Anda di halaman 1dari 8

CONTOH PTK EKONOMI (Proposal) Contoh 1. A.

JUDUL PENELITIAN Meningkatkan Minat Belajar Koperasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dengan Metode Tugas Belajar/ Resitasi Di Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sangatta B. BIDANG KAJIAN 1. Minat Belajar 2. Koperasi 3. Metode Tugas Belajar / Resitasi C. PENDAHULUAN Mengubah suatu bangsa menjadi bangsa yang terhormat dan disegani tentulah tidak mudah, namun bukan hal mustahil jika bangsa tersebut mampu menanamkan pondasi yang kuat untuk tegaknya bangsa. Untuk dapat menanamkan pondasi yang kuat diperlukan suatu proses pendidikan yang mampu merubah cara pandang bangsa dari yang konvensional menjadi modern dalam arti proses pendidikan itu harus mampu menghasilkan Out Put yang memiliki kompetensi unggul di bidangnya. Guru yang merupakan salah satu pelaku dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan Proses Belajar Mengajar. Kemampuan ini akan menjadi bekal guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar. Karena itu pendidikan menjadi proses jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang, meliputi : mengkoordinasikan unsurunsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian. Peranan siswa atau peserta didik dalam Proses Belajar Mengajar turut menentukan keberhasilan dari proses tersebut sehingga siswa perlu diberikan motivasi agar tumbuh minat yang besar dalam hatinya untuk terlibat langsung dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil sesuai dengan harapan. Tidak sedikit siswa yang enggan belajar pada materi-materi tertentu karena dianggap tidak diperlukan, seperti pada pelajaran ekonomi khususnya pokok bahasan koperasi. Bagi siswa materi koperasi dianggap sebagai materi yang hanya sekedar diketahui saja, padahal sesungguhnya belajar koperasi harus dipahami secara mendalam agar para siswa nantinya setelah lulus mampu memberikan kontribusi pada perkembangan koperasi yang ada di Indonesia umumya. Karena kita ketahui bersama bahwa keberadaan Koperasi yang merupakan soko guru perekonomian bangsa Indonesia belum memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dibandingkan dengan Badan Usaha lainnya. Akhirnya menjadi tugas Guru untuk menerapkan suatu metode pengajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan minat siswa dalam belajar sehingga hasil yang diharapkan benar-benar dapat dicapai secara maksimal. D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah : Apakah Metode Tugas Belajar / Resitasi dapat meningkatkan Minat Belajar Koperasi pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sangatta 2. Pemecahan Masalah Dengan Metode Tugas Belajar dan Resitasi memungkinkan siswa untuk dapat lebih memahami konsep tentang koperasi sehingga tumbuh minat dalam belajar Koperasi. 3. Tujuan Penelitan Tujuan yang diinginkan dari penelitian ini, antara lain : Untuk mengetahui peningkatan minat belajar Koperasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Sangatta 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Guru : sebagai bahan acuan untuk meningkatkan dan berinovasi dalam metodemetode pembelajaran.

2. Siswa : sebagai motivator dalam belajar, sehingga hasil belajar lebih maksimal dan bermakna 3. Sekolah : sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Kegiatan Belajar Mengajar dan Pengembangan Kurikulum E. KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 1. Minat Belajar Dalam proses belajar mengajar, minat seorang peserta didik turut menentukan keberhasilan sebuah guru dalam mengelola sebuah pembelajaran menjadi pembelajaran yang berhasil sesuai yang diharapkan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa minat diartikan sebagai kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Menjadi tugas seorang guru untuk mendesain sebuah pengajaran yang mampu merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran tersebut dapat memberikan makna dan nilai tambah bagi siswa atau proses pembelajaran tersebut dapat dikatan tercapi tujuannya. 2. Koperasi Perekonomian Indonesia merupakan suatu perekonomian yang menganut asaz demokrasi yaitu demokrasi Pancasila hal ini sesuai yang dituangkan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 sehingga bangun usaha yang tepat dalam perekonomian ini adalah Koperasi. Di mana dalam sejarahnya koperasi merupakan bentuk badan usaha yang tumbuh dari rakyat dan untuk rakyat. Menurut asal kata koperasi, Co-peration yang berarti bekerjasama. Jadi koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang melakukan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam Undang Undang Nomor : 25 Tahun 1992 Tentang Pokok Pokok Perkoperasian Indonesia, disebutkan bahwa, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Keberadaan koperasi diharapkan dapat membantu rakyat terutama rakyat ekonomi menengah ke bawah, sehingga melalui kerjasama diantara mereka terciptalah suatu kekuatan ekonomi yang mampu mengangkat harkat dan martabat serta meningkatkan kesejahteraan mereka. Walaupun dalam kenyataannya sampai saat ini koperasi belum mampu berbuat makmimal dibanding sektor swasta. Untuk itu pendidikan berkoperasi sangat diperlukan di lembaga-lembaga pendidikan termasuk sekolah sebagai wadah penanaman pondasi bagi generasi penerus bangsa. 3. Metode Tugas Belajar / Resitasi Perkembangan dunia pendidikan telah menuntut perubahan dalam proses belajar mengajar yang konvensional menjadi lebih modern dengan memanfaatkan tehknologi, situasi yang tepat dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode Tugas Belajar/Resitasi sebenarnya bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan, masih banyaknya guru yang kurang memahami metode-metode pembelajaran sehingga cara-cara konvensional, seperti ceramah masih mendominasi para guru saat ini. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini akan memberikan gambaran tentang metode ini. Metode Tugas Belajar dan Resitasi merupakan metode yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk memahami suatu konsep dengan mencari atau menggali informasi dari tugas-tugas yang diberikan. Menurut Drs. Sudirman dkk, Tugas merupakan Refleksi kehidupan. sehingga Drs. Sudirman dkk memberikan arti bahwa ; Metode Penugasan adalah merupakan cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas Belajar / Resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dapat dilakukan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempat lainnya. Dengan metode ini akan merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Menurut DR. Nana Sujdana Tugas Belajar / Resitasi banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulis) tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas laboratorium dan lain-lain. Agar pelaksanaan metode ini berjalan sesuai yang diharapkan, maka keterlibatan guru dalam membimbing dan mengarahkan sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai direncanakan.

F. SETTING PENELITIAN Penelitian dilaksanaka di SMK .... yakni kelas XI Akuntansi dengan jumlah siswa sebanyak .... orang. Adapun waktu penelitian adalah bulan ...... sampai dengan bulan ..... pada semester ..... tahun pelajaran .... . G. METODE PENELITIAN Metode penelitan yang diterapkan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I : meliputi : 1. Perencanaan 2. Tindakan (action) 3. Pengamatan 4.Refleksi Siklus II : Sama dengan siklus I H. JADWAL PENELITIAN Penelitian di rencanakan pada bulan ...... tahun 20... sampai dengan selesai.

Contoh 2.

Contoh PTK : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS ... SMA .... DENGAN METODE RESITASI MELALUI BAHAN AJAR LEMBAR ERJA SISWA (STUDENT WORK SHEET)
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata pembangunan sumber daya manusia yang berperan dalam pembentukan peserta didik agar menjadi aset bangsa yang diharapkan, supaya menjadi manusia yang produktif. Hal ini sesuai tujuan pendidikan nasional yang telah diterapkan pada Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional adalah adanya proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar yang melahirkan unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran menurut istilah psikologi menyangkut segi pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman sensoris atau indrawi (Oong Komar, 2006: I5) Oleh karena itu, pendidikan selalu berusaha menempatkan manusia sesuai dengan proporsi dan hakekat kemanusiaannya. Hampir semua kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kegemaran, sikap dan kebiasaan manusia terbentuk dan berkembang karena belajar. Menurut Witherington dalam buku Educational Pshycologi, dan dikutip oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berkecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Belajar sebagai proses atau aktivitas, disyaratkan oleh banyak faktor, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar itu, menurut Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikan (2006 ; 102) adalah : a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual. b.Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk kedalam faktor individual antara lain: faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara

mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar dan mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial. Dalam proses belajar mengajar. keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pakar pendidik sehingga proses belajar mengajar yang ditempuh akan benar-benar mendapatkan hasil yang optimal. Pendidik hanyalah merangsang keaktifan dengan jalan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Karena belajar adalah suatu proses dimana peserta didik harus aktif. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama, daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat. ada yang sedang dan ada yang lambat. Terhadap perbedaan daya siswa sebagaimana kenyataan diatas, diperlukan strategi dan metode pengajaran yang tepat. Menurut (Syaiful Bahri Djamarah dkk, 2002; 93) ada banyak macam metode yaitu:1. Metode proyek 2. Metode Eksperimen 3. Metode Penberian Tugas ( resitasi) 4. Metode Diskusi 5. Metode Sosiodrama 6. Metode Demonstrasi 7. Metode Problem solvimg 8. Metode Karya wisata 9. Metode Tanya jawab 10. Metode Latihan 11. Metode Ceramah. Dengan menggunakan banyak metode ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Suatu metode dalam pembelajaran. atau istilah yang digunakan dalam teori pendidikan bertujuan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar serta terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien serta banyak mengandung makna, sehingga proses belajar mengajar mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk lebih memberikan bobot serta makna yang dalam agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran serta berdampak pada perubahan tingkah laku baik menyangkut unsur kognitif, efektif maupun psikomotor. Menurut James B. Brow ( Suryobroto, 1977 :3 ), mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain dapat menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan serta mengevaluasi kegiatan siswa. Oleh karena itu setiap pengajar atau Guru harus dapat memilih suatu metode pengajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dan materi pelajaran yang diajarkan. Metode mengajar yang tepat haruslah memperhatikan kemauan, dorongan, minat, potensi dan kemampuan siswa daiam melakukan suatu kegiatan dalam suatu proses pengajaran. Salah satu contoh kondisi pembelairan yang seringkali disajikan guru dalam pembelajaran Akuntansi dinilai masih belum tepat sasaran dan bahkan cenderung penerapannya masih dibatasi dengan konteks buku tertentu saja. Dari kecerabohan pembelajaran tersebut mengakibatkan timbulnya verbalitas serta kurang berkembangnya wawasan maupun pengetahuan pada siswa itu sendiri. aepul Bahri (1977:119) menyatakan bahwa, Suatu Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Oleh karena inilah suatu proses belalar mengajar tentang suatu bahan atau materi pelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator maupun tujuan pembelajaran dari materi tersebut. Penelitian ini bermula dari pengamatan dan penilaian penulis pada mata pelajaran Akuntansi yang sangat rendah dan proses belajarnya yang dilakukan secara verbal dan dominasi metode ceramah. Hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum memanfaatkan secara maksimal berbagai metode yang tepat untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pemberian tugas ( resitasi ) dengan menggunakan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet). Metode Pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran. Pada metode ini guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa ( LKS ). Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan ajar yang dimaksud bisa

berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Dalam keberhasilan pendidikan di SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten lndramayu merupakan harapan bagi setiap orang tua, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Keberhasilan siswa sangat diharapkan mengingat mereka merupakan generasi yang akan menentukan pembangunan bangsa di masa mendatang. Proses pendidikan siswa disekolah pada intinya adalah melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dalam pendidikan, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam mengikuti proses kegiatan belajar rnengajar. Sehuhungan dengan hal itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain adanya faktor intern dan ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang datang dari dalam individu siswa yang bersangkutan diantaranya, kemampuan, kematangan, kecerdasan, bakat dan minat yang dimiliki siswa. Sementara faktor ekstern adalah faktor yang datangnya dari luar diri siswa dalam proses belajar mengajar misalnya pengaruh lingkungan, pergaulan maupun iklim dan letak geografis. Siswa yang lebih matang dapat memiliki prestasi kecerdasan tertentu, didukung oleh bakat dan minat yang sangat tinggi cenderung lebih berhasil menangkap dan menjabarkan berbagai konsep dan mengetahui yang diterimanya. Sehubungan denga hal tersebut H. Gunawan Undang dkk ( 1998:16) mengemukakan : Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan metode, yang dewasa ini digalakan mengajar Child pendekatan humanistic, pendekatan CBSA, pendekatan multimedia dan menggunakan belajar kelompok. Prestasi belajar yang dicapai merupakan salah satu tolak ukur yang mengembangkan tinggi rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sering kita jumpai di masyarakat, bahwa prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Akuntansi masih rendah. Akuntansi sebagai salah satu bagian dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial diperlukan oleh setiap orang sebagai sarana untuk berpikir. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, karena kurangnya pengaitan ilmu-ilmu yang lain dapat menyebabkan pelajaran akuntansi itu kering, kurang kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sukar dan semacamnya. Salah satu penyebabnya adalah karena dalam memahami akuntansi dibutuhkan penalaran tinggi. Piaget (Pasaribu, 2001;3 mengemukakan bahwa berdasarkan pola penalaran yang dibutuhkan, maka konsep terbagi menjadi dua golongan yaitu konsep konkrit dan konsep formal. Konsep konkrit adalah konsep yang diturunkan dari hasil pengamatan langsung dan menggunakan penalaran konkrit, sedangkan konsep formal adalah konsep yang bukan merupakan basil pengamatan dan untuk memahaminya dibutuhkan pola penalaran formal. Dalam teorinya Piaget juga menyatakan bahwa perkembangan intelektualitas, seseorang mengalami beberapa tingkatan sesuai dengan usianya antara lain Siswa SMA dengan usia 14-16 tahun pada umumnya berada pada tingkat perkemkembangan operasional formal. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu berpikir mn memahami konsep-konsep abstrak tanpa pertolongan benda atau praktek secara langsung. Bagi sebagian Siswa SMA bukanlah suatu hal yang mudah untuk memahami suatu konsep yang abstrak, khususnya konsep-konsep dalam mata pelajaran Akuntansi. Kenyataannya di lapangan mengisyaratkan bahwa prestasi belajar Akuntansi Siswa di negara kita khususnya Jawa Barat pada umumnya masih rendah. Berdasarkan kenyataan diatas, maka diperlukan usaha-usaha yang yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA dalam Pelajaran Akuntansi. Salah satunya yaitu dengan mengembangkan metode yang tepat dalam pembelajaran akuntansi, agar siswa mudah memahami akuntansi dengan benar dan cepat. (Mulyasa, 2005 : 99), sebuah pendekatan dan metode yang dapat membantu memahami konsep-konsep abstrak tersebut dengan suatu konsep konkrit yang mirip atau sejenis dengan konsep abstrak yang sedang dipelajari. Pendekatan tersebut dinamakan pendekatan keterampilan proses dan Metode Resitasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian ini Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu.

B.Rumusan Masalah Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet)? 2. Apakah pembelajaran dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat meningkatkan prestasi belajar Akuntansi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu ? C.Tujuan Penelitian Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran Akuntansi dengan Metode Resitasi melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet). 2. Mengetahui pengaruh Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu. D.Hipotesis Tindakan Jika dalam pembelajaran akuntansi guru menggunakan metode resitasi (pemberian tugas) melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) maka Prestasi Belajar Akuntansi siswa akan meningkat. E.Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar Akuntansi dengan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) terhadap prestasi belajar Akuntansi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Krangkeng Kabupaten Indramayu adalah : 1. Manfaat Teoritis Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Dengan penerapan Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akutansi dapat meningkat. b. Manfaat bagi guru Metode Resitasi Melalui Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran Akuntansi serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau hasil belajar Akuntansi.

Contoh 3.
PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MASALAH EKONOMI INTERNASIONAL PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XII-IS SMA NEGERI MELALUI PENERAPAN METODE BERVARIASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk kepribadian siswa tersebut, maka dari itu pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terciptanya kepribadian yang utama, pendidikan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan anak dan mengetahui sifat dasar yang ada pada diri anak atau manusia, sifat dasar yang ada pada manusia terdiri atas tiga komponen yang harus di bangun untuk membentuk kepribadian pada diri manusia yaitu Ruh, Jasmani dan Akal. Tujuan pendidikan nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat. Sedangkan guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahkluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka ragam disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru akan memperbesar minat siswa dan akan mempertinggi pula hasil belajarnya. Dengan mengajak, merangsang dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut serta menggunakan pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan dan lain-lain, akan membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya bukan pada suasana diajar saja. Berdasarkan dari semua itu, maka perlu dicari langkah-langkah penyelesaian agar siswa tidak merasa enggan dengan mata pelajaran tersebut. Dari harapan dan kenyataan tersebut diatas penulis ingin mencoba untuk membahas dan meneliti melalui judul Peningkatkan Prestasi Belajar Masalah Ekonomi Internasional Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Siswa Kelas XII-IS Semester I Melalui Penerapan Metode Bervariasi. B. Identifikasi Masalah Berikut masalah yang terlihat dari paparan latar belakang diatas: 1. Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk kepribadian siswa tersebut. 2. Tujuan pendidikan nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom 3. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. 4. Penerapan metode yang bervaraiasi untuk meningkatkan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas XII-Ilmu Sosial. C. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana disebutkan diatas timbullah permasalahan yang jika dirumuskan berkisar pada pertanyaan sebagai berikut : Adakah Peningkatan Prestasi Belajar Ekonomi Pokok Bahasan Masalah Ekonomi Internasional Melalui Penerapan Metode Bervariasi Pada Siswa Kelas XII-Ilmu Sosial Semester I. D. Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini di batasi hanya pada 1. Kelas XII-IS.1 semester I yang berjumlah 31 siswa 2. Pokok bahasan Masalah ekonomi internasional

3. Meningkatkan prestasi dan minat serta pemahaman siswa terhadap pokok bahasan itu. 4. Karena dilaksanakan dengan biaya mandiri penelitian dilakukan selama 2 bulan E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah : 1. Memberikan gambaran tentang penerapan metode bervariasi yang tepat untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar. 2. Untuk mengetahui peranan pengajaran metode bervariasi terhadap pemahaman peserta didik pada pokok bahasan mata pelajaran Ekonomi. 3. Untuk mengetahui apakah pengajaran dengan penerapan metode bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi pokok bahasan masalah ekonomi internasional. F. Manfaat Penelitian Hasil dan pelaksanaan classroom action research yang dilakukan ini akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan maupun instansi di bawah ini : 1. Bagi guru : Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan ini, guru dapat lebih terampil menggunakan pembelajaran bervariasi, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang tentu sangat bermanfaat bagi perbaikan proses belajar mengajar. 2. Bagi siswa : Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang bermasalah di kelas ini agar berusaha meningkatkan aktivitas belajaranya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. 3. Bagi sekolah : Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka memperbaiki pembelajaran didalam kelas, peningkatan kualitas sekolah dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah lain. 4. Bagi kurikulum : Hasil penelitian ini akan memberikan masukan bahwa dengan memberikan pembelajaran bervariasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bertanya, sehingga dapat mengembangkan kurikulum dalam menggunakan metode pengajaran. .... dst.

Anda mungkin juga menyukai