Anda di halaman 1dari 5

METODA SURVEI KONDISI JALAN SECARA VISUAL OLEH : IR.

ZAINAL ABIDIN, MT

Metoda peninjauan kondisi jalan secara visual masih merupakan salah satu bahan pertimbangan atau dasar pengambilan keputusan penanganan pemeliharaan jalan. Di Indonesia biasanya peninjauan kondisi jalan secara visual digabungkan dengan pemeriksaan roughnes dan defleksi. Peninjauan kondisi perkerasan secara visual meliputi pemeriksaan jenis dan besarnya kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan. Adapun jenis-jenis kerusakan tersebut adalah : 1. Tambalan 3. Keretakan 5. Gelombang 7. Keausan 2. Alur 4. Lubang 6. Ambles 8. Pengelupasan

Sedangkan besarnya kerusakan adalah besarnya prosentase kerusakan terhadap keseluruhan panjang atau luas ruas jalan yang ditinjau. Sistem penilaian yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Nilai Jumlah Kerusakan ( Nj ), diperoleh dari prosentase kerusakan dan nilai bobot kerusakan. (lihat Tabel F.1) Nilai Kerusakan Jalan ( Nr ), diperoleh dari total nilai jumlah kerusakan. Nilai Kenyamanan ( Nn ), diperoleh dari hasil penilaian terhadap kenyamanan perjalanan dengan batasan sebagai berikut : 1. Nyaman, 2. Kurang nyaman, 3. Tidak nyaman, Nilai 30 Nilai 45 Nilai 55

4.

Nilai prosentase kerusakan (Np) : 1. 0% - 5%, 2. 5% - 20%, 3. 20% - 40% 4. Lebih dari 40% Sedikit sekali, Sedikit, Sdang, Banyak, Nilai 2 Nilai 3 Niali 5 Nilai 7

5.

Nilai bobot kerusakan : 1. Tambalan, 2. Retak, 3. Lepas, 4. Lubang, Nilai 4 Nilai 5 Nilai 5,5 Nilai 6 5. Alur, 6. Gelombang, 7. Ambles, 8. Belahan, Nilai 6 Nilai 6,5 Nilai 7 Nilai 7

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya

6.

Nilai gabungan kondisi (Ng), diperoleh dari gabungan nilai kerusakan dan nilai kenyamanan, dengan perumusan : Ng = 0,5 Nr + 0,5 Nn

7.

Nilai kondisi permukaan jalan (V), diperoleh dari nilai gabungan kondisi.

Pelaksanaan pemeriksaan visual kondisi permukaan jalan melibatkan 3 orang petugas penilai dan 1 orang pengemudi. Kendaraan yang dipergunakan adalah kendaraan standar Toyota Kijang dengan kondisi baik, dan dilengkapi dengan tempat duduk menghadap ke depan. Pada saat melakukan survei kendaraan dijalankan pada kecepatan tetap 30 km/jam. Keseluruhan tenaga pelaksana pemeriksaan disyaratkan merupakan tenaga-tenaga yang berpengalaman dan ahli dalam bidang pemeriksaan jalan. Pemeriksaan Roughness Metoda NAASRA Pemeriksaan kondisi permukaan dengan metoda ini pertama kali dikembangkan di Indonesia pada Tahun 1982, yang merupakan kerjasama Bina Marga dengan Australian Road Research Board (TRRB). Secara garis besar metoda pelaksanaan metoda ini adalah sebagai berikut : 1. Alat dan Prinsip Kerja Roughmeter NAASRA roughmeter dipasang pada as belakang kendaraan standar yang prinsip kerjanya adalah mengukur gerakan vertikalas belakang kendaraan terhadap badan kendaraan sewaktu berjalan pada kecepatan tertentu. Selajutnya gerakan vertikal as belakang kendaraan tersebut dipindahkan melalui kawat sensor kepada alat penghitung (counter); 2. Korelasi Road Condition Index (RCI) dengan Rpughness.

Skala nilai kondisi jalan (RCI) yang dipergunakan di Indonesia adalah angka 0 sampai 10. Nilai skala tersebut kemudian dikorelasikan dengan Nilai Kondisi (V), yang telah ada sebelumnya. Skala nilai kondisi jalan (RCI) dubagi dlam lima kategori, yaitu : RCI (V) 1. 8 10 2. 6 8 3. 4 6 4. 2 4 5. 0 2 Kategori Sangat baik Baik Sedang Jelek Sangat jelek

Koreksi awal antara roughness dan nilai kondisi ditentukan dengan menggunakan nilai NAASRA dalam satuan counts/km. Selanjutnya dilakukan beberapa kalibrasi terhadap standar internasional roughness dengan perumusan sebagai berikut : RCI = 10 x e (1,17 x CRBI x 10 4 ) CRBI = 1032,5 + 13,526 NR + 0,02 NR2 Tabel 1 : Nilai Jumlah Kerusakan Jenis Kerusakan Tambalan Retak Sedikit Sekali 8 10 Sedikit 12 15 Sedang 20 25 Banyak 28 35

Lepas Lubang Alur Gelombang Ambles Belahan

11 12 12 13 14 14

16,5 18 18 19,5 21 21

27,5 30 30 32,5 35 35

38,5 42 42 45,5 49 49

Metoda Peninjauan Kondisi Kondisi Jalan Secara Visual Pennsylvania Metoda ini pertama kali diperkenalkan oleh Pennsylvania Departement of Transportation, sebuah badan yang menangani jalan raya di negara bagian Pennsylvania USA. Metoda ini telah dipergunakan untuk menangani tidak kurang dari 70.000 km ruas jalan di negara bagian tersebut. Metoda survei kondisi ini didasarkan kepada survei Distress yang dilakukan secara visual. Berikut akan dijelaskan sekilas tentang metoda ini. Penentuan Seksi Survei Panjang seksi untuk keprluan survei biasanya diambil secara seragam antara 350m sampai 1150 m atau rata-rata 750 m. Tipe, ketebalan, umur perkerasan dan beban lalu-lintas biasanya diambil seragam. Sedangkan penentuan awal dan akhir seksi biasanya diambil berdasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Adanya perubahan yang besar pada tipe perkerasan; b. Perpotongan-perpotongan jalan; c. Jembatan atau struktur lainnya; d. Masing-masing seksi dibagi lagi ke dalam beberapa sub-seksi tiap 100 m. Personal Survei Personal survei terdiri dari dua orang, masing-masing seorang pengemudi dan seorang evaluator. Tugas pengemudi adalah menjalankan kendaraan survei pada kecepatan maksimal 30 km/jam, selain itu juga bertugas mengamati kondisi shoulder. Sedangkan tugas seorang evaluator adalah : a. Mempersiapkan Form survei; b. Mempersiapkan data penunjang, dan mengisikan pada form survei; c. Menentukan awal dan akhir seksi survei; d. Mengamati dan mencatat kondisi perkerasan jalan; e. Mengamati dan mencatat kondisi drainase jalan; f. Melaporkan kepada pimpinan survei. Peralatan Survei Peralatan yang dipergunakan untuk survei adalah sebuah mobil yang dilengkapi dengan alat pengukur jarak, Lampu flasing warna kuning dan tanda survei. Sedangkan untuk evaluator dilengkapi dengan alat-alat sederhana seperti alat tulis, peta, formulir survei, kalkulator, meteran 5 m dan rol meter 15 m dsb. Cara Survei Cara untuk melakukan survei adalah sebagai berikut ; a. Sebelum melakukan survei, semua data mengenai jalan yang akan diperiksa diisikan ke dalam form survei; b. Personal survei harus sudah mengerti tentang tugasnya masing-masing; c. Survei dilakukan dengan mengendarai kendaraan survei pada kecepatan rata-rata 30 km/jam, semua pencatatan dilakukan dari atas kendaraan kecuali apabial evaluator memrlukan pemerikasan lebih detail maka ia harus turun dari kendaraan survei; d. Banyaknya lintasan survei disesuaikan dengan lebar jalan atau banyaknya jalur; e. Arah survei mengikuti arah lalu-lintas;

f.

Evaluator mengisikan semua data kondisi jalan pada formulir survei sesuai dengan petunjuk pengisian formulir survei.

Metoda Pengisian Form Survei Berikut ini disampaikan beberapa model pengisian form survei, sedang model pengisian form survei secara keseluruhan akan disampaikan pada saat penyusunan Laporan Pendahuluan untuk dibahas bersama Tim Teknis Bina Marga Kota Surabaya. A. Ekses aspal 1. Tingkat Kerusakan rendah : sedikit bercak aspal pada permukaan jalan, 0,5 m2; 2. Tingkat kerusakan sedang : lebih banyak permukaan aspal tertutup aspal disertai bekas roda kendaraan; 3. Tingkat kerusakan tinggi : hampir seluruh permukaan tertutup oleh aspal disertai bekas roda kendaraan; 4. Cara observasi : dicatat prosentase panjangnya terhadap panjang seksi survei. Kondisi Tidak ada Ekses aspal 0 < 10% 7 4 1 Nilai Kondisi 10%-30% 8 5 2 Keterangan Panjang

> 30% 9 6 3

B. Raveling weathering (pelepasan partikel permukaan jalan) 1. Tingkat Kerusakan rendah : beberapa partikel mulai lepas; 2. Tingkat kerusakan sedang : permukaan jalan mulai kasar, dan semakin banyak partikel lepas; 3. Tingkat kerusakan tinggi : permukaan jalan sangat kasar, hampir seluruh partikel permukaan jalan lepas; 4. Cara observasi : dicatat prosentase luasnya terhadap luas seksi survei. Kondisi Tidak ada Raveling/wea thering Nilai Kondisi < 10% 10%-30% 7 8 4 5 1 2 Keterangan Luas

> 30% 9 6 3

C. Block cracking (retak berbentuk kotak) 1. Tingkat Kerusakan rendah : keretakan telah diseal, lebar retak < 0,5 cm2; 2. Tingkat kerusakan sedang : lebar retak 0,5 cm2 sampai 1,5 cm2; 3. Tingkat kerusakan tinggi : lebar retak lebih dari 1,5 cm2; 4. Cara observasi : dicatat prosentase panjang lokasi keretakan terhadap panjang seksi survei. Kondisi Tidak ada Bolck cracking < 10% 7 4 1 Nilai Kondisi 10%-30% 8 5 2 Keterangan Panjang

> 30% 9 6 3

D. Transverse Longitudinal cracking (retak rambut, refleksi dan tepi) 1. 2. 3. 4. Tingkat Kerusakan rendah : keretakan telah diseal, lebar retak < 0,5 cm2; Tingkat kerusakan sedang : lebar retak 0,5 cm2 sampai 1,5 cm2; Tingkat kerusakan tinggi : lebar retak lebih dari 1,5 cm2; Cara observasi : dicatat jumlah panjang keretakan setiap 30 m seksi survei. Kondisi Tidak ada Trans and Long Cracking < 10% 7 4 1 Nilai Kondisi 10%-30% 8 5 2 > 30% 9 6 3 Keterangan Jml panjang tiap 30 m

E. Alligator cracking (retak kulit buaya) 1. 2. 3. 4. Tingkat Kerusakan rendah : retak halus; Tingkat kerusakan sedang : keretakan mulai terpisah; Tingkat kerusakan tinggi : keretakan terpisah dan lepas; Cara observasi : dicatat prosentase panjang lokasi keretakan terhadap panjang seksi survei. Kondisi Tidak ada Alligator cracking 0 < 10% 7 4 1 Nilai Kondisi 10%-30% 8 5 2 > 30% 9 6 3 Keterangan Panjang

DAFTAR PUSTAKA American Association of State Highway Officials , (1972), Interim Guide for Design of Pavement Structures. Abidin, Zainal, (1988), Studi Metoda Visual Survei Kondisi Jalan untuk Ruas-Ruas Jalan di Kota Surabaya, Tugas Akhir, Institut Tekonologi Sepuluh Nopember Surabaya. British Road Research Laboratory, (1985), Side Force Coefficien Routine Investigation Machine (SCRIM). The Asphalt Institute, (1969), Asphalt Overlay and Pavement Rehabilitation, MS-17. Yoder, E.J, Witczak, M.W, (1975), Principlas of Pavement Design, John Wiley & Sons, Inc, New York.

Anda mungkin juga menyukai