Anda di halaman 1dari 18

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Definisi
Whaley dan Wong (2000), Pertumbuhan suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sehingga berhubungan dengan perubahan kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran. # Definisi Anak menurut UU Kesejahteraan, Perlindungan, dan Pengadilan anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang amsih dalma kandungan # Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979: Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut. # Menurut buku keperawatan anak Anak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Tahapan Tumbuh Kembang Anak


Usia Usia Usia Usia 0-3 bulan Belajar mengangkat kepala Tersenyum Memegang sesuatu Bereaksi terhadap bunyi atau menoleh Mengenal ibunya dengan melihat,mencium dan mendengar 3-6 bulan Telungkup dan terlentang Mengangkat kepala setinggi 90 Suka menggenggam sesuatu Memegang tangannya sendiri Berusaha memperluas pandangan Suara tinggiatau memekik 6-9 bulan Duduk merangkak Merangkak meraih mainana Bersuara tanpa arti Bermain tepuk tangan/ciluk ba Bergembira dengan melempar benda Makan kue sendiri 9-12 bulan Belajar berdiri dngan berpeganggan dikursi Dapat berjalan dengan di tuntun dengan menggenal anggota keluarga Senang diajak bermain ciluk ba

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Usia Usia Usia Usia

12-18 bulan Minum dari gelas Berdiri sendiri tanpa berpeganggan Memanggil ayah dengan kata papa memanggil ibu dengan kata mama Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis Memoerlihatkan rasa cemburu 18-24 bulan Belajar makan sendiri Berjalan tanpa teruyung-uyung Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka Meniru pekerjaan orang dewasa 2-3 Tahun Belajar meloncat, memanjat dan melompat dengan satu kaki Mampu menyusun kalimat Mecoret-coret dengan pensil pada kertas Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Melepas pakaian sendiri 3-4 Tahun Berbicara dengan baik Mengenal dua tiga warna Dapat menyebut nama, umur dan tempat Mengenakan sepatu sendiri Mengenekan baju dan celana sendiri Banyak bertanya Bermain dengan anak lain Dapat melakukan tugas-tugas sederhana

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Usia

4-5 Tahun Dapat mencuci dan megeringkan tangan sendiri Memakai baju tanpa dibantu Menggosok gigi tanpa dibantu Menggambar segi empat, segitiga, lingkaran dan manusia Senang melompat dan menari Dapat menghitung jari-jarinya Dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu Memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya

Tumbuh Kembang Bayi (ilmu keperawatan anak) Usia0 - I,5 bulan Mulai mampu mengontrol gerakan otot-otot tubuhnya. Membutuhkan banyak bantuan Anda untuk belajar mengangkat dan menopang kepalanya dengan otot-otot lehernya. Menggerakkan tangan dan kakinya untuk menunjukkan bahwa ia tertarik dengan sesuatu yang ada di dekatnya. Bisa tiba-tiba menggerakkan tubuhnya seperti kejang-kejang dalam rangka belajar mengendalikan diri. Umur 1,5 - 3 bulan Mulai bisa belajar mengangkat kepalanya pada posisi telungkup. Mulai aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kakinyamelihat anak mampu meraih serta menggenggam benda-benda kecil yang diberikan padanya. Umur 3 - 6 bulan Perkembangan motorik kasar : Mulai bisa mengangkat dan menahan kepalanya sendiri untuk beberapa saat lamanya. Bila dibaringkan telungkup, ia mampu menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya sambil bergerak maju. Mulai belajar mengguling-gulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Apabila ditaruh beberapa bantal di sekelilingnya sebagai pengganjal, ia akan belajar untuk duduk.

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Perkembangan motorik halus: Mulai bisa menggunakan kedua tangannya untuk meraih dan menggenggam sebuah benda. Senang bermain dengan kedua tangannya. Dengan tangannya, ia asyik bermain dengan jari-jari kaki yang bisa diraihnya. Gemar memasukkan semua benda yang berhasil dipegangnya ke dalam mulutcara dia mengenal aneka jenis mainannya.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak


Faktor Herediter Faktor Lingkungan Faktor Internal Faktor pertumbuhan yang dapat Lingkungan Prenatal Kecerdasan diturunkan adalah : Lingkungan dalam uterus Pengaruh Hormonal Jenis kelamin berpengaruh terhadap hormon Somatotropik ditentukan sejak awal dalam perkembangan fetus karena adanya digunakan selama masa kandungan dan setelah lahir selaput yang menyelimuti dan kanak-kanak untuk cenderung lebih tinggi dan melindungi fetus dari lingkungan mmepngaruhi Tinggi Badan besar dibanding dan hal ini luar karena menstimulasi akan bertahan sampai usia Kondisi lingkungan uterus yang terjadinya proliferasi sel tertentu karena biasanya dapat mengganggu TuKem : kartilago dan sistem lebih awal mengalami masa gangguan nutrisi karena ibu skeletal pubertaskebanyakan pada usia kurang mendapatkan gizi jika>>gigantisme tersebut lebih tinggi dan adekuat baik kualitas jika<< dwarfisme/kerdil besar maupun kuantitas hormon Tiroidmenstimulasi akan tetapi jika memasuki gangguan endokrin pada ibu metabolisme tubuh masa pubertasakan lebih ibu yang mendapat terapi hormon Gonadotropik tinggi dan lebih besar dibanding sitostatika menstimulasi pertumbuhan ibu yang mengalami infeksi sel intersitial dan testis Ras/suku bangsa rubella, toksoplasmosis, untuk memproduksi mempengaruhi pertumbuhan herpes testosteron dan ovarium dan perkembangan anak untuk memproduksi ovum
5

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

beberapa suku bangsa Pengaruh budaya lingkungan Pengaruh Emosi menunjukkan karakteristik yang Status sosial dan ekonomi keluarga khas, misalnya Suku Asmat di anak yang berada dan dibesarkan Irian Jaya secara turun temurun dalam lingkungan keluarga yang berkulit hitam sosio ekonomi rendah, bahkan bangsa Asia cenderung pendek memiliki keterbatasan untuk dan kecil, sedangkan bangsa memberi makanan bergizi Eropa dan Amerika cenderung dllmengganggu TuKem anak tinggi dan besar. keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah Nutrisi untuk TuKemanak memerlukan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak, KH, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara seimbang. Olahraga dapat meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel Posisi anak dalam keluarga akan mempengaruhi bagaiamana pola anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

GIZI BURUK
KEP
Definisi Seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan seharihari dan atau gangguan penyakit tertentu.

MARASMUS
Salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita. Marasmus disebabkan karena kurang energi. Bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Marasmus merupakan keadaan di mana seorang anak mengalami defisiensi energi dan protein sekaligus. Umumnya kondisi ini dialami masyarakat yang menderita kelaparan. Marasmus adalah permasalahan serius yang terjadi di negara-negara berkembang. Menurut data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus.

KWASHIORKOR
Satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Sindrom klinis yang diakibatkan dari defisiensi protein berat dan asupan kalori yang tidak adekuat. Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini menjadi masalah di negaranegara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka. Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus, kwashiorkor, marasmus kwashiorkor).

Epidemiologi

Malnutrisi energi protein (MEP) merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak di bawah umur lima tahun (balita) serta pada ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan Riskesdas 2007, 13% balita menderita gizi kurang dan 5,4% balita menderita gizi buruk. Pada Risdesdas 2010, 13% balita menderita gizi kurang sedangkan angka gizi buruk turun menjadi 4,9%

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Klasifikasi

Etiologi

Klasifikasi MEP berdasarkan WHONCHS Menurut pengukuran berat badan: a. MEP Ringan(BB/U) 70-80% atau (BB/TB) 80-90% b. MEP Sedang (BB/U) 60-70% atau (BB/TB) 70-80% c. MEP Berat(BB/U) <60% atau (BB/TB) <70% Menurut bentuk klinis: a. Marasmus b. Kwashiorkor c. Marasmus-Kwashiorkor Tanpa melihat berat badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah MEP berat/ gizi buruk tipe Kwashiorkor. Malnutrisi primer keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang tidak adekuat. Malnutrisi sekunder malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan yang meningkat, menurunnya absorpsi dan/atau peningkatan kehilangan protein maupun energi dari tubuh

1. Masukan makanan yang kurang Penyebabinadekuatnya intake protein yang Marasmus terjadi akibat berlansung kronis. masukan kalori yang sedikit, Faktor yang dapat menyebabkan hal tersbut: 1. Pola makan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang Protein (dan asam amino) adalah dianjurkan akibat dari zat yang sangat dibutuhkan anak ketidaktahuan orang tua si untuk tumbuh dan berkembang. anak; Meskipun intake makanan 2. Infeksi mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, mengandung protein/ asam amino terutama infeksi enteral yang memadai. misalnya infantil Bayi yang masih menyusui gastroenteritis, umumnya mendapatkan protein bronkhopneumonia, dari ASI yang diberikan ibunya,
8

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

pielonephritis dan sifilis kongenital. 3. Kelainan struktur bawaan Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung, deformitas palatum, palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia, hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas. 4. Pemberian ASI Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup. 5. Gangguan metabolik Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.

namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein dari sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI. 2. Faktor social Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor 3. Faktor ekonomi Kemiskinan keluarga atau penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya. 4. Faktor infeksi dan penyakit lain Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi.
9

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Gejala Klinis

Marasmus sering dijumpai pada usia 0 - 2 tahun. Keadaan yang terlihat mencolok adalah hilangnya lemak subkutan, terutama pada wajahwajah si anak lonjong, berkeriput dan tampak lebih tua (old man face). Otot-otot lemah dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat badan menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.

1.

2.

3.

Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut : Badan kurus kering tampak seperti orangtua Lethargi Irritable Kulit keriput (turgor kulit jelek) Ubun-ubun cekung pada bayi

4.

Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi. Wujud Umum tampak pucat, kurus, atrofi pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta asites. Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema. Penampilan anak kwashiorkor seperti anak gemuk (sugar baby). Retardasi Pertumbuhan Pertumbuhan yang terganggu. Selain berat badan, tinggi badan juga kurang dibandingkan dengan anak sehat. Perubahan Mental Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun, dan anak menjadi pasif. Perubahan mental bisa menjadi tanda anak mengalami dehidrasi. Edema Edemanya bersifat pittingkarena hipoalbuminemia, gangguan dinding kapiler, dan hormonal
10

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Jaringan subkutan hilang Malaise Kelaparan Apatis

akibat dari gangguan eliminasi ADH.

5. Kelainan Rambut Perubahan rambut sering dijumpai, baik mengenai bangunnya (texture), maupun warnanya. Sangat khas untuk penderita kwashiorkor ialah rambut kepala yang mudah tercabut tanpa rasa sakit. Rambut yang mudah dicabut di daerah temporal (Signo de la bandera) terjadi karena kurangnya protein menyebabkan degenerasi pada rambut dan kutikula rambut yang rusak. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut akan tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih. Sering bulu mata menjadi panjang.
11

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Rambut terdiri dari keratin (senyawa protein) sehingga kurangnya protein akan menyebabkan kelainan pada rambutWarna rambut yang merah (seperti jagung) dapat diakibatkan karena kekurangan vitamin A, C, E.

6. Kelainan Kulit Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan persisikan kulit karena habisnya cadangan energi maupun protein. Pada sebagian besar penderita dtemukan perubahan kulit yang khas untuk penyakit kwashiorkor, yaitu crazy pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak
12

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

putih atau merah muda dengan tepi hitam ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan. Terutama bila tekanan itu terus-menerus dan disertai kelembapan oleh keringat atau ekskreta, seperti pada bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, paha, lipat paha, dan sebagainya.

Diagnosis

Klinik: anamnesis (terutama Pemeriksaan Fisik anamnesis makanan, tumbuh a. Mengukur TB dan BB kembang, serta penyakit yang b. Menghitung indeks massa tubuh, pernah diderita) dan pemeriksaan yaitu BB (dalam kilogram) dibagi fisik (tanda-tanda malnutrisi dan dengan TB (dalam meter) berbagai defisiensi vitamin) c. Mengukur ketebalan lipatan kulit Laboratorik: terutama Hb, dilengan atas sebelah belakang albumin, serum ferritin (lipatan trisep) ditarik menjauhi Anthropometrik: BB/U (berat lengan, sehingga lapisan lemak badan menurut umur), TB/U dibawah kulitnya dapat diukur, (tinggi badan menurut umur), biasanya dangan menggunakan LLA/U (lingkar lengan atas jangka lengkung (kaliper). Lemak
13

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Terapi

dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita. d. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak). Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferin. Prosedur tetap pengobatan dirumah sakit: Tujuan pemberian diet tinggi kalori dan Prinsip dasar penanganan 10 tinggi protein serta mencegah kekambuhan. langkah utama (diutamakan Penderita marasmus tanpa penanganan kegawatan) komplikasi dapat berobat jalan asal 1. Penanganan hipoglikemi diberi penyuluhan mengenai 2. Penanganan hipotermi pemberian makanan yang baik; 3. Penanganan dehidrasi Penderita yang mengalami 4. Koreksi gangguan keseimbangan komplikasi serta dehidrasi, syok, elektrolit asidosis dan lain-lain perlu 5. Pengobatan infeksi mendapat perawatan di rumah sakit. 6. Pemberian makanan Penatalaksanaan penderita yang dirawat di 7. Fasilitasi tumbuh kejar RS dibagi dalam beberapa tahap. 8. Koreksi defisiensi nutrisi mikro Tahap awal yaitu 24-48 jam 9. Melakukan stimulasi sensorik dan pertama merupakan masa kritis, perbaikan mental yaitu tindakan untuk 10. Perencanaan tindak lanjut setelah menyelamatkan jiwa, antara lain sembuh Mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena.
14

menurut umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan atas menurut tinggi badan)

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Pengobatan penyakit penyerta 1. Defisiensi vitamin A Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan 14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vit. A dengan dosis : umur > 1 tahun : 200.000 SI/kali umur 6 12 bulan : 100.000 SI/kali umur 0 5 bulan : 50.000 SI/kali Bila ada ulkus dimata diberikan: Tetes mata khloramfenikol atau salep mata tetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari Teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faali 2. Dermatosis Dermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskwamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksi sekunder, antara lain oleh Candida.

Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama140 ml sisanya diberikan dalam 1620 jam berikutnya. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderita tidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapat langsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberian makanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi kalori tinggi protein ini lebih kurang 710 hari. Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg BB/hari.
15

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Tatalaksana: kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan KMnO4 (K-permanganat) 1% selama 10 menit beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor) usahakan agar daerah perineum tetap kering 3. Parasit/cacing Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau preparat antihelmintik lain. 4. Diare melanjut Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Beri: Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari. Tindakan kegawatan 1. Syok (renjatan) Syok karena dehidrasi atau sepsis sering menyertai KEP berat dan sulit membedakan keduanya secara klinis saja. Syok karena dehidrasi akan membaik dengan cepat pada pemberian cairan intravena

Pemberian vitamin dan mineral yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral.

16

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

Pedoman pemberian cairan : Berikan larutan Dekstrosa 5%: NaCl 0.9% (1:1) atau larutan Ringer dengan kadar dekstrosa 5% sebanyak 15 ml/KgBB dalam satu jam pertama. Evaluasi setelah 1 jam: Bila ada perbaikan klinis (kesadaran, frekuensi nadi dan pernapasan) dan status hidrasi syok disebabkan dehidrasi. Ulangi pemberian cairan seperti di atas untuk 1 jam berikutnya, kemudian lanjutkan dengan pemberian Resomal/pengganti, per oral/nasogastrik, 10 ml/kgBB/jam selama 10 jam, selanjutnya mulai berikan formula khusus (F-75/pengganti). Bila tidak ada perbaikan klinis anak menderita syok septik. Dalam hal ini, berikan cairan rumat sebanyak 4 ml/kgBB/jam dan berikan transfusi darah sebanyak 10 ml/kgBB secara perlahan-lahan (dalam 3 jam). Kemudian mulailah pemberian formula (F-75/pengganti).

17

Dwi Agus Nurhidayati/10711020

2. Anemia berat Transfusi darah diperlukan bila: Hb < 4 g/dl Hb 4-6 g/dl disertai distress pernapasan atau tanda gagal jantung Transfusi darah: Berikan darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam. Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells untuk transfusi dengan jumlah yang sama. Beri furosemid 1 mg/kgBB secara IV pada saat transfusi dimulai.

18

Anda mungkin juga menyukai