Anda di halaman 1dari 2

Soal 2 Abdullah adalah petani yang rajin dan jujur. Selama ini hasil panennya mampu menghidupi keluarganya.

Pada suatu saat, anak Abdullah mengalami kecelakaan dan membutuhkan banyak biaya. Abdulllah kemudian menemui Tn. Budi untuk memperoleh dana agar bisa membawa anaknya ke rumah sakit. Tn. Budi mau meminjamkan dananya kepada Abdullah dengan syarat Abdullah mau menjual hasil kebun mangga nya sebesar Rp 10 juta. Pada saat itu mangga yang ada di kebun mangga abdullah belumlah masak. A. Tentukan apakah transaksi antara Abdullah dan Tn. Budi telah sesuai dengan syariah? B. Jelaskan jawaban anda dan apakah usul anda agar transaksi tersebut bisa sesuai dengan syariah! Jawab : Transaksi yang terjadi antara Abdullah dan Tn. Budi tidak sesuai dengan syariah. Karena dalam transaksi ini ada unsur gharar (ketidakpastian yang dibuat oleh manusia), jadi apabila ada gharar maka akan ada incomplete information yang menyebabkan salah satu pihak yang dirugikan baik tuan Abdullah ataupun tuan Budi. Ketidakjelasan itu dapat terjadi dalam 5 hal, yaitu : dalam hal kuantitas, kualitas, harga, waktu penyerahan dan akad. Pada kasus ini kita melihat ketidakjelasan dalam hal kuantitas karena buah mangga yang diperjanjikan itu belum panen sehingga tidak pasti berapa banyak buah yang akan panen. Seperti yang dijelaskan pada landasan syariahnya: Bagaimana pendapatmu jika Allah mencegah biji itu menjadi buah, sedangkan salah seorang dari kamu menghalalkan (mengambil) harta saudaranya?(HR. Bukhari) .sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikitpun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi setelah (diciptakan).(QS 7:85) Supaya transaksi di atas bias sesuai dengan syariah maka seharusnya tuan Budi menggunakan konsep akad tabarru yaitu perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk memperoleh laba melainkan untuk hal tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Salah satu bentuk akad tabarru itu adalah meminjamkan uang. Dalam akad tabarru meminjamkan uang tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan, jadi menurut kelompok kami tuan budi dapat melakukan pinjaman dalam bentuk pinjaman ini, yaitu: Qardh: yaitu pinjaman yang diberikan tidak mensyaratkan apapun, selain mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Tetapi pinjaman tersebut seharusnya bisa melapangkan si peminjam, yaitu apabila dia tidak bias bayar, berilah kelapangan sampai dia sanggup membayarnya. Sesuai dengan landasan syariah di bawah ini: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (QS Al-Hadiid : 11) dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 2:280)

Anda mungkin juga menyukai