Anda di halaman 1dari 22

Hilman Suhaili

LBM 2 TROPIS Luka Borok dan Jaringan Parut di Dinding Leher Bagian Bawah

Step 1 Fistula o Abses o Nodul o o Masa yang menonjol bias dipermukaan kutis atau subkutis Tes untuk menegakkan diagnosis. Kalaupositifdiduga adanya bakteri TesTuberkulin BOROK = ulkus Limfadenopati ? Kumpulan nanah dalam jaringan terbentuk dari infiltrate radang. Sel dan jaringan hancur membentuk nanah. Berupa tonjolan yang ukurannya lebih kecil dari pada nodul yang berisi pus/cairan

Step 2 1. Mengapaditemukanbenjolandiatastulangselangka (klavikula) kanan yang tidakterasanyeri ? 2. Apahubunganriwayatkeluargamenderitatbcparudengankeluhanpenderita ? 3. Mengapasaatbenjolanpecahmenjadilukaborok ? 4. Mengapadoktermenyarankanuntukdilakukantestuberculin ? 5. Mengapapx. Dermatologimenunjukkanadanyanodul, absesdan fistula yang multiple ? 6. Bagaimanacaramendiagnosa metastasis darikumantbc ? 7. Apamekanismeterjadinyawujudkelainankulit ? 8. DD ?paketlengkap !

Hilman Suhaili
Step 3 1. Mengapa ditemukan benjolan diatas tulang selangka (klavikula) kanan yang tidak terasa nyeri ? Jawab : Bagaimana fisiologis system limfatik ?

Sistem

limfatik

(lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem

Hilman Suhaili
limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan. Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke

dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan ke arah jantung.

Aliran cairan interstisial Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.

Yang termasuk dalam sistem lifatik adalah pembuluh limfatik serta jaringan dan organ limfatik. a.pembuluh limfatik Pembuluh Limfe mulai dari yang kecil yaitu kapiler limfe, yang ada pada semua jaringan kecuali CNS, bone marrow dan jaringan yang tidak ada pembuluh darahnya seperti cartilago, epidermis, dan cornea. Kelompok pembuluh limfe superficial ada di dalam dermis dan hipodermis, sedangkan yang profunda ada di saluran tulang, otot, viscera, dan struktur dalam lainnya. Pembuluh limfatik meliputi a. Kapiler lifatik Kapiler limfatik adalah pembuluh limfatik terkecil yang berfungsi sebagai penerima cairan limfe untuk pertam kalinya. Didalam tubuh, ada suatu pemuluh kapiler limfatik yang berfungsi untuk penyerapan lemak, pembuluh kapiler ini disebut lacteal

Hilman Suhaili

Struktur dan lokasi dari pembuluh kapiler b. Pembuluh limfatik pengumpul Pembuluh limfatik pengumpul berfungsi sebagai penerima cairan limfe yang berasal dari kapiler limfatik. c. Limphonodus Limphonodus ini berbentuk bulat-oval, bean shape dan berada di sepanjang pembuluh limfe yang berfungsi untuk menerima cairan limfe untuk kemudian disaring,menghancurkan bakteri, parasit dan mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh. d.

Hilman Suhaili
Trunkus limfatikus ada lima trunkus imfatikus besar yang ada di tubuh . -lumbar trunk, berfungsi sebagai saluran dari cairan limfe yang berasal dari organ pelvic, ovarium, testis, ginjal, kelenjar adrenal, ekstremitas bawah, pelvic dan dinding abdominal.-intestinal trunk,sebagai saluran limfe yang berasal dari organ organ pencernaan yaitu lambung, pancreas, limpa dan hati -bronchomediastinal trunk, mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari organ-organ yang berada di toraks dan dinding thoraks-jugularis trunk, saluran drainase untuk kepala dan leher-Subclavian trunk, saluran limfe dari ekstremitas atas, dinding toraks yang superpisial, dan dari kelenjar mamae

e. .ductus limfaticus, trunkus-trunkus yang ada kemudian terhubung dengan vena besar yang berada di daerah thoraks atau bergabung pada pempuluh limfatik yang lebih besar yang disebut ductus limfatikus -sisterna chyle suatu ductus yang terletak di bagian union dari lumbar trunk dan mediastinal trunk berbentuk gelembung yang kaya akan lemak.

Hilman Suhaili
f. Thoracic duct Ductus ini berjalan naik disepanjang vertebra dan berfungsi untuk mengosongkan cairan limfe ke pembuluh vena. Ductus ini mendrainase sekitar tiga perempat dari sistem limfaik tubuh. Trunkus yang aliran limfenya menuju ductus ini adalah Truncus jugularis kiri dan trunkus subclavian kiri-ductus limfatikus dextra Truncus jugularis kanan, subclavia, bronchomediastinal membentuk ductus limfaticus dextra yang bergabung dengan vena thoracica yang menyuplai kepala kanan, ekstramitas atas bagian kanan, dan thorax kanan.organ limfatik organ limfatik dibagi dibagi menjadi dua yaaitu organ limfatik primer dan skunder.organ limfatik ini saling bekerjasama untuk membentk suatu pertahanan tubuh . -organ limfatik primer, yang termasuk dalam kelomok ini adalah sum-sum tulang dan timus. Sum-sum tulang adalah tempat hematopoeisis, terutama yang terkai dengan sisem limfatik adalah limfosit B dan limfosit T. limfosit B diproduksi dan dimatangkan di sum-sum tulang, sedangkan limfosit T diproduksi di sum-sum tulang dan dimatangkan di tymus.

a.sum-sum tulang

b.tymus

-organ limfatik sekunder, yang termasuk disini adalah limpa, kelenjar getah bening , tonsil dan adenoids, apendiks dan peyers patches.

Hilman Suhaili

a.limpa

b.limphonodus

Jawaban scenario :
Skrofuloderma Skrofuloderma adalah infeksi mikrobakterial tuberkulosis yang menyerang anak-anak dan dewasa muda, dimana terjadi penyebaran langsung tuberkulosis ke dalam kulit dari struktur dibawahnya seperti kelenjar getah bening (terutama servikal), tulang atau paru atau dengan pajanan kontak terhadap tuberkulosis dengan manifestasi berupa pembengkakan subkutan yang tidak nyeri yang berubah menjadi abses dingin, ulkus multipel dan pengaliran traktus sinus (Dorland).

Patogenesis Cara infeksi dari kuman M. Tuberculosis ini ada 6 macam yaitu penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma , inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis kutis orifisialis, penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris, penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris, penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris, atau bisa juga kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa. Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik adalah sifat kuman, respon imun tubuh saat kuman ini masuk kedalam tubuh ataupun saat kuman ini sudah berada didalam tubuh serta jumlah dari kuman tersebut. Respon imun yang berperan pada infeksi M. tuberculosis adalah respon imunitas selular. Sedangkan peran antibodi tidak jelas atau tidak memberikan imunitas.

Hilman Suhaili
Bila terjadi infeksi oleh kuman M. Tuberculosis ini, maka kuman ini akan masuk jaringan dan mengadakan multiplikasi intraseluler. Hal ini akan memicu terjadinya reaksi jaringan yang ditandai dengan datang dan berkumpulnya sel-sel leukosit dan dan sel-sel mononuklear serta terbentuknya granuloma epiteloid disertai dengan adanya nekrosis kaseasi ditengahnya. Granuloma yang terbentuk pada tempat infeksi paru disebut ghonfocus dan bersamaan kelenjar getah bening disebut kompleks primer adalah tuberculous chancre. Bila kelenjar getah bening pecah timbul skrofuloderma.

ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN FK UI Edisi ke 6

Hilman Suhaili
Bisa tidak tanpa TBC paru langsung TBC kelenjar ?

Cara infeksi dari kuman M. Tuberculosis ini ada 6 macam yaitu penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma, inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis kutis orifisialis, penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris, penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris, penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris, atau bisa juga kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.

2. Apa hubungan riwayat keluarga menderita TBC PARU dengan keluhan penderita? Jawab :

Dimungkinkan dari kasus ini terjadi penularan antara anggota keluarga yang lain yang telah terkena infeksi M. Tuberculosis terhadap pasien, sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa RPK dari pasien berhubungan erat dengan penyakit yang di derita. Cara infeksi ada 6 macam 1. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma. 2. Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis kutis orifisialis. 3. Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris. 4. Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris. 5. Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris. 6. Kuman langsung masuk ke kulit yang resistensi lokalnya telah menurun atau jika ada kerusakan kulit, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.

Hilman Suhaili
3. Mengapa saat benjolan pecah menjadi luka borok ? Jawab : Borok = ulkus

Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi(sampai ujung papil/ dermis)
Timbulnya skrofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit yang telah diserang penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal dari kgb, juga dapat berasal dari sendi dan tulang. Tempat predileksinya pun banyak dijumpai pada kgb superfisialis, yang tersering ialah kelenjar getah bening pada supraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan yang terjarang pada lipatan paha.Port dentre skrofuloderma di daerah leher ialah pada tonsil atau paru. Jika di ketiak kemungkinan port dentre pada apeks pleura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah. Kadang-kadang ketiga tempat predileksi tersebut diserang sekaligus dimana kemungkinan sudah terjadi penyebaran secara hematogen. Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tandatanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan perlekatan kgb tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut mengalami perlunakan tidak serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah dan membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang mempunyai sifat khas yakni bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dindingnya bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mongering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan. Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan. Bila penyakitnya belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk.

Hilman Suhaili
4. Mengapa dokter menyarankan untuk dilakukan testuberculin ? Jawab :

Hilman Suhaili

Hilman Suhaili

Hilman Suhaili

Hilman Suhaili

5. Mengapa px. Dermatologi menunjukkan adanya nodul, abses dan fistula yang multiple? Jawab : Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tandatanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan perlekatan kgb tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut mengalami perlunakan tidak serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah dan membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang mempunyai sifat khas yakni bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dindingnya bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mongering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan. Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan. Bila penyakitnya belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk.

Hilman Suhaili
6. Bagaimana cara mendiagnosa penyebaran dari kuman tbc ? Jawab : 1. Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan bakteriologik penting untuk mengetahui penyebabnya. Pemeriksaan bakteriologik menggunakan bahan berupa pus. Pemeriksaan bakteriologik yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan BTA, kultur dan PCR. Pemeriksaan BTA dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Nielson mendeteksi kurang lebih 10.000 basil per mL.(Buku saku Paru) Pada pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat juga digunakan untuk mendeteksi M. tuberculosis. Pemeriksaan kultur menggunakan medium non selektif (Lowenstein-Jensen), tetapi hasilnya memerlukan waktu yang lama karena M. tuberculosis butuh waktu 3-4 minggu untuk berkembang biak. 2. Pemeriksaan histopatologi Pemeriksaan histopatologi penting untuk menegakkan diagnosis. Pada gambaran histopatologi tampak radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa oleh sel-sel epitel dan sel-sel Datia Langhans. 3. Tes Tuberkulin (Tes Mantoux) Diagnosis pasti tuberkulosis kutis tidak dapat ditegakkan berdasarkan tes tuberkulin yang positif karena tes ini hanya menunjukkan bahwa penderita pernah terinfeksi tuberkulosis tetapi tidak dapat membedakan apakah infeksi tersebut masih berlangsung aktif atau telah berlalu. 4. LED Pada tuberkulosis kutis, LED mengalami peningkatan tetapi LED ini lebih penting untuk pengamatan obat daripada untuk membantu menegakkan diagnosis. Peninggian LED menunjukkan terjadinya kerusakan jaringan. 7. DD ? Skrofuloderma a. Definisi Skrofuloderma adalah infeksi mikrobakterial tuberkulosis yang menyerang anak-anak dan dewasa muda, dimana terjadi penyebaran langsung tuberkulosis ke dalam kulit dari struktur dibawahnya seperti kelenjar getah bening (terutama servikal), tulang atau paru atau dengan pajanan kontak terhadap tuberkulosis dengan manifestasi berupa pembengkakan subkutan yang tidak nyeri yang berubah menjadi abses dingin, ulkus multipel dan pengaliran traktus sinus(Dorland). b. Epidemiologi Skrofuloderma merupakan bentuk tuberkulosis kutis terbanyak yang ditemukan di Indonesia. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, skrofuloderma ditemukan sebanyak 84%, disusul tuberkulosis kutis verukosa sekitar 13% (BKM). Sama seperti tuberkulosis kutis pada umumnya, skrofuloderma sering terjadi terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Prevalensinya tinggi pada anak-anak yang mengonsumsi susu yang telah terkontaminasi Mycobacterium bovis. (sk2)

Hilman Suhaili
c. Etiologi Penyebab skrofuloderma adalah mikobakterium obligat yang bersifat patogen terhadap manusia yang juga berperan sebagai penyebab terjadinya tuberkulosis kutis pada umumnya. Untuk penyebab utamanya sendiri, yang ditemukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ialah Mycobacterium tuberculosis berjumlah 91,5%. Sisanya disebabkan oleh mikobakteria atipikal. d. Bakteriologi Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang bersifat aerob dan merupakan patogen pada manusia, dimana bakteri ini bersifat tahan asam sehingga biasa disebut bakteri tahan asam (BTA), dan hidupnya intraselular fakultatif, artinya bakteri ini tidak mutlak harus berada didalam sel untuk dapat hidup. Mycobacterium tuberculosis mempunyai sifat-sifat yaitu berbentuk batang, tidak membentuk spora, aerob, tahan asam, panjang 2-4/ dan lebar 0,3-1,5/, tidak bergerak dan suhu optimal pertumbuhan pada 370 C (BKM). Bakteri ini merupakan kuman yang berbentuk batang yang lebih halus daripada bakteri Mycobacterium leprae, sedikit bengkok dan biasanya tersusun satu-satu atau berpasangan.(sk4) Di lain pihak, penyebab lain dari penyakit ini adalah mikobakterium atipikal. Dimana kuman tahan asam ini agak lain sifatnya dibandingkan M. tuberculosis, yakni patogenitasnya rendah, pada pembiakan umumnya membentuk pigmen dan tumbuh pada suhu kamar. Menurut klasifikasi Runyon, kuman tersebut dibagimenjadi empat golongan yaitu fotokromogen yang dapat membentuk pigmen bila mendapat cahaya, skotokromogen yang dapat membentuk pigmen dengan atau tanpa cahaya, nonfotokromogen yang tidak dapat atau sedikit membentuk pigmen dan rapid growers yang tumbuh cepat dalam beberapa hari. Infeksi M. scrofulaceum dari golongan skotokromogen dapat menimbulkan limfadenitis dan skrofuloderma dimana gambaran klinis yang ditampilkan sama dengan yang disebabkan M. tuberculosis. (BKM)

e. Patogenesis Timbulnya skrofuloderma akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ di bawah kulit yang telah diserang penyakit tuberkulosis, yang tersering berasal dari kgb, juga dapat berasal dari sendi dan tulang. Tempat predileksinya pun banyak dijumpai pada kgb superfisialis, yang tersering ialah kelenjar getah bening pada supraklavikula, submandibula, leher bagian lateral, ketiak, dan yang terjarang pada lipatan paha.(sk2) Port dentre skrofuloderma di daerah leher ialah pada tonsil atau paru. Jika di ketiak kemungkinan port dentre pada apeks pleura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah. Kadang-kadang ketiga tempat predileksi tersebut diserang sekaligus dimana kemungkinan sudah terjadi penyebaran secara hematogen.(BKM) f. Gambaran Klinis Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa pembesaran kgb, tanpa tandatanda radang akut, selain tumor. Mula-mula hanya beberapa kgb yang diserang, lalu makin lama makin

Hilman Suhaili
banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis, juga terdapat periadenitis yang menyebabkan perlekatan kgb tersebut dengan jaringan di sekitarnya. Kemudiaan kelenjar-kelenjar tersebut mengalami perlunakan tidak serentak,mengakibatkan konsistensinya kenyal dan lunak (abses dingin). Abses akan memecah dan membentuk fistel. Kemudian muara fistel meluas, hingga menjadi ulkus yang mempunyai sifat khas yakni bentuknya memanjang dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid), dindingnya bergaung, jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen, jika mongering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut dapat sembuh spontan menjadi sikatriks-sikatriks yang juga memanjang dan tidak teratur. Kadang-kadang di atas sikatriks tersebut terdapat jembatan kulit (skin bridge), bentuknya seperti tali, yang kedua ujungnya melekat pada sikatriks tersebut, hingga sonde dapat dimasukkan. Gambaran klinis skrofuloderma bervariasi bergantung pada lamanya penyakit. Jika penyakitnya telah menahun, maka gambaran klinisnya lengkap, artinya terdapat semua kelainan yang telah disebutkan. Bila penyakitnya belum menahun, maka sikatriks dan jembatan kulit belum terbentuk. a. Penatalaksanaan 1. Non medikamentosa: istirahat dan isolasi 2. Medikamentosa: (ppm) a. Sistemik Digunakan kombinasi 3 obat: INH: 5-10 mg/kgBB Rifampisin: 10 mg/kgBB Pirazinamid: 20-35 mg/kgBB, hanya diberikan 2 bulan; bila belum sembuh diteruskan dengan etambutol dengan dosis bulan I/II 25 mg/kgBB, berikutnya 15 mg/kgBB b. Topikal Pada ulkus dengan pus diberi kompres permanganas kalikus 1/5000.

Kriteria penyembuhan pda skrofuloderma ialah semua fistel dan ulkus telah menutup, seluruh kelenjar getah bening mengecil (kurang dari 1 cm dan berkonsistensi keras), dan sikatriks yang semula eritematosa menjadi tidak eritema lagi. LED dapat dipakai sebagai pegangan untuk menilai penyembuhan pada penyakit tuberkulosis. Jika terjadi penyembuhan, LED akan menurun dan menjadi normal.

b. Prognosis Pada umumnya selama pengobatan memenuhi syarat, prognosisnya baik.

Hilman Suhaili
1. Penatalaksanaan Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis paru. Untuk mencapai hasil yang baik hendaknya diperhatikan syarat-syarat yaitu pengobatan harus dilakukan secara teratur tanpa terputus agar tidak cepat terjadi resistensi dan pengobatan harus dalam kombinasi. Dalam kombinasi tersebut INH disertakan, diantaranya karena obat tersebut bersifat bakterisidal, harganya murah dan efek sampingnya langka. Sedapatdapatnya dipilih paling sedikit 2 obat yang bersifat bakterisidal, dan keadaan umum diperbaiki. Pemilihan obat tergantung pada keadaan ekonomi penderita, berat-ringannya penyakit, dan adakah kontraindikasi. Dosis INH (H) pada anak 10 mg/Kg BB, pada orang dewasa 5mg/Kg BB, dosis maksimum 400 mg sehari. Rifampisin (R) 10 mg/kg BB paling lama diberikan 9 bulan. Bila digunakan Z hanya selama 2 bulan, kontraindikasinya penyakit hepar. Pirazinamid (Z) 25 mg/kg BB, streptomisin (S) 15 mg/kg BB, dosis maksimun streptomisin 90 gram. Ethambutol (E) 15 mg/kg BB. Pada pengobatan tuberkulosis terdapat 2 tahapan, yaitu tahapan awal (intensif) dan tahapan lanjutan. Tujuan tahapan awal adalah membunuh kuman yang aktif membelah sebanyak-banyaknya dan secepatcepatnya dengan obat yang bersifat bakterisidal. Tahapan lanjutan ialah melalui kegiatan sterilisasi membunuh kuman yang tumbuh lambat. Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, terjadi pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien dengan sputum BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan. Selama fase lanjutan diuperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih panjang. Efek sterilisasi obat untuk membersihkan sisa-sisa kuman dan mencegah kekambuhan. Pada paien dengan sputum BTA positif ada resiko terjadinya resistensi selektif. Penggunaan 4 obat selama fase awal dan 2 obat selama fase lanjutan akan mengurangi resiko terjadinya resistensi selektif. Pada pasien dengan sputum BTA negatif atau TB ekstrapulmoner tidak terdapat resiko resistensi selektif karena jumlah bakteri di dalam lesi relatif sedikit. Pengobatan fase awal dengan 3 obat dan fase lanjutan dengan 2 obat biasanya sudah memadai. Pada pasien yang pernah diobati ada resiko terjadinya resistensi. Paduan pengobatan ulang terdiri dari 5 obat untuk fase awal dan 3 obat untuk fase lanjutan. Selama fase awal sekurang-kurangnya 2 diantara obat yang diberikan haruslah yang masih selektif. Pengobatan standar dengan INH, Rifampisin dan Pirazinamid dapat diberikan pada wanita hamil dan menyusui, dianjurkan pemberian piridoksin. Streptomisin tidak boleh diberikan. Menurut The Joint Tuberculosis Committee of the British Thoracic Society, fase awal diberikan selama 2 bulan yaitu INH 5 mg/kgBB, Rifampisin 10 mg/kgBB, Pirazinamid 35 mg/kgBB dan Etambutol 15 mg/kgBB. diikuti fase lanjutan selama 4 bulan dengan INH dan Rifampisin untuk tuberkulosis paru dan ekstra paru. Etambutol dapat diberikan pada pasien dengan resistensi terhadap INH.

Hilman Suhaili
Tabel 2. Obat antituberkulosis yang ada di Indonesia: dosis, cara pemberian dan efek sampingnya Nama obat INH Rifampisin Dosis 5-10 mg/kg BB 10 mg/kg BB Cara pemberian per os, dosis tunggal per os, dosis tunggal waktu lambung kosong Pirazinamid Etambutol 20-35 mg/kg BB bulan I/II 25 mg/ Kg BB,berikutnya 15 mg/kg BB Streptomisin Terapi pembedahan berupa 25 mg/kg BB eksisi dapat per inj dilakukan pada lupus gangguan N VIII vulgaris, tuberkulosis kutis per os dosis terbagi per os, dosis tunggal gangguan hepar gangguan hepar gangguan N II Efek samping utama neuritis perifer

verukosa yang kecil, serta skrofuloderma pada ekstremitas bawah. Pengobatan topikal pada tuberkulosis kutis tidak sepenting pengobatan sistemik. Pada skrofuloderma, jika ulkus masih mengandung pus dikompres, misalnya dengan larutan kalium permanganas 1/5000. 2,5,9

8. Penyebab benjolan di leher ? 9. Penyebab limfadenopati ?


Etiologi (penyebab) Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal atau umum (generalized). Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah bening pada dua atau lebih daerah. Daerah-daerah terdapatnya kelenjar getah bening adalah : Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi adalah infeksi oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus lainnya virus ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola, virus varicella-zooster, herpes simpleks virus, coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b

Hilman Suhaili
jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae, mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma. Keganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah kawasaki, penyakit kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan limfadenopati umum. Limfadenopati daerah leher perah dilaporkan setelah imunisasi (DPT,polio atau tifoid). Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar getah bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah bening.

10. Perbedaan klinis pada limfadenopati dari masing-masing etiologi ?

11.

Ciri khas limfadenopati karenaTB ?

Hilman Suhaili

Anda mungkin juga menyukai