Anda di halaman 1dari 5

A. Definisi Kolesterol Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia.

Kolesterol sangat dibutuhkan bagi tubuh dan digunakan untuk membentuk membran sel, membentuk asam empedu, yang diperlukan untuk mencerna lemak dan memproduksi hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol. Kolesterol sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesehataan yang optimal. Bila kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding pembuluh darah, dan ini dapat mengakibatkan resiko tinggi terhadap penyakit jantung Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengangkutan kolesterol lewat plasma juga berkaitan dengan penyakit batu empedu yang (Vella, 2001). B. Proses Pembentukan Kolesterol Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang berstruktur dasar inti sterol ini (Gambar 1) (Guyton dan Hall, 2006).

Gambar Stuktur Kolesterol (http//www.sribd.com/doc/7674101/makalah lipid)

Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan utama dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 2. Biosintesis kolesterol

Dari gambar diatas terdapat 3 tahapan penting dalam proses biosintesis kolesterol yaitu : a. Perubahan Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA). Tahap pertama, sintesis kolesterol berlangsung di sitoplasma. Asetil KoA dihasilkan dari asam lemak atau piruvat dari mitokondria. Kondensasi dua molekul asetil-KoA membentuk -ketobutiril-KoA (asetoasetil KoA) dan dikatalisis oleh enzim tiolase. Reaksi berikutnya yaitu -ketobutiril-KoA

berkondensasi lagi dengan satu molekul asetil-KoA membentuk HMG-KoA yang dikatalisis oleh enzim HMG-KoA sintase.

b. Perubahan HMG-CoA menjadi Squalene Enzim HMG-KoA reduktase akan mereduksi HMG-KoA menjadi mevalonat. Enzim ini berada diretikulum endoplasma. Pada proses reduksi ini dibutuhkan ekivalen pereduksi yangdisuplai oleh NADPH. Mevalonat diubah menjadi farnesilpirofosfat dalam sitoplasma. Mevalonat kinase mengatalisis terbentuknya fosfomevalonat. Selanjutnya fosfomevalonat dikatalisis oleh fosfomevalonat kinase menghasilkan 5-pirofosfomevalonat. 5-pirofosfomevalonat diubah menjadi isopentenil pisofosfat yang melibatkan reaksi dekarboksilasi dan dehidrasi oleh enzim mevalonat 5-pirofosfat dekarboksilase. Tahap selanjutnya dimana isopentenil pisofosfat akan diubah menjadi isomernya yaitu dimetilalil pifosfat yang dikatalisis oleh isopentenil pisofosfat isomerase. Kondensasi antara isopentenil pisofosfat dengan dimetilalil pifosfat akan menghasilkan geranilpirofosfat yang dikatalisis oleh dimetilalil transferase. Geranilpirofosfat kemudian dikatalisis oleh geranil transferase dan menghasilkan farnesilpirofosfat. Reaksi kondensasi dua molekul farnesilpirofosfat akan membentuk skualena dengan bantuan farnesil transferase atau nama lainnya yaitu skualena sintase yang reaksinya memebutuhkan NADPH sebagai donor elektron.

c. Squalene diubah menjadi kolesterol Tahap terakhir dalam lintasan biosintesis kolesterol dimulai dari terikatnya skualena pada protein pengangkut spesifik yang ada di sitoplasma dikenal sebagai protein pengangkut sterol (sterol carrier protein). Skualena yang bertemu dengan O2 akan dikatalisis oleh enzim skualena monooksigenase dengan donor elektron dari NADPH membentuk skualena-2, 3-epoksida. Skualena-2, 3-epoksida melepasakan elektron ketika dikatalis oleh 2, 3-oksidoskualena lanosterol siklase menjadi lanosterol. Lanosterol akan berikatan dengan protein pengangkut yang kedua dalam reaksi sampai selesai. Lanosterol yang diubah menjadi kolesterol melalui 20 reaksi yang dikatalis oleh enzim-enzim dalam membrane mikrosom. Salah satu reaksinya yaitu yang terkahir setelah lanosterol diubah menjadi 7dehidrokolesterol melalui 19 reaksi, produk ini kemudian direduksi oleh NADPH membentuk kolesterol(Kuchel P, dan Ralston GB. 2006).

C. Fungsi Fisiologis Kolesterol Secara umum terdapat 5 jenis fungsi kolesterol di dalam tubuh yaitu : a. Pembentuk dinding sel tubuh Kolesterol dibutuhkan sebagai salah satu komponen pembentuk dindingdinding sel tubuh. Dinding-dinding sel itu lah yang membentuk tubuh dengan baik. b. Pembentukan hormon Kolesterol merupakan bahan penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan dasar pembentukan hormon testotero, estrogen dsn progesteron. c. Pembentukan vitamin D Kolesterol ini dibutuhkan untuk membuat vitamin D yang penting bagi kesehatan tulang dan kulit. d. Membantu proses kerja tubuh di empedu Sebagai bahan pembentukan asam dan garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak di dalam tubuh . e. Sumber energi Sebagai salah satu senyawa lemak, maka kolestrol itu merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori yang sangat tinggi bagi tubuh (Graha, 2010). Sejauh manfaat diatas kolesterol nonmembran yang paling banyak dalam tubuh

digunakan untuk membentuk asam kolat di dalam hati. Sebanyak 80 persen kolesterol dikonversi menjadi asam kolat. Kolesterol berkonjugasi dengan zat lain membentuk garam empedu, yang membantu pencernaan dan absorbsi lemak. Sebagian kecil dari kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikal; ovarium, untuk membentuk progesteron dan estrogen; dan oleh testis untuk membentuk testosteron. Kelenjar-kelenjar ini juga dapat membentuk sterol sendiri dan kemudian membentuk hormon dari sterol tersebut. Sejumlah besar kolesterol diendapkan dalam lapisan korneum kulit. Hal ini bersama dengan lemak lainnya, membuat kulit lebih resisten terhadap absorbsi zat yang larut dalam air dan juga kerja dari berbagai zat kimia, karena kolesterol dan lemak lain sangat tidak berdaya terhadap zat-zat seperti asam lemak dan berbagai pelarut, yang bila tidak dapat lebih mudah menembus tubuh. Juga, zat lemak ini membantu mencegah evaporasi air dari kulit; tanpa proteksi ini jumlah evaporasi (seperti terjadi pada pasien yang kehilangan kulitnya karena

luka bakar) dapat mencapai 5 sampai 10 liter setiap hari sedangkan kehilangan yang biasa hanya 300 sampai 400 mililiter (Guyton dan Hall, 2006). # Lanjutkan ya son,, nnti abz pulang dr luar kota q carikan lagi, hohohoohho

Kuchel P, dan Ralston GB. 2006. Biokimia. Penerjemah : Eva Laelasari. Elangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai