Anda di halaman 1dari 8

Pengauditan

1. Mengapa laporan keuangan perlu di audit? Jelaskan pula manfaat ekonomis audit laporan keuangan dan keterbatasan audit laporan keuangan? Jawab : Laporan keuangan perlu diaudit untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Adapun manfaat ekonomis audit laporan keuangan sebagai berikut: a. Akses ke pasar modal b. Biaya modal menjadi lebih rendah c. Mencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan d. Perbaikan dan pegendalian operasional Keterbatasan audit laporan keuangan : a. Biaya yang terbatas Adanya keterbatasan biaya membuat audit tidak dapat dilakukan pada seluruh transaksi. Kondisi ini mendorong auditor untuk melakukan pengujian dengan menggunakan materialitas sebagai batasan. b. Waktu yang terbatas Adanya keterbatasan waktu membuat audit tidak dapat dilakukan pada seluruh transaksi. Sama seperti kondisi akibat adanya keterbatasan biaya, auditor juga terdorong untuk melakukan pengujian dengan menggunakan materialitas sebagai batasan. Selain dari keterbatasan audit, laporan keuangan juga mendapat keterbatasan yang berasal dari proses akuntansi itu sendiri yaitu: c. Adanya prinsip akuntansi alternative Dengan adanya prinsip akuntansi alternatif, maka pengguna laporan keuangan harus waspada terhadap efek dari penggunaan prinsip akuntansi alternatif. d. Adanya estimasi akuntansi Estimasi akuntansi merupakan sesuatu yang tidak pasti bahkan auditor pun tidak dapat memastikannya. Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan juga harus waspada terhadap hal ini. 2. Jelaskan hubugan antara akuntansi (keuangan) dengan audit laporan keuangan. Jelaskan pula isi pokok dari standar auditing. Jawab : Secara umum hubungan antara auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu proses menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement. Sedangkan Auditing adalah suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini / rekomendasi) yang membandingkan antara fakta dan kriteria.

Standar auditing : Standar umum Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Standar pekerjaan lapangan Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Standar pelaporan Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 3. Sebut dan jelaskan berbagai pendapat auditor dan jelaskan pada kondisi bagaimana auditor memberiksn pernyataan pendapat tersebut? Jawab : a. Pendapat wajar tanpa pengecualian Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan terhadap auditor dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan standar akutansi keuangan dalam laporan keuangan disertai dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan

audit tipe ini merupakan laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua pihak. Baik oleh klien maupun oleh auditor. b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas Suatu paragraf penjelas dalam laporan audit diberikan oleh auditor dalam keadaan tertentu yang mungkin mengharuskannya melakukan hal tersebut, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan. c. Pendapat wajar dengan pengecualian Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, diantaranya yaitu : Klien membatasi ruang lingkup audit Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan Ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi digunakan dalam menyusun laporan keuangan keuangan yang

d. Pendapat tidak wajar Pendapat ini merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut lampiran tanpa pendapat (adverse opinion). Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya. 4. Jelaskan isi pokok surat penugasan audit? Jawab : a. Tujuan audit atas laporan keuangan. b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan dari badan professional yang harus dianut oleh auditor. d. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan. e. Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan lain suatu audit, dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian intern, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari tentang kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi.

f. Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumentasi, dan informasi lain apa pun yang diminta oleh auditor dalam hubungannya dengan audit. g. Pembatasan atas tanggung jawab auditor. h. Komunikasi melalui e-mail. 5. Apa yang dimaksud kertas kerja dan jelaskan isi kertas kerja..? Jawab : kertas kerja adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Kertas Kerja biasanya berisi dokumentai yang memperlihatkan: a. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik. b. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan. c. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 6. Jasa atestasi dan non atestasi? Jawab : Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang signifikan, dengan kinerja yang telah ditetapkan. Contoh : Audit. Pemeriksaan( Examination ). Penelaahan( Review ). Proseduryang disepakatibersama(agreed upon pocedure) Jasa nonatestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen.

7. Apa yang dimaksud bukti audit yang cukup dan kompeten dan hal hal apa yang mempengaruhi kompetensi bukti audit? Jawab : Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atas mutu dari bukti-bukti tersebut. Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecualian penting yang ada.

Bukti yang cukup maksudnya audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional auditor setelah mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi kompetensi bukti audit: Materialitas. Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan keuangan. Karena tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan. Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang diperlukan pun akan semakin sedikit. Risiko Audit. Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan yang terbalik. Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak. Faktor-faktor Ekonomi. Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan entitas. Ukuran dan Karakteristik Populasi. Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit memiliki hubungan yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi. 8. Jelaskan prosedur audit dan bagaimana prosedu yang biasanya dilakukan auditor dalam melaksanakn konfirmasi.? Jawab : Prosedur audit merupakan tindakan2 yang dilakukan atau metode dan tekhnik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti2. Prosedur melaksanakan konfirmasi : Menentukan informasi yang dikonfirmasi atau yang diminta Auditor pada tahap awal menentukan saldo apa saja yang perlu dilakukan konfirm asi untuk memastikan keterjadian transaksitersebut. Biasanya saldo yang dapat dil akukan konfirmasi adalah saldo yang berhubungan dengan pihak ketiga seperti hu tang,piutang, saldo bank. Menentukan pihak yang akan dikonfirmasi Jika telah mengetahui saldo yang akan dikonfirmasi maka auditor juga akan mene ntukan kepada siapa konfirmasi tersebutdikirimkan. Pada saldo hutang, konfirmas i akan dikirimkan kepada supplier. Saldo piutang, konfirmasi akan dikirimkan pad acustomer. Saldo Bank, konfirmasi ditujukan kepada bank yang terkait. Mendesign permintaan konfirmasi, termasuk untuk menentukan apakah permintaa n telah dialamatkan dengan tepat dan berisiinformasi jawaban untuk dikirimkan se cara langsung oleh auditor

Mengirimkan permintaan, termasuk permintaan tindak lanjut pada pihak yang dik onfirmasi. Saat permintaan telah dikirim auditor harus tetap melakukan follow up atas permintaan konfirmasi tersebut hingga diterimanyahasil konfirmasi.

9. Jelaskan tahap audit dan bagaimana pengujian dilakukan? Jawab : Tahapan audit : Merencanakan dan merancang pendekatan audit Dalam setiap audit, ada bermacam-macam cara yang dapat ditempuh seorang auditor dalam mengumpulkan bahan bukti untuk mencapai tujuan audit secara keseluruhan. Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi Jika auditor telah menetapkan tingkat resiko pengendalian yang lebih rendah berdasarkan identifikasi pengendalian, ia kemudian dapat memperkecil luas penilaiannya sampai suatu titik dimana ketepatan informasi keuangan yang berkaitan langsung dengan pengendalian itu harus diperiksa keabsahannya melalui pengumpulan bahan bukti. Tetapi untuk membenarkan tingkat resiko lebih rendah yang ditetapkan ini, auditor harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Prosedur-prosedur yang termasuk dalam jenis pengujian ini biasa disebut sebagai pengujian atas pengendalian. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo Terdapat dua kategori dalam prosedur tahap III ini yaitu prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit. Setelah auditor menyelesaikan semua prosedur, adalah perlu untuk menggabungkan seluruh informasi yang didapat untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Ini merupakan proses yang sangat subyektif dan sangat tergantung pada pertimbangan professional auditor. Pengujianya : prosedur untuk Memperoleh Pemahaman atas Internal Control Auditor harus memahami efektivitas aspek rancangan dan operasional dari pengendalian intern. Tests of Controls (Uji Pengendalian) Pengujian pengandalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atauprosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian) Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi) Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan keuangan.

Analitycal Procedure (Prosedur Analitis) Prosedur analitis meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan dengan angka tertentu yang dikembangkan oleh auditor. Detail Test of Balances (Pengujian Terinci atas Saldo) Pengujian Terinci atas Saldo merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 9 balancerelated audit objective (tujuan audit terkait dengan saldo) telah terpenuhi.

10. Jelaskan mengenai aturan2 etika yang harus dipatuhi oleh auditor? Jawab : Tanggung Jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Objektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai