Anda di halaman 1dari 2

HOLIDAY TASK VAT (Bobot: 80) 1.

Studi Kasus Perusahaan dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak (PKP) tanggal 19 Oktober. Pada tanggal 31 Oktober, Perusahaan menerima Faktur Pajak Gabungan (Reff: Pasal 13 ayat 2 UUPPN) dari PT Lieur atas transaksi pembelian tanggal 2, 7, 11, 20, 22, dan 25 Oktober. Asumsi, pengisian faktur pajak telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Saudara, apakah Faktur Pajak tersebut dapat dikreditkan oleh Perusahaan? [Justifikasi opini Saudara harus disertai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku]. 2. Studi Kasus Perusahaan melakukan pembelian peralatan dari PT Lieur senilai Rp110.000 (sudah termasuk PPN). Perusahaan melakukan pembayaran kepada PT Lieur hanya sebesar Rp100.000, sedangkan PPN Masukan atas transaksi ini disetorkan sendiri oleh Perusahaan dengan menggunakan SSP atas nama PT Lieur. Menurut Saudara: a. Apakah mekanisme seperti ini lazim dan sesuai dengan perundang-undangan perpajakan? [Justifikasi opini Saudara harus disertai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku] b. Apa risiko potensial berdasarkan perundang-undangan perpajakan yang akan dihadapi oleh Perusahaan dengan menerapkan mekanisme ini? [Justifikasi opini Saudara harus disertai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku] c. Apabila mekanisme di atas tetap dipertahankan, apa yang harus dilakukan oleh Perusahaan agar terhindar dari risiko yang Saudara sebutkan pada poin b. 3. Studi Literatur Menurut Pasal 62 KUHD Makelar adalah pedagang perantara yang diangkat oleh Presiden Apabila Saudara melihat UUPPN Pasal 1A ayat 1 huruf c dan ayat 2 huruf a, perlakuan yang berbeda diterapkan pada pedagang perantara dan makelar, dimana penyerahan BKP kepada pedagang perantara dikategorikan sebagai penyerahan BKP (dikenakan PPN), sedangkan penyerahan BKP kepada makelar dikategorikan sebagai

bukan penyerahan BKP (tidak dikenakan PPN), padahal menurut KUHD makelar merupakan pedangan perantara. Berikan justifikasi Saudara sehubungan dengan perlakuan yang berbeda menurut UUPPN tersebut. 4. Sudah jatuh tertimpa tangga juga, sungguh malang nasib perusahaan yang mengalami gagal produksi. PPN masukan atas perolehan barang modal yang telah dikreditkan dan telah direstitusi, harus disetorkan kembali jika perusahaan mengalami gagal produksi. Menurut Saudara, apakah perlakuan ini sesuai dengan prinsip PPN? [Justifikasi opini Saudara harus disertai dengan ketentuan perundangundangan perpajakan yang berlaku] 5. Menurut Saudara, penerapan tarif 0% atas kegiatan ekspor apakah sesuai dengan prinsip destinasi (destination principle) yang dianut oleh PPN?

Selamat Liburan

Anda mungkin juga menyukai