SAP Imunisasi
SAP Imunisasi
: Pentingnya imunisasi pada anak : Orang tua serta pengasuh anak di poliklinik anak RSUP Sanglah Denpasar : Selasa 10 November 2009 : Pukul 09.00 09.30 WITA : Ruang Poliklinik Anak RSUP Sanglah Denpasar
A. LATAR BELAKANG Penyakit cacar (smalpox) sendiri telah dinyatakan hilang sejak tahun 1979 berkat vaksinasi. "Vaksinasi adalah penemuan terbesar dalam ilmu kedokteran dan kesehatan umum," demikian seperti ditulis dalam laporan. Berdasarkan data dari departemen kesehatan AS, statistik menunjukkan penurunan penyakit dan kematian. Misalnya saja pada tahun 1936-1945 lebih dari 21.000 orang terinfeksi difteri dan menelan korban jiwa 1.800 orang tiap tahunnya. Namun kasus penyakit ini sudah tidak ditemukan lagi pada tahun 2006. Antara tahun 1953 dan 1962, lebih dari 500.000 orang menderita cacar air tiap tahunnya dan 440 orang meninggal karenanya. Di tahun 2006 hanya ada 55 kasus penyakit cacar air ditemukan. Penurunan kasus penyakit gondong mencapai 95,9 persen, tetanus 92,9 persen, dan penyakit pertusis turun 92,2 persen. Kematian akibat tetanus dan pertusis menurun hingga 99 persen. "Keberhasilan tersebut terjadi karena program imunisasi untuk anak dan balita yang dicanangkan pemerintah berhasil," kata Sandra. Di Indonesia sendiri pemerintah mewajibkan setiap bayi dan anak mendapat imunusisasi tuberkolosis (BCG), DPT, imunisasi polio, campak, dan hepatitis B. Selain itu masih ada beberapa imunisasi yang dianjurkan untuk diberikan, yakni imunusiasi Tipa untuk demam tifoid dan paratifoid, imunisasi hepatitis A, imunisasi
1
KEGIATAN PESERTA
a. Membalas salam b. Memperhatikan c. Memperhatikan d. Memperhatikan e. Memperhatikan dan member respon f. Memperhatikan materi Memperhatikan penjelasan dan mencermati materi dapat
Penyampaian mengenai :
1. Definisi imunisasi 2. Tujuan imunisasi 3. Penyakit dicegah imunisasi 4. Jenis imunisasi 5. Cara kerja imunisasi melawan penyakit 6. Kontraindikasi imunisasi 7. Jadwal imunisasi. 3 5 menit Sesi Tanya jawab Evaluasi Memberikan pertanyaan lisan 3 5 menit (menanyakan kembali) Terminasi a. Menyimpulkan hasil penyuluhan b. Mengakhiri dengan salam
3
yang
dengan
Partisipasi aktif
DENAH TEMPAT
G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK Moderator: Ida Ayu Dwi Anjani Penyaji : Gede Budi Widiarta Ketut Suastawa
: :
RENCANA EVALUASI (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil) 1. Evaluasi Struktur a. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam penyuluhan yaitu : Leaflet Flip Chart
b. Persiapan Materi Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan flip chart serta leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan. c. Undangan Dalam penyuluhan mengenai pentingnya pemberian imunisasi pada anak kami mengundang orang tua serta pengasuh anak untuk hadir di ruang Poliklinik Anak RSUP Sanglah denpasar 2. Evaluasi Proses Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung. 3. Evaluasi Hasil a. Jangka Pendek Peserta penyuluhan mengerti 80 % dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan : 1) Sebutkan apa itu imunisasi! 2) Sebutkan tujuan imunisasi!
5
i. Cacar air
b. Imunisasi Pasif Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan antara lain : 1) BCG (Bacillus Calmette-Guerin) Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan (umumnya 2 bulan), akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan, kemudian cara pemberian imuniasi BCG melalui intradermal. Efek samping pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis regional dan reaksi panas. BCG tidak diberikan pada anak-anak yang menderita gangguan sistem kekebalan tubuh misalnya penyakit leukemia, sedang menjalani pengobatan steroid jangka panjang dan penderita HIV. Dan tidak ada pemerikasaan laboratorium yang bisa menilai kekebalan seseorang pada penyakit TBC setelah diimunisasi. Berbeda dengan imunisasi hepatitis B, kita bisa memeriksa titer antiHBsAg pada laboratotrium, bila hasilnya > 10 g dianggap memiliki kekebalan yang cukup terhadap hepatitis B. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan proteksi BCG berkurang jika telah ada sensitisasi dengan mikobakteria lingkungan sebelumnya. Maksudnya, jika anak sudah kemasukkan kuman TBC sebelum diimunisasi, proses pembentukan antibbodi setelah diimunisasi kurang memuaskan Karena itu, BCG dianjurkan diberikan umur 2-3 bulan atau dilakukan uji tuberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan) untuk mengetahui apakah anak
9
mempunyai efek ringan dan efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock. Vaksin kombinasi DPaT/Hib memberikan proteksi optimal terhadap empat jenis penyakit berbahaya sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, dan miningitis . Kandungan vaksin adalah virus yang dilemahkan. Waktu pemberian 011 bulan dengan interval pemberian 4 minggu Cara pemberian melalui oral. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal 103) 3) Imunisai Polio Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval
10
6) Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela ) Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah terjainya penyakit campak (measles), gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4- 6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan
11
7. JADWAL IMUNISASI JADWAL IMUNISASI REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI) PERIODE 2008
15
http://dokterearekcilik.wordpress.com/2008/07/23/jadwal-imunisasi-2008/
16
PEMBAHASAN : 1) Imunisasi: Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Seadngkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. (A. Aziz Alimul H., Buku Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1 Edisi Pertama , 2005; hal 101) 2) Tujuan Imunisasi: Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan meningkatkan derajat imunitas, memberikan proteksi imun dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu / toksin dengan menggunakan preparat antigen nonvirulen/non-toksik. 3) Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Hingga saat ini terdapat sepuluh jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada anak, yaitu :
17
s. Cacar air
4) Jenis Imunisasi c. Imunisasi Aktif Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain : 5) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan 6) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan 7) Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen. 8) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen. d. Imunisasi Pasif Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
18
19