Anda di halaman 1dari 29

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN SELF-ORGANIZING MAP (SOM)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun oleh : Cahyo Prarian 111060064 S1 Teknik Telekomunikasi

FAKULTAS ELEKTRO & KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM BANDUNG 2010

ABSTRAKSI
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Salah satunya adalah keanekaragaman bahasa daerah. Bahasa Lampung merupakan salah satu bahasa daerah yang digunakan di Indonesia. Untuk membaca tulisan Aksara Lampung tidaklah mudah. Karena kita harus menghafal bentuk bentuk dari aksara lampung tersebut serta pengucapannya. Hal ini dikarenakan bentuk dari aksara lampung yang sangat kompleks. Pada tugas akhir ini akan dibuat alat bantu pembacaan aksara Lampung berupa program aplikasi yang berfungsi untuk mengidentifikasi aksara Lampung kemudian menerjemahkannya menjadi huruf Latin dengan menggunakan Optical Character Recognition (OCR), yaitu sebuah sistem komputer yang digunakan untuk mengenali serangkaian karakter yang berasal dari mesin ketik, mesin cetak, ataupun tulisan tangan. Serangkaian aksara Lampung yang akan diidentifikasi dalam tugas akhir ini berasal dari teks aksara Lampung yang berasal dari print-out atau huruf cetak yang kemudian gambarnya diambil oleh webcam dan diproses secara langsung untuk diterjemahkan menjadi huruf Latin. Pada prosesnya dilakukan 5 tahapan. Pada tahap preprocessing dilakukan penghilangan bagian gambar selain karakter, pada tahap segmentasi dilakukan pemisahan region pada tiap karakter yang akan dideteksi, dan pada tahap normalisasi dilakukan proses perubahan dimensi dan ketebalan karakter. Selanjutnya, pada tahap ekstraksi ciri dilakukan pengambilan ciri-ciri tertentu dari tiap karakter. Dan pada tahap pengenalan karakter yang menggunakan JST Self Organizing Map (SOM) dilakukan penentuan vektor penyusun garis karakter dengan cara menghubungkan titik-titik neuron yang ada pada suatu region karakter. Rencana pengujian yang akan dilakukan terhadap sistem meliputi pengambilan gambar dari font yang sudah dilatih maupun yang belum dilatih dan pengambilan gambar oleh webcam dari kemiringan yang berbeda - beda. Dan dari masing-masing pengujian diatas akan diukur akurasinya. Pengukuran juga akan dilakukan terhadap lamanya waktu yang digunakan untuk proses penerjemahan tiap karakter. Kata kunci: Aksara Lampung, print-out, OCR, webcam, ekstraksi ciri, Jaringan Syaraf Tiruan SOM.

ii

Bab I Pendahuluan

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM)

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... ii ABSTRAK .......................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1 1.2 Tujuan dan Manfaat....................................................................................................... 2 1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2 1.4 Batasan Masalah............................................................................................................. 2 1.5 Metodologi Penelitian.................................................................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan..................................................................................................... 3 BAB II 2.1 DASAR TEORI Lampung 5

Aksara ................................................................................................................

2.1.1 Huruf Dasar (Aksara Nglegena)............................................................................ 5 2.1.2 Aksara murda........................................................................................................ 6 2.1.3 Aksara Swara......................................................................................................... 7 2.1.4 Sandhangan........................................................................................................... 7 2.2 2.3 2.4 2.4 2.5 Webcam....................................................................................................................... 9 Citra Digital ................................................................................................................ 10 Optical Character Recognition (OCR)........................................................................ 11 Ekstraksi Ciri............................................................................................................... 12 Jaringan Syaraf Tiruan................................................................................................ 13 2.5.1 Self Organizing Map (SOM)................................................................................. 14 BAB III 3.1 3.2 PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM

Pemodelan Simulasi Sistem ....................................................................................... 15 Proses Akuisisi Gambar.............................................................................................. 15


iv

3.3

Proses Penerjemahan Aksara Lampung............................................................................. 15 3.3.1 Proses Belajar ....................................................................................................... 16 3.3.2 Proses Uji.............................................................................................................. 17

BAB IV 4.1

BENTUK KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Hasil Yang Diharapkan............................................................................................... 19

Rencana Kegiatan................................................................................................................. viii DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Representasi Matriks Citra Digital ..... 9 Struktur JST Self Organizing Map (SOM) 13 Pemodelan Simulasi Sistem ................................................................... 14 Diagram Alir Simulasi Sistem 15 Proses preprocessing, Segmentasi, Normalisasi, dan Output Sistem .... 17

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Aksara Nglegena.......................................................................................... 5 Tabel Aksara Murda..................................................................................... 6 Tabel Aksara Swara..................................................................................... 7 Sandhangan Swara....................................................................................... 8 Sandhangan Panyigeging Wanda................................................................. 8 Sandangan gugus konsonan......................................................................... 9

vii

viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Banyaknya budaya budaya barat yang masuk Indonesia terkadang membuat budaya budaya kita terlupakan. Ironisnya banyak jiwa jiwa muda Indonesia yang mengikuti budaya barat namun tidak tahu sama sekali mengenai budaya negaranya itu sendiri. Hal ini perlu segera dibenahi. Budaya budaya nasional maupun budaya daerah perlu dilestarikan agar tidak punah. Salah satu budaya daerah yang harus dilestarikan adalah aksara Lampung. Aksara Lampung adalah salah satu bentuk penulisan bahasa lampung selain menggunakan tulisan latin. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang penulisannya menggunakan tulisan latin. Bentuk bentuk dari aksara lampung sangat kompleks, sehingga sedikit sulit untuk menghapal dan memahami tulisan tersebut dikarenakan bentuknya yang tidak familiar. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dibuat sebuah program aplikasi yang bisa menerjemahkan aksara Lampung ke huruf Latin dengan menggunakan Optical Character Recognition (OCR) sebagai media yang bisa membantu user dalam mempelajari aksara Lampung dan membantu membaca berbagai tulisan Aksara Lampung dengan mudah. Dari beberapa program penerjemah aksara lampung yang sudah ada, program tersebut hanya bisa digunakan untuk menerjemahkan huruf dari sebuah file teks dan bukan dari gambar. Dan pada penelitian sebelumnya, program aplikasi yang sudah dibuat dan bisa menerjemahkan huruf dari gambar adalah penerjemah huruf Arab ke huruf Latin, serta huruf ke latin. Dengan latar belakang ini juga akhirnya topik penerjemah Aksara Lampung ke huruf Latin dari gambar bisa menarik untuk dipilih sebagai tugas akhir. Adapun proses yang dilakukan dalam perancangan program aplikasi ini adalah mengambil gambar aksara lampung hasil print-out atau cetak dari webcam kemudian dilakukan preprocessing, ekstraksi ciri, dan pengenalan karakter menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Self Organizing Map (SOM). Diharapkan melalui metode yang dipilih dapat meningkatkan tingkat akurasi dan menjadi referensi sebagai salah satu metode untuk mengidentifikasi karakter yang handal dan mempunyai tingkat akurasi lebih dari 75 persen.

Bab I Pendahuluan

1.2. Tujuan dan Manfaat Tugas akhir ini memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah: 1. Merancang dan membuat program aplikasi yang berfungsi untuk mengenali Aksara Lampung yang diambil melalui webcam kemudian menerjemahkannya ke huruf Latin melalui pengolahan citra digital dengan menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Self Organizing Map (SOM). 2. 3. 4. Menganalisa performansi program aplikasi yang telah dibuat berdasarkan parameter akurasi. Menganalisa waktu yang dibutuhkan program untuk mendapatkan teks latin. Menganalisa pengambilan gambar oleh webcam dari kemiringan yang berbeda beda. Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. 2. Sebagai media yang dapat membantu user mempelajari Aksara Lampung. Sebagai media yang dapat membantu user membaca Aksara Lampung dalam huruf Latin. 1.3. Rumusan Masalah Permasalahan yang dijadikan obyek penelitian dan pengembangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membentuk sebuah sistem pengambilan gambar aksara Lampung dari webcam kemudian diproses secara langsung untuk diterjemahkan ke huruf Latin dengan waktu yang cepat. 2. Bagaimana mengenali Aksara Lampung menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Self-Organizing Map. 1.4. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka batasan-batasan masalah pada pembahasan tugas akhir ini adalah: 1. 2. Text Aksara Lampung pada gambar yang akan diproses dalam posisi mendatar. Implementasi menggunakan bahasa pemrograman MATLAB

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

Bab I Pendahuluan

3.

Text Aksara Lampung yang dapat di deteksi adalah Huruf dasar (aksara nglegena) tanpa pasangannya, aksara Murda tanpa Pasangannya, aksara Swara serta tanda baca.

1.5. Metodologi Penelitian Metode penelitian pada tugas akhir ini meliputi beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data melalui studi literatur dari buku-buku referensi dan jurnal yang terkait. Studi literatur merupakan tahap pendalaman materi, identifikasi permasalahan dan teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. 2. Menyusun algoritma untuk merancang program aplikasi yang akan dibuat dan mengimplementasikannya dengan menggunakan MATLAB. 3. 4. Pengujian dan analisa performansi yang bertujuan untuk mengukur akurasi program aplikasi yang telah dibuat. Pengambilan kesimpulan dari penelitian dalam membuat program aplikasi penerjemah Aksara Lampung ke huruf Latin yang telah dilakukan. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir ini terdiri atas lima bab yang disusun sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang pemilihan topik tugas akhir, tujuan dan manfaat penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, metode penyelesaian masalah dan sistematika penulisan pada tugas akhir ini. BAB II: Dasar Teori Bab ini menjelaskan teori Aksara Lampung, citra digital, webcam, Optical Character Recognition (OCR), Ekstraksi Ciri, Jaringan Syaraf Tiruan Self Organizing Map (SOM). BAB III: Perancangan dan Simulasi Sistem Bab ini akan menguraikan tentang proses perancangan program aplikasi pengenalan karakter Aksara Lampung.
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

bahasa pemrograman

Bab I Pendahuluan

BAB IV:

Analisa Hasil Bab ini akan menguraikan hasil dan analisa dari program aplikasi yang telah dibuat.

BAB V:

Kesimpulan dan Saran Bab ini akan memberikan kesimpulan mengenai hal-hal yang telah dibahas dalam tugas akhir ini dan diberikan pula saran-saran untuk pengembangan topik yang dibahas dalam tugas akhir ini.

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

BAB II DASAR TEORI


2.1. Pengertian Aksara Lampung Aksara Lampung adalah salah satu bentuk penulisan bahasa lampung yang berbeda dengan penulisan latin. Aksara ini lebih dikenal sebagai Hanacaraka. Struktur dari masing masing aksara Lampung paling tidak mewakili dua buah huruf (aksara) dalam huruf latin. Sebagai contoh aksara Ha yang mewakili dua huruf yakni H dan A. Aksara Lampung memiliki kedekatan dengan aksara Bali. Baik Aksara Lampung dan Aksara Bali merupakan turunan dari aksara Brahmi, sebagaimana semua aksara Nusantara lainnya. Aksara Brahmi ini sendiri adalah aksara yang digunakan di India semasa pemerintahan Raja Asoka (270 SM 232 SM). Aksara Lampung diantaranya terdiri dari 20 huruf dasar, empat sandhangan penutup suku kata, dan beberapa tanda baca. 2.1.1. Huruf dasar (aksara nglegena) Pada aksara Lampung hanacaraka baku terdapat 20 huruf dasar (aksara nglegena),

Tabel 2.1 Aksara Nglegena

Bab II Dasar Teori

2.1.2. Aksara Murda Pada aksara Lampung memiliki bentuk murda (hampir setara dengan huruf kapital) yang seringkali digunakan untuk menuliskan kata-kata yang menunjukkan: * Nama Gelar * Nama Diri * Nama Geografi * Nama Lembaga Pemerintah * Dan Nama Lembaga Berbadan Hukum. (Kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang menunjukkan hal-hal diatas biasanya diawali dengan huruf besar atau kapital. Untuk itulah pada perangkat lunak ini kita gunakan huruf kapital untuk menuliskan aksara murda atau pasangannya). Tidak semua aksara yang ada di Hanacaraka memiliki bentuk Murdanya. Aksara murda dalam Hanacaraka hanya berjumlah 7 buah. Untuk aturan penulisan Aksara murda ini hampir sama dengan penulisan aksara-aksara pokok di Hanacaraka, ditambah dengan beberapa aturan tambahan yakni : Murda tidak dapat dipakai sebagai sigeg (konsonan penutup suku kata). Bila ditemui aksara murda menjadi sigeg, maka dituliskan bentuk aksara pokoknya. Bila dalam satu kata atau satu kalimat ditemui lebih dari satu aksara murda, maka ada dua aturan yang dapat dipergunakan yakni dengan menuliskan aksara murda terdepannya saja, atau dengan menuliskan keseluruhan dari bentuk aksara mudra yang ditemui. Berikut ini bentuk bentuk dari Aksara Murda :

Tabel 2.2 Tabel Aksara Murda

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

Bab II Dasar Teori

2.1.3. Aksara Swara Aksara Swara sebagaimana aksara Murda memiliki fungsi dan kegunaan tertentu. Aksara Swara dalam penulisan Hanacaraka digunakan untuk menuliskan aksara vokal yang menjadi suku kata, terutama yang berasal dari bahasa asing, untuk mempertegas pelafalannya. Dalam menuliskan Aksara Swara, diikuti aturan penulisan aksara swara sebagai berikut : Aksara swara tidak dapat dijadikan sebagai aksara pasangan. Bila aksara swara menemui sigegan (konsonan pada akhir suku kata sebelumnya), maka sigegan itu harus dimatikan dengan pangkon. Aksara swara dapat diberikan sandangan wignyan, layar, cecak, suku, wulu dan lainnya. Adapun bentuk Aksara Swara ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Tabel Aksara Swara

2.1.4. Sandangan Sandangan adalah tanda yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan Lampung. Di dalam tulisan lampung, aksara yang tidak mendapat sandangan diucapkan sebagai gabungan anatara konsonan dan vokal a. Vokal a di dalam bahasa Lampung mempunya dua macam varian, yakni /o / dan /a/. Vokal a dilafalkan seperti o pada kata bom, pokok, tolong, tokoh doi dalam bahasa Indonesia. Vokal a dilafalkan /a/, seperti a pada kata pas, ada, siapa, semua di dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa Sandangan di dalam aksara lampung, diantaranya adalah : 1. Sandangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara)

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

Bab II Dasar Teori

2. Sandangan Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda) 3. Sandangan gugus konsonan 2.1.4.1. Sandhangan Bunyi Vokal (Sandhangan Swara) Sandangan bunyi vokal ada lima buah. Adapun bentuk dari sandangan bunyi vokal ini adalah :

Tabel 2.4 Sandhangan Swara

2.1.4.2.

Sandangan Konsonan Penutup Suku Kata (Sandhangan Panyigeging Wanda) Sandangan penutup suku kata ada 4 buah. Adapun bentuk dari

sandangan konsonan penutup suku kata ini adalah :

Tabel 2.5 Sandhangan Panyigeging Wanda

2.1.4.3.

Sandangan gugus konsonan

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

Bab II Dasar Teori

Gugus konsonan adalah kumpulan dari dua konsonan dalam Hanacaraka yang akan membentuk suatu suku kata. sebagai contoh kraton yang dapat dipisah menjadi kra-ton. suku kata kra memiliki gugus konsonan kr. Di dalam Hanacaraka ada lima buah gugus konsonan yang digunakan dalam bentuk sandangan.

Tabel 2.6 Sandangan gugus konsonan

2.2

Webcam Webcam (singkatan dari web camera) adalah sebutan bagi kamera real-time yang

gambarnya bisa diakses atau dilihat melalui World Wide Web, program instant messaging, atau aplikasi video call. Istilah "webcam" juga merujuk kepada jenis kamera yang digunakan untuk keperluan-keperluan tersebut. Webcam termasuk kamera digital yang meng-upload gambar ke web server secara kontinyu dan langsung dihubungkan ke PC. Tiap webcam memiliki spesifikasi tertentu, dan memiliki resolusi tertentu juga. Dalam tugas akhir yang akan dibuat, webcam digunakan untuk meng capture gambar Aksara Lampung yang akan diterjemahkan ke dalam huruf Latin. 2.3. Citra Digital Citra merupakan suatu fungsi kontinu dari intensitas cahaya atau derajat keabuan dalam bidang 2 dimensi yang dapat direpresentasikan dengan f(x,y), di mana x dan y menyatakan koordinat posisi pixel itu berada, dan nilai f(x,y) menunjukkan intensitas (derajat keabuan) pixel atau picture element pada koordinat tersebut [GON93]. Pixel itu sendiri merupakan satuan atau elemen terkecil dari citra yang menempati suatu posisi yang menentukan resolusi citra tersebut. Ketika sebuah citra akan diolah dengan menggunakan komputer, maka nilai-nilai x, y, dan f(x,y) harus berada pada jangkauan atau range tertentu yang jumlahnya terbatas. Citra
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

Bab II Dasar Teori

dengan ketentuan tersebut dinamakan citra digital. Secara matematis persamaan untuk fungsi intensitas f(x,y) adalah: 0 f(x,y)< Misalkan f merupakan sebuah citra digital 2 dimensi berukuran NxM. Maka representasi f dalam sebuah matriks dapat dilihat pada gambar di bawah ini, di mana f(0,0) berada pada sudut kiri atas dari matriks tersebut, sedangkan f(n-1,m-1) berada pada sudut kanan bawah.
f (0,0) f (1,0) f ( x, y ) = f ( N 1,0) f (0,1) f (1,1) f ( N 1,1) f (0, M 1) f (1, M 1) f ( N 1, M 1)

Gambar 2.1 Representasi Matriks Citra Digital

2.4. Optical Character Recognition (OCR) OCR (Optical Character Recognition) adalah sebuah sistem komputer yang dapat membaca huruf, baik yang berasal dari sebuah pencetak (printer atau mesin ketik) maupun yang berasal dari tulisan tangan. Adanya sistem pengenal huruf ini akan meningkatkan fleksibilitas ataupun kemampuan dan kecerdasan sistem komputer. Dengan adanya sistem OCR maka user dapat lebih leluasa memasukkan data karena user tidak harus memakai papan ketik tetapi bisa menggunakan pena elektronik untuk menulis sebagaimana user menulis di kertas. Adanya OCR juga akan memudahkan penanganan pekerjaan yang memakai input tulisan seperti penyortiran surat di kantor pos, pemasukan data buku di perpustakaan, dll. Adanya sistem pengenal huruf yang cerdas akan sangat membantu usaha besar-besaran yang saat ini dilakukan banyak pihak yakni usaha digitalisasi informasi dan pengetahuan, misalnya dalam pembuatan koleksi pustaka digital, koleksi sastra kuno digital, dll. OCR dapat dipandang sebagai bagian dari pengenal otomatis yang lebih luas yakni pengenal pola otomatis (automatic pattern recognition). Dalam pengenal pola otomatis, sistem pengenal pola mencoba mengenali apakah citra masukan yang diterima cocok dengan salah satu citra yang telah ditentukan. Sistem ini misalnya dipakai untuk mendeteksi sidik jari, tandatangan, bahkan wajah seseorang. Ada banyak pendekatan yang dapat dipakai untuk mengembangkan pembuatan pengenal pola otomatis antara lain memakai pendekatan numerik, statistik, sintaktik, neural dan, aturan produksi (rule-based). Secara umum metode-metode tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok metode yakni metode berbasis statistik dan metode berbasis struktur.
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

10

Bab II Dasar Teori

Dalam metode yang berbasis statistik, setiap pola ditransformasi ke dalam vektor yang memakai ukuran dan karakteristik tertentu. Karakteristik ini seringkali lebih bersifat statistik misalnya distribusi pixel ataupun jarak pixel. Sedang dalam metode yang berbasis struktur, setiap pola yang diproses dinyatakan sebagai gabungan beberapa struktur elementer. Pengenalan selanjutnya dilakukan dengan mencocokkan komposisi struktur elementer dengan struktur yang sudah disimpan memakai aturan tertentu misalnya memakai pendekatan teori bahasa formal dan automata. 2.5. Ekstraksi Ciri Ekstraksi Ciri merupakan cara untuk mengambil ciri (feature) yang ada pada sebuah citra. Ciri tersebut bisa berupa simbolik, numerik, maupun keduanya. Ciri pada karakter dapat dicari dengan perhitungan statistik pada tiap karakter. Hasil dari ekstraksi ciri, merupakan input untuk pengenalan pola pada Jaringan Syaraf Tiruan. 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan diinspirasikan oleh struktur jaringan sel-sel syaraf di dalam otak, merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan digunakan karena jaringan syaraf ini diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses perhitungan selama proses pembelajaran, pengenalan, pengamatan serta pengambilan keputusan. Menurut Haykin, S. (1994), Sebuah jaringan saraf adalah sebuah prosesor yang terdistribusi paralel dan mempuyai kecenderungan untuk menyimpan pengetahuan yang didapatkannya dari pengalaman dan membuatnya tetap tersedia untuk digunakan. Hal ini menyerupai kerja otak dalam dua hal yaitu: 1. Pengetahuan diperoleh oleh jaringan melalui suatu proses belajar, 2. Kekuatan hubungan antar sel saraf yang dikenal dengan bobot sinapsis digunakan untuk menyimpan pengetahuan. Jaringan Syaraf Tiruan memanfaatkan struktur pengolahan paralel atas sejumlah pengolah sederhana dan hubungan antar pengolah tersebut. Dalam jaringan syaraf tiruan, terdapat elemen pengolah yang merupakan model dari neuron. Setiap hubungan elemen pengolah menentukan kemampuan JST. Seperti halnya jaringan syaraf biologis, JST juga memiliki kemampuan untuk belajar dan beradaptasi terhadap masukan-masukannya. JST
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

11

Bab II Dasar Teori

tidak perlu diprogram secara eksplisit, karena JST dapat belajar dari beberapa contoh pelatihan. Secara umum proses pembelajaran pada jaringan syaraf tiruan dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Belajar dengan pengawasan (Supervised Learning) Pada metode supervised learning jaringan diberikan vektor target yang harus dicapai sebagai dasar untuk mengubah hubungan interkoneksi atau bobot pada jaringan. Contoh jaringan yang belajar dengan pengawasan adalah Backpropagation dan Perceptron. 2. Belajar Tanpa Pengawasan (Unsupervised Learning) Berbeda dengan supervised learning yang masih membutuhkan pengawasan dan sangat tergantung pada knowledge yang diberikan pada pembangunan jaringan, metode unsupervised learning ini melatih jaringan terhadap suatu inputan tanpa adanya pengawasan, dimana vektor target tidak ditentukan. Vektor masukan dimasukkan ke dalam jaringan, kemudian sistem akan mengatur dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga dihasilkan keluaran yang konsisten bilamana pola yang menyerupai vektor masukan tersebut diberikan. Contoh jaringan yang belajar tanpa pengawasan adalah Adaptive Resonance Theory 2 (ART 2), Self Organizing Map (SOM), dan Learning Vector Quantization (LVQ). 2.6.1. Self Organizing Map (SOM) JST SOM dikembangkan oleh Prof. Teuvo Kohonen (Finland) yang merupakan model JST dengan metode pembelajaran unsupervised learning. Ide dasar teknik ini sendiri diilhami dari bagaimana proses otak manusia menyimpan gambar atau pola yang telah dikenalinya melalui mata, kemudian mampu mengungkapkannya kembali gambar atau pola tersebut. Pada mata manusia hal tersebut merupakan hasil proses pemetaan dari retina menuju cortex, sehingga aplikasi model JST ini banyak digunakan pada pengenalan obyek atau pola citra visual dan juga untuk menganalisa data pada dimensi tinggi. SOM ini merupakan proses klarifikasi yang mampu mempertahankan pola kemiripan pola masukan agar tidak berubah sapa pada keluaran

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

12

Bab II Dasar Teori

proses. Topologi mempertahankan kemiripan pola inilah yang berguna bagi proses pengklarifikasian data, terutama yang jumlahnya besar. Jaringan ini tersusun dari dua buah layer, masing-masing lapisan input dan lapisan output, dimana pada setiap neuron dalam lapisan input dan lapisan output saling terhubung. Setiap neuron dalam lapisan output merepresentasikan kelas (cluster) dari input yang diberikan. Pada SOM sejalan dengan proses belajar yang dilakukan dengan mengumpankan data pada vektor masukan dan menghasilkan keluaran jaringan dengan profil input yang paling mirip yang telah dikelompokkan ke dalam wilayah yang sama pada lapisan cluster. Ukuran kedekatan atau kemiripan yang biasa dipakai adalah jarak Euclidean yang paling minimum. Bobot vektor contoh berfungsi sebagai penentu kedekatan suatu vector dengan input yang diberikan. Selama proses pengaturan berlangsung, vector contoh yang berada paling dekat dengan masukan inilah yang akan menjadi vector pemenang dan vektor-vektor tetangganya akan dimodifikasi bobotnya.

Gambar 2.2 Struktur JST Self Organizing Map (SOM)

Algoritma SOM adalah sebagai berikut: Langkah 1: Inisialisasi pembobotan Wij dengan nilai random. Mengeset parameter laju pemahaman () dan faktor penurunannya serta radius neighbourhood (R) Langkah 2: Selama kondisi penghentian bernilai salah, lakukan langkah 2-7 Langkah 3: Untuk tiap vektor input x(xi, i =1,,n), lakukan langkah 3-5 Langkah 4: Untuk setiap j (j =1,...m), hitung jarak Euclidean untuk mendapatkan node output terbaik (Best Maching Unit / BMU)
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

13

Bab II Dasar Teori

(2.1)

Langkah 5:

Mencari indeks J dengan jarak d(J) minimum BMU

Langkah 6: Tentukan tetangga BMU yang masih berada dalam radius jari-jari dari Langkah 7: Melakukan perbaikan nilai wji untuk setiap unit j di sekitar J, yaitu wji(baru) = wji(lama) + [xi wji(lama)] w = bobot x = input pixel Langkah 8: Memodifikasi laju pemahaman. Laju pemahaman pada Kohonen SOM tidak bernilai konstan untuk setiap iterasinya. Nilai laju pemahaman selalu berubah tergantung dari faktor penurunan yang dipakai. Contoh nilai laju pemahaman awal =0.4 dan pada tiap iterasinya nilai laju pemahaman akan diubah berdasarkan persamaan ^baru=0.5x^lama. Langkah 9: Uji kondisi penghentian
(2.2)

= laju pemahaman

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

14

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM


3.1. Pemodelan Simulasi Sistem

Gambar 3.1 Pemodelan Simulasi Sistem

Sistem terdiri dari perangkat akuisisi gambar, PC ( personal computer), dan software. Sedangkan perangkat akuisisi gambar itu sendiri adalah webcam yang berguna untuk mencapture teksnya. Dimana webcam ini terhubung ke Personal Computer. 3.2. Proses Akuisisi Gambar Proses pengambilan gambar dilakukan melalui GUI (Graphical User Interface) pada software, gambar yang diakuisisi langsung diolah untuk mendapatkan terjemahan karakter dari gambar yang diakuisisi tersebut. 3.3. Proses Penerjemahan Aksara Lampung Secara umum implementasi pembacaan Aksara Lampung yang dirancang dapat digambarkan dalam diagram alir berikut:
15

Bab III Perancangan dan Simulasi Sistem

(a)

Proses Belajar

(b) Proses Uji

Gambar 3.2 Diagram Alir Simulasi Sistem

Dari gambar di atas terlihat bahwa sistem akan terdiri dari 2 buah proses utama yang saling berkaitan, yaitu proses learning (belajar) dan proses pengujian. Dalam hal ini proses learning harus dilakukan sebelum proses pengujian karena output dari proses learning menjadi salah satu input yang dibutuhkan dalam proses pengujian. 3.3.1. Proses Belajar Proses Belajar terdiri dari : 1. Citra Latih Citra latih merupakan citra digital dengan format .jpg yang telah dipotong secara manual untuk mendapatkan citra karakter. 2. Preprocessing

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

16

Bab III Perancangan dan Simulasi Sistem

Tahap preprocessing merupakan suatu proses untuk menghilangkan bagianbagian yang tidak diperlukan pada gambar input untuk proses selanjutnya. Beberapa contoh preprocessing adalah noise filtering. 3. Segmentasi Pada segmentasi, prosesnya adalah memisahkan area pengamatan (region) pada tiap karakter yang akan dideteksi. 4. Normalisasi Normalisasi adalah proses merubah dimensi region tiap karakter dan ketebalan karakter. 5. Ekstraksi Ciri Ekstraksi Ciri adalah proses untuk mengambil ciri-ciri tertentu dari karakter yang diamati. 6. Pelatihan dengan JST Proses ini dilakukan untuk melatih data yang ada agar mendapatkan kelaskelas dari tiap karakter. 7. Hasil Pelatihan dan Klasifikasi Dari hasil pelatihan dengan JST, akan didapatkan pengklasifikasian tiap karakter yang akan dikenali. 3.3.2. Proses Uji Proses Belajar terdiri dari : 1. Image Capturing Pada proses ini dilakukan pengambilan gambar menggunakan webcam, kemudian melalui program dilakukan snap-shoot untuk mendapatkan citra yang mengandung karakter. 2. Preprocessing Tahap preprocessing merupakan suatu proses untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan pada gambar input untuk proses selanjutnya. Beberapa contoh preprocessing adalah noise filtering. 3. Segmentasi Pada segmentasi, prosesnya adalah memisahkan area pengamatan (region) pada tiap karakter yang akan dideteksi.
| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

17

Bab III Perancangan dan Simulasi Sistem

4.

Normalisasi Normalisasi adalah proses merubah dimensi region tiap karakter dan

ketebalan karakter agar sesuai dengan ukuran karakter yang sudah dilatihkan. 5. Ekstraksi Ciri Ekstraksi Ciri adalah proses untuk mengambil ciri-ciri tertentu dari karakter yang diamati. 6. Pengenalan Karakter Proses pengenalan menggunakan algoritma JST yang sudah dilatih sebelumnya dan mengklasifikasikan karakter sesuai ciri yang dimiliki. 7. Hasil dan Kesimpulan Penyajian dari hasil penerjemahan karakter.

(a)

(b)

(c)

(d)

Sa-ya se-dang - si-dang - ahir (e)


(a) Citra Input; (b) Citra Grayscale; (c) Hasil Segmentasi Tepi; (d) Hasil Segmentasi Tiap Karakter dan Normalisasi; (e) Output Sistem

| DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENERJEMAH AKSARA LAMPUNG KE HURUF LATIN BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN SELFORGANIZING MAP (SOM) |

18

BAB IV BENTUK KELUARAN YANG DIHARAPKAN


4.1 Hasil Yang Diharapkan Keluaran yang diharapkan dari tugas akhir ini adalah dihasilkan suatu alat bantu yang bisa menerjemahkan aksara Lampung ke huruf Latin dengan tingkat akurasi lebih dari 75 persen, sehingga sistem layak untuk diaplikasikan di lapangan.

19

RENCANA KEGIATAN

Bulan Minggu Tahap Awal Studi pustaka dan literatur Pendefinisian masalah Analisa kebutuhan Desain global Desain rinci Tahap Simulasi Pembuatan program Penyusunan teori pendukung Pembahasan Tahap Akhir Evaluasi Revisi Penyusunan buku laporan 1

Bulan I 2 3 4 1

Bulan II 2 3 4 1

Bulan III 2 3 4 1

Bulan IV 2 3 4 1

Bulan V 2 3 4 1

Bulan VI 2 3 4

viii

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fitria, Whielda.Tugas Akhir.2008. Desain Dan Implementasi Sistem Penerjemah Huruf Jepang Kana(Hiragana-Katakana) Ke Huruf Latin Berbasis Pengolahan Citra Digital Dan Jaringan Syaraf Tiruan Self-Organizing Map (SOM) Menggunakan Webcam.Jurusan Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung.
[2] Sukmawan, Arief.Tugas Akhir.2008.Implementasi Pembacaan Huruf Hijaiyyah dengan Pendekatan Struktur Melalui Ekstraksi Ciri Vektor dan Pengenalan Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan SOMs (Self-Organizing Maps) .Jurusan Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung. [3] http://hanacaraka.fateback.com/

[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Hanacaraka

[5] http://id.wikibooks.org/wiki/Pengantar_aksara_Lampung

[6] http://knightpion.multiply.com/journal/item/2

ix

Anda mungkin juga menyukai