LATAR BELAKANG Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (618 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia.Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan. Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh.
iii
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil B. RUMUSAN MASALAH Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah merah. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usia dan jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia menurut WHO dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus (keguguran), kelahiran prematur (lahir sebelum waktu-nya), persalinan yang lama karena rahim tidak berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi pada saat persalinan atau setelahnya. Perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karena lokasi implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : Disseminated Intravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir rendah sampai kematian perinatal.Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung.Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada pada ukuran kurang dari 4 gr/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat besar. Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeklampsia (penyakit pada wanita hamil
iii
dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan adanya protein dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet. C. TUJUAN 1. Ingin mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas. 2. Ingin mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil. 3. Ingin mengetahui gejala anemia pada ibu hamil. 4. Ingin mengetahui dampak anemia pada ibu hamil. 5. Ingin mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.
iii
BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI ANEMIA Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
iii
Pembagian anemia dalam kehamilan 1. Anemia defisiensi besi Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg. Tanda dan gejala: Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut Ciri-ciri anemia defisiensi besi mikrositosis hipokromasia anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom kadar besi serum rendah daya ikat besi serum meningkat protoporfirin meningkat tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
iii
2.
Anemia megaloblastik Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan. Gejala-gejalanya: Malnutrisi Glositis berat(Lidah meradang, nyeri) Diare Kehilangan nafsu makan Ciri-ciri anemia megaloblastik megaloblast promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi dalam kehamilan
3.
Anemia hipoplastik Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi. Ciri-ciri pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12. Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
iii
4.
Anemia hemolitik Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar: 1.disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti Kelainan darah, anemia sel sabit, sferositosis, eliptositosis, dll. 2.disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll. Gejala proses hemolitik anemia hemoglobinemia hemoglobinuria hiperbilirubinuria hiperurobilirubinuria kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll Klasifikasi anemia yang lain adalah : a. Hb 11 gr% : Tidak anemia b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan c. Hb 7 8 gr%: Anemia sedang d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
B. PENYEBAB ANEMIA PADA KEHAMILAN Penyebab umum dari anemia: 1. Perdarahan hebat 2. Akut (mendadak) 3. Kecelakaan
iii
4. Pembedahan 5. Persalinan 6. Pecah pembuluh darah 7. Kronik (menahun) 8. Perdarahan hidung 9. Wasir (hemoroid) 10. Ulkus peptikum 11. Kanker atau polip di saluran pencernaan 12.Tumor ginjal atau kandung kemih 13.Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah 15. Kekurangan zat besi 16. Kekurangan vitamin B12 17. Kekurangan asam folat 18. Kekurangan vitamin C 19. Penyakit kronik 20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah 21. Pembesaran limpa 22.Kerusakan mekanik pada sel darah merah 23.Reaksi autoimun terhadap sel darah merah: Hemoglobinuria nokturnal paroksismal Sferositosis herediter Elliptositosis herediter
24. Kekurangan G6PD 25. Penyakit sel sabit 26. Penyakit hemoglobin C 27. Penyakit hemoglobin S-C 28. Penyakit hemoglobin E 29. Thalasemia (Kelainan darah)
iii
Selain itu anemia juga disebabkan oleh: 1. Kekurangan zat besi 2. vitamin B12 atau asam folat 3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal 4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan 5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik) 6. Infeksi HIV 7. Kekurangan zat besi 8. Perdarahan 9. Genetik 10. Kekurangan vitamin B12 11. Kekurangan asam folat 12. Pecahnya dinding sel darah merah 13. Gangguan sumsum tulang PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu: a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma. c. Kurangnya zat besi dalam makanan.
iii
d. Kebutuhan zat besi meningkat. e. Gangguan pencernaan dan absorbsi. C. GEJALA KLINIS Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejalagejala penyakit dasarnya yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang- kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas. DERAJAT ANEMIA Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl. Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil Zat Gizi Energi (Kal) Protein (g) Vitamin A (RE) Vitamin C (mg) Asam folat (mcg) Niasin (mg) Riboflavin (mg) Tiamin (mg) Vitamin B12 (mcg) Kalsium Fosfor Iodium Tidak Hamil 1900 44 500 30 150 8,4 1,0 0,9 1,0 600 450 150 285 12 200 10 50 1,3 0,2 0,2 0,3 400 200 25 Hamil
iii
Besi Zinc
25 15
20 5
D. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain). E. PENCEGAHAN ANEMIA Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
iii
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari PENCEGAHAN DAN PERAWATAN IBU HAMIL DENGAN ANEMIA Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter. Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi dan menghadapi kondisi anemia. 1. Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak a. Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya. Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini. b. Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan anda mengalami anemia. c. Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
iii
d. Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi. Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. 2. Perbaikan diet/pola makan Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia. 3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacangkacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin. 4. Batasi penggunaan antasida Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian. 5. Ikuti saran dokter Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh karena itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi.
iii
Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda. Pedoman menu Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil: 1.Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. 2.Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah. 3.Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape. 4.Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak. 5.Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi. 6.Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai tulisan pada
iii
kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb. 7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah. 8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya mereka tidak berselera makan. 9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi. 10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari. Zat-zat gizi penting Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut: 1.Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi. 2.Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
iii
3.Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. 4.Mineral, antara lain : 1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik. 2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh : o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari. o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
iii
F. PENGOBATAN ANEMIA Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 1. Pengertian Prosese pemecahan masalah Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis. Yang berfokus pada klien.
2. Langkah langkah I. II. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara keseluruhan. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
iii
III.
IV.
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan kondisi klien.
V.
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah- langkah sebelumnya.
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien. Data objektif adalah yang menggambarkan pendokunentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesui dengan kebutuhan dan pemeriksaan
iii
tanda-tanda auskultasi,
vital, perkusi),
pemeriksaan Pemeriksaan
khusus
(inspeksi,
palpasi,
penunjang
(laboratorium,
Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi ang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
iii
asuhan
Langkah V : Menyusun rencana yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Langkah VI : pelasanaan langsung asuhan dengan efesien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakh benar-benar akan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
iii
BAB III TINJAUAN KASUS Untuk memberikan gambaran yang nyata tentang manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Anemia, pada tanggal 09-07-2010 dipuskesmas Sakti Teungoh Lhokseumawe Tahun 2010 Manajemen Kebidanan pada ibu hamil I. Pengumpulan Data a. Nama Umur Suku/Bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Telp Nama Kantor Telp b. : Ny. E : 34 tahun : Aceh/ Indonesia : Islam : SMEA : IRT :::Identitas / Biodata Nama Suami : Tn.S Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Telp Telp Anamnesa : 34 tahun : Islam : Sma : Tani ::Suku/Bangsa : Aceh/indonesia
iii
Pada tanggal 09-07-2010 2. Keluhan utama - Menarche - Siklus - Banyaknya - Dismenorhoe - Teratur/tidaknya - Lamanya - Konsitensi darah G : III Pernah dikuret Keguguran terakhir Jarak antara kehamilan Pernah imunisasi TT Kompilasi pada waktu hamil
pukul 10.45.wib
1. alasan kunjungan ini : memeriksa kehamilan : Anemia ringan : 12 tahun : 25 hari : 3 x ganti duck : tidak ada : teratur : 3-4 hari : kental P: II A: O : tidak : tidak ada : 6 tahun : pernah : tidak ada : Bidan : dirumah : partus normal : tidak ada 3. Riwayat menstruasi :
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Pernahnya keguguran : tidak umur kehamilan : 16 minggu
Persalinan yang lalu dibantu oleh Tempat persalinan Jenis persalinan Komplikasi persalinan pada waktu yang lalu 5. Riwayat kehamilan ini -HPHT -TTP : 12-03-2010 : 19-12-2010
iii
-kontrasepsi yang digunakan -pergerakan anak pertama kali -Bila pergerakan anak sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir -Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi
-keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) Rasa lelah : tidak ada : ada
Panas menggigil Sakit kepala berat Penglihatan kabur Rasa nyeri waktu buang BAK Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya Pengeluaran cairan pervagina Nyeri kemerahan, tegang Pada tungkai Oedema : tidak ada
: tidak ada
-Diet makan Makan sehari-hari - pola eminisasi : teratur : teratur Perunahan makan yang dialami (termasuk naidum, nafsu makan dan lain-lain
iii
- aktivitas sehari-hari - seksualitas - pekerjaan -imunisasi TT - kontrasepsi yang digunakan - Jantung - Ginjal - Asma/TBC paru-paru - Hepatitis - Epilepsit - HIV/AIDS - Lain-lain 7. Riwayat penyakit keluarga : - Jantung - Hipertensi - D.M - Asma - Dll 8. Riwayat sosial - Perkawinan - Status perkawinan 30 tahun lamanya : - Kehamilan ini - Rencana pengasuh anak : sah tahun
: dirumah : berkurang : memasak/menyapu : tidak ada : pil : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada
: kawin 1 kali
- Kawin I : umur : 25 tahun, dengan suami umur Anak : 2 orang Kawin II : tidak ada Direncanakan Diterima Sendiri Orang tua -Perasaan kehamilan ini : Sangat bahagia tidak direncanakan tidak diterima baby sister Dll
iii
c. 1. Keadaan umum 2. Status emosional 3. Tanda vital TD Pols Temp RR BB TB BB sebelum hamil LILA 4. Muka Dedema Conjungata Selera mata 5. Leher Struma Vena jugularis 6. Dada : Simestris Mammae Benjolan Striae Areola Papilla 7. Pinggang Nyeri 8. Ekstremitas
PEMERIKSAAN objektif) : baik : stabil : : 110 mm Hg : 80 x /menit : 35C : 28 x /menit : 53 kg : 156 cm : 45 kg : 28 cm : tidak ada : Merah : hikterik : tidak ada : tidak ada Ada
FISIK
(Data
Tidak ada : Membesar : tidak ada : tidak ada : menghitam : menonjol : ada
iii
Oedema tangan dan jari Oedema pada kaki Betis merah/lembek/keras Varicess tungkai Refleks patella kanan Reflex patella kiri Bekas luka Pembesaran perut Bentuk perut Oedema Pemeriksaan kebidanan Palpasi uterus : Leopold I Leopold II
: tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : ada : ada : tidak ada : ada : bulat : tidak ada : 16 cm :-
Leopold III : Leopold IV : TBBJ Kontraksi Frekuensi Kekuatan 9. Genetalia Insfeksi : Vulva dan vagina Luka Kemerahan Nyeri d. Pemeriksaan laborotarium Pemeriksaan darah 1. Haemoglobin : gr % Gol darah : 2. Pemeriksaan urine : : Varices : tidak ada : tidak ada : ada UJI DIAGNOSA : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada
iii
: negatif : negative
P: II A: O
Ibu dengan Anemia ringan : ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga Haid terakhir : 12-03-2010 Conjungtiva : Pucat Masalah Kebutuhan : Ibu dengan kebas-kebas : Ibu harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi serta mengkonsumsi zat tablet Fe III. Antisipasi diagnose dan masalah social Mencegah supaya tidak terjadi Abortus IV. Tindakan segera atau kolaborasi Tidak perlu V. Rencana manajemen Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi serta mengkonsumsi tablet penambah darah Anjurkan ibu untuk banyak minum air putih Berikan vitamin B1, B6 dan S F Berikan ibu pankes sesuai kebutuhan
VI. Implementasi / pelaksanaan Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan tablet Fe Memberikan terapi psikologi pada ibu
iii
S:
Berikan vitamin B1, B6 dan S F Berikan Ibu pankes sesuai kebutuhan Tabulin
VII. Evaluasi Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga O: KU ibu TD Pols RR Temp BB Scelera Conjungtiva Hb A: Ibu G : III P: Mengajarkan ibu untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan ketidaknyamanan tersebut Kunjungan ulang 1 minggu kemudian bila ada keluhan Pendidikan dan konseling lanjutan Pola makanan yang seimbang Istirahat yang cukup Tabulin P: II A: O dengan anemia ringan : Baik : 110/70 mm Hg : 80 x / menit : 28 x/menit : 35C : 55 kg : normal : normal : 10gr %
iii
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. 2. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. B. Saran 1.Bagi Akademik STIKes Ubudiyah lhokseumawe diharapkan untuk lebih sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua kesulitan dapat segera teratasi.
iii
2.Bagi PKM Majalengka agar meningkatkan dalam menangani dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta tidak memandang status sosial dalampelayanan kesehatan. 3.Bagi Ny. E dan KeluargaAgar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan demi keselamatan janin dan Ny. E agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan dengan normal. 4.Bagi seluruh mahasiswi Prodi D III Kebidanan diharapkan dapat melakukan asuhankebidanan pada ibu hamil dengan anemia
DAFTAR PUSTAKA
Trauma
kehamilan
dan
pengaruhnya
pada
Farerr,H,1999, Perawatan Maternitas edisi 2, bukukedokteran, EGC,Jakarta Gunarsa,D.S,1995, Psikologi keperawatan, PT.Gunung Muvia, Jakarta Al-Atiq,2007,hamil tanpa masalah, Baityannati,wordpress.com Ibrahim S, Christina,Perawatan kebidanan,Bharatara,Jakarta Pearce John,1990, Kekhawatiran dan ketakutan, bina rupa aksara, Jakarta
iii