Anda di halaman 1dari 15

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Darah merupakan elemen yang sangat penting bagi keberadaan manusia.

Adanya kelainan pada darah merupakan hal yang dapat mengganggu fungsi fisiologi pada manusia secara keseluruhan. Salah satu kelainan yang pada darah yang sering ditemui adalah anemia. Anemia adalah kondisi seseorang saat jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Anemia sendiri terdiri dari berbagai jenis, salah satunya adalah anemia bulan sabit ( Sickle-Cell anemia ). Anemia jenis ini terjadi disebabkan oleh adanya kelainan genetika pada DNA ( deoxyribonucleic acid ) manusia. Temuan klinis anemia bulan sabit ini tidak diketahui sampai adanya penjelasan pada tahun 1904 oleh kardiolog dan profesor kedokteran dari Chicago, James B. Herrick ( 1861-1954 ), menemukan sel darah aneh yang memanjang dan berbentuk sabit pada Walter Klemens Noel, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan kedokteran gigi dari Grenada, setelah Noel mengaku pada rumah sakit Presbyterian, Chicago pada Desember 1904 bahwa ia sedang menderita anemia. 1 Penyakit bernama Anemia Sel Sabit ( Sickle-Cell Anemia ) ditemukan oleh Vernon Mason pada 1922. Linus Pauling dan rekan rekannya pada tahun 1949 menunjukkan bahwa anemia sel sabit yang terjadi sebagai akibat dari kelainan pada molekul hemoglobin. Ini adalah pertama kalinya penyakit genetik terhubung dengan mutasi protein spesifik dan tonggak dalam sejarah biologi molekular. Pada awal abad 20, di Benin City, Nigeria, dari data Pusat Anemia Sel Sabit diketahui bahwa anemia sel sabit merupakan kelainan dalam darah. Anak - anak mewarisi anemia sel sabit dari kedua orangtuanya. Hal ini menyebabkan pentingnya informasi tentang bahayanya serta proses terjadinya kelainan genetika yang menyebabkan adanya anemia bulan sabit ( Sickle-Cell anemia ). 2, 3, 4, 5

1.2

Tujuan Melalui makalah ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut

antara lain : 1. 2. 3. Mengenal anemia bulan sabit dan karakteristiknya. Mengetahui faktor penyebab terjadinya anemia bulan sabit. Mengetahui proses kelainan genetika yang menyebabkan terjadinya anemia bulan sabit.

1.3

Manfaat Makalah ini diharapkan mampu memberikan informasi yang jelas tentang

pengaruh adanya kelainan genetika pada DNA manusia yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan darah berupa anemia bulan sabit ( sickle-cell anemia ) sehingga dapat menghindari faktor herediter yang menjadi faktor utama pada kelainan ini. Selain itu, makalah ini juga dapat menjadi wacana pengetahuan tambahan tentang anemia, terutama anemia bulan sabit ( sickle-cell anemia ) beserta karakteristik penderita dan cara pengobatan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup tingkat tinggi, kecuali pada tumbuhan, yang berfungsi mengirimkan zat - zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme serta sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Volume darah pada manusia adalah 8% berat badannya. 6, 7 Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani yaitu haima yang berarti darah. Darah terdiri dari plasma darah, sel darah putih ( leukosit ), keping darah ( trombosit ) serta sel darah merah ( eritrosit ). 7 Pembagian susunan darah manusia : Plasma darah sekitar 55 % Sel sel darah sekitar 45 %, bagian sel sel darah tersebut terdiri dari : 1. Sel darah merah ( eritrosit ) 2. Sel darah putih ( leukosit ) 3. Keping keping darah ( trombosit ) 8

Gambar 2.1 Sel Darah 8

Sedangkan kandungan zat zat dalam darah, yaitu : Air : 91% Protein : 3%, terdiri dari albumin, globulin, protombin dan fibrinogen. Mineral : 0,9%, terdiri dari natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi. Bahan organik : 0,1%, terdiri dari glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino. 7,8

2.1.1

Fungsi Darah Darah merupakan jaringan penyokong istimewa pada tubuh manusia yang

mempunyai banyak fungsi, yaitu: 1) Mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat pernapasan ke jaringan jaringan ke seluruh tubuh, 2) Mengangkut sari sari makanan ke seluruh tubuh, 3) Mengangkut sisa sisa metabolisme ke alat ekskresi, 4) Mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan, 5) Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh ( adanya sistem buffer dalam darah ) 6) Mengatur keseimbangan air antara plasma dan cairan jaringan,

7) Pengaturan suhu tubuh: panas yang terbentuk akibat metabolisme di jaringan jaringan dibawa darah ke permukaan tubuh untuk dipancarkan ke luar, 8) Perlindungan terhadap infeksi : mengandung antibodi dan leukosit. 7, 8

2.1.2

Kelainan Pada Darah Berikut ini merupakan beberapa kelainan pada darah yang sering dijumpai

pada manusia : a. Hemofilia

Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan. 7 b. Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastol kurang lebih antara 90-110 mmHg. 7 c. Hipotensi Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg. 7 d. Erythroblastosis foetalis Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu. 9 e. Leukimia Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi. 7 f. Anemia Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan. 10

2.2

Anemia Adalah suatu kondisi pada saat jumlah hemoglobin dalam darah manusia

kurang dari normal. Zat ini dibuat di dalam sel darah merah, sehingga anemia dapat terjadi baik karena sel darah merah mengandung terlalu sedikit hemoglobin maupun karena jumlah sel darah yang tidak mencukupi. Anemia mempunyai beberapa tipe secara umum, yaitu : 6, 10

2.2.1 Anemia Hemoragik Anemia hemoragik adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin yang disebabkan oleh perdarahan hebat. Perdarahan hebat merupakan penyebab yang paling sering ditemui dari anemia. 6

2.2.2 Anemia Aplastik Kekurangan produksi sel darah merah. Hal ini bisa terjadi bila sumsum tulang berhenti bekerja sehingga kurangnya produksi sel darah merah yang dibentuk. 6 2.2.3 Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik. 6 2.2.4 Anemia Hemolitik Anemia Hemolitik disebabkan oleh karena adanya penghancuran ( destruksi ) sel darah merah di dalam tubuh. 6 megaloblastik merupakan kelainan kurang darah yang

diakibatkan gangguan sintesis DNA yang ditandai dengan adanya sel

2.3

Anemia Bulan Sabit ( Sickle-cell Anemia ) Anemia sel sabit adalah nama suatu bentuk spesifik dari penyakit sel sabit di

mana ada homozigositas untuk mutasi yang menyebabkan HbS. Anemia sel sabit juga disebut sebagai HbSS; penyakit SS; hemoglobin S atau permutasi daripadanya. 4

Gambar 2.2. Eritrosit normal dan eritrosit bulan sabit 11

2.3.1

Penyebaran Anemia Bulan Sabit Asal-usul mutasi yang mengarah ke gen sel sabit awalnya dianggap

dimulai di Jazirah, menyebar ke Asia dan Afrika. Sekarang diketahui, dari evaluasi kromosom struktur, bahwa ada setidaknya empat peristiwa mutational yang independen, tiga di Afrika dan keempat di Arab Saudi atau India Tengah. Peristiwa ini terjadi antara 3.000 hingga 6.000 generasi yang lalu, sekitar 70150.000 tahun. Prevalensi gen sel sabit yang tinggi terdapat di bagian tropik yang dapat mencapai hingga 40 % di daerah tertentu. Prevalensi Hb S lebih rendah didapatkan juga di daerah Mediteranian, Saudi Arabia dan beberapa bagian di India. Insiden di antara orang Amerika berkulit hitam adalah sekitar 8 % sedangkan status homozigot yang diturunkan secara resesif berkisar antara 0,3 1,5 %.
9, 12

2.3.2 Faktor Penyebab Anemia Bulan Sabit Berikut ini adalah faktor utama terjadinya Anemia Bulan Sabit ( Sicklecell Anemia ) : 2.3.2.1 Faktor Herediter Penyakit anemia sel sabit disebabkan oleh substitusi suatu asam amino tunggal dalam protein hemoglobin berisi sel sel darah merah. Ketika kandungan oksigen darah individu yang diserang, dalam keadaan rendah (misalnya pada saat berada ditempat yang tinggi atau pada wktu mengalami ketegangan fisik), hemoglobin sel sabit akan mengubah bentuk sel sel darah merah menjadi bentuk sabit. Individu yang menderita anemia sel sabit disimbolkan dengan ss. Sedangkan individu normal memiliki genotipe SS dan karier anemia sel sabit disimbolkan dengan Ss. 13, 14

Gambar 2.3. Bagan pewarisan sifat yang menyebabkan Anemia Bulan Sabit 5

2.3.2.2 Kelainan Gen Pada DNA ( Deoxyribonucleic Acid ) Kelainan dan Penyakit genetik adalah penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul karena tidak berfungsinya faktor faktor genetik yang mengatur struktur dan fungsi fisiologi tubuh manusia.14 Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik dapat digolongkan sebagai berikut : Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan autosomal. 14 Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan kromosom seks / kelamin. 14 Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi kromosom. 14 Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif autosomal, contohnya adalah Anemia Bulan Sabit. Anemia sel sabit ini adalah penyakit dimana sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit karena adanya mutasi pada satu basa nukleotida (salah satu penyusun DNA) sehingga menyebabkan keabnormalan hemoglobin (Hb). 14

2.3.3

Karakteristik Anemia Bulan Sabit Sel-sel darah merah normal berubah menjadi bentuk sabit karena

hemoglobin mengalami kelainan, sehingga molekul-molekul hemoglobin bersambungan membentuk serabut-serabut panjang yang mengakibatkan distorsi pada membran sel darah merah. Sel-sel darah merah sabit ini dapat merintangi aliran darah terutama dalam pembuluh-pembuluh darah kecil dan juga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam mengangkut O2 dan CO2 ke dan dari jaringan. 2 Penderita selalu mengalami berbagai tingkat anemia dan sakit kuning yang ringan, tetapi mereka hanya memiliki sedikit gejala lainnya, yakni : 2 - semakin memburuknya anemia secara tiba-tiba - nyeri yang seringkali dirasakan di perut atau tulang-tulang panjang - demam - kadang sesak nafas - Nyeri perut bisa sangat hebat dan bisa penderita bisa mengalami muntah. - Anak-anak yang menderita penyakit ini seringkali memiliki tubuh yang relatif pendek, tetapi lengan, tungkai, jari tangan dan jari kakinya panjang. 2

2.3.4

Komplikasi Akibat Anemia Bulan Sabit

Stroke. 4 Silent stroke 4 Kolelithiasis (batu empedu) dan kolesistitis, yang mungkin terjadi akibat dari produksi bilirubin yang berlebihan dan akibat hemolisis berkepanjangan. 12

Avaskuler nekrosis ( nekrosis tulang aseptik ) dari pinggul dan sendi besar lainnya, yang mungkin terjadi sebagai akibat dari iskemia. 12

Penurunan reaksi kekebalan tubuh akibat hyposplenisme 12 Osteomielitis sebagai penyebab paling umum dari osteomielitis pada penyakit sel sabit adalah Salmonella 12

10

Mengakibatkan kebutaan. 4 Selama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan dalam kandungan dan pra-eklampsia. 12 Hipertensi pulmonal, menyebabkan regangan pada ventrikel kanan dan risiko gagal jantung, gejala yang khas adalah sesak napas. 12 Gagal ginjal kronis karena sel sabit nefropati-memanifestasikan dirinya dengan hipertensi, proteinuria, hematuria dan memburuknya anemia. Jika berkembang ke stadium akhir gagal ginjal, dapat membawa prognosis yang buruk. 12

2.3.5

Pengobatan Anemia Bulan Sabit yang Pernah Dilakukan Sampai saat ini belum diketahui ada pengobatan yang dapat

memperbaiki pembentukan anemia sel bulan sabit, karena itu pengobatan secara primer ditujukan untuk pencegahan dan penunjang. 11 Pemberian oksigen hanya dilakukan bila penderita mengalami hipoksia. Nyeri hebat yang terjadi secara sendiri maupun sekunder terhadap adanya infeksi dapat mengenai setiap bagian tubuh. Transfusi hanya diperlukan selama terjadi krisis aplastik atau hemolitis. Transfusi juga diperlukan selama kehamilan. Penderita seringkali cacat karena adanya nyeri berulang yang kronik. 11

11

BAB 3 KERANGKA KONSEP

Peran HCG pada ibu hamil ( Hiperemesis Gravidarum )

Kekurangan berat badan akibat kurang nafsu makan Perubahan Hormon pada Ibu Hamil

Peningkatan beta-Hormon Chorionic Gonadotropin


Serum TSH menurun Sekresi T4 dan T3 Menyebabkan Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil
Kondisi Mual dan Muntah berlebihan pada trimester pertama
Gambar 3.1. Mekanisme HCG pada ibu hamil ( Hiperemesis Gravidarum )

12

BAB 4 PEMBAHASAN

Anemia merupakan penyakit yang dikenal akibat oleh rendahnya kadar hemoglobin sampai di bawah batas normal. Anemia bisa juga disebabkan oleh kehilangan darah dalam jumlah banyak akibat kecelakaan atau karena

ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah merah yang cukup, dan bisa juga disebabka oleh kelainan bawaan atau genetik ( keturunan ). Jenia dari anemia sendiri bermacam macam. Salah satunya adalah anemia bulan sabit yang terjadi akibat kelainan genetika pada DNA ( deoxyribonucleic acid ) manusia. Penyakit anemia bulan sabit merupakan anemia hemolitik kronis. Sifat sel sabit ini adalah jinak apaila tanpa anemia dan biasanya asimtomatis. Anemia bulan sabit terjadi akibat adanya kesalahan pada pengkodean rantai DNA. Pada keadaan fungsi normal, ada pasangan basa tunggal dalam darah yang bekerja untuk mengkode rantai basa polipeptida di hemoglobin. Namun pada kelainan anemia bulan sabit ini, terjadi mutasi pada saat substitusi adenin ( A ) ke tymidin ( T ) pada rantai kodon 6 dari gen beta-globin ( GAG GTG ) yang menggantikan beta6 sisa residu asam glutamik dengan valin. Hal ini menyebabkan Hb S tidak larut terdeoksigenasi. Rantai yang tidak larut mengkristal dalam sel darah merah yang menyebabkan pembentukan sel sabit ( sickling ) dan oklusi vaskular. Kesalahan saat pengkodean basa nukleotida dalam rantai DNA tersebut menyebabkan produksi hemoglobin yang abnormal dan menyebabkan produksi sel eritrosit yang berbentuk sel bulan sabit. Adanya anemia bulan sabit menyebabkan sulitnya pengikatan serta pasokan oksigen di dalam darah karena bentuknya yang bulan sabit. Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan

13

sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius dan kerusakan organ pada tubuh. Selain itu, pada individu dengan dua salinan gen sabit ( Hb SS atau anemia bulan sabit ), maka Hb S yang kurang larut dapat terpolimerisasi di daerah yang terdeoksigenasi dari sirkulasi, menghasilkan kekakuan hemolisis dan adhesi sel merah untuk endotelium dengan konsekuensi terjadinya inflamasi dan koagulasi jalur aktivasi dan vasooklusi. Pada saat hemoglobin ini terpapar dengan oksigen kadar rendah, maka akan mengendap menjadi kristal kristal panjang di dalam sel darah merah. Kristal ini akan memperpanjang sel dan lebih memberi bentuk seperti bulan sabit, bukan menyerupai cakram bikonkaf seperti normalnya sel darah merah. Hemoglobin yang mengendap juga merusak membran sel, sehingga sel menjadi sangat rapuh dan menyebabkan anemia yaitu anemia bulan sabit yang parah. Apabila terjadi penurunan tekanan oksigen lebih lanjut, maka akan terjadi pengurangan jumlah sel darah merah yang drastis dalam waktu beberapa jam dan dapat berakhir pada kematian penderitanya.

14

BAB 5 PENUTUP

5.1

Kesimpulan Anemia sel sabit adalah sejenis anemia yang sel darah merahnya berbentuk

menyerupai sabit karena adanya hemoglobin abnormal, yang disebabkan oleh kelainan genetik akibat kesalahan pengkodean rantai basa polipeptida di hemoglobin. Akhirnya pada penderita penyakit ini sel darah merahnya memiliki hemoglobin yang bentuknya abnormal. Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil di dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut.

5.2

Saran Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merawat para penderita anemia

bulan sabit meskipun tidak dapat menyembuhkan penyakit ini secara keseluruhan. Selain itu, pengobatan di bawah ini juga masih sangat membutuhkan penelitian ulang lebih lanjut, yakni : - Asam folat dan penisilin - Vaso-oklusif krisis - Terapi Transfusi - Hidroksiurea - Transplantasi sumsum tulang Untuk transplantasi sumsum tulang ini telah terbukti pada penderita anak anak. Namun belum dapat keefektifannya pada penderita orang dewasa sehingga masih perlu penelitian yang lebih lanjut.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4. 5. Herrick, J. B. 2001. Peculiar Elongated and Sickle-shaped Red Blood Corpuscles in A Case of Severe Anemia. USA : The Yale Journal of Biology and Medicine. Hunaifa. 2010. Anemia Sel Sabit. Yogyakarta : Gama press. Diakses dari : www.hunaifa.ugm.blog.ac.id Mason, V.R. 2000. Sickle Cell anemia. Vol. 79 ( 14 ). USA : JAMA. Halaman : 1318 1320 Anonim. 2010. Sickle cell disease. Diakses dari : www.wikipedia.com De Montalembert M, Roberts I. 2007. Sickle Cell Disease As A Paradigm Of Immigration Hematology : New Challenges For Hematologists In Europe. Vol 92 ( 7 ) : 865 71. USA : Haematologica. Purnamasari, Dyah Umiyarni. 2011. Anemia. Purwakarta : Universitas Jenderal Soedirman. Diakses dari : www.dyah-purnamasari.blog.unsoed.ac.id Yudha. 2011. Darah. Diakses dari : www.scribd.com Mukhsinin. 2009. Sistem peredaran darah manusia. Diakses dari : www.mukhsininspd.webguruku.com Anonim. 2012. Kelainan atau Penyakit pada sistem peredaran darah. Diakses dari : http://supeksa.wordpress.com/2010/10/26/kelainan-atau-penyakit-pada-sistem-peredaran-darah/ Krisnansari, Diah. 2006. Anemia. . Purwakarta : Universitas Jenderal Soedirman. Diakses dari : www.google.com Ratnadita, Adelia. 2011. Harapan Baru Untuk Pengobatan Anemia Sel Sabit. Diakses dari : http://health.detik.com/read/2011/11/03/154731/1759476/763/harapan-baru-untuk-pengobatananemia-sel-sabit?browse=frommobile Anonim. 2010. Asuhan Keperawatan Anemia Sel Sabit. Aceh : Universitas Syiah Kuala. Diakses dari : www.pastakyu.wordpress.com Elvita, Azmi et All. 2008. Genetika Dasar. Pekanbaru : Fakultas Kedokteran, Universitas Riau. Diakses dari : www.yayanakhyar.files.wordpress.com Anonim. 2011. Penyakit Genetik. Diakses dari : www.penyakitgenetik.blogspot.com

6. 7. 8. 9. 10. 11.

12. 13. 14.

Anda mungkin juga menyukai