Anda di halaman 1dari 50

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Salah satu perkembangan yang menjadi perhatian pemerintah saat sekarang dibidang ekonomi adalah pengembangan industri, baik industri skala besar maupun kecil. Perhatian pemerintah terhadap sektor formal difokuskan pada industri nasional, sebab industri nasional akan menjadi sangat penting, Proses pembangunan industri diharapkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan produksi untuk kebutuhan di dalam negeri dan luar negeri serta kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi industri menuju taraf hidup yang lebih baik. Kemudian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perkapita, pemerataan pendapatan, membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan usaha informal. (Iskandar Ishak, 2008: 3). Pembangunan sektor industri ditujukan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata, dengan memanfaatkan dana,sumber daya alam, dan hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup, serta memperluas dan meratakan kesempatan kerja. Industri akan menjadi penggerak utama pengolahan sumber daya alam Indonesia yang merupakan alternatif penyediaan lapangan kerja, penggerak

pembangunan nasional dan menjadi ajang yang tepat bagi pengujian dan penerapan teknologi dalam upaya meningkatkan nilai tambah berupa pemanfaatan teknologi untuk mengolah hasil alam yang bernilai ekonomis. Adanya industrialisasi yang mengalami perkembangan cukup pesat telah membuka peluang untuk pengolahan sumber daya alam Indonesia, sehingga penyebaran lokasi industri keluar Jawa diarahkan untuk mendorong pusat pertumbuhan industri di daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai upaya pemerataan tempat kerja secara optimal. Salah satu daerah di luar pulau Jawa yang dikembangkan lokasi industrinya yaitu daerah Bengkulu, dalam bentuk pembangunan yaitu dengan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang merupakan suatu pola pengembangan usaha yang dikelolah rakyat untuk mewujudkan suatu perpaduan usaha dengan perbaikan keadaan sosial ekonomi peserta yang didukung oleh suatu sistem pengolahan usaha dengan memadukan berbagai kegiatan produksi, hasil dan pemasaran dengan menggunakan perusahaan besar (Sumber: Profil PTPN VII Nusantara). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat pembangunan industri karet yaitu pemerintahan pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah membangun perusahaan milik Negara yang dikelolah oleh rakyat yang berada di Desa Padang Pelawi yang bernama PTPN VII Nusantara, pendirian dan perkembangan perusahaan diharapkan mampu mendapatkan respon yang positif dari masyarakat sekitar pabrik khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.

Seiring dengan permasalahan di atas maka industrialisasi menjadi bagian yang penting untuk meningkatkan produksi secara nasional dalam peningkatan perluasan pengembangan industri besar yang berhasil mewujudkan sistem ekonomi yang kuat dan seimbang. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), disingkat PTPN VII dibentuk berdasarkan PP No. 12 Tahun 1996, tanggal 14 Febuari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan penggabungan kebun-kebun di Wilayah Lampung, Sumatra Selatan, dan Bengkulu dari eks PTP X, PTP XI, PTP XXIIII dan PTP XXXI. Perusahaan PTPN VII Nusantara ini berpusat di Daerah Bandar Lampung. Di masa depan industri menjadi sangat penting, karena fungsinya yang makin luas meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta menjadi kompleks karena keberadaan industri menyebabkan pandangan hidup masyarakat yang tradisional mengarah pada kehidupan yang modern, industri sebagai ladang penyedia lapangan kerja, penggerak pembangunan nasional dan sebagai penguji teknologi, tapi yang perlu dipertimbangkan adalah kerangka industri ini maksudnya yaitu keselarasan dengan upaya perlindungan lingkungan hidup karena bumi yang kita huni saat ini bukan hanya milik generasi masa kini, tapi juga diperuntukkan bagi generasi masa depan. Alasan yang mendasar peneliti melakukan penelitian dilokasi Desa Padang Pelawi karena Desa Padang Pelawi sebagai lokasi berdirinya pabrik karet PTPN

VII Nusantara. Minimal lokasi permukiman penduduk berada antara 1750-2000 meter dari pabrik karet. Baku mutu lingkungan, 2010. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/19/5930/3/06013495.pdf.txt). Namun keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara berada sekitar 300 m dari permukiman penduduk, sehingga keberadaan perusahaan ini dapat menimbulkan dampak yang negatif berupa pancemaran udara dan dampak positif berupa terbukanya lapangan pekerjaan. Dilihat dari kedua dampak tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di identifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah masyarakat di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja dapat menerima keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara? 2. Bagaimana keadaan lingkungan di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja semenjak berdirinya pabrik karet PTPN VII Nusantara? 3. Apakah keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara dapat menjamin kesejahteraan masyarakat di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja?

C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini dapat memperoleh jawaban yang dapat

dipertanggungjawabkan maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu pada : Persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah yaitu : Bagaimana persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi kecamatan Sukaraja. F.Manfaat Penelitian Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja, diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis a. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dalam pembelajaran mata kuliah Geografi Ekonomi mengenai persepsi

masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. b. Sebagai informasi aktual bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas masalah yang sama dalam penelitian lain. 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan pabrik karet PTPN VII Nusantara untuk lebih memperhatikan rakyat sekitar pabrik. b. Sebagai bahan evaluasi yang aktual bagi pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan peranannya di tengah masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi Masyarakat Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga mahluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu objek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci objek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataanya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya. Menurut Gulo (1982: 207) dalam Alex Sobur, 2009: 445, mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Persepsi adalah proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. (Gibson, 2010, defenisi persepsi. Http://depenisipersepsi).

Persepsi merupakan suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensuri) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan dilingkungannya (Eytonck, 1972,

pengertian persepsi. Http://www.infoskripsi.com/article.Pengertian persepsi). Menurut Pareek (1996) dalam Alex sobur, 2009: 451, proses persepsi, yaitu sebagai berikut : 1. Proses menerima rangsangan Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. 2. Proses menyeleksi rangsang Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Dua faktor yang menentukan rangsangan itu, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. a. Faktor-faktor intern yang mempengaruhi seleksi persepsi 1) Kebutuhan psikologis 2) Latar belakang 3) Pengalaman

4) Kepribadian 5) Sikap dan kepercayaan umum 6) Penerimaan diri b. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi persepsi 1) Intensitas 2) Ukuran 3) Kontras 4) Gerakan 5) Ulangan 6) Keakraban 7) Sesuatu yang baru B. Kelestarian Lingkungan Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernafas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.

10

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Rendra, 2010, lingkungan. Http://mari-menjaga-kelestarian-lingkungan-asri-dansehat-dengan-menanam-pohon/). Manusia sebagai punguasa lingkungan hidup dibumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, sering apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Bentuk kerusakan lingkungan hidup dari faktor manusia, antara lain :; 1. Terjadinya pencemaran (udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. 2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau system pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengerusakan hutan.

11

3.

Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Adapun Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup : a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) b. Pelestarian udara, dengan cara : 1). Menggalakkan penanaman seribu pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita 2). Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industry. 3). Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. c. Pelestarian hutan Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan : 1). Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. 2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

12

4). Menerapkan system tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan. 5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolohan hutan. d. Pelestarian laut dan pantai Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat di lakukan dengan cara : 1). Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. 2). Melarang pengambilan batu karang yang ada disekitar pantai maupun didasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. 3). Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainya dalam mencari ikan. 4). Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan. e. Pelestarian flora dan fauna Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah : 1). Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. 2). Melarang kegiatan perburuan liar.

13

3). Menggalakan kegiatan penghijauan. C. Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk di pandang dari sisi ketenaga kerjaan merupakan suplai bagi tenaga kerja di suatu Negara. Namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa menawarkan tenaganya dipasar kerja. Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 Tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 Tahun ke atas termasuk usia kerja. Namun sejak sensus penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 Tahun atau lebih. (Sumber :data statistik indonesia). Menurut Pasal 1 Huruf 2 UU No.13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja lokal adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, yang berasal dari atau berada di daerah sekitar yang melakukan kegiatan pekerjaan.

14

(Veronica, 2010, tenaga kerja. Http:// defenisi-tenaga-kerja.html). Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap produktivitas tenaga kerja : 1. Remunasi Merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tanaga kerja sebagai akibat dari prestasi yang telah diberikannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. 2. Pendidikan dan latihan Dipandang sebagai investasi di bidang sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari tenaga kerja. Yang berkaitan dengan berbagai dinamika dalam lingkungan perusahaan. Seperti perubahan produksi, teknologi dan tenaga kerja juga berkaitan dengan manfaat yang dapat dirasakannya. Pendidikan dan latihan tersebut di bedaakan dalam dua kelompok : a. Tenaga kerja operasional b. Tenaga kerja manajerial (Wordpress, 2010, tenaga kerja. Http:// pengertian-dan-faktor-faktor-yangmempengaruhi-produktifitas-kerja/). D. Pendapatan masyarakat

15

Dalam suatu kegiatan industri akan menimbulkan berbagai macam dampak bagi lingkungan sekitarnya, salah satu dampak yang dapat dilihat adalah dari segi pendapatan masyarakat sekitar perusahaan. Berdirinya suatu perusahaan industri akan menambah pendapatan masyarakat sekitar, misal : Warga membuka warung makan (penyedia barang) dan para pekerja perusahaan sebagai konsumen (pembeli) sehingga terjadi proses jual beli dan menghasilkan pendapatan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku standar akuntansi keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitasi, yang tidak berasal konstribusi penanaman modal. Sedangkan menurut accunting principle board diikuti oleh Theodorus Tuanokotta (1984:153) dalam buku teori akuntasi pendapatan adalah pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Selain itu Commite on acconting concept and standar dari AAA diikuti oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori akuntansi pendapatan adalah pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang di

16

transfer perusahaan kepada langganan-langganannya dalam jangka waktu tertentu. (Veronica, 2010, pendapatan. pengakuan-pendapatan.html).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

17

1. Tempat Penelitian Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara, dilakukan di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. 2.Waktu Penelitian Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara dilakukan pada bulan Januari hingga Februari. B. Metode Penelitian Penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja dilakukan dengan metode deskriptif dan penelitian kuantitatif. Metode deskiptif bertujuan memberikan gambaran atau suatu keadaan yang terjadi pada waktu sekarang sedangkan teknik penelitian kuantitatif bertujuan untuk menggambarkan data secara relatif. C. Definisi Operasional Variabel Menurut Wignjosoebroto (1983) dalam Suyanto dan Sutinah (2004:51), spesifikasi prosedur ini (yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya) disebut Definisi Operasional. Berkaitan dengan Definisi Operasional Variabel yang dimaksud

18

Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Pabrik Karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja adalah persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet. Dengan indikator yaitu Tanggapan, Penilaian, dan Reaksi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditafsirkan kesimpulannya (Sugiyono: 2010, 80). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh kepala keluarga masyarakat Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja yang berjumlah 1.130 kk.

Tabel 1 Jumlah KK di Desa Padang Pelawi N0 1 2 3 4 5 RT 01 02 03 04 05 Jumlah Kepala Keluarga 55 56 51 46 44

19

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 JUMLAH

47 45 44 55 53 51 52 45 48 49 52 50 56 48 45 47 56 35 1.130 KK

Sumber : Monografi Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma

2. Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini karena populasinya besar maka penulis

menggunakan penelitian sampel Non Probability yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel (Sugiyono: 2010,

20

84). Teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Sampling Insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono: 2010, 85). Dari jumlah populasi diatas dengan menggunakan teknik penarikan sampel menggunakan sistem Sampling Insidental, maka di peroleh sampel sebanyak 50 orang. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja, menggunakan teknik angket atau Kuesioner. Menurut Sugiyono (2010: 142) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Angket digunakan untuk mendapatkan data secara mendalam yang diambil secara langsung dari responden dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang sebelumnya sudah dipersiapkan. Adapun angket yang digunakan oleh peneliti yaitu angket tertutup yaitu pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono: 2010, 142).

21

Tabel 2 Kisi-kisi Angket Penelitian Variabel Persepsi Masyarakat Indikator 1. Tanggapan 2. Penilaian 3. Reaksi Jumlah Item 1,2,3,4,5,6,7, 8,9,10,11,12,13,14 15,16,17,18,19,20,21,22,23,24

Dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis skala pengukuran Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatife, yang dapat berupa kata-kata antara lain : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel 3 Skor Item Instrumen No 1 Kategori Sangat Setuju (SS) Skor Jawaban 5 4 3 2 1

2 Setuju (S) 3 Ragu-ragu (RG) 4 Tidak Setuju (TS) 5 Sangat Tidak Setuju (STS) (Sumber : Sugiyono, 2010: 94) F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh, dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Analisis ini untuk memperoleh gambaran tingkat

22

persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja. Untuk mengetahui persepsi masyarakat tersebut, maka digunakan rumus :

Skor Rata-rata Nilai = Skor Maksimal (Sudjana, 2005: 17) 81 100 % = Sangat Baik 61 80 % = Baik 41 60 % = Cukup 21 40 % = kurang Baik 0 - 20 % = Tidak Baik X 100%

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

23

A. Kondisi Geografis Wilayah penelitian Wilayah merupakan suatu daerah atau lingkungan kekuasaan pada lokasi tertentu yang mempunyai batas-batas administrasi yang telah ditentukan. Adapun kondisi wilayah di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma yaitu : 1. Letak Desa Desa Padang Pelawi berada di wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma dengan keadaan : Jarak Desa Padang Pelawi ke Ibu Kota Kecamatan Sukaraja adalah : 800 m. Jarak Desa Padang Pelawi ke Ibu Kota Kabupaten Seluma adalah : 37 km. Jarak Desa Padang Pelawi ke Ibu Kota Provinsi Bengkulu adalah : 28 km. Sedangkan wilyah Desa Padang Pelawi memiliki batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kayu Arang dan Desa Tabah. b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa BP II c. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Niur

24

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lubuk Sahung. Dlihat dari letak wilayah Desa Padang Pelawi yang berada tidak terlalu jauh dengan Ibu Kota Provinsi, maka dapat dilihat bahwa adanya interaksi yang cukup besar antara Desa Padang Pelawi dengan Kota Provinsi. 2. Luas Wilayah Luas Desa Padang Pelawi adalah 160.000 Ha, yang terdiri dari panjang 8 km dan lebar 2 km. Dengan penggunaan lahan sebagai berikut : Tabel 1 Penggunaan Lahan No 1 2 3 4 5 Penggunaan Lahan Perkebunan Ladang Sawah Pekarangan Lahan yang belum digunakan Jumlah
Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Luas Lahan 65. 906 Ha 450 Ha 250 Ha 300 Ha 93.094 Ha 160.000 Ha

Persen 41,19% 0,28% 0,15% 0,18% 58,18% 100%

3. Keadaan Alam Alam merupakan suatu unsur yang sangat penting bagi kehidupan, alam juga dapat menentukan cara atau tradisi mahluk hdup dalam mempertahankan kehidupan mereka. Seperti halnya di Desa Padang Pelawi yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

25

Desa Padang Pelawi mempunyai curah hujan sedang dan berada pada wilayah datar dan berbukit. Dengan keadaan alam yang mendukung pada areal ini dipergunakan masyarakat dan pemerintah sebagai areal perkebunan karet yang dapat dilihat dari adanya areal perkebunan yang luas di Desa Padang Pelawi. Keadaan air di Desa Padang Pelawi mudah didapatkan karena desa ini berada dekat dengan aliran sungai Siabun. 4. Sejarah Singkat Desa Padang Pelawi berasal dari nama Dusun Sakti yang dikepalai oleh seorang DePati yang merupakan Kepala Marga Andalas yang berkedudukan di Babatan pada Tahun 1982-1983 yang merupakan wilayah kerajaan Sriwijaya dengan seorang Ratu Sening Kenuhun. Dusun ini bernama Sakti Karena dahulu kala ada seorang perantau yang bernama Puyang Siap Melayang yang berilmu sakti tinggal di dusun tersebut. Dusun Sakti ini berada di dekat pinggiran lubuk jurang sungai Andalas. Namun pada hari Rabu tanggal 15 tahun 1960 dusun sakti berpindah ke pinggiran jalan karena ada pemberontakan dari Tentara hitam dan Dusun Sakti ini berubah nama menjadi Desa Padang Pelawi. Sejak tahun 1960 Desa Padang Pelawi telah mengalami pergantian pemimpin/Kepala Desa sebanyak 6 kali, yaitu :

26

a. Ismail Tahun 1960 1971 b. Abdul Kadir Tahun 1972 1982 c. RifaI Dahari menjabat 2 Periode dari Tahun 1883 1998 d. Ahmad Junaidi Tahun 1999 2007 e. Delnggit Ginting memimpin tahun 2008 sampai dengan sekarang.

5.

Penduduk Penduduk Desa Padang Pelawi berjumlah = 4.083 jiwa, yang terbagi dalam = 1.130 kk. a. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tabel 2 Penduduk Menurut umur No 1 2 3 4 5 Umur 0-4 5-14 15-24 25-54 55 keatas Jumlah Frekuensi 138 915 1.690 1.080 260 4.083 Persentase 3,37% 22,40% 41,39% 26,45% 6,36% 100 %

Sumber, monografi Desa Padang Pelawi

27

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tabel 3 Penduduk menurut mata pencaharian No 1 2 3 4 5 Jenis Mata Pencaharian Petani Pedagang Pegawai Negeri Sipil Tukang Bangunan/meuble Buruh Jumlah Jumlah (kk) 339 113 56 57 565 1.130 kk Persen 30% 10% 4,95% 5% 50% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Desa Padang Pelawi merupakan wilayah perkebunan yang sangat luas sehingga dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa masyarakat Desa Padang Pelawi pada umumnya bekerja sebagai buruh dan petani.

c. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan pada abad sekarang ini, karena setap manusia ingin mengikuti perubahan dan

28

perkembangan zaman yang semakin canggih. Seperti halnya masyarakat Desa Padang Pelawi yang semakin sadar akan kebutuhan pendidikan yang semakin penting. Adapun table data penduduk Desa Padang Pelawi menurut pendidikan dan jenis kelamin, yaitu :

Tabel 4 Penduduk menurut pendidikan No 1 2 3 4 5 6 Tingkat Pendidikan Buta huruf Tidak tamat SD Tamat SD SLTP SLTA AK/PT Jumlah Frekuensi 241 164 966 1.524 938 250 4083 Persen 6% 4% 24% 37% 23% 6% 100%

Sumber, Monografi Desa Padang Pelawi

Dilihat dari table diatas, dapat dikatakan bahwa pendidikan di Desa Padang Pelawi sudah cukup baik karena sebagian besar masyarakat Desa Padang Pelawi adalah tamatan SLTP keatas.

d. Jumlah Penduduk Menurut Kepercayaan Manusia adalah mahluk social yang saling ketergantungan satu sama lannya, seperti kata yang tertera dalam Bhineka Tunggal Ika

29

walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua . Begitulah yang diterapkan di Desa Padang Pelawi yang menganut 3 (tiga) kepercayaan yang berbeda, meskipun demikian masyarakat Desa Padang Pelawi tetap menjalin persaudaraannya dengan baik tanpa memandang suku, ras, maupun agama.

Tabel 5 Penduduk menurut kepercayaan No 1 2 3 4 5 Kepercayaan yang dianut Islam Prostestan Katolik Hindu Budha Jumlah Jumlah (Jiwa) 3.266 806 11 4.083 Persen 80% 18% 2% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

30

Masyarakat Desa Padang Pelawi pada umumnya beragama Islam yang terdiri dari Islam 3.266 jiwa, Protestan ada 806 jiwa, dan Katolk ada 11 jiwa.

6. Kondisi Usaha Tani Human religion tidak dapat terlepas dari pengaruh geografi. Usaha pertanian yang dilakukan sangat berkaitan dengan topografi wilayah daerah masing-masing, seperti halnya di Desa Padang Pelawi yang memiliki topografi yang datar dan berbukit, sangat cocok untuk daerah perkebunan.

Tabel 6 Lahan menurut jenis pemanfaatannya No 1 2 3 Jenis Pemanfaatan Sawah Tegalan/Ladang Kebun Luas Lahan (Ha) 250 Ha 155 Ha 31.467 Ha Persen 0,8% 0,5% 98%

31

Kolam Jumlah

15 Ha 31.887 Ha

0,4% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Lahan yang ada di Desa Padang Pelawi pada umumnya dimanfaatkan sebagai areal perkebunan yaitu seluas 31.467 ha, sawah 250 ha, ladang 155 ha, dan kolam seluas 15 ha. a. Jumlah Ternak yang Diusahakan Tabel 7 Ternak yang diusahakan No 1 2 3 4 5 6 Jenis Ternak Ayam Kambing Sapi Kerbau Itik Angsa Jumlah Jumlah (Ekor) 9.826 550 300 275 157 120 11.228 Persentase 86% 5% 3% 2% 1% 1% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Dilihat dari tabel di atas, pada umumnya masyarakat Desa Padang Pelawi banyak yang berternak ayam yaitu 9.826 ayam, 550 kambing, 300 sapi, 275 kerbau, 157 itik, dan 120 angsa.

32

7. Kondisi Sosial Ekonomi a. Sarana Tempat Ibadah Tabel 8 Jumlah sarana tempat ibadah No 1 2 3 Jenis Sarana Ibadah Masjid Mushola Gereja Jumlah Jumlah 2 5 7 Persen 29% 71% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Dilihat dari jumlah sarana dan prasarana ibadah yang ada di Desa Padang Pelawi, dapat dikatakan bahwa sebagian besar masyarakat Desa Padang Pelawi beragama Islam.

b. Sarana Umum Lainnya Tabel 9 Jumlah sarana umum lainnya No 1 2 3 4 5 6 Jenis Sarana Gedung SD Gedung SLTA Balai Desa Pos Kamling KUD/UPKD Lapangan Desa Jumlah 1 1 1 10 1 Persentase
7% 7% 7% 67% 7%

33

7 8 9 10

Pasar Pabrik Rumah Bidan Puskesmas Jumlah

1 15

7% 100%

Sumber Monografi Desa Padang Pelawi

Jika dilihat dari sarana dan prasarana umum yang ada di Desa Padang Pelawi, dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan di Desa Padang Pelawi terbilang aman karena di Desa ini memiliki pos kamling sebanyak 10 unit. Sedangkan dilihat dari pendidikan sudah memadai, mempunyai gedung SD 1 dan gedung SLTA 1 unit.

B. Deskripsi Data dan Pembahasan Pada bagian ini penulis akan menyajikan deskripsi data dan pembahasan yang berupa Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Pabrik Karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yang menggunakan skala pengukuran Likert, dimana setiap jawaban diberi skor 1-5. Dari data yang berhasil penulis kumpulkan melalui pengisian angket diperoleh gambaran hasil penskoran angket di bawah ini :

34

Tabel 10 Analisis data tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumlah 32 32 28 30 32 30 32 30 27 27 30 31 34 34 28 32 24 26 28 32 33 32

35

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah Xi X = n Ket : X Xi : Mean (Rata-rata) : Jumlah Skor = 50 1.492 = 29,84

24 29 34 26 25 27 30 29 25 30 28 31 25 32 29 33 27 25 25 30 29 34 34 35 34 34 30 34 1.492

36

: Jumlah Responden

Skor Rata-rata Nilai = Skor Maximal 29,84 = 35 Tabel 11 Distribusi frekuensi persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara
No 1 2 3 4 5 Kelasa Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Frekuensi 148 148 36 11 343 Persen 43% 43% 11% 3% 100%

X 100 %

X 100 % = 85,25%

Diolah dari hasil penelitian

Pada tabel di atas, terlihat bahwa 43% responden menjawab sangat setuju, 43% responden menjawab setuju, 11% menjawab ragu-ragu dan 3% menjawab tidak setuju pada indikator tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma., Dari analisis data (lihat tabel 10) diperoleh skor tertinggi dari indikator tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah sebesar 35 dan skor terendah

37

adalah 24. Perbandingan antara skor rata-rata dan skor maksimal adalah 85,25%. Maka tingkat pemahaman responden pada indikator tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Seluma termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan pendapat sudjana (2005), yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman antara 81-100% termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 12 Analisis penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Skor 22 27 22 27 25 20 22 24 23 22 24 23 24 25 17 25 18 20 19 29 29

38

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah Xi X = n = 50 1.185 = 23,7

25 18 14 25 20 23 14 19 24 30 26 23 26 22 31 24 24 28 25 26 29 27 23 26 24 25 26 26 25 1.185

Ket : X = Mean Rata-rata

39

xi n

= Jumlah Skor = Jumlah Responden Skor Rata-rata

Nilai

= Skor Maximal 23,7 = 35 = 67,71 %

X 100 %

X 100 %

Tabel 13 Distribusi frekuensi persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara
No 1 2 3 4 5 Kelasa Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Frekuensi 56 114 96 58 21 345 Persen 16% 33% 28% 17% 6% 100%

Diolah dari hasil penelitian

Pada tabel di atas, terlihat bahwa 16% responden menjawab sangatsetuju, 33% responden menjawab setuju, 28% menjawab ragu-ragu, 17% menjawab tidak setuju, 6% menjawab sangat tidak setuju pada indikator penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Dari analisis data (lihat tabel 12) diperoleh skor tertinggi dari indikator penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII

Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah

40

sebesar 31 dan skor terendah adalah 14. Perbandingan antara skor rata-rata dan skor maksimal adalah 67.71%. Maka tingkat pemahaman responden pada indikator penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Seluma termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005), yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman antara 61-80% termasuk dalam kategori baik.

Tabel 14 Analisis data reaksi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah 37 41 42 46 39 36 38 41 37 34 42 40 37 37 32 34 30 27 30 39

41

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah Xi X = n Ket : X : Mean (Rata-rata) = 50 1.812 = 36,24

39 40 27 31 39 30 31 24 28 37 44 36 45 42 31 34 36 36 34 36 32 41 37 35 37 38 37 37 39 40 1.812

42

Xi n

: Jumlah Skor : Jumlah Responden

Skor Rata-rata Nilai = Skor Maximal 36,24 = 50 = 72,48 % Tabel 15 Distribusi frekuensi persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara
No 1 2 3 4 5 Kelasa Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Frekuensi 119 189 81 73 28 490 Persen 24% 39% 16% 15% 6% 100%

X 100 %

X 100 %

Diolah dari hasil penelitian

Pada tabel di atas, terlihat bahwa 24 % responden menjawab sangat setuju, 39% responden menjawab setuju, 16% responden menjawab ragu-ragu, 15% responden menjawab tidak setuju dan 6% responden menjawab sangat tidak setuju. Dari analisis data (lihat tabel 14) diperoleh skor tertinggi dari indikator reaksi

masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah sebesar 46 dan skor terendah

43

adalah 24. Perbandingan antara skor rata-rata dan skor maksimal adalah 72,48%. Maka tingkat pemahaman responden pada indikator reaksi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Seluma termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005), yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman antara 61-80% termasuk dalam kategori baik.

Tabel 16 Analisis data jawaban responden Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah 91 100 92 103 96 86 92 95 87 83 96 94 95 96 77 91 72 73

44

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah Xi X = n Ket : = 50 4.495 = 89,9

77 100 101 97 69 79 98 85 78 72 73 81 92 100 89 102 89 94 87 93 91 84 87 91 96 94 95 96 97 97 95 99 4.495

45

X Xi n

: Mean (Rata-rata) : Jumlah Skor : Jumlah Responden

Skor Rata-rata Nilai = Skor Maximal 89,9 = 120 = 74,91 % Tabel 17 Distribusi frekuensi persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara
No 1 2 3 4 5 Kelasa Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Frekuensi 323 451 213 142 49 1.178 Persen 27% 38% 18% 12% 4% 100%

X 100 %

X 100 %

Diolah dari hasil penelitian

Pada tabel di atas, terlihat bahwa 27% responn menjawab sangat setuju, 38% responden menjawab setuju, 18% menjawab ragu-ragu, 12% menjawab tidak setuju dan 4% menjawab sangat tidak setuju. Dari analisis data (lihat tabel 16) diperoleh skor tertinggi dari variabel persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah sebesar 102 dan skor terendah adalah 69. Perbandingan antara skor rata-rata

46

dan skor maksimal adalah 74,91%. Maka tingkat pemahaman responden pada variabel persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Seluma termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005), yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman antara 61-80% termasuk dalam kategori baik.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian in akan dideskripsikan hasil dan pembahasan mengenai Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Pabrik Karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil persepsi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah 74,91%, jika dilihat pada kriteria interpretasi skor jawaban maka skor yang didapat adalah Baik. Dengan Rincian hasil penelitian setiap indikator sebagai berikut : 1. Tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah

47

85,25%, jika dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor, terletak pada rentang 81-100 % berarti mempunyai kategori sangat baik. 2. Penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah 67,71%, jika dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor, terletak pada rentang 61-80 % bararti mempunyai kategori baik. 3. Reaksi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah 72,48%, jika dikonsultasikan dengan kriteria interpretasi skor, terletak pada rentang 61-80 % berarti mempunyai kategori baik. Sesuai dari teori yang ada bahwa manusia tidak bisa lepas dari lingkungannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung ataupun tidak langsung. Lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Veronica, 2010. Kelestarian lingkungan. Http:// mari-menjaga-kelestarianlingkungan-asri-dan-sehat-dengan-menanam-pohon/). Hal ini penting agar tidak terjadinya kerusakan lingkungan di Desa Padang Pelawi akibat proses pengolahan karet oleh PTPN VII Nusantara.

48

Jadi jika dilihat dari hasil penelitian diatas maka dapat diketahui bahwa belum atau tidak terjadi kerusakan lingkungan di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma akibat dari berdirinya pabrik karet PTPN VII Nusantara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Pabrik Karet PTPN VII Nusantara 74,91% adalah Baik. Dengan rincian indikator sebagai berikut :

49

1. Tanggapan masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma adalah sangat baik yaitu 85,25% masyarakat Desa Padang Pelawi sangat setuju terhadap pabrik karet PTPN VII Nusantara. 2. Penilaian masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara yaitu 67,71% adalah baik yang berarti masyarakat menilai positif dengan keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma. 3. Reaksi masyarakat tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara yaitu 72,48% adalah baik, yang berarti reaksi masyarakat Desa Padang Pelawi

tentang keberadaan pabrik karet PTPN VII Nusantara di Desa Padang Pelawi mendapatkan nilai positif. Pabrik karet PTPN VII Nusantara merupakan perkebunan yang menyerap banyak tenaga kerja sehingga dengan adanya perusahaan ini dapat mengurangi jumlah pengangguran di Negara Indonesia, selain itu pabrik karet PTPN VII Nusantara ini juga mempunyai dampak yang negatif yaitu pencemaran lingkungan di Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma yang mana jika pencemaran ini terus dibiarkan akan dapat merusak kelangsungan hidup nantinya.

B. Saran

50

Dari kesimpulan penelitian diatas maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut : 1. Disarankan kepada pihak Pemerintah Desa Padang Pelawi dan lembagalembaga swadaya masyarakat ataupun organisasi-organisasi yang terkait, agar tidak bosan-bosannya memberikan informasi-informasi bagi masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan serta pembinaan dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap tujuan dan manfaat lingkungan. 2. Kepada pihak Pemerintah Kabupaten Seluma, agar memberikan penyuluhan tentang dampak kerusakan lahan yang diakiibatkan oleh kegiatan pengolahan pabrik karet. 3. Kepada masyarakat Desa Padang Pelawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma diharapkan agar lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar agar terhindar dari kerusakan 4. Kepada pihak pengelolah pabrik karet PTPN VII Nusantara agar lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat Desa Padang Pelawi.

Anda mungkin juga menyukai