Anda di halaman 1dari 3

Antiseptik ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis.

Antiseptik ialah zat yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhanmikrooranisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup(Paul & Batzing,1987). Desinfektan ialah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi denganmematikan mikroba, misalnya sterilisasi alat kedokteran. Sterilisasi ditujukan untukmembunuh semua mikroorganisme. Obat ini dapat bersifat bakterisid ataubakteriostatik. Berdasarkan sifat kimia, antiseptik digolongkan dalam golongan fenol,alkohol, aldehid asam, halogen, peroksidan dan logam berat(Paul & Batzing,1987 Penyiapan media pertumbuhan mikroorganisme harus mengandung nutrisiyang dibutuhkan bakteri supaya dapat tumbuh membentuk koloni dan harus sterilsehingga tidak ada kontaminan dari lingkungan. Media pertumbuhan dasar untukbakteri adalah Nutrient Broth (NB), Nutrient Agar (NA), Tryptic Soy Broth (TSB), danTryptic Soy Agar (TSA) (Rodiah, 2010) Komponen-komponen disimpektan terdiri dari: Garam atau basa yang kuat dengan komponen-komponen ammonium yang terdiri dari empat bagian. Adanya unsur radikal dalam gram atau basa tersebut. Radikal merupakan golongan alifat dan asam sulfat (Dwidjoseputro,1984). Ciri-ciri suatu desinfektan yang ideal adalah memenuhi hal-hal berikut :

1.Aktivitas antimikrobial, pada konsentrasi rendah harus mempunyai aktivitasantimikrobial dengan spektrum luas. 2.Kelarutan, harus dapat larut dalam air atau pelarut lain sampai taraf yangdiperlukan untuk dapat digunakan secara efektif. 3.Stabilitas, perubahan yang terjadi pada substansi bila dibiarkan beberapahari harus seminimal mungkin dan tidak boleh menghilangkan sifatantimikrobialnya secar nyata. 4.Tidak bersifat racun 5.Homogen 6.Tidak bergabung dengan bahan organik 7.Aktivitas antimikrobial pada suhu kamar 8.Tidak menimbulkan karat dan warna 9.Kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap

10.Memiliki kemampuan sebagai deterjen atau pembersih. 11.Tersedia dalam jumlah yang besar dengan harga yang pantas (Signaterdadie, 2009) Salah satu cara pengujian desinfektan yang umumnya dipakai di laboratorium dalah metode pengeceran dimana kekuatan desinfektan dinyatakan dengan koefisien fenol. Metode koefisien fenol merupakan uji yang telah dibukukan dengan baik. Dalam metode ini, mikroorganisme uji dimasukkan dalam larutan fenol murni dan larutan zat kimia yang akan di evaluasi pada berbagai taraf pengenceran. Koefisien fenol dinyatakan sebagai suatu bilangan dan dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu larutan fenol dengan pengenceran terhadap aktivitas larutan zat kimia dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji.(Schlegel dan Schmidt,1994) Fenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehinggadaya antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik yangkuat. Banyak obat lain yang mempunyai daya antiseptik lebih kuat. (Arifiddin 1992) Fenol memiliki kelarutan dalam air terbatas yakni 3,8 gram / 10 mlfenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H1dan gugus hidroksidanya pengeluaran ion tersebut menjadikan anion ferioksida C6HsO yang dapat dilarutkan dalam air fenol didapatka melalui oksidasi,sebagai pada bezena atau asam benzoal dengan proses fenol. ( Entjang. 2001) Turunan fenol mempunyai efek antiseftik, antihelmitik, anestetik, karebolitik,kausatik, dan bekerja dengan mengandalkan protein sel bakteri turunan ini di gunakan sebagai desinfektan, antiseptic, antilenintik, karebolitik. Pada beberapa kasus peningkatan aktivitas bakteri di ikuti dengan penurunan toksitas fenol. Fenol re halogenasi dan alkil fenol meskipun efek antiseptikumnya besar tetapi tidak dapat di gunakan antseptiknya kulit dan mulut, desinfektandan untuk saterilisasi untuk. (Entjang. 2001) Beberapa desinfektan yang merupakan turunan dari koefisien fenol yang dapat menghambatStaphylococcus aureus. Contohnya : Timol, Cuserol, Heksilresorusiad hoksakloroform (Entjang. 2001) Koefisien fenol adalah kemampuan desinfektan untuk membunuh bakteri dibandingkan dengan fenol. Uji fenol adalah membandingkan aktivitas antimikroba dari komponen-komponen kimia dengan fenol sebagai standar uji.(switiyani, 2013)

Entjang, Indang.2001. MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI. Citra Aditya Bakti. Bandung

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Surabaya Arifiddin 1992 Dasar-Dasar Mikrobiologi Edisi III. Universitas Indonesia : Jakarta Signaterdadie, 2009. Desinfektan (online) (http : // www signaterdadies. com) di akses tanggal ) Rodiah. 2010. Uji Koefisien Fenol . http://www.gudangmateri.com/2010/07/uji-koefisienfenol.html Switiyani. 2013. Uji Koefisien Fenol. http://switianiekayuliani.com/2013/03/uji-koefisienfenol.html

Anda mungkin juga menyukai