Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh :

Ahmad Fauzi Alphonsus Mitio Catur Bagus Windu Saputra Chandra Frayoga Dini Rahma Fitria Rizki Febiyanti Utamy Jamiaturidha Muhammad Ridwan Melinda Eka Pratiwi Nikmatul Maulia Rahayuningtyas Saputri Ratna Sari Ririn Endah Vivi Ramadhini

Tutor : Ernirita M.Epid / Eni Widiastuti.,Skp

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah dan paling bermakna, kecuali Puji dan syukur kami kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Gangguan sirkulasi pada sistem Kardiovaskuler. Rasa terimakasih juga tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah bersedia membantu kami dalam pembuatan laporan ini. Terutama kepada Ibu Ernirita., SKp.,M.Epid dan Eni Widiastuti.,SKp yang telah membimbing kami dengan sepenuh hati, kepada Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan moril kepada kami, dan kepada teman-teman yang dengan ikhlas memberi support kepada kami. Kami menyadari dalam laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami butuhkan untuk memperbaiki kesalahan kami di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat membantu pembaca dalam memahami ilmu Gangguan sirkulasi pada sistem Kardiovaskuler

Jakarta, Oktober 2010

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dizziness atau pusing merupakan perasaan kepala pening atau yang disebut light-headedness (kepala kleyengan), yaitu perasaan tidak enak dikepala seperti mau mabuk dan tidak stabil dalam posisi badan. Dasar penyebab terjadinya pusing yaitu penurunan curah jantung sehingga aliran darah ke otak menjadi berkurang. Secara anatomi, sirkulasi darah pada system kardiovaskuler dibagi menjadi tiga sirkulasi : Sirkulasi paru, sirkulasi sistemik, sirkulasi arteri koronaria. Jika terdapat kelainan atau gangguan pada salah satu sirkulasi tersebut maka akan menimbulkan beberapa manifestasi klinis yang selanjutnya akan dibahas dalam laporan modul 3 kardiovaskuler Pusing. Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997) Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.

B. TUJUAN PERMASALAHAN Penulisan laporan ini mempunyai tujuan secara umum dan khusus, adapun tujuan tersebut diantaranya : Tujuan umum penulisan laporan ini, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui anatomi fisiologi, patologi, dan manifestasi klinis pada pasien dengan gangguan sirkulasi sistem kardiovaskuler. Kemudian tujuan secara khusus makalah ini diharapkan : 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik masalah sirkulasi pada pada sistem sistem

kardiovaskuler

tentang

kardiovaskuler sesuai dengan skenario. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan kata kunci yang ada dalam skenario pada modul kardiovaskuler. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi jantung pada pasien dengan gangguan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler. 4. Mahasiswa mampu mengklasifikasi dan menjelaskan tentang 3 mengenai gangguan sirkulasi pada sistem

gangguan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler C. IDENTIFIKASI MASALAH Gangguan Sirkulasi sistem kardiovaskuler adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh hipertropi ventrikel kiri . Dan pada skenario 3 ditemukan ciri-ciri gangguan sirkulasi jantung yang menyebabkan penderita hipertensi, Obesitas, sering marah-marah, dari data terseb, leher terasa kaku, pusing, mata berkunang-kunangt dapat diidentifikasikan bahwa perempuan terkena gangguan sirkulasi pada Jantung.

Kemudian manifestasi klinis yang ditunjukan oleh skenario didapati bahwa gangguan sirkulasi jantung tersebut terjadi karena adanya gangguan Hipertensi sehingga didapatkan sinkronisasi patologi dengan gejala yang timbul dari gangguan irama jantung sesuai karakteristik yang ada.

D. PERUMUSAN MASALAH Setelah dianalisa dari berbagai sumber seprti buku-buku kesehatan, internet dan mendiskusikan kepala pakar, maka didapati penyakit jantung yang sesuai dengan skenario adalah Gangguan Sirkulasi sistem kardiovaskuler karena

terdapat hipertensi, obesitas, mata berkunang-kunang.

E. METODOLOGI PERMASALAHAN Pertama kali diadakan identifikasi kata kunci dari scenario yang ada, kemudian mencari dari berbagai sumber, seperti : kepustakaan, searching di media internet, dan mengadakan konsultasi untuk sebuah penjelasan yang diuraikan untuk pemahaman lebih lanjut.

BAB II ISI

Dua sirkulasi sistem kardiovaskuler Sisi kiri jantung memompa darah ke sirkulasi sistemik, yang menjangkau seluruh sel tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Sisi kanan jantung memompa darah ke sirkulasi paru (pulmonalis), yang mengalir hanya ke paru untuk mendapat oksigen. Sirkulasi Sistemik Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir ke dalam ventrikel kiri melewati katup atrioventrikel (AV), yang terletak di taut atrium dan ventrikel kiri. Katup ini disebut katup mitral. Semua katup jantung membuka jika tekanan dalam ruang jantung atau pembuluh yang berada di atasnya lebih besar dari tekanan di dalam ruang atau pembuluh yang ada di bawah. Aliran keluar darah dari ventrikel kiri adalah menuju ke sebuah arteri besar berotot, yang disebut aorta. Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta melalui katup aorta. Darah di aorta disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik, melalui arteri, arteriol, dan kapiler yang kemudian menyatu kembali untuk membentuk vena. Vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah ke vena terbesar, vena cava inferior. Vena dari bagian atas tubuh mengenbalikan darah ke vena cava superior. Kedua vena cava bermuara di atrium kanan. Sirkulasi Paru Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang disebut katup tricuspid. Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat, katup pulmonalis, ke dalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis becabang-cabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan kiri, berturut-turut. Di paru, arteri pulmonalis bercabang berkali-kali

menjadi arteriol dan kemudian kapiler. Masing-masing kapiler memperfusi alveolus yang merupakan unit pernafasan. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis besar. Darah mengalir didalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri untuk menyelesaikan siklus saluran darah. Aliran Darah Arteri Koroner Dua arteri besar, yang disebut arteri koroner kiri dan kanan, merupakan cabang dari aorta setelah keluar dari ventrikel kiri dan menyuplai darah ke jantung. Arteri koroner kiri membentuk cabang menjadi arteri desenden anterior dan arteri sirkumfleks. Arteri desenden anterior kiri menuru kebagian anterior alur septum antara ventrikel kanan dan kiri dan kembali bercabang beberapa kali untuk memperdarahi bagian anterior septum dan massa otot anterior ventrikel kiri. Arteri sikumfleks kiri melintang di bagian antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan memperdarahi dinding lateral ventrikel kiri. Arteri koroner kanan mlintang di kanan di alur antara atrium kanan dan ventrikel kiri dan bercabang untuk memperdarahi bagian posterior jantung, termasuk septum interventrikel posterior. Pada sebagaian besar orang, arteri koroner kanan memperdarahi bagian perlistrikan jantung yang penting: nodus sinoatrium (SA) dan nods atrioventrikel (AV).

Sistem sirkulasi terdiri atas : Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang memompa dan mendorong darah ke arteri dan seterusnya ke kapiler dan kemudian kembali lagi ke jantung Pembuluh darah yang merupakan jalan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung Darah yang merupakan medium transport yang membawa zat-zat yang diperlukan tubuh.

Gangguan Sirkulasi pada Sistem Kardiovaskuler Menurut WHO (2003), 16,7 juta orang meninggal karena gangguan sirkulasi darah. Angka kematian ini 29% dari angka kematian seluruh dunia. Di Eropa ditemukan 4,3 juta orang meninggal karena gangguan sirkulasi darah. Gangguan sirkulasi darah adalah gangguan kelancaran peredaran darah yang dapat diakibatkan oleh gangguan pada jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk arteri koroner dan arteri yang menuju ke otak. Gangguan sirkulasi darah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : timbulnya plak atheromatous meningkatnya kekentalan darah mengerasnya dinding pembuluh darah, dll. Ganguan ini terjadi di jantung, pembuluh darah, darah, dan saraf yang mempersarafi pembuluh darah.

Faktor Resiko Gangguan Sirkulasi pada Sistem Kardiovaskuler : Memiliki anggota keluaga yang pernah mengalami penyakit akibat gangguan sirkulasi darah (migrain, anemia, gangguan ginjal, gangguan penglihatan,PJK, Stroke, Kanker dsb). Pernah atau sedang mengalami kadar kolesterol tinggi. Pernah atau sedang mengalami hipertensi. Menderita kecing manis (DM). Sering mengonsumsi makanan berlemak, gorengan, dan fast food. Memiliki kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Memiliki berat badan di atas normal (kegemukan). Jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga.

Gejala yang timbul : Pegal-pegal nyeri kepala sulit berkonsentrasi mudah lupa (pikun) badan terasa lemas kesemutan pandangan mata kabur telinga berdengung keringat dingin, nyeri dada.

Proses Terjadinya Gangguan Sirkulasi darah : Gangguan sirkulasi darah berawal dari timbulnya plak

atheromateous pada dinding pembuluh darah, tingginya kadar kolesterol jahat dalam darah, dan atau meningkatnya kekentalan darah, sehingga meningkatkan tekanan darah, yang dalam kondisi lanjut menyebabkan berkurangnya aliran darah ke organ-organ tertentu. Hal tersebut menjadi sangat berbahaya bila yang mengalami gangguan adalah aliran darah yang menuju organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dll.

Hypertensive Heart Disease Anatomi ditandai oleh hipertropi ventrikel kiri yang jelas, disebabkan oleh hipertensi sistemik yang terus menerus. Hipertensi ialah kenaikan sistol melebihi 140 mmHg dan diastole melebihi 90 mmHg. Hipertrofi myocardium dapat mempertahankan kompensasi jantung, tetapi 60-70% penderita meninggal akibat komplikasi jantung. Penyakit ini merupakan penyakit jantung yang paling sering ditemukan dan paling penting. Hipertensi selain mempengaruhi myokardiumjuga mempermudah

terjadinya arteriosklerosis pembuluh darah koroner. Etiologi dan pathogenesis Tekanan darah hanya dapat meninggi bila tahanan arterial perifer terhadap aliran darah meninggi. Kenaikan tahanan perifer dapat disebabkan oleh : 1. Vasokonstriksi yang meluas dari pada saluran darah tepi, terutama arteriol dan arteri kecil-kecil. 2. Penyakit organik pembuluh darah yang merata. Kedua mekanisme ini paling sering merupakan sebab hipertensi sistemik. Jantung harus mempertahankan cardiac output yang normal terhadap tahanan perifer yang meninggi, yang dapat diselenggarakan dengan mengeluarkan tenaga banyak yang dicapai dengan memperpanjang serabut otot disertai hipertrofi. Dari penyelidikanpenyelidikan terakhir ternyata bahwa tingginya hipertensi lebih penting dari pada lamanya untuk menyebabkan hipertropi jantung. Faktor-faktor pasti yang menentukan hipertropi maksimal dan yang menyebabkan dekompensasi masih belum diketahui.

Dikemukakn 3 teori : 1. Bila pembesaran otot jantung melebihi perbekalan darah terjadi anoxia, dapat terjadi myocardium. 2. Hipertensi merupakan factor penting untuk terjadinya a. coronaria, yang selanjutnya memudahkan terjadinya anoxia myocardium. 3. Hipertensi yang terus-menerus menyebabkan kerusakan pembuluh darah ginjal dan menghambat ekskresi natrium dan air. Bukti morfologik HHD yang jelas ialah penebalan dinding ventrikel kiri yang disertai pembesaran dan penanbahan berat jantung. Diagnosa anatomic HHD hanya dapat ditegakkan bila tidak ditemukan anomali jantung lain-lain, seperti kelainan katup, kelainan bawaan dan penyakit aorta yang dapat menyebabkan penambahan kerja jantung. Selama dalam stadium kompensasi, hipertropi terutama mengenai ventrikel kiri. Hipertropi ini dapat menyebabkan penebalan dinding ventrikel kiri melebihi 2,5cm; menambah berat jantung sampai 500-700 gram. Penebalan dinding ventrikel kiri ini memperkecil volume rongga ventrikel kiri dan disebut hipertropi konsentrik. Dengan terjadinya dekompensasi, ventrikel kiri dan seluruh ukuran jantung dapat membesar. Pengosongan tidak sempurna ventrikel kiri yang kaya mempertinggi beban melalui atrium kiri dan sirkulasi paru-paru kepada jantungkanan dan akibatnya hipertrofi dan dilatasi semua rongga jantung.

BAB III PEMBAHASAN

SKENARIO 2 Seorang wanita usia 48 tahun, datang dengan keluhan kepala pusing dan sakit, leher terasa kaku, telinga kadang berdengung, paisen merasa belakangan ini mudah marah-marah. Bila bangun dari tidur, mata sering berkunang-kunang. Pasien memiliki kebiasaan makan makanan bersantan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes dalam keluarga, pasien merupakan akseptor KB yang aktif karena pasien merasa dua anak saja cukup. Hasil TTV : TD : 160/90mmHg, ND: 90x/mnt, SH: 37 0C RR: 20x/mnt. BB: 68 kg TB: 150cm.

ISTILAH YANG TIDAK DIMENGERTI Hipertensi : kenaikan sistol melebihi 140 mmHg dan diastole melebihi 90

mmHg.
KATA KUNCI Keluhan kepala pusing dan sakit Leher terasa kaku Telinga kadang berdengung Merasa mudah marah-marah Bangun tidur mata berkunang-kunang Memiliki kebiasaan makan makanan bersantan Akseptor KB yang aktif Data Objektif : -Td : 160/90mmHg

- Nd : 90x/mnt - Sh : 370C - Rr : 20x/mnt

- Bb : 68kg - Tb : 150cm

PERTANYAAN PENTING Kenapa kepala pasien bisa pusing dan sakit? Kenapa leher pasien terasa kaku? Mengapa telinga pasien kadang berdengung? Mengapa pasien mudah sekali marah? Mengapa mata pasien setelah bangun tidur terasa berkunang-kunang? Apa hubungan akseptor KB dengan keluhan pasien? Apa hubungan makanan bersantan dengan keluhan darah? Mengapa tekanan darah pasien tinggi?

PENJELASAN ANALISA MASALAH Pada kasus skenario di atas perempuan yang berusia 48 thn memiliki kelainan sirkulasi pada sistem kardiovaskuler . Darah yang seharusnya banyak di salurkan ke seluruh tubung menjadi sedikit dikarenakan adanya tekanan darah tinggi yang menyebabkan pasien mengalami pusing, leher terasa kaku, mata berkunang-kunang, mudah sekali marah-marah. . JAWABAN DARI PERTANYAAN

Karena pasien memiliki tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan hipertropi ventrikel kiri sehingga cardiac output menurun untuk disalurkan keseluruh tubuh, karena darah yang disalurkan keseluruh tubuh sedikit menyebabkan pasien pusing.

Karena di otak ada peningkatan vaskuler pembuluh darah menjalar ke tengkuk karena adanya spasme di otot leher. Karena adanya vaso konstriksi sehingga pembuluh darah yang ada di telinga ikut tertekan karena adanya tekanan darah tinggi. Karena hormon adrenalin meningkat sehingga emosional tidak bias terkontrol. Hormon ini akan dilepaskan kedalam darah ketika ada rangsangan emosi maka pada pasien ini denyut jantung bertambah cepat,

tekanan darahnya pun meninggi, serta menurunkan kualitas organ organ tubuh sehingga daya tahan tubuh pun terganggu. Karena saraf-saraf retina mengalami ganguan, kekurangan asupan darah disebabkan adanya tekanan darah tinggi sehingga menyebabkan adanya vaso konstriksi dan aliranya yang di kirim ke retina menjadi berkurang. Karena akseptor KB pada pil atau susu mengandung hormon yang menaikan tekanan darah. Pengaruh dari obat obatan tersebut. Karena kegemaran makan santan sehingga terjadinya penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah dan terjadinya vaso konstriksi jadi kerja jantung tinggi. Karena pasien terlalu banyak makan makanan yang berlemak, pengaruh obat obatan (pil KB ), Usia dalam proses penuaian, Stress sehingga bisa menyebabkan hipertensi.

Skema Hipertensi Hipertensi

Hipertropi Ventrikel kiri

Penebalan dinding ventrikel kiri

Hipertropi konsentrik

Suplai darah ke aorta berkurang

Hipertensive Retinopathy

Vaskuler pembuluh darah

Kepala pusing

Leher terasa kaku

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN

Seorang perempuan usia 48 mengalami hipertensi, karena terdapatnya tanda dan gejala pusing dan sakit, leher terasa kaku ,mata sering berkunang , tekanan darah 160/90. Dengan demikian si perempuan harus segera di berikan pengobatan yang tepat agar tidak terjadi kemungkinan gangguan pada organ lain.

DAFTAR PUSTAKA

J. Corwin, Elizabeth. 2009. Patofisiologi. Jakata : EGC. www.linartara.co.cc/2009/05/gangguan-sirkulasi-darah.htm

Patologi. 1973. Jakarta. FKUI.

Anda mungkin juga menyukai