Anda di halaman 1dari 2

Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu, bukan hanya ilmu tetapi berbagai pengalaman juga bisa kita

dapatkan di sini. Senang, sedih, duka, bahagia dan segala rassa lainnya tercipta di sini. Begitupun dengan persahabatan, persahabatan yang ku alami terkadang menyenangkan bahkan ada pula yang menyakitkan. Yah,menurutku mungkin inilah yang yang dinamakan masa remaja, penuh denagan problema didalamnya. Arti dari sebuah persahabatan menurutku adalah proses dimana antar individunya melengkapi satu sama lain, mengisi kekurangan dan saling mengingatkan dikala kita berbuat kesalahan. Aku remaja yang saat ini berusia 16 tahun, 9 Desember nanti usiaku genap 17 tahun aku adalah anak yang egois tapi dibalik sikap egoisku tersimpan prinsip dan pendirian yang teguh. Nama lengkapku Muhammad Faisal Firdaus biasa dipanggil Daus. Berkulit kekuningan, walau tidak sekuning orang Cina lebih tepatnya kuning Jawa. Memiliki postur tubuh yang tinggi sekitar 172 cm. Berkumis tipis dan memiliki lesung pipi sebelah kanan, katanya lesung pipi ini yang dibilang orang-orang membuat penampilanku menjadi lebih manis, hahahah entahlah. Cerita ini aku mulai dari suatu Persahabatan antara 3 orang yang memiliki watak dan prinsip yang berbeda, dimana setiap anggotanya memeiliki perasaan yang bisa dibilang kurang menyukai antar anggota dari persahabatan itu. Tetapi mereka mampu menjalani persahabatan kurang lebih hampir satu tahun. Mereka sangat akur karena selalu bersama setiap saat. Walau bukan dari kecil persahabatan mereka bina, tetapi sudah terlihat atmosfer yang tampak dari mereka layaknya keluarga. Suasana kelas yang ramai saat pulang sekolah menjadi hal yang wajar di setiap sekolah. Jam sesudah pulang sekolah aku habiskan dengan berkumpul bersama teman-temanku. Kebersamaan inilah yang membuat persahabatan semakin erat. Dimulai saat pertengahan Semester II saat itu aku, Anis, dan Zaenudin sedang berbincangbincang mengenai ulangan PKN besok. Duh bagaimana ini, besok ada ulangan PKN ya? ujarku sambil memasang muka kusut menatap gadis bermata sipit mirip orang korea yang merupakan salah satu sahabatku bernama Anis. Iya nih gimana? Sudah pemberitahuannya mendadak, belum lagi PR Fisika segudang sahut anis dengan muka kebingungan. Tenang sajalah tinggal belajar menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan belajar dengan sungguh-sungguh. Jawab Zaenudin seorang yang berperawakan besar berkulit kehitaman dan memiliki bulu jenggot serta kumis yang panjang dengan santai agak meremehkan. Wah yakin benar kau Ned tanyaku. Yaiyalah PKN ini jawabnya lagi dengan ucapan sombongnya Malamnya aku mulai kebingungan antara mengerjakan tugas Fisika atau ulangan PKN sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengerjakan soal-soal Fisika. Setelah itu aku langsung menghafal pelajaran PKN yang merupakan BAB yang akan diulangankan tapi nihil aku sangat lemah dalam peljaran menghafal. Entah mengapa pikiran kotor keluar dari benakku untuk berbuat curang saat ujian nanti. Aku ambil secarik kertas dari tasku kemudian merangkum beberapa materi dari buku pada secarik kertas kecil, besoknya waktu ujianpun dimulai aku gugup dan mulai hilang konsentrasi untuk mengerjakan soalsoal ulangan. Akhirnya aku buka kertas kecil itu dan segera menyalin di kertas jawaban untungya

perbuatan curangku tak diketahui oleh guru dan teman-temanku melainkan teman sebelahku Zaenudin. Tibalah waktu istirahat. Aku mengobrol dengan Anis tentang ulangan PKN yang tadi. Eh Us gimana soal ulangan yang tadi bisa berapa? tanyanya padaku Alhamdulilah bisa semua Nis, tapi? Tapi kenapa Us? mukanya semakin heran padaku. Tapi boong Nis! sambil tertawa melihat Anis tertipu. Oh iya Juned dimana? tanyaku padanya lagi. Aku tak tau, mungkin sedang dikantin? jawabnya menebak-nebak. Tumben gak ikut gabung? Biasanya kan dia bareng terus sama kita-kita. Sedikit heran dibuatnya. Us pulang sekolah aku pengen cerita sama kamu tentang si Juned? tanyanya dengan muka yang sedikit berbeda tidak seperti biasanya. Masalah apa sih Nis?.. Cerita sekarang saja! keheranan. Tentang sikapnya itu loh? muka geram Ohh maslah itu, asal kamu tau saja Nis bukan cuma kamu yang benci sama dia tapi kebanyakan dari murid-murid di kelas inipun sama. Akupun yang lebih dahulu kenal dia daripada kamu masih aku pendam perasaan tidak enak ini. Jadi kamu bersabar aja ya Nisa. Sahutku sambil menasehatinya. Tapi kan se tdaknya hargai perasaan cewek, masa karena hal kecil aku dibilang idiot!

Anda mungkin juga menyukai