Anda di halaman 1dari 2

PROTEOMIK STRUKTURAL Protein yang menunjukan hambatan untuk ekspresi dan analisis kurang terwakili dalam database struktur

protein. Protein racun, protein membrane, rakitan kompleks, dan protein yang menampilkan ketidaklarutan adalah contoh protein yang tidak terkarakterisasi. Sintesis protein tanpa sel yang mampu memanipulasi kondisi reaksi dan mengarahkan semua sumber metabolic untuk menghasilkan protein telah terbukti secara efektif mengisi kekosongan ini. Pertama, produktivitas dengan menggunakan system in vitro yang berdasar pada Eschericia coli dan ekstrak gandum telah melampaui batas milligram per millimeter reaksi dan hasilnya dapat secara langsung digunakan untuk pembelajaran structural. Kedua, beberapa protein sitotoksik yang sulit atau tidak mungkin diekspresikan dalam lingkungan sel, dapat dihasilkan di in vitro. Teknologi tanpa sel juga mampu mengatasi permasalahan pertumbuhan sel dalam skala besar dengan menggunakan material dan media yang mahal. Bagaimanapun, aplikasi dari teknologi ini dalam protein yang diekspresikan dari sistem berbasis sel memiliki dia kekurangan utama. Pertama, teknologi ini membutuhkan penamaan isotope secara luas, yang melibatkan prosedur ekspresi in vivo yang mahal. Kedua, teknik penamaan selektif dual amino, yang membantu mengidentifikasi sinyal, hanya bias digunakan dengan asam amino tertentu. KELUARAN TINGGI DAN PROTEOMIK FUNGSIONAL Semakin banyaknya informasi genetis yang telah ada saat ini membuat semakin sulitnya penggunaan system ekspresi berbasis sel secara tradisional untuk melindungi aktivitas protein dengan mengunakan pendekatan multiplex. Sebaliknya, bacth-fed untuk sintesis protein tanpa sel memberikan fleksibilitas yang besar untuk analisis hasil yang cepat dan secara parallel. Salah satu strategi awal yang disebut cloning ekpresi in vitro, di mana kolam plasmid kecil digunakan untuk mengekspresikan hasil protein yang diinginkan dan menyaring kehadiran aktivitas biokimia yang diinginkan. Strategi ini dapat di improvisasi lebih jauh dengan menggunakan teknologi Gateaway. Dengan mengetahui bahwa produk PCR bisa digunakan sebagai cetakan untuk reaksi, prosedur bisa diperluas untuk membangun dan menyaring mutagenesis acak. Strategi lain adalah berdasarkan reaksi tandem PCR yang menambahakan ujung 5 dan 3 sec ara spesifik untuk memperkuat produk.

EVOLUSI PROTEIN Evolusi terarah adalah media yang kuat yntyk mempercepat perbaikan enzim dan protein yang berinteraksi. Teknologi tampilan bebas sel berbasis penerjemahan menawarkan proedur yang lebih cepat, lebih murah, dan rentangan dinamis yang lebih besar dibandingkan dengan strategi berbasis sel tradisional. Metode yang paling mapan adalah display ribosom, virus in vitro (dikenal juga sebagai fusi peptide RNA atau display mRNA) dan in vitro compartementalization. ASAM AMINO TAK ALAMI DAN PENAMAAN PROTEIN IN VITRO Keberagaman penamaan, termasuk pewarnaan flouresens untuk pembelajaran gugus fungsional biotinylated untuk memfasilitasi pemurnian dan banyak lainnya, termasuk pembelajaran structural dan modifikasi post-translasi, bisa diurutkan secara spesifik menjadi protein. Cara yang efisien untuk menggabungkan asam amino buatan menjadi polipeptida adalah dengan menambah ekstrak tanpa sel dengan tRNA supresor teraminoasilasi secara kimia yang

mengenali kodon stop. Penamaan co-translasi In vitro tidak terbatas pada penggunaan asam amino tak alami.

Anda mungkin juga menyukai