Anda di halaman 1dari 3

OPERATIONAL RISK

Risiko operasonal oleh Basel II didefinisikan sebagai suatu risiko kerugian yang disebabkan karena tak berjalannya atau gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal. Walaupun risiko ini dapat diterapkan pada semua jenis organisasi bisnis, keterkaitan utamanya adalah pada bidang perbankan yang regulatornya bertanggung jawab untuk menciptakan pengamanan sebagai perlindungan terhadap kegagalan sistemik sistem perbankan dan ekonomi. Definisi Basel II mencakup pula risiko hukum, tapi mengecualikan risiko strategi, yaitu risiko kerugian karena buruknya keputusan strategis bisnis. Definisi ini juga mengecualikan risiko reputasi walaupun disadari bahwa suatu kerugian operasional yang cukup besar tapi tidak fatal juga dapat memengaruhi reputasi dan dapat membawa dampak lanjutan pada keruntuhan bisnis dan kegagalan organisasi. Tipe operational risk: Internal fraud - - penyalahgunaan aset, penggelapan pajak, penyuapan Eksternal fraud -- pencurian informasi kerusakan, hacking, pencurian dan pemalsuan Praktik Kerja dan Keselamatan Kerja -- diskriminasi, kompensasi pekerja, kesehatan dan keselamatan kerja Klien, Produk, & Bisnis Praktik -- manipulasi pasar, antitrust, perdagangan yang tidak benar, cacat produk, pelanggaran fidusia Kerusakan Aset Fisik -- bencana alam, terorisme, vandalisme Bisnis & Kegagalan Sistem Gangguan -- gangguan utilitas, kegagalan perangkat lunak, kegagalan perangkat keras Eksekusi, Pengiriman, & Proses Manajemen -- kesalahan entri data, kesalahan akuntansi, gagal pelaporan wajib, kehilangan lalai aset klien Metode manajemen operational risk: Basic Indicator Approach yaitu berdasarkan pendapatan tahunan Lembaga Keuangan

Standardized Approach yaitu berdasarkan pendapatan tahunan dari masing-masing lini bisnis yang luas dari Lembaga Keuangan

Advanced Measurement Aproach yaitu berdasarkan kerangka pengukuran risiko yang dikembangkan secara internal bank mengikuti standar yang ditetapkan (termasuk metode IMA, LDA, berbasis skenario, dll Scorecard). Kerangka Manajemen Risiko Operasional harus mencakup identifikasi, pengukuran, pemantauan, pelaporan, kontrol danmitigasi kerangka kerja untuk Risiko Operasional.

Contoh Kasus 1 Kasus-kasus , pembobolan kantor kas BRI Tamini Square sebesar Rp 29 miliar, pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank BII dengan total kerugian Rp 3,6 miliar, dan pencairan deposito dan nasabah tanpa sepengetahuan pemiliknya di Bank Mandiri dengan nilai kerugian Rp 18 miliar. Jadi, kejahatan yang menimpa dunia perbankan ini tidak hanya dialami bank-bank kecil tapi juga perbankan besar dengan reputasinya yang sudah teruji. Para pelaku pembobolan pun bukanlah siapa-siapa tapi, dari kalangan karyawan bank sendiri. Contoh Kasus 2 JAKARTA - Kasus pembobolan dana nasbah Citibank senilai Rp40 miliar oleh Inong Malinda alias Melinda Dee yang menjabat Relationship Manager Citigold di bank tersebut merupakan salah satu kasus hukum paling banyak menyita perhatian masyarakat di tahun 2011. Selain nilai kejahatannya yang cukup fantastis, kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewah Melinda bersama suaminya Andhika Gumilang. Pembobolan simpanan nasabah kakap oleh Melinda selama kurang lebih tiga tahun berakhir 23 Maret 2011 setelah delapan penyidik dari Direktorat Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri menangkap Melinda di apartemennya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Tim dari Mabes Polri bergerak setelah mendapat laporan pihak Citibank pada bulan Januari. Dalam keterangan saksi di pengadilan terlihat modus yang digunakan Melinda, yakni dengan menyalahgunakan kepercayaan para nasabah kakap terhadap dirinya. Oleh Melinda, nasabahnasabah kaya dan sibuk itu disodori blanko kosong untuk ditandatangani agar memudahkan

transaksi. Namun ternyata Melinda mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya, Dwi Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank.

Anda mungkin juga menyukai