Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS TITIK IMPAS Analisis titik impas adalah salah satu analisis dalam ekonomi teknik yang sangat

populer digunakan terutama pada sektorsektor industri yang padat karya. Analisis ini akan berguna apabila seorang akan mengambil keputusan pemilihan alternatif yang cukup sensitif terhadap variabel atau parameter dan bila variabel-variabel tersebut sulit diestimasi nilainya.

Break Even Point (BEP)


Nilai suatu parameter atau variabel yang menyebabkan dua atau lebih alternatif sama baiknya disebut dengan nilai titik impas (BEP)

Apabila nantinya pengambil keputusan bisa mengestimasi besarnya nilai aktual dari variabel yang bersangkutan, maka akan bisa ditentukan alternatif mana yang lebih baik.

Metode titik impas ini bisa digunakan untuk melakukan analisis pada berbagai macam permasalahan, diantaranya adalah
1. Menentukan nilai ROR dimana 2 altenatif proyek sama baiknya. ROR (Rate Of Return) adalah tingkat bunga yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan semua pemasukan pada suatu periode tertentu. 2. Menentukan tingkat produksi dari dua atau lebih fasilitas produksi yang memiliki konfigurasi ongkosongkos yang berbeda sehingga pada tingkat tersebut ongkos tahunan yang terjadi adalah sama antara fasilitas yang satu dengan fasilitas yang lainnya.

3. Melakuakan analisis jual beli. Pada tingkat produksi tertentu, biaya-biaya yang terjadi akan sama antara membeli suatu komponen atau membuatnya sendiri. 4. Menentukan berapa tahun yang dibutuhkan atau berapa produk yang harus dihasilkan agar perusahaan berada pada titik impas, yaitu biayabiaya yang dikeluarkan sama persis dengan pendapatan-pendapatan yang diperoleh.

Analisis Titik Impas pada Permasalahan Produksi


Aplikasi analisis titik impas pada permasalahan produksi biasanya digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang bisa mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas. Ada tiga komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini yaitu :

1. Biaya-biaya tetap (fixed cost) yaitu biayabiaya yang besarnya tidak di pengaruhi oleh volume produksi. Misalnya biaya gedung, tanah, mesin, peralatan dan sebagainya.

o n g k o s

FC

Volume produksi

2. Biaya-biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang besarnya tergantung tehadap volume produki. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

o n g k o s

VC

Volume produksi

3. Biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel.

TC = FC + VC o n g k o s

VC

FC

Volume produksi

Bila dimisalkan X adalah volume produk yang dibuat, dan c adalah ongkos variabel yang terlibat dalam pembuatan satu buah produk maka ongkos variabel untuk membuat X buah produk adalah :
VC = cX Karena ongkos total adalah jumlah dari ongkos-ongkos tetap dan ongkos-ongkos variabel maka berlaku hubungan : TC = FC + VC TC = FC +cX

Dalam analisis titik impas selalu diasumsikan bahwa total pendapatan (total revenue) diperoleh dari penjualan semua produk yang diproduksi. Bila harga satu buah produk adalah p maka harga X buah produk akan menjadi total pendapatan. TR = pX Titik impas akan diperoleh apabila total ongkos-ongkos yang terlibat persis sama dengan total pendapatan. TR = TC atau pX = FC + cX

Dimana X dalam hal ini adalah volume produksi yang menyebabkan perusahaan pada titik impas (BEP). Tentu saja perusahaan akan mendapat untung apabila bisa berproduksi di atas X (melampaui titik impas)

o n g k o s

TR Daerah untung

Daerah rugi

TC

Volume produksi

ANALISIS TITIK IMPAS PADA PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI


Pemilihan alternatif investasi sering mengakibatkan keputusan yang berbeda apabila tingkat produksi atau utilitas dari investasi tersebut berbeda. Misal, pada pemilihan fasilitas produksi perusahaan cenderung akan membeli mesin atau fasilitas lain yg harganya lebih murah bila tingkat produksinya cukup tinggi, maka perusahaan akan lebih baik apabila membeli fasilitas yg berteknologi tinggi yg ongkos investasinya lebih tinggi namun ongkos variablenya lebih rendah.

Untuk

mendapatkan

keputusan

yg

baik

dari

persoalan yg seperti ini maka harus dicari suatu titik yg menyatakan tingkat produksi dimana suatu alternatif A akan impas (sama baiknya) dengan suatu alternatif B misalnya, dan kapan alternatif A lebih baik (atau lebih jelek) dari alternatif B.

Ongkos total

B A
BEP (titik impas)

Unit variable

Alternatif A memiliki ongkos awal yg lebih tinggi namun ongkos variablenya lebih rendah. Sebaliknya alternatif B memiliki ongkos awal (FC) yg lebih rendah tetapi ongkos variablenya lebih tinggi. Kedua alternatif akan sama baiknya (impas) bila unit variablenya (misalnya tingkat produksinya) adalah sebesar X. bila unit variablenya kurang dari X maka alternatif B yg lebih baik, dan bila unit variablenya lebih dari X maka alternatif A yg lebih baik.

Analisis titik impas pada permasalahanpermasalahan seperti ini biasanya diselesaikan dengan menggunakan alat bantu analisis EUAC atau nilai sekarang (PW). Definisikan dengan jelas variable yg akan dicari dan tentukan satuan dan unit dimensinya. Gunakan analisis EUAC atau analisis nilai sekarang untuk menyatakan total ongkos setiap alternatif sebagai fungsi dari variable yg didefinisikan

Ekuivalenkan persamaan persamaan ongkos tersebut dan carilah nilai impas dari variable yg didefinisikan. Bila tingkat utilitas yg diinginkan lebih kecil dari nilai titik impas, pilih alternatif yg memiliki ongkos variable yg lebih tinggi (gradiennya lebih besar) dan bila tingkat utilitas yg diinginkan di atas nilai titik impas, pilih alternatif yg memiliki ongkos ongkos variable yg lebih rendah (gradiennya lebih kecil).

CONTOH.
Sebuah perusahaan pelat baja sedang mempertimbangan 2 alternatif mesin pemotong pelat yg bisa digunakan dalam proses produksinya. Alternatif pertama adalah mesin otomatis yg memiliki harga awal 23 juta rupiah dan nilai sisa 4 juta rupiah setelah 10 tahun. Bila mesin ini dibeli maka operator harus dibayar 12000/jam output mesin ini adalah 8 ton perjam.

Ongkos operasi dan perawatan tahunan diperkirakan 3,5 juta rupiah. Alternatif kedua adalah mesin semi otomatis

yg memiliki harga awal 8 juta dengan masa pakai


ekonomis 5 tahun dan tanpa nilai sisa. Ongkos tenaga kerja perjam bila mesin ini dioperasikan adalah 24000

rupiah

dan

ongkos-ongkos

operasional

dan

perawatannya 1,5 juta rupiah pertahun. Perkiraan outputnya adalah 6 ton perjam. MARR yg dipakai analisis adalah 10%.

Berapa lembar logam yg harus diproduksi tiap tahun agar mesin otomatis lebih

ekonomis dari mesin semi otomatis?

Apabila manajemen menetapkan tingkat


produksi sebesar 2000 ton pertahun, mesin

mana yg sebaiknya dipilih?

SOLUSI

Penyelesaian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah di atas. 1. Misalkan X adalah jumlah lembaran logam (ton) yg diproduksi dalam setahun. 2. Ongkos-ongkos variable tahunan untuk mesin otomatis adalah:

Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah

Dengan cara yg sama akan diperoleh ongkos variable tahunan untuk mesin semiotomatis adalah :

Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:

3.

Kedua persamaan EUAC tadi di ekuivalenkan sehingga diperoleh :

Jadi, mesin otomatis akan lebih ekonomis dipakai bila dibandingkan dengan mesin semiotomatis bila tingkat produksinya lebih besar dari 1.352,,8 ton pertahun. b. Apabila manajemen memutuskan tingkat produksi sebesar 2000 ton pertahun maka mesin otomatis yg harus dipilih (karena lebih besar dari titik impas)

SEKIAN dan TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai