4 cups cold cooked rice 2 tablespoons oil 1 egg , lightly beaten 5 shallots , peeled and sliced 2 cloves garlic , peeled and sliced 3 red chilies , sliced 1 teaspoon dried shrimp paste teaspoon salt 1 tablespoon sweet soy sauce sliced cucumber (to garnish) sliced tomato (to garnish) 8 ounces sliced chicken or 8 ounces sliced pork or 8 ounces medium shrimp , shelled,deveined and chopped (optional) 1 cup shredded cabbage (optional)
Semur Daging
Ingredients:
500 gr Stewing Beef 2 medium sized Onions 4 Cloves of Garlic 150 ml cooking oil 300 ml water 2 tablespoons Vinegar or lemon juice 3 tablespoons Kecap Manis 3 large tomatoes 1 large potato 2 hardboiled eggs
Bumbus:
2 Salem leaves (Indonesian bay) 1 teaspoon ground clove 1 teaspoon ground nutmeg teaspoon cinnamon 1 star anise Pepper and salt
Preparation:
Heat the oil in heavy bottom pan and lightly brown the diced beef. Add the diced onions and garlic and wait for them to soften. Mix in the bumbus and add the Kecap, vinegar and enough water so that all the beef is covered. Simmer on a low heat for about 2 hours until meat is very tender. Add the diced potatoes, skinned and chopped tomatoes and halved eggs for the last hour cooking time. Keep an eye on the water level, if its getting to dry, add a small amount of water. The fresh tomatoes can be replaced with chopped, tin tomatoes for an equally good result. Before serving remove salem leaves and star anise.
Pengertian efek rumah kaca, Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga bunga bungaan. Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat dengan ERL. kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK. Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C lebih tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia. Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 derajat C lebih.
Masalah alam sekitar tidak asing lagi dalam kalangan masyarakat global pada hari ini. Hal ini kerana perkara ini telah wujud sejak beberapa tahun lalu dan masalah ini telah menjadi semakin parah pada abad ke 21 kini, ini sekali gus mengugat keseimbangan ekosistem yang secara tidak langsung mengubah iklim dunia. Masalah alam sekitar seperti pencemaran air, pencemaran udara, pemanasan global, penipisan lapisan ozon dan sebagainya sememangnya mengundang pelbagai bencana alam yang mampu meragut sehingga ratusan nyawa manusia apatah lagi haiwan. Oleh yang demikian, tidak hairanlah kiranya para pemimpin kini sedang hebat membincangkan isu ini di meja mesyuarat peringkat antarabangsa. Malahan para saintis juga sedang berusaha untuk mencari jalan penyelesaian bagi mengatasi masalah ini. Tahukah anda bahawa masalah penipisan lapisan ozon pernah menggemparkan seluruh dunia apabila saintis telah menemui lubang ozon pada tahun 1987 ? penemuan ini berlaku di kawasan Antartika. Holistiknya, lapisan ozon ini merupakan lapisan satrosfera yang bertindak sebagai pelindung daripada pancaran ultra ungu (UV) memasuki secara terus-menerus ke permukaan bumi.