Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kegiatan Konseling UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bahasa Inggris Profesi Yang dibina oleh Mrs.

Ida

Oleh Arda Nurdihansyah 120111409973

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI MALANG Mei 2013

Bab I Identity of the object

Nama Umur Alamat

: Sebut saja Budi : 17 tahun : Jalan Raya Ngebel No 9 Ponorogo Anak dari dua bersaudara ini sekolah di salah satu sekolah favorit di kota Ponorogo. Dia

duduk di kelas 10. Karena jarak rumah dengan sekolahnya cukup jauh, oleh keluarganya Si Budi ini disuruh Kos di dekat sekolahnya. Budi pulang ke Rumahnya satu minggu sekali. Budi anak yang aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler dan aktivitas yang berbau olahraga. Dalam kegiatan seni dia sangat jago. Tapi saat pelajaran di kelas dia di kelas tidak seperti sebagaian temanya yang aktif bertanya dan menjawab. Dia terkesan hanya diam memperhatikan, menurut dia ia merasa kurang percaya diri. Dia menganggap dirinya kurang dari teman temanya.

Bab II Interview 1. hay bud lama gak ketemu. Gimana kabar mu? 2. gimana sekolah mu? 3. adaptasi gimana? 4. Apa penyebabnya kamu merasa kurang percaya diri? 5. Apakah itu berpengaruh terhadap prestasi akademik? 6. Sekarang kamu masih ikut kegiatan luar akademik? Apa aja? 7. Terus bagaimana hubungan kamu dengan keluarga mu? 8. Apakah mereka memberikan motivasi ke kamu? 9. Bagaimana hubungan kamu dengan teman temanmu?

10. Kamu ngekos itu nyaman enggak?

Bab III Background Latara belakang keluarga si Budi adalah keluarga yang berkecukupan. Ayahnya bekerja sebagai guru di SMP dekat rumahnya dengan golongan atau pangkat yang lumayan tinggi. Sementara ibunya bekerja sebagai wirausaha, pedagan kebutuhan atau alat alat sekolah. Budi adalah anak terakhir. Dari dua bersaudara, kakaknya sekarang keluar kota, kuliah di salah satu Universitas favorit di Indonesia. Orang tua si Budi ini membanding bandingkan Budi dengan Kakaknya Budi. Orang tuanya menekan agar Budi paling tidak harus menyamai prestasi kakaknya. Orang tua Budi jarang sekali menemani Budi saat belajar, orang tua hanya memenuhi kebutuhan marial saja tanpa memberikan kebutuhan psikologis terhadap Budi. Buktinya orang tuanya sering marah marah kepada budi saat Budi tidak patuh terhadap orang tuanya Lingkungan keluarga Budi tidak seperti masyarakat pada umumnya yang sering ngumpul dan sebagainya. Lingkungan masyarakt dimana Budi tinggal adalah lingkungan yang sangat sibuk, jarang sekalai mereka berkumpul. Biasnya kalau berkumpul itu waktu acara acara tertentu, factor penyebabnya lingkungan masyarakat tersebut terpiasah dari lingkungan yang lain agak terisolir dari desanya, lebih parah lagi lingkungan tersebut terdiri kurang dari sepuluh kepala keluarga saja. Lingkungan kos dan sekolah Budi, kos Budi sangat bagus rata rata orang yang ngekos di sana adalah orang orang yang secara umur diatas Budi. Jarang sekali Budi berinteraksi atau berkomunikasi dalam satu ruangan, jarang sekali mereka keluar bareng main bareng dan sebagainya, kemungkinan perbedaan umur dan banyaknya pekerjaan yang menjadikan teman teman kos Budi kuarang akrab dengan Budi. Sekolah Budi merupakan sekolah favorit otomatis banyak siswa siswi yang pintar di sekolah tersebut. Rata rata murid sekolah tersebut berasal dari kota sementara Budi dari desa jadi adanya kebihasaan kebiasaan atau tingkah laku yang

berbeda atara budi dengan temanya. Masih adanya murid yang favorit di mata guru menjadikan Budi tambah kuarang percaya diri

Bab IV Finding Sebenarnya masalah yang dihadapi Budi adalah kurang kepercayaan diri. Apa yang dialami Budi tersebut sebenarnya wajar. Kalau dilihat dari umurnya Budi termasuk kedalam tahap perkembagan oprasional formal mulai dari umur 12 sampai tua Disini perkembangan kognitif anak remaja mulai mampu berfikir abstrak. Maksunya anak atau remaja pada tingkat umur seperti ini tingkat emosinya masih labil. Rasa keinggin tahuan terhadap hal hal baru begitu besar juga ditandai dengan proses adaptasi yang mewarnai masa masa remaja. Hal yang sama juga dialami oleh Budi, dia juga melakukan yang namanya adptasi dengan lingkungan barunya. Baik lingkungan sekolah maupun lingkungan kos kosannya. Namun dalam proses adaptasi tersebut terdapat beberapa pengaruh pengaruh proses adaptasi factor faktornya antara lain: 1. Faktor Lingkungan keluarga 2. Faktor lingkunagan Sekolah 3. Factor lingkungan kos Tiga lingkungan tersebut memberikan andil pembentukan karakter Budi sekarang ini yang cenderung minder atau kurang percaya diri terhadap seluruh potensi yang dimilikinya. Factor keluarga memberi dampak ke Budi karena, keluarga budi hanya memberikan kebutuhan berupa materi saja tanpa memberikan kebutuhan psikologis kepada Budi kebutuhan psikologis berupa rasa kasih sayang, perhatian dan pola asuh yang baik. Semua itu tidak dapatkan oleh Budi dari keluarganya. Di sisi lain keluarga membebani Budi agar sama dengan kakaknya. Beban tersebut memberikan tekanan mental yang kuat sehingga mempengaruhi perilaku Budi tersebut.

Faktor kedua dari linkungan sekolah Budi. Sekolah Budi merupakan sekolah favorit, jadi yang masuk kesana merupakan siswa yang benar benar pintar, dan rata rata siswa siswi teman teman Budi berasal dari daerah kota beda dengan Budi dari daerah desa di pegunungan, yang memiliki pola prilaku atau kebiasaan yang berbeda dengan dengan orang kota. Hal itulah yang menyebabkan Budi kuarang percaya diri. Dia mengangap bahwa dirinya kurang dari teman - temanya. Selain masalah itu bersekolah di sekolah favorit juga menjadikan kekanan mental juga fisik yang cukup besar karena bersekolah di sekolah favorit dituntut dapat memenuhi standar kompetensi minimum yang ditetapkan oleh piahak sekolah, semakin favorit sekolah tersebut maka semakin tinggi juga standat kompetensi belajar siswa. Jarak rumah Budi dengan sekolah yang begitu jauh, memberikan alasan mengapa Budi ngekos. Dalam satu minggu Budi hanya pulang waktu hari minggu saja. Itu membuktikan bahwa Budi lebih lama berada di kos ketimbang di rumahnya. Sementara sebagaian besar penghuninya berumur jauh diatas Budi, sehingga komunikasi jarang sekali terjadi, Budi merasa sedikit minder atau kurang prcaya diri karena selisih umur tersebut.

Bab V Discussion / Analysis

Apa itu percaya diri? Akan dijelaskan dari teori berikut ini : Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Orang yang tidak percaya diri akan merasa terus menerus jatuh, takut untuk mencoba, merasa ada yang salah dan khawatir (Elly Risman, 2003: 151). Tingkat Percaya Diri (Self Confidence) seseorang dipengaruhi oleh factor factor menurut Hakim (2002:121) seperti berikut ini :

a. Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga merupakan lingkungan hidup pertama dan utama bagi setiap manusia, sehingga sangat mempengaruhi pembentukan awal rasa percaya diri pada seseorang. Rasa percaya diri baru bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil, jika seseorang berada di lingkungan yang baik, namun sebaliknya jika lingkungan keluarga tidak memadai menjadikan individu tersebut akan kehilangan proses pembelajaran untuk percaya pada dirinya sendiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan utama yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang. Pola asuh keluarga memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan mental dan fisik bagi tumbuh kembang anak. Orang tua harusnya dapat menerapkan prilaku prilaku berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Menerapkan pola pendidikan yang demokrasi Melatih anak untuk berani berbicara tentang banyak hal Menumbukan sikap mandiri pada anak Memperluas lingkungan pergaulan Jangan terlalu memanjakan si anak Menumbuhkan sikap tanggung jawab pada anak Memberikan penghargaan jika anak berbuat baik Memberikan hukuman jika anak berbuat salah Mengembangkan bakat yang dimiliki anak

10. Memberikan pendidikan yang tepat Kesepuluh hal tersebut merupakan ciri ciri pola asuh yang dieal diberikan dari keluarga kepada anak. Untuk kasus Budi ini saya menduga belum adanya pola asuh yang tepat sesuai dengan ke sepuluh point di atas, mengakibatkan kurangnya kepercayaan diri Budi. b. Lingkungan Pendidikan (sekolah) Sekolah bisa dikatakan sebagai lingkungan kedua bagi anak. Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekspresikan rasa percaya dirinya terhadap teman teman.

Hakim (2001:122) menjelaskan bahwa percaya diri siswa di sekolah di bentuk melalui berbagai macam kegiatan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memupuk keberanian untuk bertanya Peran guru yang aktif Melatih diskusi Kegiatan kegiatan no akademik Mengikuti estrakulikuler Penerapan disiplin dan tata tertib Peran guru BK harus efektif dan efisien

Seharusnya sekolah adalah sebagai wadah penyaluran minat dan bakat siswa guna mengembangkan perkembanganya. kemampuannya secara optimal sesuai dengan tugas

Bab VI Conclusion / Sugesstion

Dari uraian uraian diatas telah didapatkan bahwa focus masalah yang dihadapi Budi adalah pada Kurangnya kepercayaan diri atau minder. Sesorang dikatakan kurang percaya diri dapat dilihat dari bagaiman sikap dan tingkah laku individu tersebut. Berikut adalah cara menumbuhkan rasa percaya diri seseorang dilihat dari internal seseorang antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Evaluasi Diri Beri Penghargaan yang Jujur Terhadap Diri Positive Thinking Gunakan Self Affirmation Berani Mengambil Risiko Belajar Mensyukuri dan Menikmati Rahmat Tuhan Menetapkan Tujuan yang Realistik

Ketujuh point tersebut harus dimiliki anak untuk memupuk rasa percaya diri, seorang anak, pertama harus mengevaluasi kelemahan dan kelebihan yang dimiliki dirinya. Seseorang yang kurang percaya diri disebabkan karena dia belum mengetahui kelebihan yang dimilikinya, karena itu dia merasa kurang. Kedua anak harus Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidak mampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan, contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri. Yang ketiga adalah Positive Thinking, memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak seseorang. Bahwa nobody is perfect dan it's okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan seseorang . Seseorang harus hati-hati agar masa depannya tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di review kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar. Gunakan Self Affirmation untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi negative thinking dengan cara menyemangati diri sendiri dengan kata kata motivasi dan kata kata penyemangat, seperti aku pasti bisa, Pasti ada hikmah dari kejadian ini dan lain lainya Selanjutnya adalah berani mengambil risiko Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, anda bisa memprediksi risiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, individu tidak perlu menghindari setiap risiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah ataupun mengatasi risikonya. Contohnya, anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari risiko ditolak. Jika seseorang ingin

mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada risiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil risiko. Ingat: No Risk, No Gain. Belajar bersyukur adalah cara terbaik agar seseorang tidak memiliki negative thinking, sesuatu pekerjaan jika tidak di syukuri akan menambah beban jika hasil pekerjaan itu buruk, beban mental tersebut akan berdampak pada penurunan kepercayaan dirinya, sebab dia gagal. Yang terakhir dari rangkaian penumbuhan nilai kepercayaan diri adalah menetapkan target atau tujuan yang realistis. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan seseorang dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian seseorang itu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya risiko yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai