BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rumah sebagai salah satu hasil desain, sangat menarik untuk diulas karena
keunikannya, terlebih apabila rumah tersebut didesain menggunakan teknologi software
terkini. Tulisan kali tidak akan membahas masing-masing software tersebut secara detail,
tetapi sejauh mana kemampuan softwares itu dalam membantu proses desain suatu rumah
yang memiliki tingkat fluktuatif yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan
fungsi-fungsi arsitektural lainnya.
B. Perumusan Masalah
Dalam penulisan ini kami akan membahas hal - hal yang berhubungan dengan
makalah ini seperti :
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian
kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda
maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan
menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil
akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk
obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai
macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming,
maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya1.
Singkatnya, sebagai kata kerja, desain bermakna sebagai suatu proses. Sebagai kata
benda, desain bermakna sebagai hasil dari proses itu sendiri.
1
Dalam arti umum, rumah adalah bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat
tinggal selama periode waktu tertentu. Rumah berbentuk ruangan yang dibatasi dinding dan
atap, biasanya memiliki jalan masuk berupa pintu, bisa berjendela ataupun tidak. Lantainya
bisa berupa tanah, ubin, keramik, atau bahan lainnya. Rumah modern biasanya lengkap
memiliki unsur-unsur ini, dan ruangan di dalamnya terbagi-bagi menjadi beberapa kamar yang
berfungsi spesifik, seperti kamar tidur, kamar mandi atau WC (Mandi Cuci Kakus), ruang makan,
ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras, dan pekarangan.
Dalam kegiatan sehari-hari, orang biasanya berada di luar rumah untuk bekerja, bersekolah,
atau melakukan aktivitas lain, tetapi minimal rumah berfungsi sebagai tempat untuk tidur, baik bagi
keluarga atau perorangan. Selebihnya, rumah juga digunakan sebagai tempat beraktivitas antara
anggota keluarga atau teman, baik di dalam maupun di luar rumah pekarangan2.
Singkatnya, rumah tinggal adalah salah satu sarana manusia untuk beristirahat. Rumah tinggal
dapat dipandang sebagai suatu ruang atau sekumpulan ruang yang diharapkan dapat memberikan
kenyamanan beristirahat.
Jadi desain rumah dapat diartikan sebagai suatu proses mendesain yang bertujuan menjadikan rumah
itu nyaman untuk digunakan beristirahat
BAB II
Pembahasan
2
1. Proses Desain.
Sama dengan fungsi bangunan atau ruang lainnya, mendesain rumah tinggal juga dimulai dari
adanya gagasan yang dilanjutkan dengan sketsa yang biasanya dilengkapi dengan images dan
animasi, gambar kerja lengkap dengan rencana anggaran biaya (RAB) dan spesifikasi teknis, hingga
ke penawaran pekerjaan di lapangan. Ada kalanya beberapa item pekerjaan dalam proses desain ini
saling overlap dengan proses pelaksanaan di lapangan yang umum diistilahkan sebagai design and
build. Design and build ini biasanya hanya meliputi pekerjaan-pekerjaan yang relatif sederhana saja,
misalnya bangunan sederhana, renovasi, pekerjaan tambah, dan lain-lain.
Desain rumah tinggal memiliki tingkat fluktuatif yang tinggi. Oleh karena itu, penggunaan
softwares dalam desain rumah relatif sangat diperlukan demi efisiensi waktu, mutu, dan biaya.
Penggunaan software memungkin adanya design library yang didukung operasi copy-paste,
insert block, dan sistem external reference (pada tahap lebih canggih menggunakan local area
network atau LAN, server, bahkan internet untuk efisiensi penyimpanan data design library tersebut).
Dengan model seperti ini, tidak diperlukan lagi adanya penulisan teks “idem” dalam gambar
(penggambaran manual) yang biasanya sangat membingungkan terutama dalam pelaksanaan di
lapangan. Aplikasi software juga memungkin lebih terintegrasinya desain rumah tinggal dengan
desain “perangkat pintar” yang sekarang sedang tren, seperti cctv, internet, dan lain-lain, mengingat
desain dari “perangkat pintar” itu sendiri memerlukan tingkat akurasi yang tinggi (software dapat
memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam desain).
Permasalahan sering muncul antara lain saat pengoperasian software itu sendiri. Gagap dalam
teknologi seringkali dijumpai dalam penggunaan software, misalnya fitur-fitur dalam software tidak
digunakan seluruhnya (software hanya digunakan layaknya menggunakan meja gambar saja). Contoh
lainnya adalah keseringan meng-copy-paste menyebabkan kelalaian yang cukup fatal, yaitu beberapa
buah objek dalam suatu gambar sebenarnya serupa tapi tak sama tetapi ter-copy-paste dari satu
sumber objek gambar sehingga sama persis semuanya, yang mana tidak sesuai dengan konsep desain
awal. Hal ini diperparah lagi apabila seorang desainer tidak menjalankan proses desain seluruhnya
melainkan terlalu mempercayakan proses penggambaran pada operator tanpa melakukan cek ulang
(desainer yang kurang menguasai software). Permasalahan-permasalahan seperti ini jarang dijumpai
pada proyek-proyek selain rumah tinggal. Sebagai tambahan, perlu diingat bahwa kebanyakan desain
suatu rumah tinggal memiliki objek-objek tipikal hanya sebatas furniture atau sanitair saja. Jadi
penggunaan design library dalam desain rumah tinggal harus sangat diperhatikan.
BAB II
Penutup
1. Penutup
2. Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Desain
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah