Anda di halaman 1dari 17

Oleh : Danie E

Pengertian Kuasa

Kuasa, adalah seseorang atau beberapa orang yang bertindak untuk dan atas nama subyek hukum (orang perorangan/beberapa orang/badan hukum) untuk mengurus kepentingan subyek hukum dalam beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Pasal 56 ayat (2) dan Pasal 57 Undang-Undang Tahun 1986. Nomor 5

Pemberian

kuasa Khusus untuk beracara di PTUN tidak bersifat wajib, akan tetapi dapat hal ini bermakna pilihan atau mogen (kebolehan).

Pemberi Kuasa tidak/kurang paham beracara di PTUN. Pemberi kuasa paham/mengerti beracara di PTUN, akan tetapi tidak punya waktu untuk beracara di PTUN.

Untuk memperlancar persidangan.

jalannya

proses

Karena Penerima Kuasa adalah orang yang mengerti dan paham hukum, maka menjadi sarana kontrol untuk PTUN.

Elemen-elemen Dalam Pemberian Kuasa


Pemberi Kuasa (subyek hukum yang diurus kepentingannya) Penerima Kuasa (orang atau beberapa orang yang mengurus kepentingan subyek hukum dalam proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara) Isi (substansi kuasa)

Advokat Ada huhungan keluarga dan mampu untuk beracara (Insidentil), dengan Ijin Ketua PTUN. Bagian hukum suatu institusi atau bawahan dari badan atau Pejabat TUN. Jaksa pengacara negara.

Dengan

Surat Kuasa Khusus (surat yang berisi tentang pemberian kuasa khusus). Dengan Lisan (perkataan atau ucapan dalam persidangan yang berisi tentang pemberian kuasa). Dengan Surat Perintah Tugas dari Badan atau Pejabat TUN kepada Badan atau Pejabat TUN lainnya.

Kualifikasi Kuasa Yang Sah

Identitas Pemberi Kuasa dan Identitas Penerima Kuasa


Ruang Lingkup Pemberian Kuasa untuk apa saja harus jelas dan rinci (khusus).

Bentuknya harus memenuhi syarat di negara yang bersangkutan Diktehaui oleh Perwakilan Republik Indonesia di negara tersebut Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Penerjemah resmi.

Surat

kuasa khusus harus memuat secara jelas dan rinci mengenai hal-hal yang dikuasakan dengan menyebutkan pihakpihak yang berperkara, Keputusan TUN objek sengketa dan tahapan-tahapan tingkat pemeriksaannya. Khusus bagi tergugat harus menyebutkan nomor perkaranya.

Surat Kuasa khusus dapat dibuat sekaligus untuk pemeriksaan tingkat pertama, banding, kasasi, peninjauan kembali asalkan hal-hal yang dikuasakan itu diuraikan secara jelas dan rinci. Tergugat (Badan/Pejabat TUN) dapat memberi: a. Surat Kuasa kepada advokat b. Surat tugas tanpa meterai kepada Pejabat pada Instansi pemerintah Bandan/Pejabat TUN yang bersangkuran.

Kuasa insidentil dapat diberikan ijin oleh Ketua Pengadilan TUN kepada seseorang yang akan beracara di Pengadilan TUN apabila dimohonkan, dengan syarat seseorang tersebut mempunyai hubungan keluarga dengan Penggugat yang dikuatkan oleh surat keterangan lurah dan diketahui camat, dan mampu beracara di Pengadilan.

Biro Bantuan Hukum (BBH) atau Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan fakultas Hukum yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dapat bertindak sebagai kuasa Penggugat dalam perkara prodeo. Surat Kuasa harus ditandatangani oleh Pemberi Kuasa sebagai bukti formal adanya persetujuan kedua belah pihak dengan dibubuhi meterai dan tanggal.

Dicabut

oleh Pemberi Kuasa Meninggalnya salah satu pihak Penerima Kuasa melepaskan kuasa atas kemauannya sendiri. Pemberi Kuasa memberi kuasa kepada pihak lain dalam perkara yang sama maka dengan sendirinya pemberia kuasa pertama berakhir, kecuali ada klausula pada surat kuasa yang baru bahwa kuasa yang lama tetap berlaku Karena putusan pengadilan.

Pedoman Kuasa Menurut SEMA RI NO. 2 TH. 1991


Dalam hal suatu pihak didampingi oleh kuasa, maka Surat Kuasa harus memenuhi syarat formal dari Surat Kuasa Khusus dengan meterai secukupnya, dan Surat Kuasa khusus yang diberi cap jempol haruslah dikuatkan dengan (waarmerking) oleh pejabat yang berwenang. Surat Kuasa Khusus bagi Pengacara Advokat tidak perlu dilegalisir. Dalam pemberian kuasa diboehkan adanya substitusi tapi dinungkinkan pula adanya kuasa insidentil. Surat Kuasa tidak perlu didaftarkan di Kepaniteraan PTUN.

Anda mungkin juga menyukai