Anda di halaman 1dari 32

Penyakit Parkinson

Ayudya Septarizky/20070310082

Definisi
Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi degeneratif yang bersifat kronis progresif yang terutama mengenai jaras ekstrapiramidal yang mengandung neurotransmittor dopamin, dan karakteristiknya adalah trias yang terdiri atas:

akinesia

rigiditas

tremor

Etiologi
Penyebab penyakit Parkinson masih belum diketahui.

Penyakit parkinson terjadi jika sel saraf (autonom) yang mengatur gerakan mengalami jejas atau mati. Dalam keadaan normal, neuron ini menghasilkan dopamin, suatu neurotransmiter saraf yang diperlukan untuk mengatur gerakan otot. Kekurangan zat tersebut akan menimbulkan gangguan dalam gerakan seperti halnya yang terjadi pada penyakit parkinson.
Banyak peneliti percaya bahwa banyak faktor yang berperan dalam penyakit Parkinson, yang merupakan kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan.

Etiologi
Faktor genetik Sebagian besar kasus tidak diturunkan, hanya sekitar 5%. 95% lainnya adalah idiopatik.

Hanya sedikit gen yang secara langsung berhubungan dengan perkembangan penyakit Parkinson.
Sejauh ini, mutasi pada paling sedikitnya 9 gen yang telah dikenali sebagai penyebab penyakit Parkinson, yaitu: alpha-synuclein (PARK1),parkin (PARK2), ubiquitin carboxy-terminal hydroxylase L1 (PARK5), PINK1 (PARK6), DJ1 protein (PARK7),LRRK2 protein (PARK8), the nuclear receptor NURR1,HTRA2 and tau.

Etiologi
Faktor Lingkungan Terdapat beberapa bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa faktor lingkungan seperti toksin dapat menyebabkan kematian sel yang memproduksi dopamin, memicu pada perkembangan penyakit Parkinson. Beberapa toksin seperti MPTP, telah terbukti menyebabkan gejala mirip Parkinson. Terdapat kemungkinan adanya hubungan antara herbisida dan pestisida terhadap perkembangan penyakit Parkinson.

Etiologi

Etiologi

Etiologi
Hal-hal lain yang mendukung adanya dasar lingkungan dalam etiologi adalah: 1. Penyakit ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia (onset rata-rata sekitar 60 tahun)

2. Relatif tidak ada faktor genetik yang diketahui.


3. Terdapat hubungan lemah antara penyakit Parkinson dengan berbagai faktor lingkungan, seperti pajanan getah karet dan pestisida.

Epidemiologi
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia. Prevelensi penyakit parkinson di Eropa dan Amerika mencapai sekitar 2000 dari 100.000 penduduk berusia diatas 70 tahun, tetapi hanya 8 per 100.000 penduduk di bawah 50 tahun,lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 3:2. Angka prevalensi parkinson di Indonesia belum dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi mengingat umur harapan hidup makin lama dan makin tinggi yaitu dari tahun 1990-2025, maka Indonesia akan mengalami kenaikan jumlah penduduk usia lanjut sebesar 41,4%. Maka dapat diperkirakan sekitar tahun 2015 2020 angka harapan hidup orang Indonesia selama hidupnya mencapai 70 tahun lebih. Akibatnya prevalensi penyakit yang ditemukan pada golongan usia lanjut mengalami kenaikan.

Patologi
Penyakit Parkinson terutama mengenai neuron dopaminergik yang berproyeksi dari substansia nigra otak tengah sampai striatum ganglia basalis (nukleus kaudatus dan putamen).

Patologi
Secara makroskopis : atrofi substansia nigra pada penyakit Parkinson tahap lanjut, yang dikenali sebagai hilangnya pigmentasi melanin pada regio ini.

Patologi
Secara mikroskopis: kerusakan berat neuron pada substansia nigra, dan neuron yang tersisa seringkali mengandung bahan inklusi intrasel, yaitu badan Lewy.

Gejala penyakit Parkinson terlihat jika kerusakan neuron dopaminergik nigrostriatum telah mencapai 60-80%

Patologi
Secara patofisisologis, kerusakan jaras dopaminergik menyebabkan ketidakseimbangan sistem ekstrapiramidal dengan mekanisme kolinergik dan neurotransmiter lainnya.

Patologi

Gambaran Klinis
Rigiditas ( kekakuan ) Rigiditas selalu ada pada pasien Parkinson yaitu dengan meningkatnya tonus otot, baik otot fleksor maupun ekstensor berkontraksi dengan kuat yang menunujukan gangguan kelompok kelompok otot inhibitor yang bersesuaian. Rigiditas nampak pada wajah sehingga wajah seperti topeng karena terbatasnya mimik, kedip mata menjadi jarang, sikap tubuh menjadi agak membungkuk, lengan dan tungkai berada pada keadaan fleksi ringan, jalan dengan langkah kecil kecil.

Gambaran Klinis
Tremor ( tremor terutama pada saat beristirahat ) Tremor disebabkan karena kontraksi yang berganti ganti secara teratur (empat sampai enam siklus perdetik) dari otot otot antagonis. Tremor makin bertambah jika pasien lelah dan mengalami ketegangan emosi. Tremor terjadi pada jejari tangan, sendi sendi metakarpo-falangisi, kepala mengangguk-angguk atau menggeleng-geleng. Tremor pada tangan dideskripsikan sebagai gerakan membuat pil (pill rolling). Terjadi saat istirahat dan dieksaserbasi oleh cemas, emosi, stres Membaik saat bergerak.

Gambaran Klinis
Akinesia Gerakan fisik yang bertambah lambat (bradikinesia) dapat dikeluhkan paga pasien penyakit Parkinson, terutama mengalami kesulitan pada gerakan motoriks kompleks, misalnya berpakaian, bercukur, menulis (tulisan tangan menjadi lebih kecil). Kurangnya gerakan spontan dapat bermanifestasi sebagai: 1. Kurangnya ekspresi wajah (wajah seperti topeng) 2. kesulitan mengubah posisi (misal berganti posisi di tempat tidur

3. percakapan sedikit dan monoton


4. Posisi berdiri dan pola berjalan yang abnormal (karena akinesia dan hilangnya kontrol postural normal)

Gambaran Klinis
Pola berjalan Postur pasien akan menjadi fleksi atau membungkuk. Pasien mungkin tidak mampu mempertahankan posisi berdiri normal sebagai respon tekan dari belakang dan pasien jatuh ke depan (propulsi), atau dari depan sehingga pasien jatuh ke belakang (retropulsi).

Diagnosis
Gambaran klinis ( tremor, rigiditas, akinesia) Kriteria diagnosis:

Didapatkan 2 dari 3 tanda kardial (utama) gangguan motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia, atau
Tiga dari empat tanda motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia, ketidak stabilan postural

PET scan (CT, MRI standar tidak dapat membantu diagnosis)


SPECT scan transporter dopamin (DaT) Dapat menunjukkan lesi dopaminergik nigrostriatum tetapi tidak spesifik untuk penyakit Parkinson idiopatik, dan dapat pula ditemukan pada sindrom rigiditas-akinetik lainnya. Respon pasien terhadap terapi medikamentosa

Diagnosis Banding
Atrofi sistem multipel (multiple system atrophy, MSA) Sindrom Shy-Drager (gambaran ekstrapiramidal dengan kegagalan otonom)

Palsi supranuklear progresif (PSP, sindrom Steel-RichardsonOlszweski)


Degenerasi kortiko basal

Penyakit serebrovaskular

Diagnosis banding

Diagnosis banding

Stadium Penyakit

Stadium Penyakit
Hoehn and Yahr Staging of Parkinson's Disease Stage One
Signs and symptoms on one side only Symptoms mild Symptoms inconvenient but not disabling Usually presents with tremor of one limb Friends have noticed changes in posture, locomotion and facial expression standing Generalized dysfunction that is moderately severe

Stage Four
Severe symptoms Can still walk to a limited extent Rigidity and bradykinesia No longer able to live alone Tremor may be less than earlier stages

Stage Two
Symptoms are bilateral Minimal disability Posture and gait affected

Stage Five
Cachectic stage Invalidism complete Cannot stand or walk Requires constant nursing care

Stage Three
Significant slowing of body movements Early impairment of equilibrium on walking or

Terapi
Tujuan utama terapi adalah memulihkan disabilitas fungsional yang disandang penderita. Biasanya penatalahksanaan dilakukan secara komperhensif baik dengan obat, perbaikan diet dengan mengurangi asupan protein sampai 0,50.8 gram/kg BB perhari terapi fisik berupa latihan teratur utnutk mempertahan penderita tetap dapat berjalan Secara garis besar konsep terapi farmakologis maupun pembedahan pada penyakit parkinson dibedakan menjadi 3 hal, yaitu: Simtomatis, untuk memperbaiki gejala dan tanda penyakit Protektif, dengan cara mempengaruhi patofisiologi penyakit Restoratif, mendorong neuron baru atau merangsang pertumbuhan dan fungsi sel neuron yang masih ada.

Terapi
Ada 6 macam obat utama yang dipergunakan untuk penatalaksanaan PP, yaitu: 1. Obat yang Mengganti Dopamin (Levodopa, Carbidopa)

2. Agois dopamin (Bromocriptine, pergolide, pramipexole, ropinirol)


3. Antikolinergik (Benztropin, Triheksifenidil, Biperiden) 4. Penghambat Monoamin Oxsidase/MAO (Selegilline)

5. Amatadin
6. Penghambat Catechol-0-Methyl Transferase/COMT (Tolcapone, Entacopone)

Terapi
Mekanisme aksi L-DOPA

Terapi
Terapi bedah: Talamotomi stereostatik (pembedahan talamus) Dapat membantu pada pasien dengan tremor berat yang tidak memberikan respon thd medikamentosa Palidotomi (pembedahan globus palidus) Transplantasi sel dengan substansia nigra fetus . Masih merupakan teknik yang eksperimental. Perannya terhadap terapi penyakit Parkinson idiopatik masih belum ditetapkan walau pada pasien Parkinsonisme akibat MPTP telah menunjukkan perbaikan bermakna.

Komplikasi
HIPOKINESIA GANGGUAN POSTURAL 6. Psikosis 7. Demensia 1. Atrofi/kelemahan otot sekunder 1. Perubahan kardio-pulmonal

2. Kontruktur sendi
3. Dformitas: kifosis, scoliosis 4. Ostoeporosis

2. Ulkus dekubitus
3. Jatuh GANGGUAN VEGETATIF 1. Hipotensi Postural

GANGGUAN MENTAL
GANGGUAN FUNGSI LUHUR 1. Afasia 1. Gangguan pola tidur 2. Emosional

2. Inkontinensia urine
3. Gangguan keringat

2. Agnosia
3. Apraksia

3. Gangguan seksual
4. Depresi 5. Bradifenia

Perjalanan Penyakit dan Prognosis


Penyakit Parkinson bersifat progresif. Pasien yang tidak diterapi biasanya akan mencapai derajat disabilitas berat, yaitu imobilitas, disertai resiko mengancam jiwa seperti bronkopneumonia, septikemia dan emboli paru, rata-rata setelah 7-10 tahun menderita penyakit Parkinson.

Terapi saat ini sebagian besar bersifat simtomatik, tetapi mungkin juga dapat memperpanjang harapan hidup rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai