pada Audit Internal 1.

Motivasi Pihak yang Diaudit dan Hubungan dengan Gaya Manajemen Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dalam teori motivasi, dikenal dengan lima kebutuhan pokok Maslow. Dua dari kebutuhan pokok adalah keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi. Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Auditor diminta untuk mendekati pihak yang diaudit dengan bahasa yang memperkuat kebutuhan dan potensi penyelesaian serta dengan mempercayai pihak yang diaudit untuk membantu atau mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari pekerjaan audit sekarang. Kebutuhan akan rasa hormat dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit unutk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam investigasi dalam kinerja, serta mengembangkan tindakan yang korektif. Terdapat empat gaya manajemen (kepemimpinan) secara umum, yaitu gaya mengarahkan, gaya melatih, gaya mendukung, dan gaya mendelegasikan. Auditor seharusnya mencoba untuk bekerjasama dengan seluruh manajemen dalam proses audit sehingga dapat meyakinkan pihak manajemen bahwa auditor berada di pihak mereka. Oleh karena itu, kejujuran dalam berdiskusi dapat meyakinkan manajemen bahwa tujuan audit adalah untuk mengembangkan desain guna membantu memperbaiki operasi. 2. Pengelolaan Konflik Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya. Konflik akan muncul ketika di dalam organisasi bisnis profesional terdapat sebagian orang yang memegang teguh nilai profesionalismenya. Sementara sebagian lainnya tidak atau bahkan cenderung menghilangkan nilai tersebut. Ada empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu arbritasi, mediasi, kompromi dan langsung. Metode yang terbaik dan paling sering digunakan dalam pendekatan keperilakuan adalah metode kompromi, karena jika masih terdapat perbedaan masih bisa dikompromikan.

Anda mungkin juga menyukai