Anda di halaman 1dari 2

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

TEKS PIDATO KEPALA BATAN PADA PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH VIII
Yth Bapak, Ibu dan Saudara peserta Seminar Nasonal dan Worshop Teknologi Limbah VIII yang saya cintai, Assalamualaikum wr wb Salam sejahtera bagi kita semua. Hari in kita bertemu untuk mengadakan Semnar dan Workshop Teknologi Limbah VIII sebagai acara yang diadakan secara periodk yang bertujuan sebagai wadah pertukaran informasi dan perkembangan pengelolaan limbah radioaktif dan sekaligus untuk sosalisasi sebagai peraturan, kebijakan dan metode yang berkaitan dengan pengelolaan lmbah radioaktf. Sebaga mana saudara-saudara ketahui bahwa sesuai undang-undang No. 10 tentang Ketenaga nukliran maka tugas pengelolaan limbah radioaktif adalah tanggungjawab BATAN dan dalam hal ini dilakukan oleh Pusat Teknologi Limbah Radoaktf. Pusat ini merupakan satu-satunya institusi yang wajib mengelola limbah, meskipun dalam pelaksanaannya bisa saja PTLR bekerjasama dengan atau menunjuk badan usaha milik negara, koperasi dan atau badan suasta. PTLR sebagai pusat pengembangan dan pelayanan sudah sejak tahun 1988 mengolah limbah radioaktf dari kegiatan reaktor riset dan fasilitas nuklir lainnya. Kemudan lima tahun terakhir PTLR lebih banyak menangani limbah radioaktif yang berasal dari luar BATAN, seperti industri dan rumah sakit. Hal ni sebagai konsekuensi dari pengguna zat radioaktif yang semakin menngkat di Indonesa. Saudara-saudara yang saya hormati, Ada beberapa mitos tentang limbah radioaktif yang sering berkembang di sebagian masyarakat yang harus kita jawab, mitos tersebut antara lain : 1. Industri nuklir masih tidak mempunyai solusi dalam mencegah masalah limbah radioaktif. 2. Limbah nuklir sangat berbahaya selama puluhan tahun, sehingga membahayakan tidak hanya untuk generasi sekarang saja tetapi juga generasi yang akan datang. 3. Tidak ada kejelasan terhadap pembiayaan pengelolaan limbah radioaktif. Biaya tersebut mahal sehingga PLTN tidak ekonomis. Mitos pertama tentang ketidak mampuan industri nuklir dalam pengelolaan limbah radioaktif, dengan sederhana bisa dijawab, bahwa industri nuklir dimanapun memilki solusi standar yang telah diimplementasikan dan terus dikembangkan. Sekitar 97% dari limbah nuklir tersebut ada pada kategori limbah aktivitas rendah dan sedang, yang dengan cara peluruhan, reduksi volume, pemadatan dan penyimpanan lestari maka limbah radoaktif dapat dkelola dengan selamat. Sejumlah kecil limbah aktivtas tinggi dan berumur panjang dapat disimpan dan diisolasi di lapisan geologi, atau di masa depan limbah yang mempunyai waktu paruh panjang mengalami proses transmutasi sehingga menjadi radionuklida yang berwaktu paruh pendek. Mitos kedua bahwa limbah radioaktif berbahaya selama puluhan tahun, juga mampu dijawab sederhana. Limbah radioaktif pada dasarnya akan meluruh aktivitasnya secara signifikan dan radiotoksisitasnya mempunyai batas waktu atau sering disebut finite

iv

DAFTAR ISI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah VIII Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

radiotoxic lifetime. Seperti kami jelaskan sebelumnya bahwa hanya sekitar 3 % volume saja lmbah beraktivitas tinggi dan berumur panjang dan teknologi untuk mengisolasi limbah jenis ini terdapat di banyak negara. Kita dapat bandingkan dengan limbah industri lain yang mengandung logam berat semacam kadmium atau merkuri, dimana toksisitasnya tidak mempunyai batas waktu atau indifinte. Mitos ketiga tidak ada kejelasan terhadap pembiayaan pengolahan limbah radioaktif, dapat dijawab bahwa, industri nuklir merupakan industri yang selalu memperhitungkan segala aspek operasi termasuk pengelolaan limbahnya. Prinsip di industri nuklr adalah, bahwa penghasil atau penimbul limbah harus membiayai pengelolaan limbahnya. Pembiayaan pengelolaan limbah nuklir menurut perhitungan dan sudah dibandingkan dengan banyak negara adalah hanya sekitar 1 - 3 % saja dari total biaya listrik. Demikian pula biaya dekomisioning PLTN hanya 10 % dari capital cost, atau 1 % dari biaya listrik. Sehingga pengelolaan limbah radioaktif tidak banyak berpengaruh pada faktor ekonomi PLTN. Saudara-saudara sekalian, Namun demikian sudah selayaknya dalam seminar ini kita mendengar berbagai pihak baik partisi, ahl komunikasi maupun stake holder lainnya sebagai pandangan pakar tersebut tentang Energi Nuklir umumnya dan isyu lmbah radioaktif khususnya. Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah: 1. Digunakannya prnsip polluter pay artinya penimbul limbah harus membayai pengelolaan limbah radioaktif termasuk melakukan program dekomisionng fasilitas nuklir. BATAN bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah radioaktf dan pengalaman selama 19 tahun mengelola limbah radioaktif dari industri dan rumah sakit merupakan modal dasar dalam pengelolaan limbah yang ditimulkan dari PLTN. Pemerintah selalu bekerja sama dengan organisasi internasional maupun regional sepert IAEA, Forum for Nuclear Cooperaton in Asia (FNCA) dan organisasi lainnya. Prinsip terbuka dan transparan selalu dipegang teguh dalam menyampaikan data lmbah radioaktif. Pemerintah selalu mengadopsi safety standart, safety requirement, safety guide dan dokumen lan dari IAEA.

2.

3.

Saudara-saudara sekalian, Kaidah umum yang selalu dipegang teguh dalam pengoperasian limbah radoaktf harus diupayakan serendah mungkin dan pengolahannya harus dilaksanakan sedemkian mungkin sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup baik untuk generasi mendatang atau andue burden for the next generation. Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillah hirohmannirohim dengan ini seminar dan workshop Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif VIII dengan ini kami buka. Wassalamualaikum wr wb

Teks Pidato Kepala Batan

Anda mungkin juga menyukai