Anda di halaman 1dari 10

Hiperglikemia Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah daripada rentang kadar puasa normal 80-90 mg/dl darah,

atau rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Elizabeth J. Corwin, 2001) Hiperglikemi terjadi ketika glukosa tidak dapat dikirimkan ke sel-sel karena kurangnya insulin . Tanpa adanya karbohidrat untuk bahan bakar selular , hepar akan mengubah simpanan glikogennya menjadi glukosa ( glikogenesis ) dan peningkatan biosintesis glukosa. Namun begitu respon ini akan memburuk situasi dangan meningkatkan kadar glukosa darah semakin tinggi . 2.2.2 Etiologi

1. Penyebab tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan penting. 2. Pengangkatan pancreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau langerhans. 3. Faktor predisposisi herediter, obesitas. 4. Faktor imunologi; pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Respon ini merupakan repon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing 5. Stres yang ekstrim Info dahsyat klik DISINI 2.2.3 Manifestasi Klinis

Gejala awal umumnya yaitu ( akibat tingginya kadar glukosa darah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 2.2.4 Polipagi. Polidipsi Poliuri. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering Rasa kesemutan, kram otot Visus menurun Penurunan berat badan Kelemahan tubuh dan luka yang tidak sembuh-sembuh. Komplikasi

Komplikasi hiperglikemi dibagi menjadi 2 kategori yaitu : 1. Komplikasi akut 1. Komplikasi metabolic

a) b) c) d)

Ketoasidosis diabetic Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik Hipoglikemia Asidosis lactate 1. Infeksi berat 2. Komplikasi kronik 1. Komplikasi vaskuler

a) b)

Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer Mikrovaskuler : retinopati, nefropati 1. Komplikasi neuropati : neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler. 2. Campuran vascular neuropati : ulkus kaki 3. Komplikasi pada kulit

2.2.5

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis dapat dibuat dengan gejala-gejala diatas + GDS > 200 mg% (Plasma vena). Bila GDS 100-200 mg% perlu pemeriksaan test toleransi glukosa oral. Kriteria baru penentuan diagnostik DM menurut ADA menggunakan GDP > 126 mg/dl. Info dahsyat klik DISINI 2.2.6 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropati. Ada 4 komponen dalam penatalaksanaan hiperglikemia : 1. Diet 1. Komposisi makanan : Karbohidrat = 60 % 70 % Protein = 10 % 15 % Lemak = 20 % 25 %

1. Jumlah kalori perhari a) b) Antara 1100 -2300 kkal Kebutuhan kalori basal :

laki laki : 30 kkal / kg BB Perempuan : 25 kkal / kg BB 1. Penilaian status gizi : BB BBR = x 100 %TB 100 Kurus : BBR 110 % Obesitas bila BBRR > 110 % Obesitas ringan 120% 130 % Obesitas sedang 130% 140% Obesitas berat 140% 200% Obesitas morbit > 200 % Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah : Kurus : BB x 40 60 kalori/hari Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari Gemuk : BB x 20 kalori/hari Obesitas : BB x 10 15 kalori/hari 1. Latihan jasmani 2. Penyuluhan Dilakukan pada kelompok resiko tinggi : 1) 2) Umur diatas 45 tahun Kegemukan lebih dari 120 % BB idaman atau IMT > 27 kg/m

3) 4) 5)

Hipertensi > 140 / 90 mmHg Riwayat keluarga DM Dislipidemia, HDL 250 mg/dl

6) Parah TGT atau GPPT ( TGT : > 140 mg/dl 2200 mg/dl), glukosa plasma puasa derange / GPPT : > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl) 1. Obat berkaitan Hipoglikemia 1) a) b) c) d) e) Obat hipoglikemi oral : Sulfoniluria : Glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimeperide, glipizid Biguanid ( metformin ) Hon su insulin secretagogue ( repakglinide, natliglinide Inhibitor glucosidase Tiosolidinedlones

Info dahsyat klik DISINI 3.2.2 Diagnosa dan Rencana Keperawatan

1. Defisit volume cairan b.d diuresis osmotic akibat hiperglikemia Batasan karakteristik: 1) 2) 3) 4) Peningkatan urin output Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit buruk. Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill.

Kriteria Hasil: 1) Tanda vital stabil (nadi 80-88 x/menit, tekanan datrah 100-140/80-90 MmHg, suhu tubuh 36,5-37,40C, respiratory rate 20-22 x/menit) 2) 3) Nadi perifer teraba pada arteri radialis, arteri brakialis, arteri dorsalis pedis. Turgor kulit dan capillary refill baik dibuktikan dengan capillary refill kurang dari 2 detik

4) Keluaran urine dalam kategori aman (lebih dari 100cc/hari sampai batas normal 1500cc1700cc/hari) 5) Kadar elektrolit urin dalam batas normal dengan nilai natrium 130-220meq/24 jam, kalium 25-100 meq/24 jam, klorida 120-250 meq/liter, magnesium 1,2-2,5 mg/dl INTERVENSI Pertahankan untuk memberikan cairan 1500-2500 ml atau dalam batas yang dapat ditoleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan Pantau masukan dan pengeluaran, catat berat jenis urin RASIONAL Mempertahankan komposisi cairan dalam tubuh, volume sirkulasi dan menghindari over load jantung

Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti dan membaiknya fungsi ginjal Pantau tanda-tanda vital, catat Penurunan volume cairan darah adanya perubahan tekanan darah (hipovolemi) akibat dieresis osmosis dapat dimanifestasikan oleh hipotensi, takikardi, nadi teraba lemah Pantau suhu, warna, turgor kulit, Dehidrasi yang disertai demam dan kelembabannya akan teraba panas, kemerahan, dan kering di kulit. Sedangkan penurunan turgor kulit sebagai indikasi penurunan volume cairan pada sel Pantau nadi perifer, pengisian Nadi yang lemah, pengisian kapiler, turgor kulit dan kapiler yang lambat sebagai membrane mukosa indikasi penurunan cairan dalam tubuh. Semakin lemah dan lambat dalam pengisian, semakin tinggi derajat kekurangan cairan 1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak cukupan insulin Batasan Karakteristik : 1) 2) 3) 4) Berat badan tidak normal (lebih rendah 10% dari berat badan ideal) Lingkar lengan < 10 cm Kelemahan, mudah lelah, tonus otot buruk Kadar gula darah > 150 mg/dl

Kriteria hasil: 1) 2) 3) 4) 5) Pasien tidak lemah atau penurunan tingkat kelemahan Peningkatan berat badan atau berat badan ideal/normal Lingkar lengan meningkat atau mendekati 10 cm Nilai laboratorium hemoglobin untuk pria 13 -16 gr/dl, untuk wanita 12-14 gr/dl GDS 60-110 mg/.dl, kolesterol total 150-250 mg/dl, protein total 6-7 gr/dl

INTERVENSI Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan teknik intravena secara intermitten atau secara kontinyu

RASIONAL Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan ke dalam sel, pemberian melalui intravena merupakan rute pilihan utama karena absorbs dari jaringan sub kutan mungkin tidak menentu/sangat lambat Berikan diet 60% karbohidrat, Intake kompleks 20% protein, dan 20% lemak dan karbohidrat(jagung, wortel, brokoli, penataan makan dan pemberian buncis, gandum) berdampak pada makanan tambahan penekanan kadar glukosa darah, kebutuhan insulin, menurunkan kadar kolesterol, dan meningkatkan rasa kenyang Timbang berat badan atau ukur Mengkaji indikasi terpenuhinya lingkar lengan setiap hari sesuai kebutuhan nutrisi dan menentukan indikasi jumlah kalori yang harus dikonsumsi Libatkan keluarga pasien dalam Meningkatkan partisipasi keluarga memantau waktu makan, jumlah dan mengontrol masukan nutrisi nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel Pantau tanda-tanda hipoglikemi Karena metabolism karbohidrat (perubahan tingkat kesadaran, mulai terjadi, gula darah akan kulit lembab/dingin, denyut nadi berkurang dan sementara pasien cepat, lapar, peka rangsang, tetap diberikan insulin maka cemas, sakit kepala, pusing) hipoglikemi dapat terjadi Pantau pemeriksaan laboratorium Gula darah akan menurun perlahan seperti glukosa darah, aseton, pH, dengan penggunaan terapi insulin dan HCO3 terkontrol. Dengan pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat

masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber kalori. Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai indikasi kelebihan bahan keton. 1. Resiko infeksi b.d kadar glukosa darah tinggi Batasan karakteristik : 1) 2) 3) 4) 5) Angka leukosit > 11.000 ul Suhu tubuh kadang mengalami periode naik dari 370C Akral teraba hangat/panas GDS > 150 gr/dl Glukosa urin positif

Kriteria hasil 1) Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi seperti rubor, calor, dolor, tumor, fungtioleisa, dan angka leukosit dalam batas 5000-11000ul 2) 3) 4) Suhu tubuh tidak tinggi (36,50C 370C) Kadar GDS 60-100 mg/dl Glukosa urin negative RASIONAL Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu memindahkan ke dalam sel, pemberian melalui intravena merupakan rute pilihan utama karena absorbs dari jaringan sub kutan mungkin tidak menentu/sangat lambat Gula darah akan menurun perlahan dengan penggunaan terapi insulin terkontrol. Dengan pemberian insulin dosis optimal glukosa dapat masuk ke dalam sel dan digunakan untuk sumber

INTERVENSI Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan teknik intravena secara intermitten atau secara kontinyu

Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glukosa darah, aseton, pH, dan HCO3

kalori. Peningkatan aseton, pH, dan HCO3 sebagai indikasi kelebihan bahan keton. Libatkan keluarga pasien dalam Meningkatkan partisipasi memantau waktu makan, jumlah keluarga dan mengontrol nutrisi masukan nutrisi sesuai dengan kemampuan untuk menarik glukosa dalam sel 1. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual (penglihatan, pendengaran) b.d perubahan kimia endogen (ketidakseimbangan glukosa-insulin dan elektrolit) Batasan karakteristik : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Pasien mengeluh penglihatannya kabur atau diplopia Visus dengan snellen card kurang dari 6 meter Pasien mengeluh kepalanya pusing Pasien mengeluh telinganya berdenging atau tidak jelas mendengar Pasien mengeluh letih, pelupa Nilai laboratorium natrium darah < 135 meq/dl Kalsium darah < 3,5 meq/l Klorida darah < 100 meq/l

Kriteria evaluasi 1) 2) Pasien tidak mengeluh penglihatannya kabur/diplopia lagi Visus 6/6

3) Nilai laboratorium terkait eksitasi persarafan dalam batas : natrium 135-147 meq/l, kalsium darah 9-11 mg/dl, kalium darah 3,5-5,5 meq/l, klorida darah 100-106 meq/l INTERVENSI Pastikan akses penggunaan alat bantu sensori , seperti alat bantu dengar, dan kacamata Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi dan RASIONAL Meningkatkan pendengaran dan penglihatan yang masih tersisa Meningkatkan keamanan pasien untuk beraktivitas. Aktivitas dapat

secara bertahap dinaikkan derajatnya Buat jadwal intervensi keperawatan bersama pasien agar tidak mengganggu waktu istirahat pasien Pantau tanda-tanda vital dan status mental

meningkatkan sirkulasi dan fungsi jantung Meningkatkan tidur dapat menurunkan rasa letih dan dapat memperbaiki daya fikir Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal, seperti suhu yang meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental Meningkatkan eksitasi persarafan dan mencegah kelebihan elektrolit Ketidakseimbangan nilai laboratorium ini dapat menurunkan fungsi mental

Pantau pemasukan elektrolit melalui makanan maupun minuman Pantau nilai laboratorium seperti glukosa darah, elektrolit, ureum kreatinin

1. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolic Batasan karakteristik : 1) 2) 3) 4) Pasien mengeluh badannya terasa lemah Skor kekuatan otot ekstremitas baik kanan dan kiri, atas maupun bawah kurang dari 4 Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan harian seperti mandi, gosok gigi, berjalan Pasien terlihat terhuyung atau mau jatuh saat berdiri

Kriteria hasil : 1) 2) 5 5 5 5 3) Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas seperti mampu berdiri dan berjalan INTERVENSI RASIONAL Buat jadwal perencanaan dengan Aktivitas akan lebih terarah dan pasien dan indikasi aktivitas yang menghindari kelelahan yang Pasien mengatakan badannya tidak lemah lagi Skor kekuatan otot ekstremitas kanan, kiri, atas, serta bawah 5

menimbulkan kelelahan Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa diganggu Tekankan pentingnya mempertahankan periksaan gula darah setiap hari Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas Pantau aktivitas pasien dan jumlah bahan energy yang masuk

berlebihan Memberi kesempatan untuk mencukupkan produksi energi untuk aktivitas Membantu menciptakan gambaran nyata dari produksi energy metabolic dari unsur glukosa Mengindikasikan tingkat pemenuhan energi dengan tingkat aktivitas Aktivitas yang tidak sesuai dengan jumlah energi yang mempu diproduksi pasien dapat meningkatkan kelelahan

Anda mungkin juga menyukai