Anda di halaman 1dari 52

BAB2

LANDASAN TEORI

2.1

ANOVA (Analysis of Variance)


Statistika inferensia merupakan ilmu statistika yang digunakan dengan

tujuan untuk menarik sebuah kesimpulan dari sebuah pengujian terhadap sebuah populasi dengan menggunakan sampel dari populasi tersebut. (Walpole, 1995) Pada statistika inferensia, pengujian hipotesis statistik merupakan bidang yang paling penting. Hipotesis statistik adalah pemyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Nilai suatu penduga tidak harus sama dengan nilai parameter

sebenarnya yang hendak diduga. Oleh karena itu, jika pada 2 nilai tengah contoh berbeda, rnisalnya
XI

> Xz, maka tidaklah selalu berarti bahwa nilai tengah

kedua populasi yang diduga juga berbeda. Nilai t(Jngah kedua populasi dapat saja sama besar, sedangkan beda nilai tengah contoh semata-mata disebabkan oleh salah percontohan. Sebab itu, suatu kesimpulan yang menyatakan nilai tengah kedua

populasi berbeda karena kedua nilai tengah contoh yang dipilih dari masing-masing populasi tidak sama, adalah suatu kesimpulan yang dapat salah atau dapat benar. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat, perlu disusun suatu kaidah pengambilan keputusan. Dalam penyusunan suatu kaidah keputusan, pertama-tarna kita menyusun suatu anggapan sementara, yang disebut

hipotesis no!dan dilambangkan dengan Ho dimana hipotesis ini adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak, dan penolakan hipotesis no!akan berakibat pada penerimaan hipotesis altemati Penerimaan dan penolakan hipotesis no!didasarkan dari letak basil pengujian pada wilayah penerimaan atau penolakan hipotesis. Teknik ANOVA merupakan salah satu contoh pengujian dari statistika inferensia. Pengujian ini ditujukan untuk menentukan apakah terdapat nilai beda antara populasi yang satu dengan populasi lainnya yang diujikan (Walpole, 1995). Pada pengujian ini juga terdapat penerimaan dan penolakan hipotesis no!. Langkah -langkah yang digunakan dalam menarik kesimpulan pada pengujian ini yaitu : 1. Menentukan Ho dan Hr 2. Menentukan taraf nyata (a)

3. Menentukan wilayah kritik 4. Perhitungan

JKG=JKT-JKK
k
n

T2

JKT =

nk LLX;; -i=l j=l

4 , JKK sl = k-1

JKG

s2

k(n -1)

5. Menarik kesimpulan :
fhitung

:'S fkrtiis , maim Ho diterima. >


fkrtiis,

fhitung

maim Ho ditolak.

Adapun wilayah kritik yang dapat digunakan dalam pengujian yaitu : P-value < tarafsignifikansi atau tarafnyata a-> Tolak Ho P-value > tarafsignifikansi atau tarafnyata a-> Terima Ho Pada perhitungan dengan menggunakan ANOVA, dibutuhkan metode

pengujian Ianjutan yang disebut dengan post hoc test. Post hoc test merupakan metode pengujian Ianjutan apabila hasil pengujian ANOVA adalah terdapat nilai beda I ketidaksamaan nilai tengah pada data yang diujikan. Metode ini berfungsi untuk mengetahui nilai tengah mana yang memiliki perbedaan yang signifikan. Biasanya dilakukan dengan melihat besar variasi dari tiap kombinasi perbandingan nilai tengah yang diamati. Salah satu metode post hoc test yaitu metode uji wilayah berganda Duncan. Adapun langkah- langkah dalam menggunakan metode post hoc test Duncan ini adalah :

1. Penetapan hipotesis 2. Pemilihan taraf nyata (a) 3. Perhitungan Menghitung dan menyusun rata- rata dari tiap contoh yang diujikan. Mencari nilai rp pada Tabel Wilayah Terstudentkan Terkecil.

Menghitung nilai Rp berdasarkan nilai rp dan nilai kuadrat tengah galat dari

hasil perhitungan ANOVA dengan rumus (Rp =

rp sVn ).

Membandingkan wilayah- wilayah nyata terkecil (Rp) dengan selisih- selisih dari rata - rata yang telah diurutkan pada langkah perhitungan pertama. Nilai selisih rata -rata yang lebih besar daripada nilai Rp mengartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara contoh yang diperbandingkan sedangkan apabila kecil, maka berarti sebaliknya. lebih

2.2 2.2.1

Cause and Effect Diagram (Ishikawa Diagram)


Pendahuluan

Cause Effect Diagram dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa, Ph.D pada tahun
1943 dan sering disebut Diagram Ishikawa. Karena penampakan dari diagram ini, maka sering disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone Diagram). Diagram ini pada dasarnya digunakan untuk mengidentiflkasi masalah dan menunjukkan

kumpulan dari kelompok sebab akibat yang disebut sebagai faktor serta akibat yang disebut sebagai karakteristik mutu. (Ariani, 1999) Kegunaan dari diagram sebab akibat ini adalab untuk menemukan faktor faktor yang merupakan sebab pada suatu masalab. Atau dengan kata lain, jika suatu proses stabil, maka diagram akan memberikan petunjuk pada penyebab yang akan diperiksa untuk perbaikan proses. Prinsip yang dipakai dalam membuat diagram sebab akibat ini adalab sumbang saran.

2.2.2

Langkah - langkah Pembuatan Cause and Effect Diagram Langkah-langkab dalam melakukan pembuatan cause and effect diagram : Tentukan masalahlakibat yang akan dicari penyebabnya. Tuliskan dalam kotak yang menggambarkan kepala ikan yang berada diujung tulang utama (garis horizontal) Tentukan grup/kelompok faktor-faktor penyebab utama yang

mungkin menjadi penyebab masalab ini dan tuliskan masing-masing pada kotak yang berada pada cabang. Pada umumnya,

pengelompokan metode kerja

didasarkan atas unsur material, peralatan(mesin), (manusia), dan pengukuran (inspeksi). Namun,

pengelompokan dapat juga dilakukan atas dasar analisis proses.

Pada setiap cabang, tulis faktor-faktor penyebab yang lebih rinci yang dapat menjadi faktor penyebab masalah yang dianalisis. Faktor faktor penyebab ini berupa ranting, yang hila diperlukan bisa dijabarkan lebih lanjut ke dalarn anak ranting. Lakukan analisis dengan membandingkan data/keadaan dengan

persyaratan untuk setiap faktor dalam hubungannya dengan akibat, sehingga dapat diketahui penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya masalah murni yang diamati.

2.2.3

Macam - macam Cause and Effect Diagram Terdapat tiga macam jenis dari aplikasi Cause-Effect Diagram yang sering dipakai, yaitu: (Ariani, 1999)
Cause Enumeration (berdasar jenis penyebab) Dispersion Analysis (berdasar 5 faktor utarna 4M IE yaitu Man, Machine, Method, Material, Environment) Process Analysis (berdasar proses yang dilalui)

23

Gambar 2.1 Fishbone Diagram

2.3

Quality Function Deployment (QFD)

2.3.1 Pendahuluan Pada tahun 1960, QFD dikembangkan oleh Prof Shigeru Mizuno dan Yoji
Akao,

dengan memperkenalkan metode peningkatan jarninan kualitas yang

dirancang dan dibangun berdasarkan nilai-nilai kepuasan konsumen ke dalam fungsi-fungsi produk sebelum proses produksi/manufaktur. Pada tahun 1972,
Quality Function Deployment

pertarna kali diterapkan di perusahaan Kobe

Shipyards. Pada tahun 1983, Quality Function Deployment diperkenalkan di U.S

10

dan setahun berikutnya mekanisme operasi dari QFD diperkenalkan oleh Don
Clausing kepada Ford. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 1988, artikel

mengenai QFD dipublikasikan oleh Don Clausing dan John Hauser dengan bantuan
Harvard Business Review.

2.3.2 Definisi dari QFD


QFD merupakan konsep pendekatan struktur dalam mendefinisikan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan, keinginan, menerjemahkannya kedalam perencanaan manufaktur. QFD mengidentiflkasi dan ekspetasi konsumen dan

yang spesiflk untuk proses produksi! konsumen, bagaimana suatu

keinginan

produk/jasa dapat memuaskan konsumen, bagaimana hubungan antara produk dengan apa yang menjadi keinginan konsumen. QFD bertujuan untuk

mengoptimalkan pengembangan proses dan menghasilkan produk baru sesuai dengan kebutuhan konsumen. (Cohen, 1995) Informasi mengenai kebutuhan konsumen dapat diperoleh dengan berbagai pendekatan, wawancara, misalnya survei, menyelenggarakan kelompok, berbagai diskusi langsung atau

fokus

spesifikasi

dan segmentasi

konsumen,

observasi, data-data garansi, dan data-data laporan kegiatan penjualan (Ulrich Eppinger, 2008). Proses pemahaman dari apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, dan ekspektasi konsumen dapat dirangkum ke dalam matriks-matriks perencanaan

11

produk atau disebut "House of Quality". "House of Quality" terdiri dari matriks matriks yang menghubungkan kebutuhan pelanggan, karakteristik produk dan analisis kompetitif. Matriks-matriks House of Quality tersebut digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan "What's" dan kebutuhan "How's" dari daur hidup suatu produk (Cohen, 1995). Selain itu, matriks ini juga berguna untuk menerjemahkan karakteristik karakteristik teknis dari upaya pemenuhan tingkat kepuasan konsumen terhadap kebutuhan. "What'' adalah titik mula (starting point) yang merupakan representasi dari daftar predikat kebutuhan dan ekspetasi konsumen terhadap nilai produk dan "How" adalah representasi dari tingkat kebutuhan operasional untuk memuaskan fungsi-fungsi "What''. Fungsi "How" adalah untuk kepentingan kebutuhan desain, karakteristik desain, dan untuk fungsi substitusi dari karakteristik - karakteristik kualitas.

12

I
s C. Technical Response

B. A.
Customer

D. Relationships

Needs and Benefits

Planning Matrix

F. Technical Matrix

Gambar 2.2 House of Quality Di bawah ini akan dijelaskan mengenai bagian - bagian dari sebuah House of
Quality yang diantaranya adalah : Customer Needs and Benefits

Bagian ini berisi tentang daftar - daftar kebutuhan dan ekspektasi konsumen terhadap nilai produk dan biasanya didapat dari proses identifikasi kebutuhan pelanggan. langkah Identifikasi vital dalam akan kebutuhan proses dan ekspektasi konsumen adalah produk. Kesalahan dalam

pengembangan

mengidentifikasi ekspetasi konsumen dapat berakibat berpalingnya konsumen kepada kompetitor. Bagian ini dapat dikatakan "What'' dari matriks House of
Quality.

13

Planning Matrix
Tujuan dari planning matrix adalah menyusun dan mengembangkan beberapa pilihan strategis dalam mencapai nilai-nilai kepuasan konsumen yang tertinggi. Di dalam planning matrix ini terdapat tujuh jenis data yang diantaranya adalah :

I. Importance to customer, berisikan tentang nilai I tingkat kepentingan dari


suatu kebutuhan bagi konsumen. 2. Company satisfaction performance, berisikan nilai kepuasan kinerja dari perusahaan. 3. Competitive satisfaction performance, berisikan nilai kepuasan kinerja dari kompetitor. 4. Quality plan (Goal), nilai yang diharapkan dan menjadi tujuan perusahaan. 5. Improvement ratio, nilai pengembangan yang didapat dengan menggunakan dari

goal ) company satisfaction performance rumus (


6. Raw weight, nilai ini didapat melalui perhitungan dengan menggunakan rumus (importance to customer x improvement ratio) 7. Normalized raw weight, merupakan normalisasi dari nilai raw weight. Nilai

raw weight ) . . d 'd k d . hi d ( raw weight total m r 1 apat an art per tungan engan rumus

14

Technical Response Pada bagian ini, perusahaan secara teknis mendeskripsikan perencanaan produk yang akan dilakukan untuk proses pengembangan yang didasarkan pada

pemenuhan kebutuhan dan ekspektasi dari konsumen. Bagian ini berisikan mengenai hal - hal teknis yang bersifat operasional guna menjawab kebutuhan pelanggan. Bagian ini merupakan "How" dari matriks House of Quality. Relationships Pada bagian ini menjelaskan tentang hubungan antara setiap elemen dari technical response dengan customer needs and benefits. Di dalam bagian ini termuat nilai - nilai relationships dari technical response dengan customer needs and benefits. Nilai tersebut antara lain :
1 = weak relationship 3 = medium relationship

9 = strong relationship Technical Correlations Pada bagian ini dapat terlihat hubungan antara elemen - elemen di dalam technical response. Hal ini dapat membantu menunjukkan bagian - bagian tertentu yang akan ikut terkait apabila dilakukan sebuah perubahan. Simbol- simbol dari technical correlations antara lain :

vv

strong positive

15

Y
x
XX

=positive =negative
= strong

negative

Technical Matrix

Bagian ini memiliki tiga tipe informasi, yaitu urutan peringkat dari technical
response

yang harus didahulukan, informasi perbandingan dengan technical

response dari perusahaan kompetitor, dan target spesiflkasi yang ingin dicapai

dari tiap elemen technical response. Untuk mengetahui urutan peringkat dari
technical response, terdapat beberapa perhitungan yang perlu dilakukan, yaitu :

1. Absolute Performance, merupakan nilai yang didapat melalui perhitungan dengan mengalikan nilai relationship dari technical response dengan nilai
normalized raw weight dari relationship yang terkait. Apabila terdapat lebih

dari satu relationship, maka

nilai perkalian

dari masing - masing

relationship dengan normalized raw weight nya akan dikumulatifkan.

2. Relative Performance, merupakan nilai peringkat yang akan digunakan sebagai pembanding antar technical response. Nilai ini didapatkan melalui rumus (
absolute performance total absolute performance

x 100

%).

16

2.3.3

Langkah- Langkah dalam Membuat QFD Berikut ini merupakan Jangkah - Jangkah dalam membuat sebuah Quality Function Deployment yaitu : Mengidentiflkasi keinginan dan kebutuban konsumen Meminta konsumen untuk memberikan tingkatan menurut kebutuban yang paling penting. Melakukan analisis terhadap pesaing dengan memberikan skala antara 1-5

Menetapkan perencanaan kualitas yang diinginkan oleh perusahaan Menghitung improvement ratio

Menetapkan sales point Menghitung raw weight Menormalisasikan raw weight Mendeterminasikan hubungan antara response Menghitung nilai technical response Mengidentiflkasi nilai target kebutuban konsumen dan technical

2.4

Plastic Materials Plastik merupakan material yang baru secara Juas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara Juar biasa penggunaannya dari

17

hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton!tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton!tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, Amerika Serikat mencapa 80kg/orang/tahun, sementara di India di

hanya

2kg/orang/tahun. Plastik buatan pertama kali ditemukan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 yang kemudian plastik disebut dengan nama Parkesine. Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodiflkasi secara kimia (seperti: karet alami,

"nitrocellulose'dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene). (Wikipedia.org, 2009) Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", atau memiliki properti keplastikan. Plastik di desain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan

18

memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Beberapa proses manufaktur yang menggunakan bahan dasar plastik dalam kegiatan prduksinya adalah Injection Molding, Extrusi, Thermoforming dan Blow Molding.

2.4.1

Jenis Plastik Secara umum plastik digolongkan menjadi dua macam, yaitu: Termoplastik, Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC). Termoset, Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya.

Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.

2.4.2

Penggunaan plastik secara umum Plastik memiliki berbagai sifat dan jenisnya, begitu juga daiam

penggunaannya. Beberapa jenis plastik yang paling sering digunakan secara umum dalam kehidupan sehari-hari adalah : (Wikipedia.org, 2009)
1. Polypropylene (PP) adalah thermoplastic polymer, yang dibuat oleh industri

kirnia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk kemasan makanan,

19

tekstil, alat tulis, komponen plastik, peralatan laboratorium, dan komponen otomotif. 2. Polystyrene (PS) merupakan salah satu jenis plastik yang banyak ditemukan dalam keperluan sehari-hari dan merupakan jenis plastik yang dapat di daur ulang. Plastik jenis ini biasanya digunakan untuk kemasan sabun, kemasan makanan, peralatan makanan, gelas disposable dan kepingan CD. 3. Acrylonitrile butadiene styrene adalah thermoplastic polymer yang digunakan untuk bertujuan membuat benda menjadi ringan, kaku, yang biasanya digunakan untuk alat-alat musik, otomotif yang meliputi roda, lampiran, pelindung kepala gigi, penyangga pinggir untuk furniture dan panel kayu, dan maman. 4. Polyethylene terephthalate (PET) merupakan thermoplastic polymer yang

sering digunakan dalam pembuatan kemasan minuman botol, toples plastik, pastik film dan kemasan pembungkus yang microwaveable. 5. Polyester (PES) biasanya digunakan untuk membuat botol, film, kain terpal, kano, liquid crystal display, hologram, filter, dielectric film untuk kapasitor, film isolasi untuk kawat dan insulating kaset. 6. Polyamides (PA) (Nylons) merupakan bahan plastik yang berserat dan biasanya sering digunakan untuk bahan dasar fiber, komponen sikat gigi, dan komponen otomotif.

20

7. Poly vinyl chloride (PVC) adalah thermoplastic polymer yang juga banyak digunakan dalam dunia industri dalam pembuatan bahan bangunan seperti Pipa, kawat eletrik dan bahan konstruksi lainnya. 8. Polyurethanes (PU) adalah jenis plastik yang biasa banyak digunakan untuk alat otomotif, rumah-tangga, komponen eletronik dan dapat berperan sebagai pelapis atau perekat pada suatu benda. 9. Polycarbonate (PC) adalah memproduksi suatu (transparan atau jenis plastik yang biasa digunakan bila ingin

benda yang memiliki kejernihan produk yang tinggi pun dapat memantulkan cahaya). Contohnya dalam

pembuatan lensa kacarnata dan compact disc. I 0. Polyethylene (PE) adalah thermoplastic komoditi berat yang digunakan dalarn produk konsumen (terutama di kantong plastik belanja).

2.5

Injection Molding Injection molding adalah metode pemrosesan material thermoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam

cetakan yang didinginkan oleh air dimana material tersebut akan menjadi dingin dan mengeras sehingga bisa dikeluarkan dari cetakan (Wikipedia.org, 2009). Ada 2 jenis bahan plastik yang dapat diproses melalui proses il'ifection molding, yaitu jenis thermoplastik dan thermosetting, narnun lebih dari 90% ilyection plastic adalah

21

memproses material termoplastik. Dari proses Injection molding dapat dihasilkan berbagai jenis produk yang berbahan dasar plastik, mulai dari bagian/ komponen kecil sampai benda berukuran besar, dan produk plastik lainnya yang sering dijurnpai dikehidupan sehari-hari.

2.5.1

Komponen Utama Mesin Injection Molding Mesin Injection Molding terdiri dari banyak komponen yang tersusun didalamnya. Secara urnurn komponen utama dari mesin Injection Molding dapat dibagi menjadi : 1. Unit injeksi, yang merupakan bagian dari mesin injection molding yang berfungsi untuk melelehkan material plastik, terdiri dari hopper, barrel (Tabung berpemanas) dan screw. 2. Mold, yang merupakan bagian dari mesin injection molding dimana plastik leleh dicetak dan didinginkan. 3. Unit pencekam, yang merupakan bagian dari mesin injection yang berfungsi untuk mencekam mold pada saat penginjeksian material ke dalam cetakan sekaligus menyediakan mekanisme pengeluaran produk darimold. Untuk lebih jelasnya, mesin Injection Molding akan di deskripsikan pada gambar dibawah ini.

22

-. -

Injection Molding Machine---Plastic Granules


Hopper

Heater

.I

''

Mold Cavity

_ Mold

'

/ /

..,.

-- --lnjection-----------Ciamping-"
Nozzle

Reciprocating Screw

Barrel

Moveable Platen

Gambar 2.3 Rich picture Mesin Injection Molding

7ullcUnlt

23

Gambar 2.4 Mesinlnjection Molding

2.5.2

Proses Dalam Injection Molding

Proses injeksi dimulai dari Plastik dalam bentuk butiran (tempat atau bubuk ditampung plastik dalam sebuah
hopper

penampungan

pada

mesinyang berfungsi

sebai input material) kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana material plastik dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidrolik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung diinjeksikan.

Proses pengisian

Proses penahanan

Gambar 2.5 Injection Molding Process

26

rn """"!" II [] !o
I

!l!iijjii!

IBJrn
Proses pengeluaran Part

Proses pendinginan

Garnbar 2.6 Injection Molding Process (lanjutan)

2.5.3

Injection Molding Cycle (Siklus Injection Molding) lrifection Molding Cycle adalah setiap urutan kejadian yang teljadi pada cetakan molding, yang diawali dari tertutupnya cetakan molding, kemudian

dilanjutkan dengan penyuntikan material yang sudah mencair karena panas ke dalarn cetakan (Cavity). Setelah cetakan terisi oleh plastik, ada tekanan untuk menahan agar plastik tersebut tetap berada didalarn cetakan sarnpai membeku yang biasanya dibantu oleh Cooling, dan kemudian mold akan terbuka hila benda sudah membeku. (www.eod.gvsu.edu, 2009) Untuk lebih mempermudah melihat injection molding cycle, maka dapat dijabarkan menjadi : 1. Filling, ditandai dengan penyuntikan material plastik ke dalarn mold.

27 2. Packing time (Holding), ditandai dengan masuknya seluruh material ke dalam cetakan dan menunggu pendinginan yang dibantu oleh Cooling.

3. Cooling,

ditandai

dengan

adanya

material

dalam

cetakan

yang

selanjutnya mengalami pendinginan untuk mempercepat proses injeksi. 4. Mold Open, ditandai dengan selesainya proses pendinginan pada benda dan terbukanya cetakan. lnjeksi telah selesai dan menghasilkan suatu produk yang selanjutnya dapat diambil dari cetakan atau menggunakan

bantuan robot.

Mold Open Cooling

Gambar 2.7 Injection Molding Cycle

2.5.4

Desain dan Konstruksi Mold


Fungsi utama dari mold adalah untuk membuat bentuk dan pembuatan permukaan part dari cairan plastik yang di injeksi sampai mengalami proses

pendinginan sehingga part dapat di keluarkan dari mold. Mold harus dapat di digunakan dalarn siklus yang berulang-ulang, seringkali sarnpai jutaan siklus, dengan tekanan yang tinggi. Tekanan yang biasanya bekerja pada mold berkisar (200-20000 psi) untuk membentuk dan menahan suatu rongga plastik. Mold yang paling sederhana adalah mold yang menggunakan 2 plat. Mold 2 plat ini membuat sebuah part dengan cavity dan core. Cairan plastik masuk kedalarn mold melalui sprue bushing yang berpasangan dengan nozzle dari mesin molding. Pada part terdapat gate yang merupakan titik masuk plastik dalarn mengisi rongga. Terdapat beberapa desain gate dengan masing-masing kelebiban dan

kekurangannya. Sedangkan Sprue adalah suatu jalur material yang dibuat agar material plastik dapat masuk kedalarn mold. (www.eod.gvsu.edu, 2009) Selain Gate juga terdapat runner. Runner terdiri dari 2 jenis, yaitu Cold runner (dingin) dan hot runner (panas). Pada cold runner ketika temperatur telah dingin produk (part) dan runner yang membeku akan dikeluarkan, plastik yang membeku pada runner ini tidak digunakan, fungsi awalnya adalah sebagai jalan masuk plastik pada desain mold banyak rongga (multi cavity) sehingga terjadi pemborosan material. Sedangkan pada hot runner (tanpa runner) yang keluar hanya part membuat siklus produksi lebib pendek dengan menghilangkan sprue/runner,

tetapi dari sisi konstruksi desain hot runner lebib mahal dikarenakan penarnbahan komponen peruanas pada sistem runner-nya.

30

CaVIty

Sprue

a rectang ar bracket

Gambar 2.8 Konstruksi Mold 2.6 2.6.1 Digital Prototyping dan Computer-aided Engineering (CAE) Digital Prototyping Awalnya teknologi desain hanya dikembangkan secara manual danprototipe fisik yang menggunakan foam, tetapi hal tersebut sekarang ditinggalkan, sebagai gantinya desain dengan menggunakan software 2D dan 3D menjadi bagian yang vital dari proses concurrent design. Lebih lanjut dari sekedar tersebut hanya semakin

merepresentasikan bentuk

geometri,

selanjutnya

teknologi

berkembang cepat sehingga data geometri produk dapat dianalisa secara, struktur, proses dan lain-lain. Prototipe virtual adalah simulasi komputer dari sebuah produk fisik yang dapat ditampilkan, diuji, sehubungan dengan aspek siklus hidup produk, diantaranya

31

desain, rekayasa, servis manufaktur, sampai kepada daur ulang seolah-olah seperti model fisiknya (Wang, 2002). Penerapan prototipe virtual pada pengembangan produk bukanlah hanya

merupakan suatu wacana melainkan sudah diterapkan pada industri, dengan perkembangan selanjutnya jumlah aplikasinya akan bertambah luas. Pada

prinsipnya prototipe virtual memberikan proses desain secara iteratif yang cepat dimana problem dapat diperbaiki dengan segera apabila terdapat indikasinya dalam analisis. Dengan menyelesaikan masalah ketika masih berada pada wilayah virtual (digital), prototipe fisik dapat dikurangi secara signifikan.

2.6.2

Computer-aided Engineering (CAE) Computer-aided Engineering (CAE) adalah penggunaan teknologi informasi

untuk mendukung engineer dalam melakukan tugas-tugas seperti analisis, simulasi, desain, manufaktur, perencanaan, diagnosa, dan perbaikan. CAE sendiri biasanya merupakan suatu software tool yang telah dikembangkan untuk mendukung kegiatan tersebut. CAE sangat penting dalam dunia perindustrian karena dapat meningkatkan efisiensi dari segi waktu maupun biaya. Penggunaan CAE biasanya dijumpai pada : (Wikipedia.org, 2009)
Stress Analysis pada komponen atau bagian-bagian komponen dengan

menggunakan FEA (Finite Element Analysis).

32

Thermal dan aliran cairan analisis dengan menggunakan Computational

fluid dynamics (CFD).


Analisis kinematik

Mechanical event simulation (MES).


Analisis suatu proses dengan melakukan simulasi pada operasi, seperti

casting, molding, dan die press forming.


Optimasi pada produk maupun proses. Sedangkan tahapan pada teknik CAE dapat terdiri dari 3 bagian yaitu :

Pre-processing yang maksudnya adalah mendefmisikan model dan faktor


lingkungan yang akan diterapkan pada pengaplikasian proses.

Analysis solver merupakan suatu tahap

analisa

yang dilakukan oleh

software CAE, biasanya tahapan ini memakan waktu 'run' yang relatif lama, dan juga harus didukung oleh komputer dengan spesiflkasi yang tinggi, karena biasanya kinerja software mengharuskan penggunaan

komputer yang high-end.

Post-processing of results merupakan tahapan akhir pada teknik CAE.


Pada tahapan ini biasanya ditunjukkan dengan penyajian alat bantu visualisasi dari hasil yang telah dianalisa sebelumnya. Khususnya dalam dunia perindustrian injection molding, software CAE yang sering digunakan adalah Moldjlow. Dengan bantuan software ini, engineer dapat

33

melakukan perancangan terhadap bentuk molding dan melakukan simulasi proses injeksi dengan 'mengutak-atik' parameter injeksi, sampai mendapatkan basil yang paling optimal tanpa harus mengeluarkan biaya yang sia-sia.

2.7

Moldjlow Corporations

Moldflow adalah suatu software yang digunakan untuk melakukan simulasi


proses injeksi pada proses injection molding. Mol4flow merupakan produk dari

Moldflow Corporation yang merupakan salah satu cabang perusahaan dari Autodesk
Inc. Moldflow Corporation pertama kali didirikan oleh Colin Austin di Melbourne, Australia pada tahun 1978 dan sekarang berpusat di Framingham, Massachusetts.

Moldflow Corporation memiliki dua produk utama yaitu Moldflow plastic Insigth
dan Moldflow plastic adviser. (Wikipedia.org, 2009)

Moldflow plastic adviser memiliki 2 fitur utama dalam melakukan analisis


terhadap proses injection molding, yaitu Moldjlow part adviser dan Moldflow mold

adviser.

Mol4flow part adviser digunakan untuk melakukan analisa terhadap satu

bagianlpart dari benda yang akan di injeksi (single cavity analysis), sedangkan Moldflow mold adviser memiliki kapabilitas untuk melakukan analisa terhadap
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan proses injeksi (multicavity analysis). Dengan simulasi untuk bantuan software ini, engineer dapat melakukan analisa optimal tanpa dan

mendapatkan hasil injeksi yang paling

harus

34

mengeluarkan 'effort' yang isa-sia. Penggunaan Moldjlow memang dikhususkan untuk dunia industri molding, namun tidak semua industri ini dapat memakai software ini. Hal ini disebabkan moldflow merupakan software 'high-end' dalam dunia injection molding dan harga untuk software ini relatif mahamaka software ini hanya dapat dijumpai pada beberapa industri ijection molding yang sudah maju/ modem dan bertaraf intemasional.

2.7.1 Kemampuan Awlisis Moldflow Plastic Advisers


Moldjlow sangat membantu dalam melakukan analisis pada proses injection molding, karena Mol4flow memiliki fitur untuk melakukan analisis dengan

melakukan simulasi pada proses injection molding. Kemampuan analisis yang dapat dilakukan oleh Moldflow antara lain : (Moldjlow Tutorial, 2004)
1. Analisa pengisian material plastik ke dalam cetakan (Plastic Filling

Analysis), yaitu : Mengidentifikasi area dari geometri bagian benda yang mungkin untuk dilakukan injeksi (manufacturability) dan masalah kualitas dari injeksi. Memberikan gambaran secara praktikan!masukan spesifik terhadap desain untuk menyelesaikan masalah yang telah di identifikasi sebelurnnya.

35

Memberikan gambaran tentang tekanan yang di distribusikan pada saat injeksi, temperatur permukaan dan orientasi pada permukaan. Memprediksikan lokasi Weld line dan Air-trap. 2. Analisa keseimbangan

Runner

(Runner

Balance

Analysis),

dapat

memberikan engineer kemudahan untuk melakukan setting terhadap ukuran runner untuk membuat aliran plastik menjadi seimbang. 3. Analisa letak runner yang paling sesuai (Runner Adviser Analysis), dapat membantu engineer dalam menentukan dimensi sprue, runner dan gate

location secara otornatis.


4. Analisis Sink Mark, membatu engineer untuk memprediksikan letak sink

mark yang mungkin terjadi setelah proses injeksi selesai.


5. Analisa kualitas Cooling (Cooling Quality Analysis), dapat membantu

engineer untuk mengidentifikasi dan memperbaiki area yang memiliki suhu


tidak merata (lebih tinggi) pada benda untuk menghindari cycle time yang lama dan kemungkinan terjadinya sink mark. 6. Analisa lokasi injeksi (Gate Location Analysis), dapat membantu engineer dalam menentukan lokasi injeksi yang paling baik. 7. Molding Window Analysis, yaitu: Dapat membantu menentukan kondisi optimum dalam proses injeksi

36

Mengevaluasi sensitivitas tiap bagian pada saat proses injeksi berlangsung. Dapat membantu dalam melakukan perbandingan grade material, evaluasi terhadap lokasi injeksi dan mendapatkan ukuran dari kualitas benda. 8. Material Database, dapat membantu engineer dalam memberikan informasi mengenai material-material yang secara umum dipakai dalam proses injeksi dan terdiri dari kurang lebih sekitar 7500 karakteristik dari grade material thermoplastik.

2.7.2

Analisa Utama Mo/dflow Plastic Adviser Pada Software Moldflow sendiri terdapat beberapa jenis analisa yang dapat dilakukan, jenis analisa yang dilakukan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan pihak pengguna. Berikut jenis-jenis analisanya : 1. Fill AnalysisJenis analisa yang menghasilkan data-data yang berhubungan dengan pengisian dan sifat aliran material plastik ke dalam cavity selama proses injeksi molding. 2. Cool Analysis temperatur molding Jenis analisa yang menghasilkan data-data mengenai dan material pada saat proses injeksi dengan

37

mempertimbangkan faktor/parameter sistem pendinginan pada moulding yang digunakan. 3. Gate Location 7 Jenis analisa yang menghasilkan data-data mengenai titik terbaik untuk membuat lubang injeksi pada molding, lubang inilah yang akan menjadi tempat masuknya material saat proses injeksi nanti. 4. Geometry Analysis 7 Jenis analisa yang menghasilkan data-data mengenai tingkat kompleksitas suatu .desain produk yang hendak dianalisa dengan

software Moldjlow. Semakin kompleks desain dan besar ukuran produk tersebut, maka akan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menganalisanya. 5. PackAnalisa ini digunakan untuk mengtahui data mengenai 6. Cool Quality Analysis 7 Jenis analisa yang menghasilkan data mengenai temperature mold dan material saat teljadinya proses injeksi. Analisa ini mempunyai penyajian yang hampir sama dengan Cooling Quality Analysis, hanya saja tidak memperhitungkan faktor sistem pendinginan yang digunakan pada molding, namun hanya berdasarkan desain bentuk mold dan produk. Dari jenis analisa di atas dapat dibagi pula menjadi beberapa sub analisa, sub-sub analisa inilah yang nanti akan menyajikan data yang akan dianalisa oleh para analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pada penelitian ini hanya digunakan Fill Time Analysis, Pack Analysis, dan Cooling Quality Analysis.

38

Berikut ini merupakan jenis-jenis sub analisa yang dapat digunakan saat penelitian ini, yaitu : (Moldjlow Tutorial, 2004) 1. Fill Analysis

waktu

Fill Time
plastik

Sub

analisa

ini menunjukan mengisi seluruh

yang dibutuhkan material

agar dapat

bagian cavity moulding dengan menyeluruh. Selain itu juga analisa ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah aliran material akan mengisi

cavity moulding secara bersamaan atau tidak. Aliran material tersebut


biasanya ditunjukan dalam pengisian yang

pattern warna pada hasil analisa.

Suatu

baik biasanya ditunjukan dengan pattern warna yang

sama dan seimbang pada posisi tertentu.

..'.A.
Sumber :Software MoldF/ow

Gambar 2.9 Perbandingan Aliran yang benar dan salah

Plastic Flow

Sub analisa ini menunjukan bahwa seluruh bagian

cetakan moulding dapat terisi dengan baik dengan parameter tekanan

39
yang telah ditentukan sebelurnnya. Jika tekanan yang diberikan terlalu

so

rendah malm ada kemungkinan material tidak akan mengisi seluruh bagian cetakan.

Confidence menunjukan

of

Fills

-7

Sub

analisa

ini

persentase kemampuan material untuk

mengisi seluruh bagian cetakan moulding, dimana biasanya hal ini ditunjukan dengan warna pada hasil analisa.

Sumber : Software MoldF/ow

Gambar 2.10 Warna persentase tingkat pengisian Confidence of Fills (1): Will definitely fill. (2): May be difficult to fill or may have quality problems. (3): Will be difficult to fill or will have quality problems. (4): Will not fill . Quality Prediction -7 Sub analisa jni menunjukan persentase terhadap tingkat kualitas produk yang nantinya dihasilkan dari proses injeksi. Tingkat kualitas yang ditunjukan pada analisa ini lebih dipengaruhi oleh desain produk, cetakan moulding, parameter tekanan, parameter suhu moulding,dll. Untuk sistem pendinginan hanya mempunyai pengaruh yang minor/minimal terhadap hasilnya.

41

(1): Will have high quality. (2): May have quality problems. (3): Will definitely have quality problems.

Somber : Software Mo/dF/ow

Gambar 2.11 Keterangan warna hasil analisa Quality Prediction Pressure at the End of Fill 7 Sub analisa ini menunjukan besarnya tekanan yang mendekati ideal dari proses simulasi injeksi moulding. Analisa ini juga menunjukan data besarnya tekanan pada lokasi-lokasi tertentu (seperti pada Sprue, Runner, Gate dan Part) yang dinyatakan dalam warna-warna. Temperature at Flow Front 7 Merupakan analisa yang menunjukan besarnya moulding. suhu aliran material saat terjadinya Setiap material mempunyai batasan injeksi material ke suhu aliran yang

ditoleransi berupa range nilainya. Jika suhu pada bagian aliran lebih tinggi ataupun lebih rendah dari batas yang ditentukan, maka terdapat kemungkinan terjadi permasalahan pada permukaan produk nya nanti (seperti Short shot, degradasi material, dll) Air Traps 7 Analisa ini menunjukan terdapatnya suatu lubang(bubble) udara pada bagian dari suatu produk, dimana bagian ini biasanya merupakan tempat bertemu dua atau lebih aliran material saat proses

42

injeksi. Hasil kenyataan

dari

air

traps

di

biasanya berupa lubang

kecil pada permukaan produk, dan


hal ini mungkin saja dapat ditoleransi pada produk tertentu.

Sumber: Software MoldFlow

Gambar 2.12 Contoh akibat dari Air Traps Weld LinesAnalisa yang menunjukan garis yang akan terlihat setelah proses injeksi moulding nanti. Hal ini terjadi karena perbedaan waktu dan kuantitas bertemu nya kedua aliran material yang telah mengisi cetakan produk pada bagian-bagian tertentu. Garis yang dihasilkan hisa saja mengakibatkan rnasalah struktural

Gika terjadi pada bagian yang

nantinya akan menahan sesuatu) dan rnasalah visual Gika terjadi pada bagian yang harus kelihatan besih dan halus). Untuk perrnasalahan Weld Lines ini hampir sulit untuk dihindari, namun bisa diminimalisir dengan mempertimbangkan faktor-faktor penempatan Gate, pengaturan seperti : besarnya tekanan suhu yang masih dalam injeksi, batas

43 rekomendasi,dll.

44

Orientation at Skin -7 Analisa yang menunjukan orientasilkebiasaan


arah aliran molekul-molekul material saat teljadi nya proses injeksi dapat memberikan

moulding.

Orientasi

arah

yang

sembarangan

permasalahan pada

produk nantinya,

seperti : penurunan kualitas,

timbulnya weld lines, timbul gelembung-gelembung udara (air traps),dll. Arah aliran molekul-molekul tersebut ditunjukan dalam bentuk garis garis pada simulasi Moldjlow. Penempatan posisi injeksi yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap arah aliran molekul-molekul material

tersebut.

Sumber :Software MoldF/ow

Gambar 2.13 Perbandingan arah aliran molekul material yang benar dan salah

2. Cool Analysis

Circuit Reynolds Number -7 Analisa ini menunjukan nilai reynolds yang


pada sistem pendinginan moulding. Reynolds Number adalah suatu

45

bilangan yang biasanya digunakan untuk mengukur rasio gaya inersia dengan gaya viskos dan mengkuantifikasikan kedua gaya tersebutpada suatu aliran tertentu. Pada analisa ini Reynolds Number digunakan sebagai bilangan untuk mengukur tingkat turbulensi yang dihasilkan oleh kegiatan pemindahan panas dari Moulding ke saluran cooling. Reynold Numbers pada sistem pendingin dipengaruhi oleh diameter pipa

pendingin dan volume cairan yang mengalir pada sistem pendingin. Reynolds number yang ideal akan membuat pendinginan terhadap moulding menjadi lebih efekti Nilai minimal adalah sebesar 4000, namun yang ideal untuk pendinginan yang lebih baik adalah sebesar 10000. Circuit Coolant Temperature 7 Analisa ini menunjukan besarnya suhu cairan pendingin yang berada di dalam saluran pendingin pada saat proses injeksi moulding. Biasanya suhu cairan pendingin akan

meningkat pada saat keluarnya cairan dari saluran pendinginan, hal ini terjadi karena perpindahan panas dari moulding ke saluran pendinginan. Pengaturan suhu pada cairan harus disesuaikan dengan keadaan sekitar dan kebutuhan saja. Tidak selalu semakin dingin suatu sistem

pendinginan hasilnya akan semakin baik.

46

Cooling Time Variance 7 Analisa ini menunjukan variasi perbedaan wak:tu untuk membeku di bagian tertentu pada produk. Variasi wak:tu nya didasarkan perbedaan terhadap waktu rata-rata pembekuan material

menjadi suatu produk. Analisa ini juga dapat digunakan sebagai dasar oleh analisis untuk melakukan perubahan-perubahan pada sistem

pendinginan dan juga membantu untuk menentukan Cycle Time yang diinginkan agar produk yang dihasilkan dapat membeku secara merata di setiap bagiannya.
Are.u that re pl!l1110 poiitive v11luti {red) take lol\ger tll freeze than the average time tc freeze, 11ml area5 that are pl ed as negative values (blue] fr=more ,quickly. Zeta valu!S in this tesult indicate the aver'l!ge time to freue.

1.4131 11

-2.152

-3935

-5.716

Sumber : Software MoldF/ow

Gambar 2.14 Contoh keterangan Cooling Time Variance Temperature Part 7 Analisa menunjukan besarnya batasan/range suhu bagian-bagian pada produk yang nanti akan dihasilkan oleh proses injeksi moulding/selama proses produksi. Analisa ini bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui lokasi bagian produk yang mempunyai

47 suhu lebih tinggi dibandingkan bagian lainnya. Selisih antara temperatur

48

tertinggi dengan temperatur terrendah pada bagian produk harus tidak boleh lebih besar dari 10C, lalu juga variasi temperatur permukaan produk tidak lebih dari 10-20C dari temperatur inlet cooling.

I
geometri produk.

Temperature Variance 7 Analisa ini menunjukan suhu variasi perbedaan temperatur

di lokasi tertentu pada benda yang oleh sistem cooling dan desain suhu nya didasarkan dengan Hasil yang dan

dipengaruhi Variasi temperatur

perbedaan terhadap temperatur rata-rata permukaan produk. disarankan terrendah waktu agar pada perbedaan analisa produk
ini

antara tidak

temperatur tertinggi

signiflkan,

sehingga membuat

pembekuan

hampir sama antar satu lokasi dengan Temperature Variance ini dinyatakan

lokasi lain. Keterangan analisa

dengan warna biru dan warna merah sebagai indikatornya.


[C]

6.110

2.191

49

9.569

Sumber : Software MoldF/ow

Gambar 2.15 Contoh keterangan analisa Temperature Variance

50

2.8

AHP (Analytical Hierarchy Process)


Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu alat pengambilan keputusan yang sederhana, yaitu dengan memisahkan persoalan-persoalan yang rumit menjadi beberapa jenjang yang sederhana, untuk kemudian diselesaikan satu per satu, dan pada akhirnya kembali hirarki tersebut disusun menjadi suatu kesatuan (Saaty, 1993). AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty sekitar tahun 1970 untuk menjawab kebutuhan manajer dalam pengambilan keputusan manajerial dengan memberikan saran dan perhitungan secara matematis bagi para manajer untuk mendukung keputusannya. Proses ini melibatkan pair-wise comparison. Dalam prosesnya yang AHP telah

membandingkan ditentukan

alternatif-alternatif berdasarkan

kriteria-kriteria

oleh pengambil keputusan

untuk mendapatkan

nilai terbaik bagi

alternatif-alternatif yang dibandingkan. Berikut ini merupakan tabel preference level dalam menentukan nilai bagi tiap kriteria yang diinginkan :

51

Tabel2.1 Preference Level


Preference level Equally preferred Equally to moderately preferred Moderately preferred Moderately to strongly preferred Strongly preferred Strongly to very strongly preferred Very strongly preferred Very strongly to extremely preferred Extremely preferred Numerical value

1
2 3

4 5 6 7 8 9

Dalam prosesnya

AHP membandingkan

altematif-altematif berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh pengambil keputusan untuk mendapatkan nilai terbaik bagi alternatif-alternatif yang dibandingkan. Proses yang paling menentukan dalam menggunakan AHP adalah ketika menentukan besarnya prioritas antar kriteria. Hal tersebut seringkali menjadi

pembahasan yang alot antar anggota tim pengambil keputusan mengenai. Hal ini dikarenakan tiap-tiap anggota tim merniliki persepsi tersendiri mengenai prioritas masing-masing.

52

Untuk mendapatkan hasil yang konsisten, maka nilai consistency ratio (CR) harus lebih kecil sama dengan 0.10. Jika hasil consistency ratio (CR) lebih besar dari 0.10 maka matriks keputusan yang diambil harus dievaluasi ulang. Berikut ini merupakan beberapa langkah perhitungan untuk melihat nilai konsistensi dari suatu penentuan prioritas :
1. Menentukan weighted sum vector :

Diselesaikan dengan hasil perkalian Row Averages dari masing - masing kriteria dengan matriks awal dari kriteria tersebut. 2. Menentukan Consistency Vector : Diselesaikan dengan membagi weighted sum vector yang telah didapat dengan row averages dari kriteria masing - masing. 3. Menghitung Lamda dan Consistency Index CI=-

2-n

n-1

dimana n adalahjumlah item dari sistem yang dibandingkan. 2 adalah rata-rata dari Consistency Vector. 4. Menghitung Consistency Ratio CR= CI RI dimana RI adalah random index yang didapatkan dari tabel random index.

Anda mungkin juga menyukai