Anda di halaman 1dari 1

Beberapa kepustakaan menyebutkan sekitar 50% kasus gangguan jiwa yang lazim luput dari perhatian petugas kesehatan

di pelayanan primer, dalam hal ini dokter umum. Pengelolaan gangguan tersebut tentunya tidak akan berjalan baik apabila kasusnya tidak dikenali. Untuk itu, dirasakan perlu untuk mengetahui kendala-kendala yang menjadi penyebab tidak terdeteksinya kasus gangguan jiwa yang lazim di pelayanan primer. Alasan dibalik tidak dikenalinya kasus-kasus tersebut kompleks. Penyebabnya bisa beraneka ragam, tetapi dapat dikelompokkan menjadi tiga hal, yaitu:

1. Pihak dokter Sebagian besar dokter hanya mendapatkan sedikit pelatihan psikiatrik formal. Pendidikan kedokteran umum hanya memberikan sedikit kurikulum pendidikan psikiatri, kurang dari 5% dari total pendididikan kedokteran. Selain itu, pada masa pendidikan tersebut, para mahasiswa lebih ba-nyak berhadapan dengan pasien psikotik yang dirawat inap dibanding dengan pasienpasien rawat jalan. Hal ini menyebabkan kurangnya kemam-puan mendiagnosis gangguangangguan jiwa yang ada di masyarakat. Para dokter di pusat pelayanan primer lebih terpaku pada gejala fisik yang ditampilkan oleh pasien saat berobat, yang seringkali memang

merupakan keluhan utama penderita gangguan depresi dan anxietas, sehingga se-ring terjadi salah diagnosis dan tidak adekuatnya terapi. Penyebab lain adalah adanya persepsi negatif mengenai gangguan jiwa. Para dokter khawatir pasien akan merasa dirinya aneh dan akan dikucilkan oleh masyarakat sekitar apabila ia didiag-nosis menderita gangguan jiwa. Terdapat pula persepsi negatif dokter berupa keraguan diagnosis psikiatrik karena dianggap tidak nyata mengingat tidak terdapat bukti-bukti obyektif, seperti pemeriksaan laboratorium atau EKG, sehingga mereka cenderung untuk mensomatisasi gejala yang dialami pasien. Persepsi negatif yang salah tentang terapi juga dapat mengacu pada pesimisme dalam mendiagnosis gangguan jiwa, karena dianggap bahwa pasien-pasien dengan gangguan jiwa tidak dapat sembuh dan tidak responsif terhadap terapi.

Anda mungkin juga menyukai