Anda di halaman 1dari 10

RETINA SCANNER

Konsep Pengembangan Sains dan Teknologi

Masalah

Maraknya fenomena TA di kalangan mahasiswa. Titip Absen atau yang lebih populer dengan sebutan TA ini seolah sudah menjadi hal yang wajar bagi mahasiswa, mereka menyuruh teman mereka untuk memalsukan tanda tangan saat absensi sedangkan mereka tidak mengikuti perkuliahan karena suatu hal tertentu. Mungkin jika sang dosen atau asisten dosen adalah orang yang rajin, kita tidak akan bisa melakukan kejahatan TA tersebut karena dosen atau asdos mungkin akan mengabsen dengan memanggil satu per satu nama mahasiswanya, namun sepertinya hal tersebut sangat jarang ditemui. Kejahatan semacam TA sudah mendarah daging dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mahasiswa dan TA seolah sudah menjadi satu paket yang tidak bisa

Kenapa kok harus TA?

Sebenarnya mahasiswa sudah diberi jatah membolos perkuliahaan per mata kuliah, namun mengapa masih banyak mahasiswa yang TA? Mereka kebanyakan melakukan TA karena tidak mau jatah membolosnya berkurang, jadi meskipun mereka tidak mengikuti perkuliahan jatah membolos mereka tidak akan berkurang. Hal kedua adalah mereka malas mencari surat dokter saat mereka sakit, jadi daripada absensinya alfa lebih baik titip absen ke teman yang lain saja.

Mengetahui fenomena yang demikian, sistem absensi dengan tanda tangan manual jelas sudah tidak efektif lagi. Maka dari itu, kami dari kelompok 2 memberikan satu solusi. Teknologi yang digunakan bernama Retina Scanner.

Retina Scanner sangat futuristik, namun secara sistematik, dapat dikatakan semudah teknologi kamera digital. Teknologi ini memanfaatkan apa yang terlihat dan mendekati cahaya infra merah, penggambaran yang sangat kontras dari masing-masing orang Melalui cahaya yang mendekati infra merah, pupil manusia menjadi sangat hitam, sehingga memudahkan bagi komputer untuk membedakan pupil dan iris

Retina Scanner merupakan salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (Selaput Jala). Retina Scanner sampai sekarang penggunaannya masih sangat jarang, mungkin karena biayanya sangat tinggi dan kebanyakan orang berpendapat dengan menggunakan teknologi ini bisa menimbulkan gangguan pada mata. Memang diakui semua teknologi tidak ada yang sempurna termasuk teknologi Retina Scanner, akan tetapi dengan menggunakan teknologi ini identitas pemakai akan sulit untuk diduplikatkan. Bukan hanya itu saja teknologi tersebut bisa sangat akurat dalam memverifikasi bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya. Seperti absensi pada mahasiswa.

Retina Scanner ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu mendeteksi dengan cepat dan melalui inframerah atau sinar, maka alat tersebut dengan otomatis akan memunculkan identitas si pengguna. Beda dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput mata belakang dan lewat sel saraf mata, alat pendeteksi akan mengetahui si pengguna Retina scanner, tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10 - 15 detik untuk mengecek saraf-saraf yang sudah dipasangkan Retina scanner.

Retina scanner sendiri mempunyai kelemahan. Retina bisa dibaca error apabila pembacanya tidak sesuai dengan alat pengukur sensor memerlukan sebuah pusat keamanan yang bisa menentukan apakah sebuah permintaan akan disetujui atau ditolak. Pendekatan ini sangat mudah karena retina scanner hanya dipelihara di lokasi yang tunggal. Salah satu kelemahannya adalah central access control bisa menjadi single point of failure. Jika central access control rusak, maka semua object tidak akan bisa diakses. Dampak negatif yang lainnya adalah dalam masalah perfomance. Jika sistem tidak bisa memenuhi semua permintaan dari si pengguna. Maka dapat memilih beberapa paket yang bisa digunakan dalam mengimplementasikan administrasi terhadap control access

Cara Kerja
Ketika si pengguna menggunakan alatnya, maka sinar inframerah yang berada pada digital pendeteksi langsung secara otomatis mendeteksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlansung 10-15 detik.

Cara penggunaan
- Si pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan melakukan verifikasi identitas si pengguna. Adapun langkah-langkah spesifikasinya: 1.Subjek akan melakukan permintaan akses ke suatu objek kemudian objek akan mengirimkan ID kepada subjek sesuai permintaan si subjek 2.Memanggil AS (authentication service) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek 3.Kemudian subjek mengrim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek 4.Dan jika kedua sisi sudah bersesuaian, maka akses dikabulkan

Anda mungkin juga menyukai