Di susun oleh : 1. M. Summa Adam 2. Hendri Ide Dinata 3. M. Albar Suwadi Nugraha 4. Vincentcius Jeffrianto 5. Iman Edi Kuswari 6. Yessi Ana Siska (03101005006) (03101005024) (03101005031) (03101005047) (03101005060) (03101005072)
BAB I PENDAHULUAN
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
A. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu : 1. Counter current flow (aliran berlawanan arah) 2. Paralel flow/co current flow (aliran searah) 3. Cross flow (aliran silang) 4. Cross counter flow (aliran silang berlawanan) B. Jenis-jenis penukar panas Jenis-jenis penukar panas antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Double Pipe Heat Exchanger Plate and Frame Heat Exchanger Shell and Tube Heat Exchanger Adiabatic wheel heat exchanger Pillow plate heat exchanger Dynamic scraped surface heat exchanger Phase change heat exchanger
PERAWATAN MESIN
B. Perpindahan Panas Secara Konduksi Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
C. Perpindahan Panas Secara Konveksi Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
PERAWATAN MESIN
D. Perpindahan Panas Secara Radiasi Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. a. Secara kontak langsung Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel padatkombinasi fluida. b. Secara kontak tak langsung Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
PERAWATAN MESIN
No
Nama Komponen
Connections
penambahan galur (thread) permukaan pelindung untukmemudahkan pemasangan.berfungsi sebagai daerah masuknya fluida yang akan ditransfer kalornya fiber berkualitas tinggi yang dikompres.berfungsi untuk
Gasket
berbahan standar cast iron atau steel head.berfungsi sebagai ruang untuk menampung fluida yang akan masuk ke dalam 3 Head tube
Ubend tubes diperluas terhadap tubesheet yang membiarkan untuk perluasan dan penyusutan tabung karena fluktuasi 4 Tubesheet suhu.berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida yang akan didinginkan atau dipanaskan.
PERAWATAN MESIN
saddles yang diganbungkan dengan unit standar untuk 5 Mounting mounting yang cepat dan mudah.berfungsi untuk tumpuan atau fondasi heat exchanger welded shell dilindungi dengan cat berkualitas tinggi untuk 6 Shell menghambat korosi.berfungsi untuk melindungi tube-tube dan komponen di dalam heat exchanger berbahan stainless steal, tampilan tube bundle yang unik meminimalisasi permasalahan yang muncul dan 7 Tube bundles mengoptimumkan media aliran dalam unit.berfungsi untuk menopang pipa atau tube
adanya celah baffles dengan jarak minimum antara tabung untuk menjamin aliran fluida yang benar dan meminimalisasi bypass.berfungsi sebagai sekat-sekat agar fluida yang 8 Baffles mengalir dapat menahan lajunya sehingga kalor yang akan ditransfer ke tube akan efektif,dan untuk mengarahkan aliran fluida di dalam heat exchanger
stream tersebut adalah berupa rekomendasi dimana rekomendasi tersebut dapat berupa perbaikan yang bisa dilakukan saat on stream misalnya, proteksi korosi pada struktur, atau perbaikan yang harus dilakukan pada saat stop. B. Off Stream Inspection Off stream inspection adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan pada saat peralatan yang akan diperiksa di stop dari operasinya, pada pemeriksaan off stream diperlukan kondisi tertentu agar pemeriksaan dapat berjalan dengan akurat.Hal yang umum menjadi pertentangan adalah bahwa tingkat kebersihan yang dibutuhkan oleh inspeksi lebih tinggi dari kebutuhan operasi. Tingkat kebersihan yang dibutuhkan oleh inspeksi adalah lebih tinggi karena bila ditemukan adanya indikasi kerusakan maka untuk memastikannya akan digunakan teknik NDT sesuai dengan keperluannya yang mana pada metode NDT tersebut membutukan tingkat kebersihan tertentu pada metal yang akan diperiksa.Bila diperlukan untuk memenuhi aspek kebersihan tersebut dapat dilakukan sand blasting, water jet blasting, power brush, maupun chemical cleaning.Penggunaan scrapper ataupun wire brush dapat dilakukan pada peralatan yang tidak
Pada pembahasan makalah ini akan membahas mengenai perawatan shell dan tube Heat Excharger. Ada pun langkah-langkah perawatanya terdiri dari : 1. Inspeksi Adalah suatu metode perawatan dengan cara melihat dan mendengar keadaan performansi suatu mesin. Inspeksi biasanya dilakukan secara rutin oleh operator pabrik. Pada shell dan tube Heat Excharger terdapat 2 metode inspeksi yaitu : Inspeksi bagian luar Pada umumnya pemeriksaan bacian luar dari Heat Exchanger dapat dilakukan sewaktu alat sedang beroperasi. Perlengkapannya yaitu PERAWATAN MESIN
8
tangga, platform, pondasi, pipe connection, alat perlengkapan, cat, isolasi dan sebagainya dengan mudah dapat diperiksa sewaktu beroperasi. Dapat juga dilakukan pengukuran tebal dengan cara Non Destructive Examination (NDE) terhadap komponen-komponen dari peralatan itu. Data-data yang diperoleh dapat digunakan sebagai petunjuk untuk pemeriksaan lebih seksama diwaktu alat shutdown.
Pemeriksaan bagian luar dilakukan terhadap : a. Tangga dan platform Pemeriksaan terhadap tangga dan platform untuk mencari bagian yang longgar, lepas, retak atau patah. Ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan visual, dengan hammer test atau mengeriknya dengan alat yang tajam dan runcing (scraper). Bila diperlukan, ketebalan dari platform dan struktur dapat diukur dengan kaliper.
b. Pemeriksaan pondasi dan support. Pondasi exchanger biasanya terdiri dari support baja duduk diatas beton,ada juga yang seluruh supportnya dari baja. Pondasi beton harus diperiksa terhadap kemungkinan retak, spalling dan settling. Bagianbagian baja dari pondasi diperiksa secara visual dan dengan hammer test. Ketebalan dari pelat t support diperiksa dengran kaliper. Baut pondasi diperiksa dengan hammer test.
c. Nozzle/Pipa Connection Bagian luar dari pipe connection diperiksa secara visual terhadap korosi, retak pada lasan dan kebocoran sewaktu alat beroperasi, lebihlebih pada tempat yang mengalami atau bagi pengilangan yang terletak didaerah gempa, angin topan atau yang tanahnya masih belum stabil pada sambungan pipa dengan Exchanqer merupakan tempat yang kritis. Support tambahan perlu dipertimbangkan ditempat yang tinggi getarannya. Apabila ditemukan tanda-tanda retak pada nozzle, pada waktu unit stop tempat ini supaya disandblast atau dibersihkan dengan sikat kawat untuk pemeriksaan yang lebih teliti dan seksama.
PERAWATAN MESIN
d. Alat pelengkap Alat-alat pelengkap seperti gage, gelas penduga dan katup pengaman supaya diperiksa secara visual sewaktu unit sedang beroperasi untuk melihat kondisinya.
e. Bagian luar lainnya Kondisi dari cat sewaktu-waktu harus diperiksa. Tempat yang berkarat, spalling atau lapisan cat yang terkupas menandakan ada kerusakan pada cat. Ini akan mudah terlihat pada waktu diadakan pemeriksaan ditempat. Tempat-tempat yang sering mengalami kerusakan cat adalah pada celan-celah, bagian yang tajam dan pada kantongkantong. Bila alat diisolasi, isolasinya juga harus diperiksa secara visual untuk meyakinkan bahwa isolasinya masih dalam keadaan baik, utuh dan rapat melekatnya ke shell atau channel. Daerah nozzle adalah tempat kerusakan oleh isolasi. Isolasi air hujan yang dan ini terbuka dapat
menyebabkan korosi dibawah isolasi (corrosion under insulation) pada shell exchanger.
Inspeksi Bagian Dalam Persiapan : Pemeriksaan, bagian-bagian dari permukaan yang akan diperiksa supaya dibersihkan dengan baik sebelum pemeriksaan dimulai. Tempat yang diperkirakan-terdapat retak atau tempat yang akan diperiksa dengan
cara magnetic particle atau dengan dye-penetrant atau NDE lainnya haruslah dibersihkan dengan seksama. Bila perlu dibersihkan dengan sand blast, sikat kawat atau chemical cleaning.
a.
Pemeriksaan shell, channel dan shell cover Tindakan pertama untuk memeriksa shell, channel dan shell cover
PERAWATAN MESIN
10
Alat yang diperlukan untuk memeriksa adalah sebuah scraper dan hammer. Scraper yang runcing dapat digunakan untuk mengerik-ngerik tempat-tempat yang mungkin terjadi pits, cracks ataupun grooves. Dalam pitting pada metal dapat diukur dengan pit depth gage. Bila diketemukan pitting yang dalam, disarankan untuk membersihkan permukaannya dengan sand blast supaya dapat dilakukan evaluasi yang lebih teliti. Tempat yang tipis dapat diketanui dengan hammer test atau NDT. Bila diperkirakan ada keretakan, tempat itu harus diperiksa lebih teliti dengan dye-penetrant atau magnetic particle. Tempat-tempat yang perlu diperiksa : 1. Coating, lining atau cladding bila shell cover, channel dan channel cover diberi lapisan. 2. Tempat dudukan gasket pada nozzle atau flange dari shell, shell cover dan channel supaya diperiksa karena groove mungkin terdapat disini. 3. Sambungan las pada shell harus selalu diperiksa dengan teliti bila servisnya caustic atau bersuhu tinggi. Dalam kedua hal retak mungkin terdapat pada atau didekat sambungan las. Sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan NDE dengan dye-penetrant atau magnetic particle. 4. Bagian dalam shell didekat baffle plate dari bundle dan didekat impingement plate supaya diperiksa terhadap erosi dan korosi karena adanya arus turbulensi dan bertambahnya kecepatan arus disekitar tempat tersebut. 5. Nozzle pada shell, bagian dalamnya diperiksa terhadap korosi, erosi, retak dan distorsi. Pengukuran diameter dalam dan ketebalan dapat dilakukan dengan inside kaliper. Bila nozzlenya tidak dibuka, bundle tidak ditarik atau fixed tube exchanger, pengukuran ketebalan dilakukan secara NDT. 6. Semua pipa-pipa kecil yang melekat pada heat exchanger perlu diperiksa terhadap korosi, erosi, retak atau penipisan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan hammer test. Tempat yang biasanya mengalami korosi.
PERAWATAN MESIN
11
Tempat dimana terjadi korosi tergantung pada servis dari peralatan itu, namun demikian ada beberapa tempat yang selalu diawasi karena ditempat itu sering terjadi korosi. 7. Bagian bawah dari shell. Bila kondisi operasi sedemikian rupa sehingga meninggalkan endapan atau deposit, endapan ini akan tertahan dan tertinggal dibagian bawah dari shell. Bila deposit ini mengandung zat yang bersifat korosi, akan terdapat korosi disepanjang bagian bawah dari shell. 8. Channel tempat air keluar Untuk servis air sungai ataupun air laut korosi yang terhebat terdapat ditempat yang terpanas. Bila air mengalir didalam tube, tempat yang tertinggi suhunya adalah dichannel tempat air keluar. Channel ini harus diperiksa dengan seksama. Heat Exchanger atau cooler yang menggunakan air laut sebagai air pendingin, channel dan shell covernya diberi protective coating yang sesuai atau dicladding dengan metallic lining untuk melindungi carbon steel dari serangan air laut.
9.
Tempat yang tajam dan sambungan las Retak kadang-kadang terjadi ditempat yang tajam atau didekat sambungan las terutama bila ada tegangan yang tinggi. Tempat yang mengalami tegangan tinggi misalnya pada nozzle atau flange dari shell. Tempat ini supaya diperiksa dengan seksama.
10. Shell didekat impingement plate dan baffle plate sering mengalami erosi bila kecepatan fluidanya tinggi.
b. Pemeriksaan bundle Tindakan pertama, dilakukan pemeriksaan umum secara visual. Dengan ini kita mendapat kesan terhadap kondisi bundle dan pola kerusakannya. Bundle sudah mulai diperiksa sewaktu dia ditarik dari shell sebab warna, tipe, banyaknya dan tempat dari scale (kerak) dan endapan akan menolong PERAWATAN MESIN
12
untuk menentukan atau mengarahkan masalah korosinya. Scale atau endapan yang berwarna hijau pada copper base tube menunjukkan bahwa tube mengalami korosi. Bila sedikil diketemukan scale atau endapan didekat tempat arus masuk kedalam shell, ini menunjukkan masalah erosi.
1. Daerah bundle didekat tube-sheet dan baffle plate. Didaerah ini sering diketernukan groove pada tube karena tempat ini sukar dibersihkan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan scraper yang runcing untuk mengerik-ngerik. Sering diketemukan lubang untuk tube pada baffle plate meluas karena getaran tube dan fempat ini sukar dibersihkan. Juga tube didaerah ini serinq diketemukan menipis. 2. Ujung tube sebelah dalam, ini diperiksa dengan visual. Lebih kedalam dapat diperiksa dengan cara Eddy Current untuk mencari pitting pada dinding tube sebelah dalam. 3. Bagian luar tube atau bundle, hanya tube yang terpasang dibagian luar dari bundle yang dapat diperiksa dengan seksama. Pemeriksaan visual dapat dibantu dengan kaca pembesar untuk mencari retak dan/atau pitting yang halus.
4. Baffle plate, tie-rod, supaya diperiksa secara visual untuk mencari korosi dan distorsi. Baffle plate atau tie-rod yang sudah korosi atau tipis harus diganti pada waktu bundle di-retube. Scraper dapat digunakan waktu pemeriksaan. 5. Tube sheet. Tube sheet dan tempat dudukan gasket diperiksa secara visual untuk melihat korosi dan distorsi. Untuk memeriksa tube sheet masih rata atau tidak dapat digunakan sikusiku. Distorsi pada tube sheet dapat disebabkan oleh overolling, cara pengerolan yang tidak baik, ekspansi panas, ledakan, handling yang kasar dan over pressure selama hydrotest. Ketebalan tube sheet diukur dengan kaliper.
PERAWATAN MESIN
13
Untuk memeriksa gejala dezincification dari brass tube, goresan-goresan halus atau retak-retak halus, sample dari tube yang rusak harus diambil dan dibelah untuk pemeriksaan metallurgi atau pemeriksaan cara kimia.
Tempat yang biasanya mengalami korosi. 6. Permukaan luar dari tube yang berhadapan dengan inlet nozzle. Tempat ini sering mengalami erosi atau korosi karena tertumbur arus fluida yang masuk (impingement corrosion). Korosi yang maximum pada bundle terdapat didaerah inlet ini. Karena itu tempat ini harus diperiksa pada waktu pemeriksaan. Untuk menghindarkan erosi dan korosi pada bundle, ditempat ini dipasang impingement plate. 7. Ujung tube sebelah dalam tempat fluida masuk Tempat ini juga sering diserang olen korosi dan erosi karena disini tempat masuknya aliran secara turbulensi, terutama bila aliran masuk dengan kecepatan tinggi. Untuk melindungi ujung tube didaerah inlet dapat dipasang pelindung tube yang terbuat dari bahan sejenis plastik (ferrules), atau diflare. 8. Tempat belokan Tempat belokan sering mengalami erosi bila fluida mengalir dengan kecepatan tinggi, karena disini arah arus dirubah. Ini misalnya diujung tube ditempat arus masuk.
11.
Pengujian Setelah heat exchanger berhenti dari operasi, sebelum dibuka sebaiknya
diadakan terhadap shell side atau tube side terlebih dahulu untuk mengetahui exchange dalam keadaan bocor atau tidak. Bila ternyata bocor exchanger perlu dibuka dan diuji kembali untuk mencari tempat yang bocor.
2.1.
Standard Test
Heat exchanger diuji secara hydrostatic dengan air. Tekanan uji ditahan minimum 30 menit. Shell dan tube side diuji secara terpisah bergantian) supaya kebocoran pada sambungan tube dengan tube-plate
PERAWATAN MESIN
14
dapat dilihat. Bila design pressure pada tube side lebih tinggi, tube bundle diuji diluar bila konstruksi memungkinkan. Tempat sambungan las harus dibersihkan dengan baik sebeluam pengujian supaya dapat diperiksa dengan seksama. Tekanan uji hydrostatic pada temperatur kamar 21oC-49oC Max. sebesar 1,5 kali pressure, dikoreksi terhadap temperatur, kecuali untuk material jenis cast iron yang memakai code lain.
2.2 Liquid Test Yang Lain Bila penggunaan air membahayakan, dapat dipakai liquid yang lain sebagai media penguji. Air yang digunakan untuk pengujian harus fresh water. Kandungan chlorida dalam air untuk pengujian austenitic stainless steel heat exchanger maximum 50 ppm.
2.3. Pneumatic Test Bila liquid tidak boleh digunakan sebagai test medium, exchanger dapat ditest. secara pneumatic. Pengujian harus dilakukan menurut code. Telah diketahui bahwa udara atau gas adalah berbahaya bila digunakan sebagai media penguji. Tekanan uji pneumatic pada temperature kamar maximum sebesar 1,25 kali design pressure, dikoreksi terhadap temperature, kecuali untuk material jenis Cast iron yang memakai code lain.Pada pneumatic test, pemeriksaan sabun (soap solution) dilakukan untuk membantu pemeriksaan
dengan busa
visual. Busa sabun dipoleskan ditempat las-lasan, sambungan roll dan ditempat lain yang mau diperiksa. Busa itu akan menggelembung ditempat yang bocor dan ini mudah terlihat.Besar tekanan uji tergantung pada tekanan design atau tekanan operasi dari heat exchanger yang bersangkutan.Besar tekanan ini harus ditentukan setempat berdasarkan pada kebutuhan operasi masing-masing
pengilangan.Sebelum dilakukan pengujian shell side, Inspektor harus yakin betui bahwa tube bundle tahan terhadap tekanan luar yang diterima bundle. Bila bundle tidak tahan, bundle harus diuji diluar.
III.
PROSEDUR PERBAIKAN
Repair procedure untuk shell, shell cover dan channel mengikuti procedure untuk pressure vessel.Tube yang bocor dapat langsung diplug pada kedua ujungnya. Material dari plug harus sama dengan material dari tube, bentuknya tirus. Jika terjadi kebocoran melalui tempat rolan, dapat diperbaiki dengan re-rolling bila belum overroll. Bila sudah overroll tube harus dipluged, karena kalau diteruskan tidak akan membawa hasil. Bila sudah cukup banyak tube yang bocor, 10% pada satu pass, bundle perlu dipertimbangkan untuk diretube. Besar persentasi ini tergantung pada fungsi dari exchanger yang bersangkutan. Umumnya bila 10% tube sudah diplug fungsi exchanger sudah kurang efektip dan juga rata-rata tube lainnya sudah kurang baik. Untuk meretube bundle, diperlukan pekerjaan pengerolan. Jika pengerolan tidak dilakukan dengan cermat dan dengan sistem yang baik dapat terjadi : Tube plate mengembang dan melengkung arah luar, bentuk tidak bulat lagi. Sambungan kurang rapat karena overroll atau underroll. Karena itu pekerjaan pengerolan harus dikontrol dengan baik. Untuk dapat mengontrol dengan baik, hal dibawah ini dapat dijadikan pedoman. Dengan pengerolan terjadi pengembangan tube dalam tube plate. Diameter luar tube membesar sampai mendesak lubang tube di tube plate. Diameter dalam tube sebagian bertambah karena adanya tekanan keliling dan tarikan arah aksial. Akibat pengerolan ini tebal dinding tube berkurang sedikit. Sewaktu terjadi sentuhan antara tube dengan lubang tube, dinding tube tertekan diantara roll expander dan tube-sheet. Gaya tekanan akan meneruskan tekanan sampai dinding tube menyentuh tube sheet. Pengurangan tebal dari dinding tube ini dapat digunakan sebagai ketentuan berapa besar ekspansi diperlukan untuk pengerolan. Ketika alat roll (expander) dilepas, material tube dan tube plate akan kembali sedikit karena sifat elastisitasnya. Karena itu tube plate sekitar lubang mengerut sedikit dan menjepit tube sebelah luar dan terjadi sambungan yang rapat. Ekspansi yang berlebihan tidak akan menambah kekuatan dan kerapatan sambungan atau penjepitan karena dinding tube akan menggelincir kearah aksial sepanjang tube plate. Tekanan terhadap dinding tube mendesak metal dalam arah aksial. Hal ini ternyata dengan berkurangnya tebal dinding dimana hanya PERAWATAN MESIN
16
sedikit pertambahan diameter luar tube. Gerakan metal yang aksial ini memanjangkan tube di dua arah. a. Didalam tube sheet, ini menyebabkan bending pada tube sheet karena tegangan tekan didalam tube diteruskan ke tube-sheet. b. Diluar tube sheet, menyebabkan tonjolan ujung tube bertambah.
Besarnya ekspansi terhadap tebalnya dinding semula. Airtool Manufacturing Company suatu perusahaan yang telah
berpengalaman luas dalam bidang mengerolan tube, menyatakan bahwa sambungan optimum untuk nonferous tube akan diperoleh dengan pengurangan tebal dinding tube 5%. Pelaksanaan untuk mendapatkan pengurangan 5% ini adalah sbb:
Dengan pengukuran. a. Tentukan besar clearance antara diameter luar tube dengan diameter lubang tube pada tube plate. Clearance = diameter lubang tube - diameter luar tube. b. Tambahkan clearance dengan diameter dalam tube semula dan 5% tebal dari dua dinding (untuk memudahkan ambiI 10% dari satu tebal dinding). Jumlah ketiganya memberikan diameter dalam tube sesudah diroll. Jadi rolled tube ID = Orig. ID tube + clearance + 10% tube wall thickness. Bila diameter tube setelah diroll lebih besar dari batas ini, kekuatan dan stabilitas sambungan roll akan berkurang. Untuk tube sheet yang tebalnya sampai 1" dan bahannya non ferrous, pengurangan tebal dinding tube, setelah diroll, 5%. Untuk tube sheet yang lebih tebal dari 1", besar 5% ini dapat dikurangi, tergantung pada tebal tube sheet. Bila tube sheet lebih tebal dari pada 1", lebih sedikit persentase pengurangan tebal dinding yang diperlukan. Kalau persentase ini tidak dikurangi akan diperoleb sambungan yang jauh lebih kuat daripada kekuatan tube itu sendiri dan ini percuma. Dalam pengerolan jangan kurang dari 2 inci, atau tebal tube sheet kurang 1/8", diambil yang terkecil. Steel tube memerlukan persentase pengurangan yang lebih kecil dari pada nonferrous tube karena dinding tube dari baja sukar bergerak kearah aksial dari pada non ferrous tube. Untuk pengembangan diameter dalam yang PERAWATAN MESIN
17
sama antara steel tube dan non ferrous tube, diameter luarnya akan lebih besar pada steel tube. Pada steel tube bundle, setelah tube dirol dapat diseal weld untuk tambahan kekuatan. Hal ini dilakukan pada exchanger yang servisnya
berbahaya dan bertekanan tinggi. Urutan pekerjaan untuk pengerolan dan pengelasan tube : 1. Rol tube dengan pelan (sligthly) 2. Las tube. 3. Buang bagian-bagian yang tajamdari pengelasan. 4. Rol tube kembali.
B. Prosedur Pengerolan Tube Tube-plate dapat mengalami pembesaran diameter dan pelenturan, disebabkan oleh over-expansion dan urutan pengerolan yang tidak tepat sewaktu bundle diretube. Pada gambar 1, ditunjukkan efek pada tube-plate dari berbagai urutan pengerolan. Cara pengerolan seperti gambar 1a, harus dan dapat dihindarkan, tetapi urutan seperti pada gambar 1b dan 1c, dalam praktek tidak dapat dihindarkan. Kita hanya dapat mengusahakan agar pelenturan tube-sheet yang terjadi sekecil mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengikat posisi tubeplate dengan "tack tube" yang tersebar diselurun bundle dan di-roll dengan urutan tertentu. Urutan pengerolan dan letak tack tube dipilih sedemikian rupa, hingga kemungkinan pelenturan tube-plate sekecil mungkin. Gambar 2 menunjukkan salah satu urutan yang dapat dipakai untuk tack tube itu. Urutan yang meloncat-loncat harus ditempuh hingga jumlan tack tube mencapai kira-kira 10% dari jumlah tube. Setelah itu tube yang lain dapat diroll dengan cara berurutan. Sebaiknya selalu dimulai ditengah diantara 2 tack tube dan dilanjutkan kearan tack tube itu.
PERAWATAN MESIN
18
GAMBAR 1 E f f e c t
d a ri urutan pengerolan terhadap tube-plate dan tube (angka 1 s/d 6 menunjukkan urutan pengerolan) Bila seluruhnya ada 2000 tube maka jumlah tack tube paling sedikit 200
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai PERAWATAN MESIN
19
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Langkah Perawatan pada shell dan Tube Heat Exchanger ini ialah Inspeksi,Pengujian dan Perbaikan
DAFTAR PUSTAKA Artono Koestoer, Raldi .Perpindahan Kalor. Salemba Teknika. Jakarta 2002 Holman, JP. Alih bahasa E.Jasifi. Perpindahan Kalor. Penerbit
PERAWATAN MESIN
20
PERAWATAN MESIN
21