Anda di halaman 1dari 6

HORDEOLUM 1. DEFINISI Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra.

Hordeolum berisi material purulent yang menyebabkan nyeri tajam yang menjadi tumpul. Biasanya hordeolum menyerang hanya satu mata pada satu waktu dan visus tidak terpengaruh oleh hordeolum. Hordeolum sering disertai Blefaritis, konjungtivitis yang menahun, anemia, kemunduran keadaan umum, dan aknevulgaris. Dapat terjadi pada semua umur, terutama anak-anak dan dewasa muda. Kebanyakan penyebab infeksi ini adalah staphylococcus(biasanya staphylococcus aureus) atau streptococcus. (Istiqomah, 2005) Tanda dan gejala utama meliputi sakit, merah, bengkak, dan terdapat tonjolan pada palpebral. Intensitas sakit mencerminkan hebatnya pembengkakan palpebral. (Istiqomah, 2005) Menurut Indriana N. Istiqomah (2005) Hordeolum dibagi menjadi dua jenis, yaitu Hordeolum Eksternum dan Internum. a. Hordeolum Eksternum Adalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar Zeizz dan Moll, tempat keluarnya bulu mata(pada batas palpebral dan bulu mata). Area infeksi brbatas tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas. Ukuran lebih kecil dan lebih superfisial dari pada hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit bergerak. Jika mengalamu supurasi dapat pecah sendiri kearah kulit. b. Hordeolum Internum Adalah infeksi pada kelenjar Meibom Sebasea. Area kecil seperti manik dan edematous terdapat pada konjungtiva palpebra, pada perbatasan palpeba, dan bulu mata. Lesi tidak ikut bergerak saat kulit bergerak. Dapat memecah kearah kulit atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dala tarsus, jarang mengalami pecah sendiri 2. PENYEBAB

Hordeolum adalah infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul bersamaan dengan atau sesudah blefaritis. Hordeolum bisa timbul secara berulang. 3. PATOFISIOLOGI 4. MANIFESTASI KLINIK a. Subjektif : yang dirasakan antara lain adanya rasa mengganjal pada mata, nyeri bila ditekan, dan nyeri bertambah bila menunduk. b. Objektif : tampak suatu benjolan pada kelopak mata bawah, dan kemerahan. (Tamsuri, 2011) 5. PENATALAKSANAAN a) Kompres hangat lembab 3 kali selama 10-15 menit. Apabila Hordeolum telah membentuk abses dan pecah, kompres dan drainase mungkin diperlukan. Jika tidak membaik dalam 2x24 jam, perlu dilakukan insisi dan drainase. (tamsuri, 2011) b) Penggunaan salep mata topical, antibiotic seperti neomycin, polymixin B, gentamycin, dan juga antibiotic sistemik bila perlu, misalnya ampicillin 4x250 mg per oral. (tamsuri, 2011 c) Intervensi bedah Insisi hordeolum dilakukan jika keadaan tidak membaik dalam 48 jam. Pada hordeolum internum, insisi dilakukan secara vertical pada permukaan konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar Meibom yang lain, sedangkan pada hordeolum eksternum dibuat sayatan horizontal pada kulit sesuai dengan lipatan kulit untuk mengurangi luka parut sehingga tetap secara kosmetik atas atau

Tindakan pra-insisi: Buat klien nyaman Jika klien gelisah (HE) berikan penyuluhan berada kesehatan dan perawat

disamping klien Tindakan pasca-insisi: Tutup mata dengan bebat tekan Beritahu keluarga cara membuka bebat Observasi kurang lebih setengah jam sebelum pulang Tutup mata dan bebat dibiarkan ditempatnya kira-kira 4 jam, kemudian dibuka secara hati hati dan mata dikompres dengan saline hangat secara hati-hati. Mata mungkin tampak memar sehingga anjurkan klien untuk menggunakan kaca mata hitam Perbaikan hygiene dapat mencegah terjadinya infeksi kembali normal

6. ASUHAN KEPERAWATAN a. Fokus Pengkajian Umur: hordeolum dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak-anak dan dewasa muda Klien mengeluh nyeri, merah dan bengkak pada palpebra. Klien kadang menyembunyikan penyakitnya karena malu terhadap perubahan yang terjadi pada matanya. Pada pemeriksaan, terdapat tonjolan pada palpebral yang ikut bergerak dengan pergerakan kulit pada hordeolum ekstermum dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit pada hordeoulum internum. b. Diagnosa yang mungkin muncul dan Intervensi keperawatan. N DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

O 1

1. Ajarkan pada klien cara melakukan kompres hangat pada tepi palpebra. Dan beritahu klien agar mengompres tepi palpebra Gangguan pembengkakan palpebra yang dengan mengeluh akibat ditandai klien nyeri proses peradangan rasa selama 20 menit, 3-4 kali sehari. 2. Pada klien wanita, beritahu agar tidak memakai tata rias (khususnya tata rias mata) untuk sementara. 3. Kolaborasi : a) Antibiotika salep setiap 3 jam setelah pemberian kompres hangat b) Antibiotika sistemik yang diindikasikan jika terjadi selulitis c) insisi 1. Beritahu klien bahwa penyakitnya nyaman nyeri b.d

1. Mempercepat supurasi sehingga material purulent dapat keluar dan nyeri reda

2. Mengurangi iritasi

pada tepi kelopak mata, tepi kelopak mata bengkak merah, dan

3. Mengeluarkan (drainase) material purulent.

terdapat tonjolan.

Gangguan diri (citra

konsep tubuh)

1. Mengurangi kecemasan

yang berhubungan

dapat disembuhkan. 2. Anjurkan klien untuk melaksanakan anjuran yang telah diberikan (kompres hangat dan penggunaan dengan perubahan bentuk mata kelopak yang antibiotika) secara teratur. 3. Beritahu klien bahwa salep mata dapat membuat pandangan kabur. 4. Beritahu klien, jangan pernah menekan pembengkakan. 5. Beritahu klien untuk meningkatkan status kesehatan

2. Mengurangi keparahan dan mempercepat kesembuhan

3. Mengurangi kecemasan klien

mempengaruhi penampilan klien

4. Dapat menyebarkan infeksi. 5. Buruknya status kesehatan merupakan predisposisi berulangnya hordeolum

Tamsuri, Anas. 2011. Keperawatan Medikan Bedak : Klien Gangguan Mata dan Pengelihatan. Jakarta : EGC. Istiqomah, Indriana N. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai