Anda di halaman 1dari 18

POLIP HIDUNG

DEFINISI
Massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung, berwarna putih keabuabuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa

ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI


Etiologi polip nasi masih belum diketahui Polip nasi bukan merupakan penyakit tersendiri tapi merupakan manifestasi klinik dari berbagai macam penyakit dan sering dihubungkan dengan sinusitis, rhinitis alergi, fibrosis kistik dan asma. Pembentukan polip sering diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi saraf otonom, dan faktor predisposisi genetik. Kadang-kadang infeksi dalam hidung /sinus paranasal sering ditemukan bersamaan dengan adanya polip.

PATOGENESIS (1)
Menurut teori Barnstein, Terjadi perubahan mukosa hidung akibat peradangan atau aliran udara yang berturbulensi, (terutama didaerah sempit di kompleks ostiomeatal). Terjadi prolaps submukosa yang diikuti oleh reepitealisasi dan pembentukan kelenjar baru. Terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang berakibat retensi air sehingga terbentuk polip.

PATOGENESIS (2)
Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf vasomotor Peningkatan permeabilitas kapiler Gangguan regulasi vascular

Sel mast melepaskan sitokin-sitokin


Edema

POLIP
Turun ke rongga hidung dan membentuk tangkai.

MAKROSKOPIS
Massa bertangkai Permukaan licin dan konsistensi lunak Mudah digerakkan Bentuk bulat atau lonjong Berwarna putih keabu-abuan, agak bening Lobular Dapat tunggal/ multiple Tidak sensitive (bila ditekan atau ditusuk tidak terasa sakit) Tidak mudah berdarah Pada pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalin) tidak mengecil

Polip berwarna kemerah-merahan karena iritasi kronis atau proses peradangan Polip berwarna kekuning-kuningan polip menahun banyak mengandung jaringan ikat Polip Koana polip yang tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring Polip Antrokoana polip yang berasal dari dalam sinus maksila

MIKROSKOPIS
Tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab Mukosa mengandung sel-sel goblet, pembuluh darah, saraf dan kelenjar sangat sedikit. Polip yang sudah lama dapat mengalami metaplasia epitel karena sering terkena aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi.

Berdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan menjadi 2 : 1.Polip Eosinofilik mempunyai latar belakang alergi 2.Polip Neutrofilik biasanya disebabkan infeksi atau gabungan keduanya

DIAGNOSIS
ANAMNESA Keluhan utama : hidung rasa tersumbat, rinore dari yang jernih sampai purulen (pada infeksi sekunder), hipoosmia atau anosmia Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri dihidung disertai sakit kepala didaerah frontal, post nasal drip Gejala sekunder : bernafas melalui mulut, suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup, dapat menyebabkan gejala pada saluran napas bawah, berupa batuk kronik dan mengi, terutama pada penderita polip nasi dengan asma. Harus ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi terhadap aspirin dan alergi obat lainya serta alergi makanan

PEMERIKSAAN FISIK
Polip nasi massif deformitas hidung luar pelebaran batang hidunghidung tampak mekar. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior : terlihat massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan. Pembagian stadium polip menurut Mackay dan Lund (1997) a. Stadium 1: polip masih terbatas dimeatus medius b. Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga hidung tapi belum memenuhi rongga hidung c. Stadium 3: polip yang massif

NASO-ENDOSKOPI
Polip stadium 1 dan 2 (kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior) tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi. Pada kasus polip koanal juga sering dapat terlihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP, aldwell dan lateral) : terlihat penebalan mukosa dan adanya batas udara cairan didalam sinus (kurang bermanfaat pada kasus polip) CT Scan diindikasikan pada kasus polip yang gagal diterapi dengan medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada perencanaan tindakan bedah terutama bedah endoskopi.

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah menghilangkan keluhan- keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi (polipektomi medikamentosa). Dapat diberikan topical atau sistemik.

Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi bedah, yaitu: - ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar polip atau cunam dengan analgesi local - etmoidektomi intra nasal/ ekstranasal untuk polip etmoid - operasi Caldwell_Luc untuk sinus maksila. Yang terbaik adalah tersedia fasilitas endoskopi maka dapat dilakukan tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional)

PENCEGAHAN
1. Mengatur alergi dan asma, mengikuti pengobatan dokter rekomendasi untuk mengelola asma dan alergi. 2. Hindari iritasi. 3. Hidup bersih yang baik. 4. Melembabkan rumah Anda. 5. Gunakan bilasan hidung atau nasal lavage. Gunakan air garam (saline) spray atau nasal lavage untuk membilas hidung Anda.

DAFTAR PUSTAKA
Mangunkusomo, Endang., Wardani, Retno S.,polip hidung, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI, 2007

Anda mungkin juga menyukai