Generator diasumsikan beroperasi pada bus yang sama
seperti pada gambar (3).
C
1
C
n
C
2
P
g1
P
g2
P
gn
P
D
Pada saat rugi daya pada saluran transmisi diabaikan maka:
=
=
n
i
gi D
P P
1
...................................(3)
sehingga biaya C
t
merupakan penjumlahan dari biaya setiap unit pembangkit.
=
=
n
i
i t
C C
1
..........................................(4)
2
i i i i i
P P | o + +
..................(5)
Catatan:
i
C
= biaya produksi daya listrik setiap pembangkit.
Menurut Lagrange fungsi kendala dapat diaplikasikan
untuk fungsi tujuan sebagai berikut:
) (
1
=
+ =
n
i
i
g D t
P P C L
.........................(6)
Kalau ini diadakan defrensial parsial maka diperoleh:
0
2
=
c
c
g
P
L .....................................................(7)
0 =
c
c
L
..................................................(8)
Pada kondisi awal; (pers.7), diperoleh jawaban:
0 ) 1 0 ( = +
c
c
gi
t
P
C
bilamana
:
=
t
C
1
C
2
C
n
C
+ +
maka diperoleh:
=
c
c
=
c
c
gi
i
gi
t
P
C
P
C
sehingga pada kondisi operasi ekonomis yang optimum adalah:
=
c
c
gi
i
P
C
i = 1,2,.,n . ..(9)
| = +
gi i i
P 2
......(10)
Dari pers (3) :
=
=
n
i
D gi
P P
1
Maka dapat diperoleh:
i
i
gi
P
|
2
=
.(11)
atau :
=
=
+
=
n
i
i
n
i
i
i
D
P
1
1
2
1
2
.(12)
Dengan melihat pers(11), maka PD dapat ditulis:
D
n
i
i
i
P =
=1
2
|
.(13)
Berdasar pada pers (13) bahwa fungsi
D
P f = ) (
..(14)
sehingga dengan menggunakan expansi deret Taylor dan mengambil
titik operasi
k
D
k
k
k
P
d
df
f = A
|
.
|
\
|
+
) (
) (
) (
) (
) (
..................................(15)
atau :
) (k
A
) (
) (
) (
) (
) (
) (
k
gi
k
k
k
d
dP
P
d
df
P
|
|
.
|
\
|
A
=
A
..(16)
=
atau:
) (k
A
=
|
|
.
|
\
|
A
i
k
P
2
1
) (
(17)
Dan bilamana:
) ( ) ( ) 1 ( k k k
A + =
+
..(18)
Maka
=
= A
n
i
k
i
g D
k
P P P
1
) (
) (
........................................(19)
OPERASI OPTIMAL SISTEM
TENAGA LISTRIK
1.Tujuan utama dari operasi system tenaga listrik
memenuhi kebutuhan daya demand dengan biaya
yang minimum, dimana sistem harus aman dengan
dampak terhadap lingkungan di bawah standar,
mempunyai keandalan yang memenuhi standar dan
dapat melayani permintaan secara continue
sepanjang waktu. Berkaitan dengan itu dalam
mencapai tujuan di atas, maka perlu dijadualkan
pembangkit secara efisien atau dengan OPF.
Dengan OPF maka biaya total produksi dari
suplai/pembangkit minimum.
2. Pemodelan Biaya Bahan Bakar Pembangkit Thermal.
Di atas telah dijelaskan tujuan operasi optimal secara umum, pada
bagian ini dibahas model biaya bahan bakar untuk pembangkit
thermal yang beroperasi optimal. Model biaya bahan bakar di sini
adalah berkaitan dengan daya aktif yang diproduksi oleh
pembangkit. Timbul suatu pertanyaan mengapa daya aktif yang
menjadi pokok pembahasan, karena bahan bakar digunakan pada
penggerak mula, sedangkan telah diketahui bahwa penggerak mula
menghasilkan daya aktif. Pembahasan bahwa bahan bakar yang
merupakan input dan keluaran adalah daya aktif. Demikian model
biaya bahan bakar dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:
........................... (1)
persamaan (1) biasa disebut model input-output (F - P), dengan kurva
input output seperti gambar 1
2
) ( p p p F | o + + =
Gambar 1. Kurva Input Output sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
Thermal
Dalam satuan standar International (SI) yang merupakan input adalah
thermal dengan satuan MJ/h atau Kcal/h dan satuan British Temperature
Unit dalam satuan Mbtu/h dengan daya keluaran dalam satuan Mega Watt
(MW). Biaya total operasi sistem tenaga listrik adalah terdiri dari : biaya
bahan bakar, biaya pegawai dan biaya pemeliharaan.
Heat rate kurva inpu-output seperti gambar 1 yang merupakan contoh
untuk pembangkit listrik tenaga uap dengan bahan bakar batu bara, minyak
bumi dan gas
Gambar 2. Kurva incremental heat
Tabel 1. Net Present Rates untuk bahan bakar fosil yang
digunakan pada pembangkit listrik Thermal dan
variasi beban
100 % 80 % 60 % 40 % 25 %
Fossil Fuel
Unit
Rating
Output
MJ/kWh
Output
MJ/kWh
Output
MJ/kWh
Output
MJ/kWh
Output
MJ/kWh
Coal 50 11,59 11,69 12,82 12,82 14,13
Oil 50 12,12 12,22 12,59 13,41 14,78
Gas 50 12,13 12,43 12,81 13,64 15,03
Coal 200 10,01 10,09 10,41 11,07 12, 21
Oil 200 10,43 10,52 10,84 11,54 12,72
Gas 200 10,59 10,68 11,01 11,72 12,91
Coal 400 9,49 9,53 9,75 10,31 11,25
Oil 400 9,91 9,96 10,18 10,77 11,75
Gas 400 10,01 10,06 10,29 10,88 11,88
Coal 600 9,38 9,47 9,77 10,37 11,40
Oil 600 9,80 9,90 10,20 10,84 11,91
Gas 600 9,91 10,01 10,31 10,96 12,04
Coal 800/1200 9,22 9,28 9,54 10,14
Oil 800/1200 9,59 9,65 9,92 10,55
Gas 800/1200 9,70 9,75 10,03 10,67
Karakteristik incremental Heat rate dapat diperlihatkan seperti
pada gambar 2 yaitu versus P. Satuan dari heat tare adalah
MJ/KWh. Heat rate untuk pembangkit listrik tenaga uap
dengan bahan bakar batu bara, minyak bumi atau gas. Dapat
dilihat pada tabel. 1.
Pada operasi ekonomi pembangkit listrik secara umum yang
telah diberikan seperti pada persamaan 1. Dalam menentukan
harga parameter pada persamaan (1), dapat dilakukan dengan
meminimisasi dan memberikan simbol J
Untuk memperoleh jawaban , defrensial parsial J disamakan
dengan nol
2 2
)} ( { Pi F P Pi J
i
+ + =
| o
0 )] ( [ 2
1
2
= + + =
c
c
=
Pi F P Pi
J
n
i
i
| o
o
0 )] ( [ 2
1
2
= + + =
c
c
=
Pi F P Pi P
J
n
i
i i
| o
|
0 )] ( [ 2
1
2 2
= + + =
c
c
=
Pi F P Pi P
J
n
i
i i
| o
\
|
+ |
.
|
\
|
+
n
i
i
n
i
i
n
i
P F P Pi n
1 1
2
1
) ( ) ( | o
.............................. (2)
= = = =
= |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
i
i i
n
i
i
n
i
i
n
i
P F P P P Pi
1 1
3
1
2
1
) ( | o
= = = =
= |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
+ |
.
|
\
|
n
i
i i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
P F P P P P
1
2
1
4
1
3
1
2
) ( | o
.............................. (3)
.............................. (4)
Dengan menyelesaikan persamaan linear di atas, maka dapat
ditentukan nilainya seperti contoh di bawah
Contoh.
Data untuk kurva tingkat panas heat rate yang diharapkan untuk
sebuah unit pembangkit listrik dalam sebuah pusat pembangkit listrik
tenaga thermal yang ditunjukkan di bawah ini
MW 70 75 112,5 150
Btu/kWh 8200 8150 7965 7955
a. Carilah titik corresponding pada kurva input-output (input
dalam Btu/h).
b. Carilah parameter dari persamaan biaya | o dan ,
Penyelesaian
a. Fungsi F(P
i
) sebagai masukan dan ditentukan untuk berbagai variasi
beban (P
i
) seperti pada tabel yang dikalikan dengan daya output.
dengan demikian untuk: P
1
= 70 MW, diperoleh:
F
1
= 8200 x 70 x 103 = 574 x 106 Btu/jam.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh:
Untuk P
2
= 75 MW F
2
= 611 x 106 Btu/h
Untuk P
3
= 112, 5 MW F
3
= 896 x 106 Btu/h
Untuk P
4
= 150 MW F
4
= 1190 x 106 Btu/h
b. Besaran yang telah diperoleh, dapat diurutkan sebagai
berikut untuk perhitungan selanjutnya.
n = 4
= 407,50 MW
= 45, 68125 x 103
= 5,5637 x 106
= 7,22 x 108
= 3,271 x 103
= 3,65305 x 105
= 4,43645 x 107
i
P
2
i
P
3
i
P
4
i
P
i
F
i i
F P
i i
F P
2
maka jawabannya:
(
(
(
(
(
(
|
o
) 10 x 7,22 ( ) 10 x 5,5637 ( ) 10 68125 , 45 (
) 10 x 5,5637 ( ) 10 68125 , 45 ( ) 5 , 407 (
) 10 68125 , 45 ( ) 5 , 407 ( 0
8 6 3
6 3
3
x
x
x
=
(
(
(
7
5
3
10 x 4,43645
10 x 3,65305
10 x 3,271
Dengan menyelesaikan persamaan di atas diperoleh
| o dan ,
|
o
69,23 =
=
=
6,98
3, 2828 x 10
-3
Selanjutnya biaya bahan bakar dapat ditentukan dengan persamaan:
F( P
i
) = 69,23 + 6,98 P + 3, 2828 x 10-3 P2 M B t u / h
3. Operasi Optimal Pembangkit Listrik Tenaga Thermal
Pada pembahasan ini diambil m buah pembangkit thermal yang
beroperasi pada suatu bus yang sama, seperti diperlihatkan pada
gambar 3.
~
~
~
P1 P
m
P
2
1
2
m
P
D
Gambar 3. m buah pembangkit thermal beroperasi pada satu bus yang sama
Pembangkit tersebut mempunyai biaya bahan yang berbeda yaitu (Fi)
dengan daya aktif (Pi) yang dimodelkan dengan persamaan polynomial
kuadrat, biaya bahan bakar total dari plant adalah merupakan
penjumlahan setiap unit pembangkit dengan satuan $/jam.
2
1
i i i i
m
i
P P F o | o
+ + =
=
................................ (5)
dimana :
i i i
dan o | o ,
adalah suatu konstanta.
Dalam menentukan biaya minimum (F), maka persamaan (5) di
deffrensial terhadap (Pi) dan disamakan dengan nol.
) ......... 1 ( , 0 m i dengan
dPi
dF
= =
..........................(6)
Nilai optimal untuk daya yang dibangkitkan dapat dituliskan dengan
persamaan sebagai berikut:
i
i
Pi
o
|
2
................................................ (7)
Daya aktif optimal dan biaya minimal, kalau differensial derajat dua dari
(F) terhadap Pi nilainya positif. Kondisi ini dapat diperoleh apabila nilai:
0 >
i
o
Pada persamaan (7) dapat diperoleh daya yang dibangkitkan negatif
apabila adalah positif nilainya untuk suatu
pendefferensialan parsial dilakukan dua kali.
i
|
dan
i
o
i
|
i
o dan
Masalah optimisasi untuk memperoleh biaya minimum maka kendalanya
harus daya dalam keadaan seimbang, apabila rugi-rugi transmisi
diabaikan fungsi kendala dapat dituliskan sebagai berikut:
=
=
m
i D
P P
1
) (
.................................................. (8)
Jika tidak ada fungsi kendala, maka persamaan (7) merupakan suatu
penjumlahan seperti berikut:
= =
=
m
i
i
m
i
P
1 1
2
1
) (
o
|
Dalam metode Lagrange fungsi kendala dapat dituliskan
=
=
m
i D
P P
1
) (
= 0
................................................ (9)
Kalau metode lagrange ( ) ditarafkan fungsi daya, maka diperoleh rumus:
=
+ =
m
i D T
F P F F
1
)] ( [
............................................ (10)
Kalau persamaan di atas didefferensia ke (Pi), diperoleh:
0 =
dPi
dF
. (11)
Perlu dicatat bahwa jika semua pembangkit independent t, dengan
menggunakan metode pengali Lagrange diperoleh nilai yang sama
yaitu:
=
1
1
P
F
o
o
=
2
2
P
F
o
o
(12)
Selanjutnya yang merupakan pertambahan biaya dalam analisis
optimisasi daya bahan bakar pada suatu system pembangkit energi listrik.
Grafik pertambahan biaya pembangkitan seperti pada gambar 4 pada
kondisi optimal dari persamaan (11) dapat dirumuskan menjadi:
0 2
2
= + o |
i i
P
(13)
Gambar 4. Ilustrasi pertumbuhan biaya atau pertambahan pembebanan
Selanjutnya nilai dapat ditentukan dengan memperoleh persamaan yang
diturunkan diperoleh:
=
=
|
|
.
|
\
|
+
=
m
i
m
i
i
D
P
1
1
1
2
o
o
|
.. (14)
Pada akhirnya dalam pembangkitan optimal dengan penurunan
diperoleh persamaan seperti:
i
i
i
P
o
|
2
=
. (15)
Contoh:
Dua buah unit pembangkit listrik tenaga thermal yang dioperasikan
dalam satu bus memberikan model persamaan biaya sebagai berikut:
h GJ P P F / 00053 , 0 28 , 8 28 , 462
2
1 1 1
+ + =
h GJ P P F / 00056 , 0 65 , 8 44 , 488
2
2 2 2
+ + =
dimana P
1
dan P
2
dalam MW
Pembangkit daya ini mensuplai ke beban sebesar 1000 MW. Jika rugi
transmisi diabaikan, tentukan besar daya yang disuplai masing-masing
pembangkit dan nilai pertambahan biaya pembangkitan
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (13) dan (9) diperoleh:
8,28 + 2 (0,00053) P -
= 0
8,65 + 2 (0,00056) P1 -
= 0
P
1
+ P
2
= 1000 MW
Dengan menyelesaikan persamaan di atas diperoleh jawaban
P
1
= 683,49 MW P
2
= 316,51 MW
Selanjutnya diperoleh incremental cost
00 , 9 =
4. Perhitungan Rugi-rugi Transmisi
Masalah operasi optimal telah dibicarakan pada bagian (3) di atas dimana
keseimbangan daya dengan rugi transmisi diabaikan. Pada bagian ini
untuk operasi ekonomis sistem tenaga listrik ditinjau rugi-rugi transmisi,
ambil statu sistem seperti pada gambar (6), sistem radikal dengan satu
pembangkit.
~
TL
P
D
P
G
Pusat Beban
Gambar 6. Sistem transmisi radial
Mencari rugi daya P
1
dengan daya yng dipasok oleh pembangkit P
G
ke
pusat P
D
Diagram ekivalen dari sistem di atas adalah seperti pada gambar 7.
Va
I
P
a
jX R
Gambar 7. Rangkaian ekivalent sistem radial
Pada gambar diperoleh rugi-rugi transmisi:
R I P
L
2
3 =
dimana R adalah tahanan dari saluran dalam Ohm/phasa. Arus dapat
diperoleh dari :
I
I
=
( )
a a
a
V
P
cos 3
P
a
= daya yang dibangkitkan oleh generator
V
a
= tegangan line to line (phasa ke phasa)
= factor daya generator
a
cos
Dengan asumsi ke dua persamaan di atas, diperoleh :
L
P =
2
2
2
cos
a
a a
P
V
R
2
2
cos
=
Kalau ditinjau dari dua sumber pemasok daya ke pusat beban seperti
pada gambar 8.
~
~
TL
P
1
P2
P
D
I
P
1
jX R
-
Pf
1
P
D
P
2
Gambar 8. Sistem radial dengan dua sumber pemasok pada demand PD
Berdasarkan pada persamaan (16) maka rugi daya dapat diperoleh:
2
1 11
P B P
L
=
dimana :
11
B =
( )
2
2
1
Pf V
R
V
1
= tegangan bus generator P
1
pf
1
= faktor daya pada bus 1
Tinjau dua sumber pemasok daya pada pusat beban seperti pada gambar 9.
~
~
V
1
Z
1
Z
2
V
2
P
2
P
D
P
1
Gambar 9. Dua saluran radial yang terhubung ke beban
Dua pembangkit terhubung ke bus pusat beban dengan tahanan
masing-masing R1D dan R2D sehingga rugi daya adalah :
D
D L
R I R I P
2
2
2 1
2
1
3 3 + =
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
1
P
pf V
R
P
pf V
R
D D
+
=
2
1 11
P B P
L
=
(17)
Selanjutnya ditinjau sistem radial dengan tiga saluran seperti pada
gambar 10.
~ ~
Z
1
Z
2
V
1
V
2
V
3
P
D
Z
3
Gambar 10. Sistem pemasok daya dua sumber dengan tiga saluran
Pada gambar 10, tiga saluran dua sumber pemasok daya yaitu P
1
dan P
2
unutk memenuhi permintaan P
D
. Pada saluran bus beban P
D
ada turunan
R
3D
, sehingga diperoleh rugi saluran transmisi.
2
2 22 2 1 12
2
1 11
2 P B P P B P B P
L
+ + = .(18)
Besar arus dapat ditentukan dengan harga mutlak.
( )
1 1
1
1
3 pf V
P
I =
( )
2 2
2
2
3 pf V
P
I =
( )
3 3
3
3
3 pf V
P
I =
Sekarang kalau diambil :
2 1
P P P
D
+ ~
Diperoleh :
( )
3 3
2 2
3
3 pf V
P P
I
+
=
kemudian disubsitusikan ke dalam persamaan (18), diperoleh:
( )
( ) + =
2
1
2
1
2
1
1
P
pf V
R
P
D
L
( )
( )
( )
( )
2
1 1
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
P P
pf V
R
P
pf V
R
D D
+ +
Dengan demikian besar konstanta B dapat ditentukan, yaitu
( ) ( )
2
3
2
3
3
2
1
2
1
1
11
pf V
R
pf V
R
B
D D
+ = ................................ (19)
( ) ( )
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
22
pf V
R
pf V
R
B
D D
+ =
................................ (20)
................................ (21)
( )
2
3
2
3
3
12
pf V
R
B
D
=
Contoh:
Pada gambar 11 dua sumber daya memasok daya ke beban dengan
sistem tiga saluran, data diberikan dalam per unit (PU) adalah:
05 , 1
1
= V
03 , 1
2
= V
00 , 1
3
= V ; ;
R
1D
= 0,05
( ) 95 , 0
1
= pf ;
R
2D
= 0,04
( ) 95 , 0
2
= pf
R
3D
= 0,03
( ) 85 , 0
3
= pf
;
;
Tentukanlah persamaan rugi transmisi dengan menggunakan
persamaan (19) sampai dengan (21) diperoleh:
( ) ( )
2
2
2
2
11
85 , 0 1
03 , 0
95 , 0 05 , 1
05 , 0
+ = B
= 0,062604705 = 0,0626
( ) ( )
2
2
2
2
22
85 , 0 1
03 , 0
95 , 0 03 , 1
04 , 0
+ = B
= 0,0937
( )
2
2
12
85 , 0 1
03 , 0
= B
= 0,0415
maka diperoleh persamaan rugi daya saluran transmisi per unit sebagai
berikut:
2
2 22 2 1 12
2
1 11
2 P B P P B P B P
L
+ + =
2
2 2 1
2
1
0937 , 0 0415 , 0 2 0626 , 0 P P P x P P
L
+ + =
L
P
=
2
2 2 1
2
1
0937 , 0 083 , 0 0626 , 0 P P P P + +
Masalah rugi daya pada saluran transmisi dijelaskan Korns,
dalam Korns Loss Formula untuk suatu sistem pemasok daya
dengan dua sumber dan satu pusat beban.
00 2 20 1 10
2
2
22
2 1
12
2
1 11
2 B P B P B P B P P B P B P
g g g g g g L
+ + + + + =
Atau dapat ditulis:
= = =
+ + =
z
gi
j
g
j
ij gi L
B P B P B P P
1
00 10
2
1
2
1
Selanjutnya dapat ditulis dalam bentuk persamaan matriks:
| | | |
00
20
10
2 1
2
1
22 21
12 11
2 1
B
B
B
P P
P
P
B B
B B
P P P
g g
g
g
g g L
+
(
+
(
(
=
Kalau jumlah pembangkit banyak dan jaringan, misalnya (m) maka
Korns Loss Formula dapat ditulis:
j
m m
j
ij i
m
i i L
P B P P B B P
= = =
+ =
1 1 1
0 10